Anda di halaman 1dari 11

Mengukur Sikap dan Minat Beli Konsumen Terhadap

Produk Skin Care dengan Menggunakan Brand image


Merek Lokal
Driane Maulida Dwitari1, Lusianus Kusdibyo2
1,2
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung 40012

E-Mail : driane.maulida.mpem415@polban.ac.id

ABSTRAK
Menguji minat pembelian dan memprediksikan konsep proses pembuatan keputusan merupakan hal
yang penting dalam bidang pemasaran. Keterlibatan dan pengujian dari sebuah persamaan struktural
pada studi ini digunakan konstruk citra merek (brand image) untuk menjelaskan minat beli konsumen
Indonesia terhadap produk Skincare lokal. Dengan mengusulkan tiga hipotesis pada hubungan antar
konstruk citra merek dan sikap terhadap produk Skincare lokal. Hasil analisis dari 240 responden
menunjukkan bahwa hubungan antara citra merek dan minat pembelian berpengaruh signifikan dan
menunjukkan pengaruh yang paling besar disusul dengan hubungan antar sikap dan minat pembelian.
Pada studi ini ditemukan peran mediasi konstruk sikap antara citra merek dan minat pembelian yang
menunjukkan koneksi yang signifikan. Hasil dari studi ini dapat diimplementasikan dan
dikembangkan guna membentuk positioning strategis dan pembentukan promosi pemasaran untuk
produk Skincare lokal guna meningkatkan kompetitifitas produk lokal secara lebih global.
Kata Kunci
Citra merek, Sikap, Minat pembelian, Produk Skincare, Merek lokal

1. LATAR BELAKANG digunakan sebagai kegiatan rutin dan


diaplikasikan dengn tujuan untuk melindungi
Lingkungan bisnis berjalan dengan cepat dan dan atau untuk menambah dan atau
mengharuskan perusahaan untuk mampu memperbaiki cedera kulit [4]. Berdasarkan data
mengadopsi perubahan dengan identitas yang Kementrian Industri Indonesia, penjualan
lebih akurat sebagai aspek dalam memenangkan produk kosmetik nasional meningkat hampir 15
kompetisi pasar. Ekonomi Indonesia memiliki persen pada tahun 2011 dari 8.5 triliun rupiah
rata-rata pertumbuhan yang relatif kuat ke 9.76 triliun rupiah pada 2017. Pendorong
menjadikan semakin terindustrialisasi dan utama dari permintaan akan produk kecantikan
diintergrasikan dengan ekonomi global [1]. dan personal care adalah produk Skincare yang
Terhitung sebenyak lebih dari 760 perusahaan mencapai 32 persen. Selain itu, nilai ekspor
konsmetik yang berlokasi di Indonesia yang terhadap produk kosmetik pada tahun 2015
mengindikasikan bahwa salah satu pasar mencapai 81 juta dolar Amerika atau 11 triliun
kompetitif di Indonesia yang diproyeksikan rupiah sedangkan nilai dari impornya tercatat
memiliki potensi di masa depan adalah pasar oleh Kementrian Industry Indonesia kurang dari
kosmetik, yang mana pertumbuhannya akan setengah nilai ekspor yaitu 441 miliar dolar
terus meningkat sekitar 10% hingga 20% per Amerika[5].
tahunnya [2].
Tren terbaru lebih menyoroti terhadap
Produk yang tergolong sebagai produk kosmetik kebutuhan konsumen akan keaslian dan
antara lain adalah personal care, make up, orisinalitas sebuah produk [6] serta keinginan
pewangi termasuk parfum dan eau de cologne, konsumen untuk “kembali ke akarnya” sehingga
hair care, dan Skincare [3]. Produk Skincare mampu merangkul kembali komunitas lokal
atau perawatan kulit secara umum dapat yang mewakili peluang menjanjikan untuk
diasosiasikan kepada produk-produk yang posisi merek lokal yang lebih kompetitif [7]

