Anda di halaman 1dari 1

Islam baik secara ideologi maupun ketokohan telah berperan besar dalam perjalanan bangsa dan

negara Indonesia. Kekuatan Islam ditunjukkan tidak hanya melalui hadirnya organisasi massa,
tokoh-tokoh Muslim, tetapi juga partai politik Islam. Namun demikian, kekuatan Islam melalui
partai politik tampaknya terpecah dan tidak solid. Tidak ada satu suara dalam partai yang bisa
merefleksikan kekuatan Islam. Jelaskan mengapa demikian? Sertakan contoh yang relevan untuk
memperkuat argument anda!

Jawaban

Menurut saya , penyebabnya adalah

 Tidak ada tokoh sentral yang mampu menyatukan kekuatan islam dimana terdapat
perbedaan – perbedaan arah partai serta pengikut partai yang cenderung mengikuti ulama
tertentu. Akhirnya, sulit menyatukan kekuatan politik islam ke dalam satu wadah
misalnya, perbedaan antara Muhammadiyah dan NU serta perbedaan pendapat antara
islam tradisional dan islam modern.
 partai Islam tidak cukup mendapat dukungan dari umat di negeri ini, para  pemimpin
Islam tidak memiliki visi dan misi bersama dalam perjuangan politik mereka.
 Jumlah umat Muslim di Indonesia secara statistik memang besar, tetapi secara kualitatif
kecil, diliat dari dari segi kualitas dalam penguasaannya atas pengetahuan umum dan
ekonomi masih terbilang minim.

Contohnya : Elektabilitas dan citra partai politik Islam pasca reformasi, tepatnya pemilu 2009
mengalami kemunduran karena adanya perubahan signifikan dalam budaya politik masyarakat
Indonesia, dimana rasionalitas menjadi hal yang lebih diutamakan dibandingkan sebelumnya.
Pemilih memberikan keputusan secara rasional dengan memilih partai politik yang lebih
menawarkan solusi dengan slogan yang bersih. Parpol yang mengusung isu anti korupsi lebih
mudah diterima publik dari pada menonjolkan jargon ideologi keislaman. Hal ini pernah
dilakukan PKS pada pemilu 2004 dan 2009. PKS tak menonjolkan Ideologi keislamannya,
karena melihat segmentasi pemilih yang cenderung rasional untuk memilih parpol yang bersih.
Partai-partai politik baik yang berideologi Islam maupun yang berbasis massa Islam tidak lagi
mengandalkan politik aliran, melainkan benar-benar harus memilih isu strategis yang sedang
diidolakan publik.

Anda mungkin juga menyukai