MENANGANI PENYEBARAN COVID 1 Penulis TSAQILA NADHIFA HARAHAP Tahun Terbit 2020 Latar Belakang Covid merupakan salah satu masalah kesehatan yang cakupannya mendunia. Penyebaran pandemic ini cukup cepat dan luas. Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Oleh karena itu keterlibatan manajemen keperawatan sangat diperlukan agar pelayanan keperawatan tetap bisa berlangsung dengan tetap menjaga perawat terhindar dari penularan Covid-19. Promosi kesehatan sebagai upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perawat COVID-19 ini sangatlah penting, mengingat pekerjaannya yang intens kontak dengan pasien COVID-19 dan berpotensi tinggi untuk tertular Metode Metode Penelusuran artikel dalam jurnal penelitian didapatkan dari Google scholar, Sciencedirect, Ebscohost dan Wiley lalu dikelompokkan berdasarkan issue, metodologi, dan persamaan lingkup pembahasan. Artikel penelitian lain yang masuk dalam daftar penelusuran seperti dari Elsavier dan CDC. Diperoleh artikel sebanyak 940 buah terdiri dari jurnal keperawatan maupun jurnal kesehatan dengan kata kunci Implikasi, Perawat, Manajemen, Covid-19. Setelah itu dilakukan proses penyaringan berdasarkan kriteria inklusi menggunakan PICOT (population, intervention, comparasion,outcome dan time) diperoleh 8 artikel yang memenuhi kriteria. Tujuan Salah satu tujuan promosi kesehatan di Rumah Sakit yakni meningkatkan kemampuan masyarakat sasaran dalam mengenali, mencegah dan mengembangkan upaya kesehatan ke masyarakat sasaran, dan dalam hal ini masyarakat sasaran yang dimaksud adalah petugas kesehatan COVID- 19 di Rumah Sakit. Hasil Hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan promosi kesehatan kepada perawat di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit sudah mencakup strategi promosi kesehatan secara global yang disebutkan oleh WHO (1984), yakni Advokasi, Dukungan sosial, dan Pemberdayaan. Advocacy Advokasi diartikan sebagai aksi strategis dan terpadu yang diarahkan kepada sasaran tersier yang menghasilkan kebijkan (Putra, 2016) Strategi advokasi yang sudah dilakukan oleh RS ini yakni melalui koordinasi dengan pihak eksternal baik pemerintah maupun non pemerintah tentang kondisi penanganan COVID-19 di lapangan yang selama ini dilakukan melalui virtual meeting maupun whatsapp group. Selain itu juga melakukan koordinasi secara internal tentang kebutuhan dan perlengkapan dalam pananganan COVID-19 di RS dengan melibatkan manajemen pengelola rumah sakit, tim Satgas COVID-19 dan melibatkan petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19. Darikoordinasi tersebut nantinya dapat mengevaluasi upaya-upaya apa saja yang kurang dan memberikan usulan perbaikan dalam perlindungan kepada petugas kesehatan yang menangani pasien COVID19. Kemudian dari adanya koordinasi tersebut juga dibuat suatu peraturan dan kebijakan Rumah Sakit yang berorientasi kepada upaya promotif-preventif rumah sakit dalam melindungi petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 di ruang isolasi, aturan untuk wajib SWABPCR untuk petugas kesehatan sebelum dan sesudah masuk ruang isolasi, Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang APD, SPO tentang limbah sisa penanganan, program pelatihan perawat, kebijakan tentang jam kerja. Social Support Dukungan sosial ke perawat COVID-19 di ruang isolasi RS diperoleh dari internal rumah sakit, pemerintah, serta non pemerintah. Dukungan tersebut meliputi pemenuhan kebutuhan dan perlengkapan, seperti pemenuhan APD, mencukupi asupan vitamin dan gizi petugas kesehatan, pemberian kesejahteraan perawat seperti tambahan insentif diluar gaji petugas kesehatan, hingga diberikannya fasilitas rumah singgah untuk petugas kesehatan yang dapat menjauhkan perawat dari stigma negatif masyarakat tentang dirinya ketika