686
Konsumen di negara berkembang seperti di Definisi Brand image merupakan bagaimana
Indonesia, India, dan China mengalami persepsi pelanggan terhadap sebuah merek yang
peningkatan minat memilih antara produk merek diwakilkan dengan kombinasid merek [17]
lokal dan merek asing. Di Indoneisa, permintaan sehingga mampu menciptakan kesan subjektif di
akan produk perawatan kulit memiliki pikiran konsimen mengenai sebuah merek [18].
pertumbuhan yang cepat dan konsisten sekitar Brand image juga disebut sebagai brand
10-20 persen pertahunnya [2] dan konsumen knowledge yang berhubungan untuk
produk kosmetik indonesia menilai produk lokal menguatkan merek dimana Brand image dalam
sebagai produk yang bernilai tinggi [8]. Namun, konsep pemasaran dikenal pula sebaga salah
kenyataannya kontras bahwa pelanggan satu konsep penting pemasaran. Peran dari
Indonesia lebih memilih produk merek asing Brand image di dalam sebuah perusahaan dapat
terutama untuk produk kosmetik yang memengaruhi terhadap keuntungan dan mampu
khususnya adalah produk perawatan kulit atau menciptakan alur kas jangka panjang [19].
Skincare [9]. Brand image juga mampu membantu
perusahaan untuk mencapai targetnya secara
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan efisien dalam meraih potensi pasar [10].
untuk memprediksi minat pembelian dengan
menggunakan variabel Brand image [10] dalam Menurut Keller [20] menjelaskan bahwa nilai
menjelaskan factor perilaku pembelian terhada kognitif, emosional, dan sensori merupakan
produk kosmetik ramah lingkungan di Taiwan dimensi-dimensi penting dalam membangun
dan memprediksi minat pembelian terhadap sebuah Brand image. Kumpulan nilai kognitif
produk automobile di Iran [11] Selain itu, dapat direfleksikan sebagai evaluasi terhadap
melalui variable sikap terhadap produk Skincare atribut merek tersebut dan nlai emosional
merek lokal pula dapat dilakukan prediksi mampu memenuhi perasaan personal seperti
terhaadap minat pembelian. Penelitian oleh perasaan bahagia, senang, dan suka cita.
Abdrahman et. al [12] menjelaskan sikap dan Sedangkan nilai sensori pada konsumen dapat
minat beli konsumen halal kosmetik di Malaysia diartikan sebgai keterlibatan konsumen secara
dan penelitian oleh Garg dan Joshi [13] di India. fisik dengan produk yang digunakan [21].
Yeon Kim dan Chung [14] mengeksplor minat
beli terhadap produk personal care organic di Penelitian terdahuu oleh Yang [10] telah
Amerika dengan menggunakan variable sikap. menjelaskan bahwa dalam menentukan perilaku
Model penelitian dalam studi ini merupakan pembelian produk kosmetik ramah lingkungan
kombinasi atas penelitian terdahulu oleh Park et. di Taiwan Brand image memiliki hubungan
al., [15] dalam meneliti minat mahasiswa China signifikan dengan minat pembelian dan
untuk melancong ke Jepang dan penelitian oleh penelitian di Iran oleh Reza Jalilvand dan
Hsu et. al., [16] dalam meneliti minat pembelian Samiei [11] mengenai prediksi minat pembelian
skincare ramah lingkungan. Sehingga, studi ini produk automobile juga memiliki pengaruh
bertujuan untuk menyuguhkan pemahaman dari dengan Brand image. Selain itu, penelitian
factor kunci yang memengaruhi konsumen terdahulu juga menjelaskan bahwa Brand image
indonesia untuk membeli produk merek lokal. juga mampu memengaruhi kepada sikap suatu
Variable Brand image, sikap, dan minat hal seperti penelitian oleh Elseidi dan El-Ba [22]
pembelian terhadap produk skin care merek yang memperlihatkan pengaruh positif dan
lokal di pasar Indonesia digunakan dalam studi signifikanantara Brand image dan sikap
ini merupakan modifikasi dari penelitian- pelanggan terhadap sebuah merek di Mesir dan
penelitian terdahuku yang Objektifnya secara penelitian di Cina mengenai destination image
umum bertujuan untuk menjelajah lebih luas juga memiliki pengaruh yang signifikan
lagi terhadap Brand image dan sikap dalam terhadap sikap mahasiswa untuk memiliki minat
pengaruhnya dengan minat pembelian agar melancong ke Jepang [15]. Sehingga
merek local semakin mampu memperkuat pasar berdasarkan dua penelitian terdahulu dapat
domestic dan bersaing secara global. diajukan hipotesa:
H1: Brand image memiliki pengaruh positif
terhadap minat pembelian
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Citra Merek (Brand image) H2: Brand image memiliki pengaruh positif
terhadap sikap konsumen

