Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Kelompok 2

Nama Anggota:

1. Savanja Prilianda Bestari (11200960000017)


2. Lailatul Falakhiyyah (11200960000031)
3. Nurmala Santika Putri (11200960000016)
4. Natasha Amanda Putri (11200960000032)
5. Novia Dwi Rahmawati (11200960000029)
6. Ilham Kurniawan (11200960000023)

Kelas : KIMIA 20 A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai
Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Sugeng Widodo
yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ini. Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai
“Pancasila Sebagai Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini.
Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh
diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu
masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut. Untuk mewujudkan masyarakat
pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi normanorma, aturan-aturan atau ketentuan-
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.

Dengan ditulisnya makalah ini harapan saya dapat sedikit membantu memberikan
gambaran bahwa tujuan mempelajari pancasila adalah untuk mempelajari pancasila yang benar.
Mempelajari pancasila yang benar, yakni yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara
yuridis, konstitusional, maupun secara objektif – ilmiah. Secara yuridis – konstitusional artinya
karena pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Oleh karena itu setiap orang boleh memberikan
pengertian atau tafsiran menurut pendapat sendiri. Secara objektif – ilmiah artinya karena
pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu philoshofical way of thingking atau philoshophical
system sehingga uraian harus logis dan diterima oleh akal sehat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan ideologi?


2. Apa saja makna ideologi bagi Negara?
3. Apa perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain?
4. Bagaimana pancasila sebagai ideologi terbuka?
5. Bagaimana penerapan pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian ideologi


2. Untuk mengetahui makna ideologi bagi Negara
3. Untuk mengetahui perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain
4. Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai ideologi terbuka
5. Untuk mengatuhui contoh Pancasila sebagai dasar Negara
BAB II

PEMBAHASAN

Pegertian Ideologi

Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut,

1. Louis Althuser
Ideologi adalah suatu gagasan yang spekulatif namun tetapi ideology tersebut bukan
gagasan palsu dikarenakan gagasan spekulatif itu bukan dimaksudkan untuk
menggambarkan suatu realitas melainkan untuk dapat memberikan gambaran mengenai
bagaimana semestinya manusia itu dapat menjalani hidupnya.
2. Dr. Alfian
Ideologi adalah pandangan atau juga sistem nilai yang menyeluruh serta juga mendalam
mengenai bagaimana cara yang tepat, yakni secara moral dianggap benar serta juga adil,
mengatur adanya tingkah laku bersama didalam berbagai segi kehidupan.
3. Soerjanto Poespowardoyo
Ideologi ialah sebagai kompleks pengetahuan serta juga macam-macam nilai, yang secara
universal menjadi landasan bagi seseorang atau juga masyarakat untuk dapat memahami
jagat raya serta juga bumi seisinya dan juga menentukan sikap dasar untuk dapat
mengolahnya. Dengan berdasarkan pemahaman yang diyakini itu, seseorang menangkap
apa yang dilihat baik serta juga tidak baik.
4. M.Sastra Prateja
Ideologi ialah sebagai seperangkat gagasan atau juga pemikiran yang berorientasi pada
suatu tindakan yang diorganisir dan menjadi suatu sistem yang teratur. Dalam hal
tersebut , ideologi ini mengandung beberapa unsur, yakni :
a. Adanya suatu penafsiran atau juga suatu pemahaman terhadap kenyataan.
b. Tiap Ideologi memuat seperangkat nilai atau juga suatu persepsi moral.
c. Ideologi adalah suatu pedoman kegiatan atau aktivitas untuk dapat mewujudkan
nilai-nilai di dalamnya.
d. Napoleon
Fungsi/Makna Pancasila Sebagai Ideologi bangsa dan Negara.

Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republik
Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideology nasional Indonesia yang dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila
sebagai ikatan budaya ( cultural bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah
daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau
pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu. Alfian
mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh
ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi
memiliki tiga dimensi tersebut :

a. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita
masyarakat pada awal kelahirannya.
b. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam
praktikkehidupan bersama sehari-hari.
c. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zamantanpa menghilangkan
jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap nilai dasar dari
ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka
sesuai perkembangan zaman.

Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :

a. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.

Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos yang
mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal setiap
elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima
prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan
prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah
masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya. Menata sebuah negara itu
membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu lintas

kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan


memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika
Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai
payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan sebagai
ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami tantangan-
tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan
sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya “The
End of Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai nilai sejarah bangsa Indonesia
sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius
monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan
demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat
penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi
tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila
selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai
dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan
ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila sebagai ideologinya
akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi dan modernisme.
Sebagai generasi penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling
berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan
negara ini.

Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

1. Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan. Pancasila sebagai Ideologi


dalam kehidupan ketatanegaraan

Bangsa Indonesia sebagai suatu kelompok manusia, maka ia membentuk ide ide dasar
dalam segala hal dalam aspek kehidupan manusia yang dicita citakan. Kesatuan yang bulat dan
utuh dari ide-ide dasar tersebut secara ketatanegaraan disebut ideologi. Dan ini berupa
seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan direalisir dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (Indonesia). Ideologi ini akan memberikan stabilitas arah sekaligus
memberikan dinamika gerak menuju yang dicita-citakan. Dan perkembangan tumbuhnya
ideologi bangsa Indonesia dimulai semenjak 18 Agustus 1945 adalah Pancasila. Negara di
dalam cara pandang Indonesia, tidak akan memiliki kepentingan sendiri (kepentingan
pemerintah) terlepas atau bahkan bertentangan kepentingan orang seorang rakyatnya.di dalam
cara pandang integralistik Indonesia, maka di dalam negara semua pihak mempunyai fungsi
masing-masing dalam suatu kesatuan yang utuh.

Negara Republik Indonesia lahir pada jam 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 dan tidak ada
satupun warga negara Indonesia yang menyangkalnya. Menurut alenia II pembukaan UUD 1945
terjadinya negara Indonesia melalui rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan. Rincian
tahap-tahap itu sebagai berikut:

a. Perjuangan kemerdekaan Indonesia


b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.

Pembenaran adanya negara Republik Indonesia

Alasannya dapat kita jumpai dalam alenia pertama pembukaan UUD 1945, bahwa
Negara Republik Indonesia perlu ada karena kemerdekaan hak segala bangsa sehingga
penjajahan yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan harus kita hapuskan.

Demikian pula negara Republik Indonesia dalam hal ini kepentingan umum bangsa
Indonesia secara ketatanegaraan adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila menurut alenia keempat pembukaan UUD 1945 adalah:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (wilayah)
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi, kemerdekaan dan
keadilan sosial.

Secara ketatanegaraan, tata organisasi merupakan hal yang fundamental dari kehidupan
ketatanegaraan.

1. Bentuk negara

Bangsa Indonesia memilih bentuk (organisasi) negara yang dinamakan Republik, yang
merupakan suatu pola yang mengutamakan pencapaian kepentingan umum atau kesejahteraan
yang ingin dicapai dalam hidup berkelompok. Dilhat dari segi susunannya atau segi
penggabungan bagian-bagian negara maka bentuk organisasi negara dibedakan menjadi negara
kesatuan atau negara serikat (federal). Dan pilihan bangsa Indonesia di dalam hal bentuk
negaranya yaitu kesatuan dan Republik. Kemudian di dalam teori kenegaraan berkembang
pembedaan lain yaitu pembedaan demokrasi dan diktator. Pola demokrasi yang di inginkan
bangsa Indonesia membentuk tata nilai tentang tatanan kenegaraan yang di inginkan bangsa
Indonesia ini dirumuskan di dalam UUD 1945. Ia merupakan demokrasi politik Indonesia atau
demokrasi Pancasila.

