Di
Oleh :
1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ Bahan Pengawet dalam Makanan”. Pada makalah ini saya banyak
mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, dalam ksempatan ini saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari sepenhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saranyang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
2
Daftar isi
3
Bab 1 Pendahuluan
4
3. Peralatan dan fasilitas memadai dan layak digunakan.
5
Bab II Pembahasan
Menu adalah sebuah daftar makanan yang telah dilengkapi dengan harga masing-
masing yang disediakan dan ditampilkan untuk menarik pelanggan serta
memberikan nilai terhadap sejumlah uang pada makanan yang ditawarkan
(Nuriyanti & Maya, 2017).Menu berasal dari bahasa Perancis yang artinya “rinci”
yaitu daftar yang tertulis secara rinci tentang makanan yang dipesan (seperti di
restoran) atau disajikan (seperti di rumah sakit, sekolah).Menu juga dapat berarti
sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu, misalnya makan pagi,
makan siang dan makan malam. Sumber lain mengartikan menu sebagai daftar
bermacam-macam makanan dan minuman yang disajikan oleh kegiatan
penyelenggaraan makanan didasarkan atas kebutuhan konsumen dan atau
permintaan serta dikelola secara terorganisasi. Menu merupakan pedoman bagi
yang menyiapkan makanan atau hidangan dan juga merupakan penuntun bagi
yang menikmati hidangan tersebut karena akan menggambarkan tentang cara
makanan tersebut dibuat (Bakri, Intiyati & Widartika, 2018).
6
sasaran.Terlepas dari tipe penyelenggaraan makanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi menu yang cermat sangat penting untuk kesuksesan memenuhi
kebutuhan konsumen dan preferensi pelanggan (Bakri, Intiyati &Widartika,
2018).
Format menu memuat antara lain jumlah hari dalam siklus, waktu makan, macam
sasaran, dan susunan hidangan untuk setiap kali makan. Agar dapat dibuat
susunan hidangan yang harmonis makan harus memperhatikan kaidah penyusunan
menu berikut ini :
1. Balance, yaitu adanya keseimbangan dalam rasa, warna, dan penggunaan bahan
makanan. Artinya tidak boleh terjadi:
d. Pengulangan rasa pada satu kali makan (contoh, ada lebih dari 1
2. Bervariasi, yaitu tidak boleh terjadi penggunaan hidangan yang sama dalam
satu siklus menu. Atau tidak boleh terjadi metode pemasakan yang sama dalam
satu kali makan.
3. Mengumpulkan macam hidangan untuk makan pagi, siang, dan malam pada
suatu putaran menu termasuk jenis makanan selingan. Untuk menetapkan macam
hidangan yang akan digunakan dalam satu siklus, perlu disusun katalog menu
untuk masing-masing kelompok bahan makanan. Misalnya aneka hidangan lauk
hewani dan nabati, aneka jenis hidangan sayuran, aneka jenisbuah-buahan, aneka
jenis makanan selingan yang disukai dan sesuai dengan harga makanan yang
ditetapkan.
7
1. Hidangan sesuai dengan pola menu yang ditetapkan, memenuhi nilai gizi yang
ditetapkan.
4. Kombinasi rasa makanan antara makanan yang satu dengan yang lainnya cocok
dan bervariasi, tidak ada rasa yang sama, muncul dalam satu set menu.
5. Ukuran dan bentuk makanan bervariasi, hindari bentuk makanan yang sama.
6. Suhu makanan, perlu adanya pertimbangan makanan panas dan makanan dingin
disesuaikan dengan kondisi cuaca dan iklim.
8. Popularitas, makanan yang populer dan tidak populer disajikan bersamaan dan
bervariasi dalam satu menu.
9. Pengulangan jenis makanan yang sama tiap waktu makan dihindari, sebaiknya
bervariasi jenis dan cara pengolahannya.
10. Ketersediaan bahan makanan dan harga makanan, bahan makanan yang
digunakan yang mudah didapat, harga bahan makanan yang murah dan mahal
disajikan bervariasi.
11. Menu yang dibuat harus memperhatikan kepuasan pelanggan, budaya dan
etnis.
12. Fasilitas dan peralatan yang tersedia sesuai dengan menu yang disajikan dan
jumlahnya memadai.
13. Petugas pemasak dan penyaji makanan cukup dan waktu yang tersedia
memadai untuk memproduksi dan menyajikan menu.
8
14. Form menu menunjukkan deskripsi menu yang spesifik, menarik dan
Jenis Menu
Banyak jenis menu yang bisa dipilih, hal ini sangat tergantung dari tipe
penyelenggaraan makanan institusinya dan kebutuhan konsumen yang dilayani.
Pengetahuan dasar tentang jenis menu dan cara menyeleksi menu yang akan
digunakan memungkinkan manajer untuk memilih menu terbaik untuk membuat
perencanaan menu. Secara mendasar terdapat 3 jenis menu berdasarkan tipe menu
yaitu menu statis, menu sekali pakai (single use menu) dan menu siklus (cycle
menu). Sedangkan berdasarkan pilihannya yaitu full selektif menu, semi selektif,
dan non selektif menu. Selain itu tipe menu diklasifikasikan berdasarkan cara
pemberian harganya yaitu ala carte dan table d’hote (Bakri, Intiyati & Widartika,
2018).