687
2.2 Sikap terhapad Produk Skincare Penelitian sebelumya menunjukkan bahwa
Merek Local minat pembelian dapat dijadikan sebagai salah
satu indicator kunci di bidang pemasaran [33,
Kepercayaan personal merupakan hasil dan 34] dan salah satunya dapat dipengaruji oleh
atribut dari sebuah kepercayaan perilaku sikap [35]. Penelitian dari Shukla [36]
sebagaimana dapat diasosiasikan sebagai menjelaskan dalam penelitiannya bahwa sebuah
evaluasi dari hasil dan atribut tersebut [23]. model dari dimensi untuk menjelaskan perilaku
Terdapat sedikit penelitian terdahulu yang pelanggan akan minat pembelian dapat
membahas mengenai sikap terhadap produk dibandigkan dengan produk yangan akan dipilih,
lokal. Namun, penelitian oleh Halkias et. al [24] keinginan untuk merekomendasikan produk, dan
menjelaskan bahwa branding produk secara minat untuk membeli di masa depan. Terdapat
lokal dapat memengaruhi secara tidak langsung beberapa studi terdahulu yang setuju bahwa
terhadap minat pembelian dan pengaruhnya sikap pelanggan terhadap sebuah produk atau
lebih besar di banding dengan branding secara merek dapat memengaruhi minat pembelian [11,
global. 27, 37] . Lebih lanjut lagi, penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Agarwal membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
dan Malhotra [25] sikap terhadap sebuah merek signifikan antara Brand image dan minat
merupakan penilaian pelanggan secara umum pembelian [36, 38, 39] . Sehingga dapat
dan evaluasi dari sebuah merek secara spesifik disimpulkan bahwa pentingnya untuk
dan didasarkan oleh kepercayaan mereka mengetahui factor yang memengaruhi minat
mengenai merek tersebut. Konsumen akan pembelian guna menciptakan strategi pemasaran
cenderung memiliki sikap yang baik ketika yang sukses.
hasilnya adalah positif dan cenderung utuk Gambar 1 menunjukkan model dan hipotesis
terikat dengan perilakunya secara spesifik [26]. yang diajukan.
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa
sikap konsumen terhadap sebuah merek atau
produk memengaruhi minat terhadap produk,
merek, atau perilaku tertentu [27, 28]. Dalam 3. METODOLOGI PENELITIAN
konteks produk personal care organik, sikap 3.1 Pengumpulan Data dan Sampel
terhadap pembelian produk personal care Studi ini merupakan sebuah riset reskriptif yang
organik seara positif berpengaruh pada dilakukan dengan mengumpulkan 240
pembentukan minat pembelian untuk pelanggan responden pengguna produk Skincare local
di Amerika Serikat [14] dan mahasiswa di cina dengan kategori pengguna Skincare local,
cenderung memberikan sikap yang positif berusia 18-25 tahun dan berdomisili di sekitar
terhadap minat pelancongan ke Jepang [15]. bandung raya Indonesia. Survey dengan
Sehingga dari penelitian sebelumnya dapat menggunakan kuesinoner online dilakukan
dikatakan bahwa sebuah sikap positif terhadap untuk mengumpulkan data dengan
suatu perilaku mampu memperkuat minatnya mengaplikasikan Brand image, sikap terhadp
dalam menjalankan perilakunya [29]. Dari produk, dan minat pembelian sebagai kerangka
uraian tersebut diajukan sebgua hipotesa: penelitian. Kuesioner yang disebarkan
H3: Sikap konsumen berpengaruh positif menggunakan lima-poin dari skala Likert.
terhadap minat pembelian Dalam pemilihan sampling, studi ini
mengaplikasikan metode non-probabilitas
2.3 Minat Pembelian karena tidak terdapat data pasti jumlah
pengguna Skincare local dan menggunakan
Minat pembelian merupakan salah satu pendekatan jusmen dengan kriteria yang
komponen utama pada perilaku kognitif ditentukan untuk memenuhi objektif penelitian
pelanggan yang mampu memperlihatkan peneliti [40].
bagaimana pelanggan berniat untuk membeli
kepada sebuah merek atau produk secara Guna menguji hipotesis tujuan, studi ini
spesifik [30]. Lalu, menurut Dodds et al., [31] , menggunakan tiga konstruk mayor yaitu Brand
minat pembelian dapat didefinisikan sebagai image [41], Sikap konsumen [37], dan minat
seorang prospek ketika pelangan akan pembelian. Hipotesis yang diuji tersebut
melakukan pembelian secara khusus ehadap dikembangkan setelah dilakukannya tunjauan
produk dan juga dilakukan secara sadar [32]. pustaka dan dilakukan pre-test terhadap 20

688
responden sebelum disebar. Pre-test dilakukan menghitung kecakapan model dan menguji
untuk menghindari ketidak sinkronan tujuan hipotesis-hipotesis yang diajukan, persamaan
peneliti mengajukan pertanyaan dengan structural, dan penegasan akan factor yang
respondennya. Data deskriptif statistuk dihitung dianalisis telah dilakukan [41] dengan
untuk menggambarkan profil responcen. Guna menggunakan aplikasi Smart PLS.

H2 H3
Sikap Konsumen

Brand Image Minat Pembelian


H1

Gambar 1. Kerangka model penelitian dan Hipotesis

4. HASIL Freq. Perc


4.1 Profil Responden Gender Pria 42 17
Wanita 199 83
Sebanyak 240 responden telah merespon
kuesioner yang disebarkan dan dikumpulkan Pekerjaan Pelajar 185 79
untuk menguji penelitian ini. Tabel 1 Pegawai Negeri 4 2
menunjukkan sosio demografi bahwa Pegawai Swasta 25 10
kebanyakan responden adalah wanita 199 (83%) Wisausaha 3 1
dan responden pria 42 (17%). Pekerjaan yang
Ibu Rumah 7 3
paling banyak mengisi kuesioner ini adalah Tangga
pelajar sebanyak 185 (79%), pegawai negeri 4 Lain-lain 11 5
(2%), pegaaai swasta 25 (10%), wiraudahawan 3 Pendapatan <2.000.000 176 74
(1%), ibu rumah tangga (3%), dan lain-lain 11 Perbulan
(5%). Lalu, responden didominasi dengan yang 2.000.000 - 41 17
memiliki pendapatan bulanan kurang dari 5.000.000
2.000.000rupiah yaitu sebanyak 176 (74%) >5.000.000 21 9
dengan mayoritas adalah lulusan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dasar - 0
tegah sebanyak 154 (64%) responden. Terakhir (SMP/MTs/
sederajat)
Tabel.1 Profil Responden Pendidikan 154 64
Tengah (SMA/
MA/ sederajat)
Pendidikan Tinggi 85 36
(Diploma/
Sarjana/ Magister/
Spesialis/ Doktor/
Sejajar)
Freq. : Frequensi, Perc: Persentase

4.2 Perhitungan Alat Ukur


Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh
item memiliki nilai standardized factor loading
di atas .60 [42]demikian nilai dari indicator
reabilitas akan memengaruhi terhadap nikai
composite reliability. Pengujian reliabilitas
konstruk dilakukan dengan memerhatikan nilai
pada composite reliability (CR) dan Cronbach’s
alpha [43-46] Nilai composite reliability pada
table 2 menunjukkan angka .868 dan .897, dan
nilai Cronbach’s alpha berada di antara .772 dan

689
.864 yang artinya berada di atas nilai batas yaitu PI1 0.880
.60 [42, 44]. Sehingga dapat dikatakan bahwa PI2 0.799
item-item konstruk adalah reliabel.
PI3 0.804
Nilai average variance extracted pada table 2 Note: *Significant p<0.01
memunculkan nilai di atas .50 sebahaimana
merupakan menujukkan 50% atau lebih dari
indicator-indikator variansi dapat digunakan Tabel 3 Fornell-Larcker Criterion
[42]. Dari perhitungan tersebut dapat dikatakan
AT BI PI
bahwa perhitungan kontruk item-item secara
siginifikan memenuhi syarat. (1) Sikap konsumen (AT) 0.862
(2) Brand image [41] 0.608 0.743
Validitas diskirminan dalam jumlah cukup
sebagaimana yang ditunjukkan di table 3 (4) Minat pembelian (PI) 0.628 0.657 0.829
memperlihatkan akar kuadrat dari masing-
masing konstruk bahwa nilai AVE berada di atas
dari koefisien korelasi korespondensinya. 4.3 Perhitungan Model Structural
Kriteria Fornell dan Larcker [42] merupakan
Pembuktian dengan menggunakan prosedur PLS
pendekatan untuk menghitung validitas
algotithm guna mengetemukan loadings,
diskriminan dimana niali AVE dari masing-
weights, koefisien jalur lalu
masing variable laten harus lebih besar dari
disempurnakandengan menggunakan
korelasi kuadrat laten variable yang lain.
pendekatan bootstrapping untuk mengobservasi
Pengujian validitas diskriminan bertujuan untuk
tingkat signifikasi dari masing-masing hipotesis
menghitung konstruk yang tidak memiliki
yang diajukan [47]. Guna menghitung
persamaan karakteristik dengan yang lainnya
kecocokan model secara keseluruhan,
sebagaimana digunakan dalam model
pendekatan Goodness-of-fit (GoF) yang
perhitungan [47].
dikebangkan oleh Tenenhaus et al., [48].
Pengukuran GoF menggunakan rata-rata
geometric dari total rataan komunaliti dari setiap
konstruk. Nilai R kuadrat dihitung untuk
memprediksikan kekuatan penjelasan dan
proporsi dari Gof sebagai indikasi alternative
Tabel 2 Nilai loading, composite reliability, Cronbach’s dan kecakapan model [49]. Tabel 4
alpha, dan AVE
menunjukkan bahwa nilai Gof yang lebih besar
Konstruk/ Loading* CR C AVE dari .25 sebagai model dengan kecocokan
Item alpha sedang [50, 51]. Perhitungan dari nilai Gof
Brand image 0.895 0.864 0.553 bertujuan untuk memperlihatkan bahwa struktur
BI1 0.762 model yang diajukan dapat diterima dan
berkategori baik sebagi model dengan data
BI2 0.641 empiris.
BI3 0.734
Tabel 4 Goodness of fit index
BI4 0.8832

BI5 0.80 Variable AVE R2


Brand image 0.553
BI6 0.771
Sikap Konsumen 0.743 0.369
BI7 0.632 Minat Pembelian 0.687 0.514
Nilai Rata-rata 1.983 0.883
Sikap 0.897 0.826 0.743
Konsumen AVE x R2 1.751
AT1 0.808 GoF=√( AVE x R2) 1.323

AT2 0.818

AT3 0.897
4.4 Pengujian Hipotesis

Minat 0.868 0.772 0.687 Total dari pengajuan tiga hipotesis ditambah
Pembelian satu hipotesis tambahan dari hubungan tidak