2. Bentuk pemerintahan

Bentuk pemerintahan ialah pola yang menentukan hubungan antara lembaga lembaga negara
dalam menentukan gerak kenegaraan, sistem pemerintahan negara yang dipilih bangsa Indonesia
sebagai berikut:

a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum


b. Pemerintahan atas sistem konstitusi tidak bersifat absolute c. Kedaulatan di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut UUD 1945 d. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
c. Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden
d. Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR g. DPR mempunyai fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan 3. Unsur-unsur negara

Unsur wilayah negara dirumuskan dengan istilah” seluruh tumpah darah Indonesia” cara
pandang integralistik tentang rumusan pemerintah negara. Oleh karena itu jika konsisten dengan
cara pandang ini seharusnya kita sebutkan adanya:

a. Penyelenggara negara di bidang pembentukan peraturan perundangan (legislatif)


b. Penyelenggara negara di bidang penerapan hukum (eksekutif)
c. Penyelenggara negara di bidang penegakan hukum (yudikatif)
d. Penyelenggara negara di bidang kepenasehatan dan sebagainya
e.
3. Sendi pemerintahan

Sendi pemerintahan adalah suatu prinsip untuk dapat menjalankan pemerintahan dengan
baik dimana ada anggapan bahwa pemerintah dengan baik adalah membagi negara di dalam
beberapa wilayah. Untuk masalah ini UUD 1945 setelah amandemen yang ke 2 dalam pasal 18
di atur sebagai berikut:

a. Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan UU.
b. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kebupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
c. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota itu memiliki dewan perwakilan
rakyat daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum
d. Gubernur, bupati dan walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,
kabupaten dan kota dipilih secara demokratis.
4. Tata Jabatan

Masalah tata jabatan muncul karena adanya anggapan bahwa di dalam organisasi negara
yang tetap adalah jabatannya, sedang pelakunya dapat berubah. Permasalahan tata jabatan
dirinci dalam sub masalah yang kesemuanya menganalisa negara dalam strukturnya. Sub
masalah tersebut dirinci dalam :

a. Masalah perwakilan (sistem dan kelembagaannya)


b. Masalah penggolongan-penggolongan penduduk
c. Masalah alat perlengkapan Negara.
2. Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik

Suatu organisasi atau biasa dikenal sebagai partai politik bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita-cita dalam memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa,
dan Negara serta memelihara keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Namun sebagai perwujudan Negara hukum, maka partai politik harus tunduk pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang
“partai politik” dilakukan oleh lembaga Negara yang berwenang secara fungsional sesuai
ketentuan Undang-undang.

3. Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan bermasyarakat

Negara Republik Indonesia akan kokoh, kuat, sentosa, jaya dan lestari, jika Pancasila
telah benar-benar meresap kedalam jiwa masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia
selalu lekat dengan kebudayaan, hal ini dapat disebabkan oleh manusia yang hidup bersama
dengan waktu yang cukup lama. Dan ternyata terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
antara manusia dan kebudayaannya di satu pihak, dan Negara dengan sistem ketatanegaraannya
di lain pihak. Apabila kebudayaan masyarakat dan sistem ketatanegaraan di warnai oleh jiwa
yang sama, maka masyarakat dan Negara dapat hidup dengan jaya sentosa, aman, dan sejahtera.
Maka dari itu diperlukan masyarakat yang selalu bijak dalam bersikap, taa akan aturan aturan
yang berlaku, dan mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kegiatan sehari-hari.

4. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan dinamis

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun tetap saja
bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis, dan antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, IPTEK, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan
ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai- nilai dasar yang terkandung didalamnya,
namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit sehingga memiliki kemampuan
yang reformasif untuk memecah masalah- masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring
dengan aspirasi rakyat, perkembangan IPTEK, serta zaman.

