Pengujian Daya Dukung Lapis Tanah Dasar Subgrade P
Pengujian Daya Dukung Lapis Tanah Dasar Subgrade P
net/publication/333426555
CITATIONS READS
0 2,114
1 author:
Tatang Sumarna
Politeknik Negeri Bandung
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Tatang Sumarna on 14 February 2020.
Tatang Sumarna
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds.Ciwaruga
Bandung 40012. Email: tatang.sumarna2@gmail.com
ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia
untuk melakukan mobilitas keseharian sehingga volume kendaraan yang melewati suatu ruas jalan
mempengaruhi kapasitas dan kemampuan dukungnya. Kekuatan dan keawetan kontruksi perkerasan
jalan sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung tanah dasar. Pengujian dilakukan dengan
Calfornia Bearing Ratio (CBR) rendaman untuk bahan tanah timbunan, dan dengan Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) untuk prototipe subgrade jalan. Nilai CBR akan berbeda-beda sesuai dengan
kedalaman lapisan yang diuji. Pada kedalaman 0-340 mm, 340-590 mm dan kedalaman 590-950 mm
berturut-turut diperoleh nilai CBR rata-rata sebesar 7.62%, 19.67% dan 21.90%, lebih besar dari nilai
CBR rencana yaitu 5.7%. Hal ini berarti subgrade memenuhi syarat kekuatan.
Kata kunci: jalan, california bearing ratio, dynamic cone penetrometer
besar selama dan sesudah pembebanan Bowles (1991) mendefinisikan empat variable
lalu lintas dari macam tanah tertentu. pemadatan tanah yaitu :
5. Perubahan bentuk akibat dilakukannya
1. Usaha pemadatan (energi pemadatan)
tambahan pemadatan, karena terjadinya
2. Jenis tanah (gradasi, kohesif atau tidak
penurunan oleh beban tanah dasar tidak
kohesif, ukuran partikel, dsb-nya)
dipadatkan secara baik, dimana daya
3. Kadar air
dukung tidak optimal.
Berat isi kering (Proctor menggunakan
Untuk memperkecil terjadinya masalah yang angka pori)
menyangkut tanah dasar seperti di atas, maka
Karena volume tanah terdiri dari bagian padat
langkah yang harus dilakukan adalah
dan kekosongan diantaranya (voids), maka
melakukan pekerjaan tanah dasar sesuai dengan
tekanan akan menurunkan kekosongan (void
peraturan pelaksanaan pembangunan jalan raya
ratio) tiap satuan tekanan atau beban. Rasio
yang berlaku. Peraturan pelaksanaan yang
kekosongan menyatakan perbandingan volume
menyangkut penyelidikan lokasi mengenai
kekosongan dengan volume padatan (Baver
faktor kadar air tanah, material tanah, keadaan
1962).
dan klasifikasi tanah dan sifat penting tanah
serta daya dukung tanah. Tanah yang kurang Dalam uji tumbukan maupun uji remasan,
memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai beberapa contoh tanah dicampur dengan jumlah
lapisan tanah dasar, maka perlu dilakukan air yang makin bertambah banyak, dipadatkan
peningkatan daya dukung tanah dengan di dalam cetakan, dan ditimbang. Apabila
melakukan perbaikan terhadap tanah tersebut. diketahui berat tanah basah di dalam cetakan
Adapun cara yang dilakukan untuk yang volumenya diketahui maka berat isi tanah
meningkatkan daya dukung tanah tersebut basah (γb) dapat langsung dihitung berat tanah
(Sukirman 1999) dengan cara: basah di dalam cetakan per volume cetakan.
Kemudian berat berat isi kering (γkering) dalam
1. Cara dinamis, cara perbaikan tanah dasar
satuan (g/cm3) dapatdihitung sebagai berikut:
dengan menggunakan alat-alat berat
seperti compactor yang dilengkapi dengan γkering = basah (1)
alat penggetar untuk pekerjaan pemadatan. w(%)
2. Memperbaiki gradasi yang ada, cara ini 1
100
dilakukan dengan menambah fraksi yang
kurang kemudian dicampur dan dimana w(%) sama dengan persen kadar air,
dipadatkan. pada rumus di atas adalah kadar air setelah
3. Dengan stabilitas kimia, cara ini dilakukan dipadatkan. Dari data beberapa contoh yang
dengan menstabilitaskan lapisan tanah dipadatkan dipakai untuk menggambarkan
dasar dengan bahan-bahan kimia seperti kurva berat isi kering terhadap kadar air
semen portland, kapur, dan bahan kimia (Bowles 1991).
lainnya. Menurut Gill dan Van den Berg (1967)
4. Membongkar dan mengganti, langkah ini pemadatan tanah adalah sifat dinamik tanah
dilaksanakan apabila tanah dasarnya dimana tingkat kepadatan naik. Dalam hal ini
sangat jelek dan mengganti tanah aslinya pengeringan dan pengerutan dapat juga
dengan material yang lebih baik, meningkatkan kepadatan tanah selain gaya-
berkualitas tinggi, dan mempunyai daya gaya mekanis yang bekerja pada tanah.
dukung yang optimal.
Pada umumnya perencanaan jalan di Indonesia
Menurut Terzaghi dan Peck (1987) tingkat khususnya di lingkungan Departemen
pemadatan tertinggi diperoleh apabila kadar air Pekerjaan Umum menggunakan nilai CBR
mempunyai suatu nilai tertentu yang disebut (California Bearing Ratio) dalam menentukan
kadar air kelembaban optimum (optimum tebal perkerasan berdasarkan proyeksi lalu
moisture content) dan prosedur untuk lintas dan umur rencananya. Data CBR dapat
mempertahankan agar kadar air mendekati nilai digunakan untuk mengevaluasi perlunya
optimumnya selama pemadatan timbunan pemeliharaan dan peningkatan jalan. Dalam
dikenal sebagai kontrol kadar kelembaban usaha mendapatkan data CBR di lapangan,
(moisture content control). dapat dilakukan penentuan nilai CBR di tempat
(in situ) secara konvensional (SNI 03-1738-