690
langsung antar konstruk ditunjukan pada table 5. membentuk kemungkinan minat terhadap
Secara keseluruhan, konstruk Brand image, pembelian produk skincare merek local.
Sikap konsumen terhadap produk Skincare
merek Lokal, muncul sebagai peran yang Dalam temuannya, studi ini menunjukkan jika
penting dalam menjelaskan minat pembelian seorang individu memiliki sikap yang positif
terhadap produk Skincare merek local. Secara terhadap produk skincare merek local dan
spesifiknya Brand image ditemukan dibangun atas persepsi yang baik mengenai
memberikan pegaruh yang kuat dalam pembangun citra merek tersebut maka akan
pembentukan sikap terhadap produk Skincare meningkatkan minat individu tersebut untuk
merek lokal (ß = 0.436, t=12.276, and P =0.000) melakukan pembelian terhadap sebuah merek
dan memiliki pengaruh yang paling kuat lalu atau produk yang dituju. Hasil studi ini juga
secara langsug terhadap konstruk minat menunjukkan bahwa peran dari Brand image
pembalian juga memiliki hubungan yang sangat penting guna membangun sikap yang
signifikan (ß = 0.436, t=7.565, and P =0.000) positif untuk memberikan efek signifikan dalam
tidak langsung minat pembelian melalui melakukan sebuah perilaku yang dalam kasus
konstruk sikap dapat memperkuat minat ini digambarkan dengan minat pembelian.
pembelian (ß = 0.220, t=5.173, and P =0.000). Konsumen Indonesia memiliki kecenderungan
Begitupula degan sikap yang dapat membentuk dalam membentuk sikap terhadap kegiatan
minat pembelian (ß = 0.363, t=5.898, and P melakukan skincare rutin bahwa kegiatan
=0.000) secara langsung. Sehingga seluruh tersebut menyenangkan, bermanfaat, dan
hipotesis dinyatakan diterima. Secara grafis, nyaman dilakukan sehingga dapat menciptakan
gambar 1 menunjukkan nialai hasil dari minat terhadap pembelian produk. Penemuan ini
koefisien jalur akan sebuah model structural. sejalan dengan penemuan terdahulu oleh
Sasmita dan Mohd Suki bahwa produk dengan
Table 5. Efek variabel citra merek yang positif lebih disadari
Path Effect
keberadaannya terutama pada konsumen muda
Direct Indirect T-Value [55]. Lebih lanjut bahwa minat pembelian
H1=BI → PI 0.436 - 7.565* terhadap sebuah merek didasari pada sikap
H2= BI → AT 0.608 - 12.276* konsumen terhadap citra merek tersebut guna
H3= AT → PI O.363 - 5.898* memenuhi ekspetasinya pada konsumsi produk
H4= BI → AT → PI - 0.220 5.173* telepon genggam pintar [56]. Sehingga hal ini
Note: *Significant p<0.01
menunjukkan bahwa konsumen Indonesia
cenderung menggunakan citra produk dalam
5. DISKUSI membentuk minat terhadap sikap dan pembelian
produk local.
Studi ini menunjukkan bahwa Brand image dan
sikap merupakan konstruk pendahulu dalam
menciptakan minat pembelian. Dari ketiga
hipotesis yang diajukan, semuanya
menunjukkan nilai yang siginifikan positif. 6. IMPLIKASI
Konstruk Brand image memiliki pengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap minat Dewasa ini, pasar memiliki kecenderungan
pembelian. Begitupula dengan sikap yang untuk memerhatikan produk Skincare merek
mampu menciptakan minat pembelian secara local walau pasar Skincare masih di dominasi
langsung. Penemuan ini konsisten dengan merek asing dari segi kemudahan dan jangkauan
penemuan oleh Elseidi dan El-baz [22] di Mesir, terhadap konsumsi konsumen. Dalam ragka
Reza Jalilvand dan Samiei di Iran [11], dan untuk melengkapi pemahaman terhadap
Suhartanto et. al., [52] yang menunjukkan konsumen Skincare Indonesia, studi ini
bahwa konstruk Brand image memiliki menggambarkan bagaimana perilaku minat
hubungan yang signifikan terhadap minat pembelian diraih dari menggunakan pendekatan
pembelian. Konstruk sikap terhadap minat aspek Brand image dan sikap konsumen agar
pembelian menunjukkan hubungan yang merek local semakin mampu memperkuat pasar
signifikan dan memberikan hasil yang sejalan domestic dan mampu bersaing secara global.
dengan penemuan terdahulu [53, 54]. Sehingga
Implikasi strategis terhadap produk Skincare
konsumen Indonesia memiliki kecenderunga
merek local yang akan dan atau sedang
untuk menggunakan citra suatu merek dalam