Dalam ideology terbuka terdapat cita – cita dan nilai – nilai yang mendasar yang bersifat
tetap dan tidak berubah sehingga langsung bersifat operasional, oleh karena itu setiap kali harus
dieksplisitkan.Eksplisitasi dilakukan dengan menghadapkannya pada berbagai masala yang
selallu silih berganti melalui refleksi yang rasional sehingga terungkap makna operasionalnya.
Dengaan demikian penjabaran ideology dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan
rasional. Sebagai suatu conth keterbukaan ideology pancasila antara lain dalam kaitannya
dengan kebebasan berserikat berkumpul sekarang terdapat 48 partai politik, dalam kaitan
dengan ekonomi (misalnya ekonomi kerakyatan), demikian pula dalam kaitannya dengan
pendidikan, hukum, kebudayaan, iptek, hankam dan bidang lainnya.

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain adalah ideologi
terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat tetap,
namun dapat dijabarkan menajdi nilai instrumental yang berubah dan berkembang secara
dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia. Tatanan
nilai mempunyai tiga tingkatan ( fleksibelitas ideology pancasila mengandung nilai-nilai
sebagai berikut :

Ciri-ciri ideologi terbuka

a. Nilai Dasar, merupakan esensi dari sila-sila pancasila yang bersifat universal. Nilai dasar
ideology tertuang dalam pembukaan UUD 45. Sehingga pembukaan UUD 45 memuat
nilai-nilai dasar ideology pancasila. Sebagai ideologi terbuka, nilai inilah yang bersifat
tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara
b. Nilai Instrumental, merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaan. Nilai instrumental ini merupakan eksplisitasi, penjabaran lebih lanjut dari
nilai-nilai dasar ideology pancasila.
c. Nilai Praksis, merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi
pengalaman yang bersifat nyata. Maksudnya, dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ideologi pancasila bukanlah merupakan suatu “doktrin” belaka yang bersifat tertutup
yang merupakan norma-norma beku, melainkan disamping memiliki idealism, pancasila juga
bersifat nyata dan reformatif yang mampu melakukan perubahan.

Pancasila di tengah-tengah ideologi-ideologi besar di dunia Ideologi Liberalisme

Ideologi ini berdasarkan struktur filsafat liberal atau liberalism atau individualism.
Ideology ini sangat mengagung-agungkan kebebasan individu di atas segalanya. Hak asasi
manusia dijunjung tinggi dan dijadikan dasar dalam melakukan tindakan-tindakannya. Jadi
setiap orang memntingkan hak dari pada kewajibannya. Ideologi Komunisme
Tujuan daripada ideologi komunis bahwa negara atau masyarakatnya yang berperan
sebagai penyedia segala macam kebutuhan warga masyarakat. Namun, realisasi ideologi
komunis terhalang oleh kedaulatan yang dimiliki oleh setiap negara.

Ideologi Pancasila

Ideologi pancasila mendasarkan pada struktur filsafat pancasila. Pancasila itu sendiri
sebagai filsafat tersusun atau berpangkal tolak dari nilai-nilai dasar, yang luhur, kekal abadi,
tidak berubah dan terdapatnya nilai-nilai itu dalam sosio budaya masyarakat bangsa Indonesia
itu sendiri, budaya-budaya bangsa Indonesia dan dalam adat istiadat bangsa Indonesia sendiri.
Dan inilah yang dimaksud substansinya pancasila.

Tujuan ideologi pancasila ialah mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur, yang merata
materil dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan kedaulatan rakyat dalam suasana peri
kehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan bebas,
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain dalam beberapa aspek, yaitu:

Politik Hukum :

Pancasila > Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan
individu dan masyarakat.

Sosialisme > Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan, Masyarakatsama dengan


negara.

Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk melanggengkan
komunis.

Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam politik
mementingkan individu.

Ekonomi :

Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan rakyat.

Sosialisme > Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.

Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara, Monopoli Negara.
Liberalisme > Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme, Monopolisme, Persaingan
bebas.

Agama

Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Sosialisme > Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan, Diutamakan kebersamaan.

Komunisme > Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis.Liberalisme > Agama urusan
pribadi, Bebas beragama (memilih agama/atheis).

Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat :

Pancasila > Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3S
(selaras, serasi, dan seimbang).

Sosialisme > Masyarakat lebih penting daripada individu.

Komunisme > Individu tidak penting – Masyrakat tidak penting, Kolektivitas yang dibentuk
negara lebih penting.

Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat diabdikan bagi individu..

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-
nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral,
budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar,
secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman
dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat
dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan, “... terutama bagi negara baru dan
negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-
undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya“.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang pemikirannya terbuka. Ciri-ciri ideologi ini antara
lain:

1. Merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.


2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali dari budaya masyarakat.
3. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya.
4. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.

Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter, dan tidak dapat dipakai melegitimasi
kekuasaan sekelompok orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka. Bisa
dikatakan bahwa Pancasila memenuhi semua persyaratan sebagai ideologi terbuka. Hal ini
dijelaskan, pertama, Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat
Indonesia. Kedua, Isi Pancasila tidak langsung operasional artinya kelima nilai dasar Pancasila
itu berfungsi sebagai acuan dan dapat ditafsirkan untuk mencari implikasinya dalam kehidupan
nyata. Ketiga, Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebasan dan tanggung jawab
masyarakat. Keempat, Pancasila juga bukan ideologi totaliter dan kelima, Pancasila menghargai
pluralitas.

Berdasarkan ciri-ciri yang sudah disebutkan sebelumnya, Pancasila memenuhi syarat


sebagai ideologi terbuka.

1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia.
2. Isi Pancasila tidak langsung operasional, hanya berisi lima dasar, yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan,Kerakyatan, dan Keadilan. Karena hanya berisi nilai dasar,
maka perlu adanya penafsiran.
3. Pancasila menghargai kebebasan. Hal ini tercermin dalam makna sila kedua yang tidak
saja mengakui kebebasan dan kesedarajatan manusia Indonesia, tetapi semua bangsa di
dunia.
4. Pancasila adalah ideologi politik, pedoman hidup masyarakat, bangsa, dan negara.
5. Pancasila menghargai pluralitas, seperti yang tercermin dalam sila pertama. Sila ini
mencerminkan semua agama yang ada di Indonesia.

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Hal
ini bukan berarti nilai dari Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain yang dapat
menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah
nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa
Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan memperhaitkan tingkat kebutuhan dan
perkembangan masyarakat Indonesia, serta tidak keluar dari eksistensi dan jati diri bangsa
Indonesia. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan
budaya bangsa Indonesia dan dalam ikatan NKRI.

Menurut moerdiono, faktor-faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi


terbuka adalah:

1. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia yang cepat sehingga tidak semua


persoalan hidup dapat ditemukan jawabannya secara ideologis;
2. Runtuhnya ideologi tertutup, seperti Marxisme-Leninisme/komunisme;
3. Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan pengaruh komunisme; dan
4. Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pancasila sebagai satu-satunya asa
telah dicabut oleh MPR pada tahun 1999).

Contoh Pancasila Sebagai Dasar Negara

Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka
pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang menentukan arah
Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi
pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar
Negara (Notonagoro, 1996).
Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara
Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep
pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir
sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila sebagai
dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka.
Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang.
Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai berikut:
1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah
maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur. (Lubis,
hlm. 55-56)
Pancasila sebagai ideology juga mengandung system nilai yang bersifat menyuruh.
Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik berdasarkan realita kehidupan
masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat harus lebih dahulu
memahami dasar falsafah dan ideologi negara itu, yang selanjutnyaakan mendorong perilaku
warga negara, rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana realitas. Pancasila juga
merupakan ideology terbuka. Artinya, yang dikandung oleh sila-sila pancasila hanyalah terbatas
pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. (Pohan, hlm. 87-90)

Berikut contoh penerapan pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari:

Sila pertama
1. Memiliki satu agama dan menjalankan peribadahan dari agama tersebut. Kepemilikan
terhadap agama tersebut harus diikuti dengan ketakwaan pada Tuhan.
2. Menjalankan agama dengan tetap memperhatikan kondisi di sekitar dan tidak
mengganggu ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.
3. Menjaga toleransi atau saling menghormati i antara umat beragama agar tercapai
kedamaian dan keamanan bersama.
4. Saling bekerjasama antar umat beragama dalam hal yang bersifat memajukan
kepentingan umum, misalnya kerja bakti atau gotong royong di dasa.
5. Tidak memaksa seseorang untuk menganut agama tertentu.

Sila kedua

1. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak suku, agama ras,
dan adat istiadat.
2. Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti kita
dalam berbagai kondisi.
3. Tidak melakukan diskriminasi terhadap siapapun.
4. Tidak merendahkan martabat orang lan.

Sila ketiga

1. Cinta terhadap tanah air demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian menjadi lebih
maju.
3. Mengutamakan segala kepentingan nrgara yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional Indonesia.

Sila keempat

1. Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat untuk


menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan kita.
2. Ikut serta dalam pemilihan umum dengan menggunakan hak pilihn serta mengajak orang
lain untuk menggunakan hak pilihnya.
3. Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita.

Sila kelima

1. Menghargai karya atau hasil ciptaan orang lain.


2. Tidak mengganggu orang lain, apapun yang sedang kita lakukan.
3. Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan.
KESIMPULAN

Bangsa Indonesia yang besar ini tidaklah akan ada jika tidak memiliki sebuah landasan
ideologi. Tentunya, sebuah ideologi yang kuat dan mengakar di masyarakatlah yang akan bisa
menopang sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia ini. Ideologi yang kuat tersebut adalah
ideologi Pancasila.

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka.
Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara
lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-
masalah baru dan aktual.

Keterbukaan ideologi Pancasila juga menyangkut keterbukaan dalam menerima budaya


asing. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial senantiasa hidup bersama sehingga terjadilah
akulturasi budaya. Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka terhadap pengaruh budaya
asing, namun nilai-nilai esensial Pancasila bersifat tetap. Dengan perkataan lain Pancasila
menerima pengaruh budaya asing dengan ketentuan hakikat atau substansi Pancasila yaitu:
ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan bersifat tetap. Secara strategi
keterbukaan Pancasila dalam menerima budaya asing dengan jalan menolak nilai-nilai yang
tertentangan dengan ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan serta
menerima nilai-nilai budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Tri Nugroho, Fauzan. 2020. “Pengertian Ideologi Pancasila, ketahui fungsi,


Makna, dan Contoh Penerapannya”.
https://m.bola.com/ragam/read/4423240/pengertian-ideologi-pancasila-
ketahui-fungsi-makna-dan-contoh-
penerapannya#:~:text=Pengertian%20Ideologi%20Pancasila%2C%20Ketah
ui%20Fungsi%2C%20Makna%2C%20dan%20Contoh%20Penerapannya,-
Faozan%20Tri%20Nugroho&text=Dari%20penjelasan%20di%20atas%2C%
20bisa,kepada%20lima%20sila%20dalam%20pancasila.

Windia, Wayan,dkk, 2014. Modul Pancasila Dalam Membangun Karakter


Bangsa. Bali: Udayana University Press.

Armadi, Adi, dkk. 2014. Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.


Rebang Tangkas: SMA Negeri 1 Rebang Tangkas.

Ami, Yolanda Putri. 2019. Pancasila Sebagai Dasar Negara. Fakultas


Tarbiyah dan Ilmu Keagamaan: Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan.

Sembiring, Jakobus, dkk. Makalah Pancasila Sebagai Ideologi. Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Quality.

FahmiNabil.2019.”perbandingan pancasila dengan ideologi lain”.


https://www.kompasiana.com/nabilfahmi21/5ec645b0097f3616747629a4/pe
rbandingan-ideologi-pancasila-liberalisme-kapitalisme-sosialisme-dan-
komunisme (diakses pada 16 Maret 2021, pukul 14.50)

Agusw.2011.”aktualisasi nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara”.https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-16946-
7_0414.pdf (diakses pada 16 Maret 2021, pukul 15.20)

Anda mungkin juga menyukai