G
DENGAN ANEMIA APLASTIK DI RUANG ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG
Disusun Oleh :
Rika Noviza
NIRA 33020007605
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulis............................................................................ 3
A. Pengertian .................................................................................... 5
C. Etiologi ........................................................................................ 9
D. Patofisiologi ................................................................................ 11
G. Penatalaksanaan .......................................................................... 16
B. Pembahasan ................................................................................. 44
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................... 61
3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-
anak. Timbulnya penyakit itu sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: lingkungan, kebiasaan, dan pola makan. Lingkungan yang bersih
dan sehat dapat mencegah timbulnya penyakit, begitu pula dengan kebiasaan
hidup sehat dan pola makan yang teratur. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006)
anemia dapat diketahui dari beberapa tanda dan gejala yang sering muncul
antara lain : lemas, letih, lesu, dan muka terlihat pucat. (Guyton dan Hall, 1997)
disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu
lambatnya produksi sel darah merah (Guyton dan Hall, 1997). Anemia
Salah satu tipe anemia yang sering dijumpai adalah Anemia Aplastik
(Baughman, 2000)
1
2
Data yang diperoleh dari RSUD Ajibarang, penderita anemia dari tahun
terjadi pada bulan Maret tahun 2007 yaitu sebanyak 34 orang. Pada tahun 2007
diperoleh presentase sebanyak 253 pasien 89,08 %, tahun 2008 sebanyak 251
66,93 %. Oleh sebab itu, penyakit anemia tidak bisa dianggap remeh atau kita
abaikan. Walaupun angka kejadian anemia jumlahnya kecil dan tidak masuk
anak terutama bila terjadi pada balita, sehingga anjuran bagi keluarga dalam
seimbang, terutama banyak zat besi, khusus pada anak post rawat inap anemia.
Apabila bayi yang lahir dari ibu yang tidak anemia atau bergizi baik, maka bayi
tersebut juga lahir dalam keadaan zat besi yang cukup apabila diberi ASI yang
cukup pula.
menderita Anemia Aplastik maka dari itu penulis berminat untuk melakukan
tanggal 16-17 April 2009, dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
B. Tujuan Penulis
3
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
klien.
C. Pengumpulan Data
1. Observasi Partisipatif
2. Wawancara
3. Studi Dokumentasi
E. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Pengertian
Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria
komponen darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan
Anemia adalah kekurangan sel darah merah yang dapat disebabkan oleh
hilangnya darah yang terlalu cepat dan karena terlalu lambatnya produksi sel
suatu keadaan dimana kadar Hb dalam tubuh dibawah batas normal (13,5 – 18,0
5
6
gr/dl), yang disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat dan karena
2. Anemia makrositik
vitamin B12.
Terbagi atas :
a. Perdarahan akut
b. Perdarahan kronik
7
pasien.
4. Anemia Hemolitik
Terjadi karena penurunan usia sel darah merah (normal 120 hari), baik
5. Anemia Aplastik
darah merah.
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
http://lionkingnimaz.blogspot.com
2. Fisiologi
tengah tebalnya hanya 1 meter atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur
bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan
utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut
intraseluler.
orang dewasa dan berumur 120 hari. Pembentukan sel darah merah di
(Pearce,2007)
Fungsi darah :
diangkut dari jaringan oleh plasma menuju darah menuju alveoli paru.
darah.
C. Etiologi
5) Hemoglobinuria.
10
2. Anemia makrositik
yang diketahui/tidak.
4. Anemia Hemolitik
Instrinsik :
b. Nocturnal pamosirnal.
(G6PD)
Ekstrinsik :
11
d. Hipersplenisme.
e. Luka bakar.
5. Anemia Aplastik
D. Patofisiologi
Unsur seluler darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis
sel darah putih (leukosit) dan pecahan sel yang disebut trombosit. Bila
sel darah merah) yang terjadi pada sum-sum tulang tengkorak, vertebrata,
pendarahan ini terlalu banyak, kontak dengan obat berlebih, dan nutrisi
mengakibatkan kadar Hb dalam darah juga menurun. Anemia akan terjadi bila
jumlah sel darah merah yang dihasilkan kurang atau Hb mengalami penurunan
E. Manifestasi Klinis
perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang halus,
2. Anemia makrositik
13
neuropsikiatrik lainnya.
Gejala dan tanda pada anemia defisiensi asam folat sama dengan
daya ingat.
a. Perdarahan Akut
b. Perdarahan Kronik
4. Anemia Hemolitik
5. Anemia Aplastik
14
perdarahan.
a. Tanda-tanda
b. Gejala
diagnosa anemia, misal pada tipe anemia tertentu, sel darah merah
8. SDP (Sel Darah Putih) : jumlah sel total sama dengan Sel darah Merah
Hemolitik ).