691
menjalankan perannya di pasar Indonesia mempercepat proses pembuatan keputusan [16].
disajikan pada penelitian ini. Hasil dari studi ini Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
menunjukkan bahwa persepsi konsumen akan kesiapan alernatif dan percobaan lagsung
citra suatu merek memiliki hubungan langsung terhadap produk dengan pendekatan
dan positif signifikan terhadap minat pembelian pengambilan resiko yang lebih rendah sehingga
dan dengan melalui konstruk sikap maka minat mampu memberikan dorongan persepsi positif
beli terhadap produk Skincare merek local terhadap kegiatan tersebut.
secara tidak langsung juga berpengaruh positif
signifikan. Maka dari itu merupakan hal yang
krusial bagi pemasar untuk membentuk citra 7. SIMPULAN
merek yang kuat. Salah satu cara untuk
membentuk citra merek yang kuat adalah Model pada studi ini merupakan hasil kombinasi
dengan meminimalisir citra negative yang dari penelitian oleh Park et. al., [15] dalam
timbul di masyarakat dengan memperkuat meneliti minat mahasiswa China terhadap
aktifitas publisitas dan relasi merupakan. Media negara Jepang sebagai negara tujuan
daring merupakan salah satu media yang pelancongan dan penelitian oleh Hsu et. al., [16]
memiliki pengaruh besar dalam pembentukan dalam meneliti minat pembelian skincare ramah
citra merek [57] dan promosi pembentuka citra lingkungan dan terbukti fit. Dengan
merek yang positif melalui media sosial bagi menggunakan konstruk minat pembelian dan
konsumen muda lebih familiar dan secara menelaah konsep proses keputusan pembelian
personal lebih mudah dalam pemisahan citra merupakan hal yang penting dalam dunia
erek lainnya [55]. Hal ini dikarenakan sosial pemasaran. Penggunaan Brand image untuk
media telah merubah cara konten merek dibuat, membentuk minat dalam berperilaku sudah
disalurkan, didistribusikan, dan dikonsumsi serta banyak digunakan dalam penelitian di bidang
memindahkan kekuatan dari merek tersebut oleh pemasaran yang mana digunakan pula dalam
pemasar untuk membentuk koneksi dan konten penelitian ini. Temuan pada studi ini
dengan pelanggannya [58]. menunjukkan bahwa citra merek dapat
digunakan sebagai variable pendahulu terhadap
Pada studi ini menunjukkan terdapat hubungan pembentukan sikap konsumen dalam
signifikan antara sikap konsumen dengan minat menunjukkan minatnya terhadap pembelian
untuk memilih produk Skincare merek local maupun sebagai variable pendahulu dalam minat
yang mana selaras dengan studi terdahulu pembelian secara langsung. Sehingga dengan
mengenai minat pembelian terhadap produk melakukan promosi terhadap citra merek dan
kosmetik halal [12, 13]. Hal ini sikap, pemasar dapat meningkatkan minat
mengindikasikan bahwa ditemukanya sebuah pembelian terhadap produk skincare merek
hubungan signifikan antara sikap dan minat local.
pembelian pada konsumen produk Skincare
yang mengilustrasikan bahwa inputnya bagi Responden yang berusia 18 hingga 25 tahun
pemasar adalah bahwa pasar sudah mulai sadar dengan mayoritas berstatus sebagai pelajar
dengan kebeadaan branding merek local dan sebagai sampel pada studi ini menjadi salah satu
pasar berekspetasi bahwa konsumsi merek local batasan akan pengeneralisasian dari penemuan
dapat dijadikan sebuah kegiatan rutin yang ini, karena kedua irisan tersebut hanya
menyenangkan, membahagiakan dan suka cita. mewakilkan bagian dari seluruh konsumen.
Dengan begitu pemasar dapat menggunakan Penelitian selanjutnya semestinya menggunakan
informasi ini untuk dipromosikan bahwa produk sampel yang lebih representative dari
yang dipasarkan akan memenuhi bahkan keseluruhan populasi termasuk kedalam
melampauai ekspetasi pasar. Seorang prospek kelompo-kelompok konsumen lainnya. Juga,
atau individu akan lebih cenderung untuk peneliti dapat memperluas pemahaman akan
terlibat dalam aktivitas tertentu ketika mereka konsumen Skincare dari sisi konsumen merek
merasa memerlukan dan mendukung kegiatan asing sehingga dapat dibandingkan persepsi
tersebut [14]. Sehingga promosi sebagai sikapnya untuk mengetahui pemahaman yang
implikasi manajerial dapat diteripakan dengan lebih luas.
memberikan impuls langsung seperti
menyediakan produk trial dan strategi mencoba DAFTAR PUSTAKA
sebelum membeli guna meningkatkan dan