harus pulang ke rumah akan menularkan virus. Menurut Nurmala (2020) Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Puadi (2016), bahwasannya adanya kerjasama di lintas ssktoral dan dukungan dari pemerintah dapat memberikan hasil yang maksimal dalam penanggulangan masalah kesehatan yang ada. Dari penelitian Rosyanti (2020) menyebutkan adanya potensi gangguan kesehatan pada petugas kesehatan COVID19 seperti stress berat, depresi, kelelahan, kemudian juga munculnya perasaan tidak didukung, kekhawatiran tentang kesehatan pribadi, takut membawa infeksi dan menularkannya kepada anggota keluarga atau orang lain, merasa terisolasi ketika sedang tidak tugas, stigmatisasi sosial, beban kerja berlebih, dan merasa tidak aman ketika memberikan layanan perawatan dan kesehatan pada pasien. Menurut Suhamdani (2020) pentingnya efikasi diri yang tinggi untuk meringankan gejala psikologi seperti mengurangi tingkat kecemasan pada perawat di saat pandemi. Dari situ diharapkan adanya kolaborasi dukungan dari pihak rumah sakit, pemerintah dan juga non pemerintah dalam meringankan beban kerja petugas kesehatan COVID-19 agar tercapai tujuan promosi kesehatan yang optimal. Empowerment Empowerment atau pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan meliputi kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan (Sulaeman, 2012). Pada penelitian ini pemberdayaan ditujukan ke petugas kesehatan agar mampu secara individu maupun kelompok dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan mereka maupun lingkungan mereka (Nurmala, 2020). Perawat COVID-19 di Rumah Sakit merupakan kelompok yang sangat rentan untuk tertular virus COVID-19 dari pasien, sehingga perlunya dilakukan pemberdayaan kepadaperawat di bidang kesehatan.. Kegiatan pemberdayaan perawat di Rumah Sakit sudah dilakukan melalui pelatihan, seperti pelatihan tentang pelepasan dan pemakaian APD, pelatihan tentang pemasangan ventilator, dan sosialisasi tentang persiapan untuk bekerja di ruang isolasi COVID-19. Kemudian pembentukan tim-tim untuk setiap tugas jaga di ruangan isolasi COVID-19, diharapkan dari pembentukan tim tersebut ada persiapan dan rasa saling mengingatkan terkait kemanan dalam penanganan pasien COVID-19 di ruang isolasi. Dalam memberikan pesan- pesan kesehatan juga dipaparkan media visual tentang protokol pemasangan dan pelepasan APD, protokol kesehatan dalam penanganan pasien. Selain itu ada media audiovisual seperti sosialisasi melalui aplikasi digital Knowladge Management dan melalui aplikasi whatsapp group, serta instagram dengan konten yang berisi pesan- pesan untuk menjaga kesehatan selama pandemi dan juga informasiinformasi tentang webinar terkait COVID19. Menurut penelitian Simamora (2019) mengatakan bahwa media audiovisual merupakan salah satu media yang baik untuk penyuluhan kesehatan karena melibatkan 2 indera yakni penglihatan dan pendengaran dalam satu proses sekaligus. Kesimpulan Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Oleh karena itu keterlibatan manajemen keperawatan sangat diperlukan agar pelayanan keperawatan tetap bisa berlangsung dengan tetap menjaga perawat terhindar dari penularan Covid-19. Promosi kesehatan sebagai upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perawat COVID-19 ini sangatlah penting, mengingat pekerjaannya yang intens kontak dengan pasien COVID-19 dan berpotensi tinggi untuk tertular. Pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan untuk memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan perawat di ruang isolasi COVID- 19 Rumah Sakit sudah dilakukan dan meliputi strategi promosi kesehatan secara global, yaknistrategi advokasi, dukungan sosial, dan juga pemberdayaan kepada sasaran primer yakni perawat ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit.