Anda di halaman 1dari 7

KAMPUNG BUDIDAYA IKAN PATIN ,JAKARTA TIMUR

( Wahyu nurfajar, Jakarta )


Kemajuan zaman yang ditandai dengan revolusi industri 4.0, menjadi tantangan yang
besar bagi para pelaku usaha perikanan budidaya di Indonesia. Revolusi tersebut memaksa para
pelaku usaha untuk terus berinovasi agar bisa meningkatkan kapasitas diri dan juga produk usaha
yang sedang dan akan dibudidayakan , upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk
menyongsong revolusi industri 4.0 adalah dengan menguatkan kapasitas diri seluruh
pembudidaya ikan. Bentuk nyata dari upaya tersebut, adalah dengan membentuk kampung-
kampung aktif dan inovasi di seluruh Indonesia.

Halo. Saya Wahyu Nurfajar, taruna Politeknik AUP angkatan 56 dari program studi
penyuluhan perikanan sebagai taruna remaja, agaknya cukup disayangkan, karena saya tidak
dapat merasakan atmosfer pendidikan di kampus Polteknik AUP secara langsung. life has to be
lived and also think about your future. must be an active and innovative person, bukan? Tugas
kita hanya untuk beradaptasi sebaik mungkin dengan keadaan. Namun, jika kita melihat dampak
postif dari sistem pembelajaran daring ini, sebenarnya tidak cukup menakutkan. Saya menjadi
lebih mudah untuk mengakses lokasi perikanan yang dengan studi saya. seperti halnya saat saya
meninjau para budidaya ikan (kampung budidaya ikan patin) di wilayah saya, Jakarta Timur .
Budi daya ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus
membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan
pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan). Ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah
ikan mas, salmon, lele, patin, dan tilapia (sejenis ikan nila).

Kampung budidaya ikan patin memiliki banyak masyarakat yang aktif dalam
perkembangan ekonomi dan wawasan tentang budidaya ikan patin di wilayah saya. Salah
satunya adalah masyarak membuat suatu organisasi atau komunitas yang melibatkan para
pembudidaya ikan patin. Gambar tersebut menunjukkan adanya bukti pembudidaya ikan patin di
wilayah saya, keberadaan saya di Kolam pemijahan berfungsi untuk mengawinkan induk jantan
dan induk betina yang telah matang gonad. Sebelum digunakan, kolam tersebut harus sudah
diperbaiki dan dibersihkan. Pada beberapa ikan ada yang harus terdapat sirkulasi air pada saat
pemijahan, seperti ikan mas dan tawes. Berbeda pada ikan yang memiliki alat pernapasan
tambahan seperti nila, lele, gurami, sepat siam, dan tambakan; sirkulasi air tidak terlalu
diperlukan. Namun, diakui dengan pemasukan air yang baru, akan meningkatkan produksi benih.

Ikan patin merupakan ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat. Permintaan
ikan patin di Indonesia cukup tinggi. Ikan patin juga terkenal sebagai salah satu jenis ikan yang
baik untuk dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Tidak sedikit para
petani ikan beralih membudidayakan ikan patin karena dirasa lebih mendatangkan keuntungan
dibanding jenis ikan lainnya.
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia yang telah
berhasil didomestikasi. Jenis–jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak, antara lain Pangasius
pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius lithostoma, Pangasius nasutus,
pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii.

Ikan patin memiliki bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung
berwarna kebiruan. Ikan patin kagak ada sisik, kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut
terletak diujung kepala agak ke bawah.Hal ini merupakan ciri utama golongan catfish. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 120 cm.Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang
berguna sebagai peraba.Sirip punggung memiliki sebuah jari–jari keras yang berubah menjadi
patil yang besar serta bergerigi di belakangnya, sedangkan jari–jari lunak pada sirip
punggungnya terdapat 6 – 7 buah.

Pada permukaan punggung ada sirip lemak yang ukurannya sangat kecil dan sirip
ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris. Sirip duburnya agak panjang dan mempunyai
30 – 33 jari-jari lunak, sirip perutnya terdapat 6 jari-jari lunak. Sedangkan sirip dada terdapat
sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil dan memiliki 12 –
13 jari-jari lunak (Susanto Heru dan Khairul Amri, 1996).

Menurut Santoso (1996), kedudukan taksonomi ikan patin (Pangasius hypophtalmus)


adalah sebagai berikut :

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Famili : Pangasidae

Genus : Pangasius

Spesies : Pangasius hypophtalmus

Nama Inggris : catfish

Nama lokal : ikan patin

Tata Cara Pembenihan Ikan Patin


Bagi Anda yang berniat memulai bisnis budidaya ikan patin, terdapat beberapa syarat
yang harus dilakukan terlebih dahulu. Berikut penjelasannya.