11. Polat Serum dan Vitamin B12 : membantu mendiagnosa anemia sehubungan
16. Tes Schilling : penurunan ekskresi Vitamin B12 urine (Anemia Aplastik).
17. Analisa Caster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tidak adanya
2) Pemberian preparat Fe :
mg.
2. Anemia Makrositik
a. Perdarahan Akut
1) Mengatasi perdarahan.
infus.
b. Perdarahan Kronik
4. Anemia Hemolitik
5. Anemia Aplastik
non drolon. Efek samping yang mungkin terjadi virilisasi, retensi air dan
dapat menjalani transplantasi sumsum tulang dan pada pasien yang telah
Perubahan Perfusi
Jaringan perifer Anemia Aplastik
20
: masalah yang terjadi pada pasien 3. Himawan Sutisna (1992)
21
nutrien ke sel.
Intervensi :
e. Kolaborasi medis.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
proses pencernaan.
Intervensi :
makanan.
Intervensi :
b. Pantau suhu.
c. Pantau/batasi pengunjung.
d. Kolaborasi medis.
24
BAB III
A. TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 dan 17 April 2013 jam 08.00 WIB
a) Identitas Klien
Nama : An. G
Umur : 9 tahun
Agama : Islam
Pendidikan Ayah : SD
Pendidikan Ibu : SD
Nama : Tn. E
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
24
25
Ruangan : Aster
No.RM : 051470
a. Keluhan
kebiruan.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Hubungan Pernikahan
: Hubungan Keturunan
A. Pre Natal
B. Natal
sebelum kebidan air ketuban sudah pecah dan tidak bisa ditahan lagi.
Kelahiran dengan proses normal. Lahir dengan Berat Badan 3,7 kg. Bayi
C. Post Natal
A. Pertumbuhan
BB : 28 kg Lingkar Dada : 72 cm
B. Keadaan Umum
C. Kebersihan
D. Nutrisi
porsi makan yang diberikan dari rumah sakit. Ibu pasien mengatakan
sakit = 28 kg.
1. Personal Sosial
28
2. Motorik
3. Bahasa
G. Kulit
An. G turgor kulit elastis dapat kembali kurang dari2 detik, sianosis,
H. Struktur Aksesoris
lemah.
I. Nodus Limpatikus
J. Kepala
Bentuk kepala mesocepal, rambut hitam dan lebat lingkar kepala 53cm,
K. Leher
L. Mata
M. Telinga
N. Hidung
Tidak ada polip, bentuk simetris, fase penciuman baik, tidak terpasang
oksigen.
O. Dada
Pucat, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada tonsil,tidak ada
Q. Paru-paru
(-).
R. Jantung
Bunyi jantung vaskuler, S 1 >S 2 , mur-mur negatif (-), gallop negatif (-),
N=98x/menit.
S. Abdomen
Tidak ada pembengkakan hati, supel, lingkar perut =73cm, tidak ada
nyeri abdomen.
T. Genetalia
agak bengkak).
V. Status Neurologis
V. Data Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium
h. LED :3
B. Terapi Medis
Infus D5 % 20 tetes/menit
DO : kuku panjang,
Leukosit : 2800/UI,
Trombosit : 10.000
pusing. medis.
DO :
34
- Konjungtiva
anemis.
- Pasien terlihat
lemas.
- Warna kulit pucat
didaerah kuku,
wajah.
- Kapilari refil < 3
detik kembali.
2. 16 April Proses terhadap Setelah dilakukan - Berikan
2013 infeksi berlanjut tindakan keperawatan perawatan kulit,
berhubungan selama 2 x 24 jam kuku (Hygiene).
dengan pertahanan masalah proses terhadap - Pantau suhu.
sekunder tidak infeksi dapat teratasi, - Pantau/batasi
adekuat. dengan KH : pengunjung.
DS : Keluarga - Tidak ada tanda-tanda - Kolaborasi
pasien infeksi(Rubor, Calor, medis.
mengatakan Dolor,Tumor,
kuku panjang Function Laesa).
DO: Pasien kuku
panjang.
3. 16 April Gangguan Setelah dilakukan - Kaji integritas
2013 integritas kulit tindakan keperawatan kulit, catat pada
berhubungan selama 2 x 24 jam, perubahan turgor
dengan perubahan gangguan integritas gangguan warna,
sirkulasi. kulit teratasi dengan KH hangat lokal
DS : Keluarga : eritema,
pasien - Mempertahankan ekskosiasi dan
mengatakan integritas kulit. imobilisasi
tangan pasien jaringan dapat
35
16 April 2013
08.00 III o Memotivasi o Pasien tidak mau. Rika
pasien untuk
melakukan
aktivitas
(duduk).
