Anda di halaman 1dari 3

1. Menurut anda, apakah ekonomi kerakyatan masih relevan diberlakukan di Indonesia pada saat ini?

Suatu negara memiliki hak dalam pemerintahan termasuk mengatur sumber daya alam dan juga
kegiatan ekonomi yang berlangsung di dalamnya. Pengaturan tersebut didasarkan dengan dasar negara
juga undang-undang yang berlaku. Salah satu contohnya adalah sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang pelaksaannya berdasarkan pada kepentingan serta kemakmuran
rakyat. Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang diharapkan dapat ditegakan di Indonesia
sehingga didapat manfaat untuk bersama bukan hanya bagi salah satu pihak saja.
Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ekonomi kerakyatan
mengatur agar produksi penting yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara dan
tidak jatuh ke tangan seseorang yang berkuasa sehingga menyebabkan oligarki dan penindasan rakyat.
Hal tersebut terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, dengan bunyi: Ayat (3): “Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat." Ayat (4): “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional”.
Tujuan ekonomi kerakyatan di antaranya: Membangun negara yang berdaulat secara politik dan
ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi negara Menaikkan pendapatan masyarakat secara merata
Mebebaskan masyarakat dari oligarki kelompok elite yang pemegang modal Ciri-Ciri ekonomi
kerakyatan.
Beberapa ciri-ciri ekonomi kerakyatan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Sumber daya alam penting yang mencakup hajat hidup orang banyak dikuasai oleh pemerintah.
2. Memerhatikan kemakmuran rakyat dengan meningkatkan kualitas hidup.
3. Peluang usaha yang sama besar dalam memperoleh pekerjaan ataupun pembukaan usaha.
4. Tidak adanya oligarki (penguasaan sumber daya alam) oleh kelompok elite.
5. Mekanisme pasar yang adil dengan persaingan yang sehat.
6. Adanya pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.
7. Adanya perlindungan hak konsumen.
8. Pertumbuhan ekonomi yang menjungjung keadilan, kepentingan orang banyak, dan
peningkatan kualitas hidup,
Dampak Ekonomi Kerakyatan Ekonomi kerakyatan dapat memiliki dampak positif maupun dampak
negatif. Dirangkum dalam buku Ekonomi Kerakyatan dalam Kancah Globalisasi (2003), dampak positif
ekonomi kerakyatan adalah rakyat yang terlindungi dari persaingan tidak seimbang antar pemiliki
modal besar, negara leluasa dalam peningkatan kesejahteraan, mempersempit kesenjangan sosial, dan
menciptakan hubungan sinergis antar pemilik modal dengan masyarakat. Adapun dampak buruknya
adalah berkurangnya minat pemilik modal, kemungkinan korupsi yang meningkat, dan kemungkinan
timbulnya kemiskinan akibat kebijakan yang dibuat.
Pendorong ekonomi kerakyatan dapat dilakukan melalui beberapa faktor, yakni: Kurangnya perhatian
pemerintah terhadap kemakmuran serta kesejahteraan rakyat Besarnya kesenjangan sosial dalam
masyarakat Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan ekonomi Krisis ekonomi
di negara berkembang Kebijakan pemerintah yang tidak tepat waktu dan tepat sasaran Wujud ekonomi
kerakyatan.
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di bidang
ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilakukan
dengan:
1. Pengembangan koperasi Pengembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Pemenuhan hak rakyat untuk mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Penggunaan serta pengelolaan bumi, air, dan sumber daya alam yang mengutamakan
kemakmuran rakyat.
4. Perlindungan juga peningkatan kuliatas hidup bagi rakyat kecil dan anak-anak yang telantar.
Maka dari itu, menurut pribadi saya ekonomi kerakyatan masih masih relevan digunakan di Indonesia
dengan catatan penerapannya sesuai dengan cita-cita awal UUD 1945 pasal 33 yaitu demi kemakmuran
rakyat Indonesia.

2. Masalah-masalah apakah yang dialami oleh pertanian di Indonesia? Bagaimana cara


menyelesaikan masalah tersebut? Jelaskan!
Petani merupakan pelaku utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Melalui petani, kebutuhan
pangan rumah tangga hingga bahan baku industri dapat terpenuhi dengan baik. Namun, petani juga
dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang rumit. Tak jarang permasalahan ini justru
menyebabkan kerugian yang besar bagi mereka.

A. Pemanfaatan Lahan Belum Optimal


Banyak petani belum mengerti potensi lahan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan lahan yang digunakan
kurang termanfaatkan dengan baik. Tak jarang petani juga tak dapat mengatasi permasalahan hama dan
penyakit yang ada pada lahan mereka. Akibatnya, pengendalian yang salah justru membuat kondisi
lahan semakin parah.

B. Persaingan dan Harga Produk yang Tidak Stabil


Bukan hanya masalah di lahan, petani juga dihadapkan dengan pasar yang kian ketat persaingannya.
Tak jarang harga jual dari petani merosot sehingga menyebabkan kerugian yang besar. Belum lagi masa
pandemi covid-19 yang belum usai ini membuat harga produk tidak stabil.

Selain itu, beberapa produk tani bersifat musiman. Artinya, produk hanya mencukupi kebutuhan pada
waktu tertentu saja. Saat hasil panen melimpah, harga produk akan jatuh. Sebaliknya, saat pasokan
terbatas justru akan terjadi lonjakan harga. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
penggudangan hasil panen. Namun, hal itu tentu memerlukan modal yang lebih guna perawatan pasca
panen dan pemeliharaan gudang.

C. Permodalan Terbatas
Permodalan sering menjadi masalah umum petani. Terlebih jika petani mengalami gagal panen karena
kendala alam atau serangan hama dan penyakit. Belum lagi jika harga produk sedang anjlok. Hal ini
membuat banyak petani tidak memiliki modal untuk melanjutkan usaha taninya.
3. Strategi apakah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara?

1. melaksanakan reformasi pajak secara konsisten dan berkelanjutan, lalu meningkatkan


pelayanan kepada wajib pajak dalam bentuk kemudahan pelaporan, pembayaran, dan
kemudahan akses informasi perpajakan.
2. meningkatkan efektivitas penyuluhan dan hubungan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak.
3. meningkatkan ekstensifikasi, intensifikasi, dan penegakan hukum perpajakan.
4. meningkatkan efektivitas pemeriksaan dan penagihan.
5. memanfaatkan hasil kebijakan pengampunan pajak, yaitu perluasan basis pajak dan
peningkatan kepatuhan wajib pajak.

Nama : Harnas Huda Persada


NIM : 043904068
Sumber : ESPA4314 – Perekonomian Indonesia Edisi 3
Penulis : Edy Suandi Hamid
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/19/162624169/ekonomi-kerakyatan-
pengertian-ciri-ciri-dampak-faktor-pendorong-dan?page=all.
Penulis : Silmi Nurul Utami

Anda mungkin juga menyukai