Dua fungsi dasar dari menu adalah pertama, menu menetapkan kebutuhan yang
harus disediakan/disiapkan untuk berjalannya suatu penyelenggaraan makanan
institusi dan kedua menu merupakan alat koordinasi untuk melaksanakan tujuan
manajemen (pimpinan). Berikut beberapa fungsi menu menurut berbagai sumber
adalah :
9
5. Sebagai alat informasi dan komunikasi antara unsur-unsur dalam subsistem
penyelenggaraan makanan;
6. Sebagai sarana informasi harga, teknik pemasakan dan metode pelayanan dari
setiap makanan yang disediakan;
7. Sebagai alat untuk menetapkan bahan-bahan yang akan dibeli, cara pembelian,
peralatan dan jumlah karyawan yang dibutuhkan;
8. Sebagai faktor yang menentukan dalam memilih perlengkapan, tata letak dapur
dan perencanaan fasilitas produksi;
Struktur menu
Tiap negara memiliki cara-cara tersendiri dalam menyusun menu, tetapi pada
dasarnya adalah sama. Mereka mengenal makanan ringan yang dinikmati sebagai
hidangan pembuka/penarik selera, dan juga terdapat makanan yang digolongkan
ke dalam sop, makanan pokok, manisan yang digolongkan sebagai makanan
penutup.
Bentuk dan susunannya berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan perubahan
tingkat hidup suatu bangsa sehingga dikenal dengan adanya menu klasik dan
menu modern.
Pada bentuk menu klasik, susunan hidangan terdiri dari tidak kurang dari empat
belas jenis hidangan, sehingga memerlukan persiapan dan pengerjaan yang teliti
dan sukar. Pada dewasa ini bentuk menu klasik masih dipergunakan, tetapi jenis
10
hidangannya lebih terbatas, terdiri dari tujuh sampai delapan jenis hidangan
terutama di dalam pesta perjamuan kenegaraan (state lunheon/dinner).
Sedang bentuk yang kedua berkembang di Amerika Serikat, dan dikebal sebagai
menu modern yang banyak dipakai di hotel-hotel besar pada “chain” yang besar
seperti Holiday Inn, Inter Continental, Hilton, Sheraton dan lain-lain. Sesuai
dengan kesibukan dan keterbatasan waktu yang dimiliki orang-orang jaman
sekarang, maka jenis hidangan yang dinikmati terdiri dari empat sampai lima
macam hidangan.
(chad) (hot)
- Potage - Soup
- Poisson - Fish
-Oenfs/farineux - Eggs/Farinaceous
(chaud) (hot)
- Sorbet - Sherbet
- Roti - Roast
- Legume - Vegetables
- Sapoureuk - Sweet
- Dessert - Dessert
11
- Cafe/teh - Coffee/tea
Yang pada umumnya terdiri dari tiga sampai lima jenis hidangan
- Soup - Appotizer
- Dessert - Dessert
- Dessert - Dessert
- Dessert - Dessert
12
Melihat kedua contoh diatas, ternyata menu modern marupakan suatu bentuk
penyederhanaan dari menu klasik.
13
perawatan kesehatan. Tren sosial dalam preferensi makanan dan makan
secara signifikan mempengaruhi perencanaan menu, seperti halnya
tantangan ekonomi seperti tingkat pekerjaan dan kebiasaan belanja.
2. Faktor internal cenderung jatuh ke dalam empat kategori pengaruh,
termasuk misi organisasi, pelanggan, masukan, dan operasi. Pengaruh
organisasi termasuk komponen dari rencana bisnis organisasi seperti misi,
visi, dan filosofi. Karakteristik pelanggan seperti usia, etnis, dan status
kesehatan memainkan peran besar dalam perencanaan menu. Input
signifikan yang uang untuk makanan dan alokasi tenaga kerja. Fungsi
operasional termasuk pembelian, produksi, dan pelayanan perlu
dipertimbangkan dengan cermat bersama dengan kontrol manajerial
seperti anggaran untuk memastikan bahwa menu dapat diimplementasikan
dan disajikan dalam sumber daya yang tersedia. Berikut ini adalah
penjelasan lebih rinci tentang beberapa pertimbangan perencanaan menu
penting. 4. Dalam perencanaan menu sebaiknya juga perlu
diperhatikan rata – rata kebutuhan akan zat gizi harian. Dimana terdapat
beberapa petunjuk yang bias digunakan untuk membantu mempermudah
perencanaannya seperti pramida makanan, tumpeng gizi seimbang, dan
sebagainya.
14
Menetapkan besar porsi (ini berkaitan dengan kandungan gizi yang telah
disusun)
Penilaian menu dan revisi menu: evaluasi berdasarkan feedback dari
perwakilan divisi lain, tenaga kesehatan lain,ataupun pasien.
Melakukan tets awalmenu: dapat berupa pencicipan
15
Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan pengolahan makanan, karena
perencanaan menu merupakan salah satu kegiatan penyelenggaraan makanan dan
berperan sangat penting dalam mencapai salah satu parameter keberhasilan
penyelenggaraan makanan institusi. Bagi penyelenggaraan makanan institusi,
kelengkapan dan kecukupan zat gizi di dalam makanan yang disajikan haruslah
dijadikan pedoman dalam menyusun menu yang akan disajikan (Dirjen Pelayanan
Medik, 1991).
G. Penilaian menu
Menu yang baik memenuhi syarat:
Kecukupan gizi
Pola menu
Aspek dan kombinasi warna
Tekstur dan konsistensi
Rasa dan aroma
Ukuran dan bentuk
Tempertur dan suhu
Cara persiapan
Popularitas
Musim dan keadaan pasar
Pilihan konsumen
Fasilitas dan peralatan
Ketenagaan
Dana
Pengulangan menu
Penyajian
16
Daftar pustaka
https://giziberkarya.blogspot.com/2014/03/sistem-penyelenggaraan-makanan-
institusi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/02/pengetahuan-menu-fungsi-truktur-
dan.html
https://dokumen.tips/documents/faktor-dan-tujuan-yang-mempengaruhi-
perencanaan-menu.html
17