Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebijakan Moneter.................................................................. 3
B. Jenis-jenis Kebijakan Moneter.............................................................. 4
C. Instrumen Kebijakan Moneter.............................................................. 4
D. Tujuan Kebijakan Moneter................................................................... 5
E. Target Kebijakan Moneter.................................................................... 6
F. Indikator Kebijakan Moneter................................................................ 7
G. Kerangka Kebijakan Moneter............................................................... 8
H. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter........................................... 8
I. Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter.................................. 10
J. Variabel dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter................. 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 28
B. Saran..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil
tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang
dua sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil.
Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter
bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan
atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan
indikator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi
yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat
pengangguran.
Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang
kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah
perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan
sistem perkreditan secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan
digerakkan.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisi kebijakan moneter?
2. Apa saja jenis-jenis kebijakan moneter?
3. Bagaimana instrumen kebijakan moneter?
4. Apa tujuan kebijakan moneter?
5. Apa target kebijakan moneter?
6. Bagaimana indikator kebijakan moneter?
7. Bagaimana kerangka kebijakan moneter?
8. Bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter?
9. Bagaimana jalur mekanisme transmisi kebijakan moneter?
10. Bagaimana variabel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter?
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Suku Bunga
Kredit
K onsumsi
Permintaan Output Inflasi
Transmisi di
Agregat Gap
Sektor Riil Investasi
Transmisi di
Risiko Nilai Tukar Sektor Keuangan
Inflasi
Konsumsi
Permintaan Output
Harga Aset Fisik
Agregat Gap
Transmisi di Harga Properti
Sektor Riil Harga Emas Investasi
menanggung suatu risiko yang tidak berbayar. Oleh karena itu, pihak
bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya
dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu terhadap
kredit yang akan disalurkan.
d. Laba yang diinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh
laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa
pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat
mempengaruhi besarnya bunga kredit.
e. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah
kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
5. Investasi
Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam
pendapatan nasional. Teori investasi pada umumnya hendak menjelaskan
faktor-faktor atau variabel yang mempengaruhi investasi. Teori tentang
investasi yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi di antaranya adalah
teori Keynes. Teori ini membahas tentang anggaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi. Keynes mengatakan bahwa untuk memengaruhi
jalannya perekonomian, pemerintah dapat memperbesar anggaran
pengeluaran saat perekonomian mengalami kelesuan sehingga lapangan
pekerjaan meningkat dan akhirnya pendapatan riil masyarakat juga akan
mengalami peningkatan. Perubahan yang diakibatkan oleh pengeluaran
pemerintah akan berpengaruh pada besarnya pendapatan nasional
selanjutnya akan menimbulkan perubahan pada golongan pengeluaran
tertentu dan pada akhirnya pendapatan nasional akan bertambah.
Investasi mempunyai peran penting dalam perekonomian suatu
negara. Alasan yang pertama, investasi mampu menciptakan pendapatan
dan kedua investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stok modal. Meningkatkan investasi menjadi
salah satu cara pemerintah untuk mendorong pertumbuhan, dan dalam
jangka panjang menaikkan standar hidup sebuah negara. Negara-negara
20
6. Nilai Tukar
Nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga relatif dari
suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga
sistem nilai tukar, yaitu: (1) fixed exchange rate ‘sistem nilai tukar tetap’,
(2) managed floating exchange rate ‘sistem nilai tukar mengambang
terkendali’, dan (3) flating exchange rate ‘sistem nilai tukar
mengambang’. Pada sistem nilai tukar tetap, nilai tukar atau kurs suatu
mata uang terhadap mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu. Pada
nilai tukar ini bank sentral akan siap untuk menjual atau membeli
kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan.
Apalagi nilai tukar tersebut tidak lagi dapat dipertahankan, maka bank
sentral dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi atau nilai tukar yang
ditetapkan.
Pada sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar dibiarkan
bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi
di pasar. Dengan demikian, nilai tukar akan menguat apabila terjadi
kelebihan penawaran di atas permintaan, dan sebaliknya nilai tukar akan
melemah apabila terjadi kelebihan permintaan di atas penawaran yang ada
di pasar valuta asing. Bank sentral dapat saat melakukan intervensi di
pasar valuta asing, yaitu dengan menjual devisa dalam hal terjadi
kekurangan pasokan atau membeli devisa apabila terjadi kelebihan
penawaran untuk menghindari gejolak nilai tukar yang berlebihan di pasar.
Akan tetapi, intervensi dimaksud tidak diarahkan untuk mencapai target
tingkat nilai tukar tertentu atau dalam kisaran tertentu.
Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sistem yang
berada di antara kedua sistem nilai tukar di atas. Dalam sistem nilai tukar
ini, bank sentral membuat batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan
nilai tukar yang disebut intervention band ‘batas pita intervensi’. Nilai
tukar akan ditentukan sesuai mekanisme pasar sepanjang berada dalam
batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila nilai tukar menembus batas
atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank sentral akan secara
22
b. Metode Produksi
Metode ini dapat diukur dengan cara menjumlahkan nilai
seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri,
agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai
produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan
barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). Dalam
metode produksi ini perlu dihindari perhitungan ganda, agar jangan
sampai memperoleh pendapatan nasional yang terlalu tinggi dari yang
sebenarnya.
c. Metode Pengeluaran
Metode ini dapat diukur dengan mengukur konsep-konsep
berikut, yaitu:
1) Pengeluaran-pengeluaran konsumsi
2) Ini merupakan pengeluaran-pengeluaran dari para konsumen untuk
barang-barang konsumsi dan jasa-jasa.
3) Pengeluaran-pengeluaran investasi
4) Ini merupakan pengeluaran-pengeluaran dari perusahaan-
perusahaan untuk pabrik dan perlengkapannya.
5) Pengeluaran-pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa
6) Ini merupakan pengeluaran pemerintah dalam hal pengeluaran
rutin dan pengeluaran pembangunan.
7) Ekspor dikurangi impor.
Harga berubah dari waktu ke waktu, pendapatan nasional yang
dihitung menurut harga-harga yang berlaku pada tahun barang dan jasa
tersebut diproduksi, dijual ke pasar tidak mencerminkan perubahan
jumlah produksi barang dan jasa yang sebenarnya dalam
perekonomian. Untuk membandingkan pendapatan nasional dari tahun
26
11. Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak disebut inflasi. Ada berbagai macam penggolongan inflasi, yaitu:
a. Penggolongan parah tidaknya inflasi
1) Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2) Inflasi sedang (antara 10-30% setahun)
3) Inflasi berat (antara 30-100% setahun)
4) Hiperinflasi (di atas 100% setahun)
b. Penggolongan berdasarkan sebab awal dari inflasi
1) Excess Demand Pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total,
sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja
penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam
keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan
total di samping menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil
produksi. Apabila kesempatan kerja penuh tercapai, penambahan
permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja.
Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan
GNP berada di atas/melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh
maka akan terdapat adanya “inflationary gap”. Inflationary inilah
yang dapat menimbulkan inflasi.
2) Cosh Push Inflation
Cosh push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan
harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul biasanya
dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregat
supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya
27
A. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja
penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen
sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam
uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan
kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu,
maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
B. Saran
Bank Indonesia hendaknya meninggalkan quantity base approach
(M1) beralih ke instrumen lain. Hal ini seiring lemahnya pengaruh
pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (M1) terhadap inflasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
30