 Pilihlah tanah yang paling cocok sebagai kolam patin, yaitu tanah liat yang tidak
berpori. Tanah jenis ini bisa menahan jumlah air yang banyak dan tidak mudah
bocor.
 Usahakan pengairan kolam berlangsung mudah. Upaya ini bisa dilakukan
membuat kolam dengan kemiringan hingga 5% agar gravitasi dapat bekerja
dengan baik.
 Jika Anda ingin membudidayakan di sungai, pilih sungai yang berarus lambat.
 Jangan biarkan air kolam keruh, harus jernih dan bersih agar tidak timbul jamur.
 Usahakan suhu air pada periode penetasan telur berkisar 26—28 derajat Celsius
saja. Ini karena larva tidak kuat pada suhu dingin dan terlalu panas.
 Pastikan ph atau keasaman air berada pada rentang 6,5—7 saja.
 Pembenihan patin

Pada proses pembenihan ikan patin, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu upaya
dalam menghasilkan benih unggulan dengan ukuran dan target yang sudah ditetapkan.

-langkah proses pembenihan ikan patin.

 Pemilihan induk yang sudah siap pijah


 Pemberian hormon kelenjar hipofase dari donor
 Kawin suntik
 Pengurutan
 Penetasan
 Perawatan larva
 Pendederan
 Panen

Untuk perawatan indukan ikan patin sendiri, harus diperhatikan jenis dan jumlah pakan
dan juga kondisi kolam. Ini karena kolam tanah dan keramba akan berbeda kondisinya.
Kepadatan induk harus berkisar berat 4—5 kg dalam 1 meter persegi luas kolam perawatan.
Berikan pakan tambahan berupa pelet berprotein 25% dengan jumlah 3%. Frekuensi
pemberiannya 3 kali. Pemberian pakan utama keong mas dan kijing sebanyak 10%, yang
diberikan 2 kali dalam seminggu.

Untuk melakukan pemijahan ikan patin, Anda harus memahami teknik pemijahan dengan
benar. Pemijahan hanya dilakukan secara kawin suntik di kolam pemijahan. Ini karena ikan patin
sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan kawin alaminya. Oleh karena itu, kawin suntik dapat
menjadi solusi. Kawin suntik dilakukan dengan mengambil hormon perangsang dari donor ikan
mas dan kemudian disuntikkan ke tubuh patin agar siap memijah.

Jangan biarkan telur berserakan setelah pemijahan. Sediakan wadah penampung telur
atau kakaban. Sebelumnya, persiapkan sperma jantan dalam NaClc. Keluarkan telur induk betina
dan aduk dengan sperma jantan secara perlahan dengan bulu ayam selama setengah menit.
Setelah itu, telur bisa ditebar di akuarium.

Untuk penetasan, pakai akuarium berukuran sedang atau kolam penetasan dan
pemeliharaan. Isi akuarium dengan air bersih setinggi 30 cm. Pastikan suplai oksigen cukup.
Suhu air diatur 28—30 derajat Celsius dengan memasang pemanas. Dalam waktu 18—28 jam
telur akan menetas. Telur yang tidak menetas perlu dibuang dengan cara mengganti air baru
setelah 10 jam penetasan. Lakukan penyortiran atau penyiponan benih yang hidup dan mati.

Pemeliharaan larva dilakukan dengan memberi makan artemia pada larva yang berusia
2—9 hari. Pada usia 10 hari larva dapat diberi pakan cacing sutra, kemudia usia 14—21 hari
diberi cacing utuh. Pastikan penyiponan dan pembersihan air akuarium setiap 2 hari.

Kebutuhan Pakan
Peran pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Bila pakan yang diberikan hanya
seadanya maka produksi yang dihasilkan tentu sedikit. Kandungan gizi pakan juga harus
diperhatikan sehingga hasil ikan yang diperoleh maksimal (Rahardi, 1993)

Ikan sangat membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan mempertahankan


hidup.Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang kompleks. Pertumbuhan dan
kemampuan mempertahankan hidup ikan dipengaruhi oleh perubahan pada kemelimpahan
organisme yang menjadi makanannya (Lagler, 1977).

Fungsi utama makanan adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan.
Makanan yang dimakan ikan digunakan untuk kelangsungan hidup dan apabila ada kelebihan
makanan maka dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Jangkaru, 1974) Kandungan gizi lebih
berperan dibanding jumlah yang diberikan.

