Anda di halaman 1dari 6

Istilah untuk manusia yang berusia lanjut belum ada yang baku.

Orang memiliki sebutan berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia

usia lanjut (manula), manusia lanjut usia (lansia), ada yang menyebut

golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila), bahkan di Inggris orang

biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior.

Pengertian Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut Pasal

1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan

bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari

60 tahun.

Klasifikasi Lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.

1. Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3. Lansia risiko ting8i

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)

4. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan

yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).

5. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003)

Karakteristik Lansia

Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai

berikut

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13

tentang Kesehatan).
Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai

sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi

adaptif hingga kondisi maladaptif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

Tipe Lansia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ckonominya (Nugroho, 2000).

Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan.

2. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi

undangan.

3 Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik,

dan banyak menuntut.

4. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja.

5. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh.

Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe

dependen (kebergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan

serius, tipe pemarah/frustrasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan

sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).


Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai

berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks

kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe,

yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung

keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia

dengan bantuan badan sosial, lansia di panti wreda, lansia yang dirawat

di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.

Kelompok Usia

Kalau Anda membaca ini, silakan kemudian memilih sendiri,

sudah termasuk golongan yang manakah Anda? Tapi kalau Anda

merasa belum termasuk ke dalamnya jangan lantas buru-buru

membalik halaman ini. Ayo, mari kita simak apa saja definisi

lanjut usia yang diambil dari beberapa nara sumber.

Banyak definisi tentang kelompok lanjut usia, tetapi umum-

nya tolok ukur lansia adalah mereka yang berumur 60 tahun ke

atas.

Sementara itu penggolongan lansia menurut Direktorat

Pengembangan Ketahanan Keluarga BKKBN, pada azasnya

dapat dibedakan:

a)Kelompok lansia awal (45-54 tahun) merupakan kelom-

pok yang baru memasuki lansia.

b) Kelompok pra lansia (55-59 tahun)

)Kelompok lansia 60 tahun ke atas (menurut UU No 23

tahun 1998 lansia di Indonesia ditetapkan mulai usia

tersebut)

Lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengelompokkan

lansia menjadi empat kategori yang meliputi:

>Young Old (60-69 tahun)

Old (70-79 tahun ke atas)

Old old (80-89 tahun ke atas)

Very Old (90 tahun ke atas)


Dalam konteks ini BKKBN (1995) menggunakan batasan

lanjut usia terdiri atas pra lansia (50-60 tahun) dan lansia (60

tahun ke atas)

Lalu ada mitos "8 B" yang kerap dilontarkan pada para lan-

sia. Kedengarannya membuat kita tersenyum, tapi sekaligus

memprihatinkan. Tapi mau apalagi, ini realita yang bisa saja ter

jadi dan akan dialami orang lanjut usia.

Mitos tersebut adalah Botak, Blaur, Budek, Bawel, Bungkuk,

Buyutan, Bau dan Beser. Sementara itu di kalangan masyarakat

Pasundan para lansia kerap dicandai dengan "Letter B", yaitu

Beser, Budeg, Bolor, dan Baeud (suka cemberut).

Dalam mendefinisikan kelompok lanjut usia menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana ada tiga aspek yang perlu diper-

timbangkan, yaitu aspek biologis, aspek ckonomi, dan aspek

sosial.

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang

mengalami proses penuaan secara terus-menerus, yang ditandai

dengan menurunnya daya tahan fisik, yaitu semakin rentannya

Sementara itu proses menua menurut Hariadi dalam blognya

"Sehat Harmoni Indonesia", dialami sejak usia 30 dan di atas 60

tahun yang mulai menunjukkan masalah seperti gangguan fisik.

Gejala tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu,

antara lain:

Faktor gizi

Masalah gizi bisa timbul karena gangguan pencernaan

ketika masa pertumbuhan maupun masa tua. Gangguan

tersebut sering terjadi sehubungan dengan masalah gizi,

yakni ketatnya seseorang dalam berdiet.

Faktor lingkungan

Akibat pengaruh dari keluarga. pekerjan dan pergaulan


dapat menekan pikiran seseorang dan berakibat terjadinya

stres. Jika berlangsung dalam jangka lama, maka akan

berakibat pada proses menua sesecorang

Faktor gen

Rambut beruban, gigi rontok, kelemahan tubuh dapat

dialami seseorang pada usia muda akibat pengaruh dalam

tubuh seseorang. Namun umumnya, gejala tersebut akan

tampak pada usia 65 tahun.

Proses menua juga akan memengaruhi susunan saraf

otonom dan kemampuan intelektual.

Jika seseorang mengalami proses menua, maka kemampuan

reaksinya terhadap rangsangan sensorik akan lambat. Sistem

refleks akan menunjang sehingga terjadi getaran-getaran pada

tangan, kesulitan dalam melakukan gerakan sehingga mudah

terjatuh.

Proses menua juga akan memengaruhi susunan saraf otonom.

Kemampuan intelektual juga menurun serta akan kesulitan

mempelajari sesuatu yang baru, namun pemahaman akan kosa

kata masih baik.

Jika daya ingat seseorang menurun, terutama mengenai

hal-hal yang baru saja terjadi, maka selanjutnya mereka akan

kesulitan mengetahui keberadaannya, bahkan pada akhirnya

mereka tidak mengenal orang yang diajaknya bicara.

Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran

biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik,

antara lain:

Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta

garis-garis yang menetap

Rambut kepala mulai memutih atau beruban

Gigi mulai lepas (ompong)

Penglihatan dan pendengaran berkurang


Mudah lelah dan mudah jatuh

Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

Di samping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara

lain:

Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik

Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik dari-

pada hal-hal yang baru saja terjadi

Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat, dan

orang

Sulit menerima ide-ide baru

Anda mungkin juga menyukai