12.10 o Mengkaji o Tampak kebiruan di
integritas daerah tangan dan
kulit,perubahan kaki.
turgor warna.
16 April 2013
09.10 IV o Melakukan o Kuku bersih dan
perawatan pendek. Rika
kuku.
17 April 2013
Rika
08.00 I o Mengkaji TTV. o TD= 110/70mmHg
N= 120x/menit
R=24x/menit
S=36,8°C
09.00 o Memberikan o Injeksi masuk
injeksi
vitamin C 100
mg
09.55 o Memasang o Infus terpasang
infus ditangan kiri
(observasi)
17 April 2013
09.00 II o Memberikan o Injeksi (+) masuk. Rika
injeksi
ampicilin 750
mg.
11.00 o Memberikan o Keluarga pasien
penyuluhan kooperatif.
tentang
anemia.
17 April 2013
10.05 III o Memotivasi o Pasien tidak mau. Rika
pasien untuk
belajar duduk.
11.40 o Mengajak o Pasien kooperatif.
pasien untuk
bermain:
38
mewarnai
gambar.
11.50 o Mengkaji o Tampak kebiruan di
integritas daerah tanan dan
kulit,perubahan kaki.
turgor warna.
17 April 2013
11.20 IV Rika
o Membantu o Pasien kooperatif
pasien
melakukan
perawatan
kulit.
X. Evaluasi
XI. Evaluasi
XII. Evaluasi
Rika
17 April 2013 IV S : keluarga pasien mengatakan anaknya
13.20 belum dapat beraktifitas secara
mandiri.
O : pasien masih terlihat lemah
A : Masalah defisit perawatan diri masih
berlangsung
P : Lanjutkan intervensi
- Bantu aktivitas pasien sesuai
kebutuhan.
- Kaji derajat ketidakmampuan pasien.
B. PEMBAHASAN
evaluasi maka penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi antara teori dan
kasus yang nyata dari masalah yang muncul pada klien kelolaan di Rumah
Sakit. Pembahasan yang penulis paparkan selama 2 hari mulai tanggal 16-17
44
April 2013 di ruang Aster Rumah Sakit Umum Ajiabarang. Penulis akan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
data :
pengelompokan data.
b. Pengelompokan Data
45
pusing.
dalam fungsi sensori dan motorik , kuku keras dan tebal, kehilangan
kesenjangan antara teori dan data pada kasus An.G yang penulis
temukan.
wajah.
antara teori dan data pada kasus An.G yang penulis temukan.
panjang.
diri sendiri.
sirkulasi.
kelelahan.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Carpenito(2000)
atau dermis.
sirkulasi.
kelelahan.
3. Rencana Tindakan
sebagai berikut :
kapiler baik.
kapiler dan warna kulit, tinggikan kepala ditempat tidur, awasi upaya
tubuh, jadi jika ada infeksi maka lekosit akan meningkat yaitu melebihi
jaringan yang cedera / infeksi. Lekosit atau sel darah putih ini secara
cepat dan kuat terhadap setiap agen infeksi yang mungkin ada.
infeksi dan rapuh, ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan
karena jika tidak dilakukan mobilisasi maka sirkulasi oksigen tidak akan
(Ganong, 2002)
4. Implementasi
sehingga suhu udara pernafasan yang sangat panas atau sangat dingin
akan sama dengan suhu tubuh saat mencapai alveoli. (Ganong, 2002).
kulit.
5. Evaluasi
1.) Mempunyai kulit yang baik, tanpa ada kerusakan integritas kulit.
3.) Luka semakin mengecil, dan tidak muncl lagi luka yang baru.
secara mandiri.
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
hari mulai tanggal 16-17 April 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang.
evaluasi.
59
dengan kondisi pasien dengan kriteria waktu dan hasil yang ingin dicapai.
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan sesuai kriteria hasil. Implementasi utama yang penulis lakukan pada
penulis lakukan sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah diberikan dan
dari hasil evaluasi sesuai kriteria waktu yang dibuat dengan cara tindakan
aktif.
60
Masalah yang ditemukan pada klien An.G belum dapat teratasi dengan
kerjasama yang baik antara tim medis, perawat dan keluarga klien sangat
klien.
D. Saran
1. Perawat Ruangan
2. Keluarga klien
a. Diharapkan ibu dan keluarga klien selalu mencuci tangan sebelum dan
c. Berikan makanan dalam bentuk lunak jika terdapat luka atau perdarahan
padasaluran pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 . Volume 2. (terjemahan Prof. DR.
A. Samik Wahab, SpA (K) ). Jakarta: EGC.
Williams & Wilkins. (1988). Nursing Care Planning Guides For Children. (Editor
Cindy Smith Greenberg). USA: Baltimore.
Jakarta:Medika Aesculafius.
Jakarta:EGC.
Jakarta: PT Gramedia.
63