Bila ikan sudah kenyang, pakan yang diberikan akan dibiarkan saja tanpa disentuh lagi.
Oleh karena itu, usahakan pada pakan sudah terkandung zat–zat makanan yang penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan ikan (Rahardi, 1993) Pemberian makanan yang bergizi
bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan daging yang sebanyak – banyaknya dalam waktu
yang singkat. Kecepatan pertumbuhan juga tergantung pada jumlah makanan yang diberikan,
tempetarur,

ruang, kedalaman air dan faktor lainnya (Asmawi, 1986). Ikan patin termasuk omnivora
atau golongan ikan pemakan segala. Pakan alami ikan patin merupakan menu utama selama
tahap awal benih ikan.

Jenis pakan alami yang umum dipakai adalah berupa ikan-ikan kecil, cacing, detritus, biji
– bijian, artemia, udang kecil dan moluska (Kordi, 2005). Pakan buatan adalah makanan yang
diransum dari beberapa bahan makanan yang dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan, yang
diolah menjadi bentuk khusus sesuai yang dikehendaki, misalnya pelet, tepung, lembaran dan
cairan.

Gizi pakan buatan ini diukur sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan gizi ikan. Penyediaan pakan bagi ikan selain harus mempunyai nilai gizi tinggi juga
harus memenuhi syarat pencernaan dan selera ikan (Mudjiman, 1987) Pakan alami dapat
ditambahkan sebagai makanan ekstra atau menggantikan

sebagai pakan buatan. Jika pakan alami berfungsi sebagai pengganti ransum pakan buatan
maka perbandingannya adalah 50 – 75% pakan alami dan 25 – 50% pakan buatan. Perbandingan
tersebut terutama berlaku bagi benih ikan patin yang bobotnya belum mencapai 0,5 g. Patokan
umum dalam pemberian pakan untuk benih adalah sampai kenyang (Kordi, 2005).

Ukuran partikel makanan yang diberikan, bergantung pada berat individu ikan dan secara
umum harus dapat ditelan. Partikel makanan yang terlalu besar tidak dapat dicerna, sedangkan
terlalu kecil mengakibatkan aktivitas ikan lebih banyak, sehingga sedikit energi yang tersedia
dari makanan saja yang untuk tumbuh (Zonneveld, 1991).

Makanan yang diberikan pada ikan minimal harus mengandung karbohidrat, protein dan
lemak. Zat – zat ini masing – masing akan diubah menjadi energi yang sangat dibutuhkan,
supaya dapat melakukan aktivitas.
Dalam hal ini ikan lebih cenderung memilih protein sebagai sumber energi yang utama
(Asmawi, 1986) Menurut Mudjiman (1987), kebutuhan ikan akan karbohidrat sangat bervariasi.

Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya


untuk menghasilkan enzim amilase serta kemampuannya ini tergantung juga pada jenis ikannya.
Pada ikan buas biasanya sangat sedikit membutuhkan karbohidrat.

Ikan sangat membutuhkan protein, untuk menghasilkan tenaga atau energy serta untuk
pertumbuhan. Protein dan lemak lebih banyak digunakan oleh ikan sebagai sumber energi
dibandingkan dengan karbohidrat. Kadar optimal protein berkisar antara 30 – 60% dari berat
tubuh ikan (Mudjiman, 1987).

Lemak merupakan sumber energi yang kedua setelah protein. Kandungan lemak harus 4
– 8% sebagai pakan ikan yang baik dan untuk formula pakan yang baik setidaknya mengandung
vitamin minimal 0,5% (Mudjiman, 1987) Dalam tubuh ikan lemak memegang peranan yang
penting untuk menjaga keseimbangan dan daya apung tubuh ikan dalam air.

Secara umum vitamin juga berperan, karena vitamin mempunyai fungsi sebagai bagian
dari suatu enzim atau koenzim sehingga dapat dikatakan sebagai pengatur berbagai proses
metabolism tubuh; mempertahankan fungsi berbagai jaringan tubuh; mempengaruhi
pertumbuhan dan pembentukan sel – sel baru (Djajasewaka, 1985).

Mineral berfungsi sebagai bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh seperti sisik ikan,
tulang dan gigi. Serta berfungsi dalam proses metabolisme, proses osmose antara cairan tubuh
dengan lingkungan, proses pembekuan darah dan sebagai pengatur keseimbangan asam basa
dalam tubuh (Djajasewaka, 1985).

Menurut Suhenda et al. (2003), pada benih ikan patin dengan 7,6 g/ekor menyatakan
bahwa pakan yang mengandung protein 35%, karbohidrat 36% dan lemak 6% memberikan
pertumbuhan paling baik bagi benih

Anda mungkin juga menyukai