692
1. Elias, S. and C. Noone, The growth 10. Yang, Y.C., Consumer Behavior
and development of the Indonesian towards Green Products. Journal of
economy. RBA Bulletin, 2011: p. 33- Economics, Business and
43. Management, 2017. 5(4): p. 160-
2. Gerstle, T., Asia Personal Care and 167.
Cosmetics Market Guide. 2016, US 11. Reza Jalilvand, M. and N. Samiei,
Department of Commerce. The effect of electronic word of
3. Flowers, C., Guidebook for Export mouth on brand image and
to Japan 2011. 2011. purchase intention: An empirical
4. Lichterfeld, A., et al., Evidence- study in the automobile industry in
based skin care. Journal of Wound, Iran. Marketing Intelligence &
Ostomy and Continence Nursing, Planning, 2012. 30(4): p. 460-476.
2015. 42(5): p. 501-524. 12. Abd Rahman, A., E. Asrarhaghighi,
5. Briliana, V. and N. Mursito, and S. Ab Rahman, Consumers and
Exploring antecedents and Halal cosmetic products:
consequences of Indonesian knowledge, religiosity, attitude and
Muslim youths' attitude towards intention. Journal of Islamic
halal cosmetic products: A case Marketing, 2015. 6(1): p. 148-163.
study in Jakarta. Asia Pacific 13. Garg, P. and R. Joshi, Purchase
Management Review, 2017. 22(4): intention of “Halal” brands in India:
p. 176-184. the mediating effect of attitude.
6. Nijssen, E.J. and S.P. Douglas, Journal of Islamic Marketing, 2018.
Consumer world-mindedness and 9(3): p. 683-694.
attitudes toward product 14. Yeon Kim, H. and J.-E. Chung,
positioning in advertising: An Consumer purchase intention for
examination of global versus organic personal care products.
foreign versus local positioning. Journal of consumer Marketing,
Journal of International Marketing, 2011. 28(1): p. 40-47.
2011. 19(3): p. 113-133. 15. Park, S.H., C.-M. Hsieh, and C.-K.
7. Steenkamp, J.-B.E. and M.G. De Lee, Examining Chinese college
Jong, A global investigation into the students’ intention to travel to
constellation of consumer attitudes Japan using the extended theory of
toward global and local products. planned behavior: Testing
Journal of Marketing, 2010. 74(6): destination image and the
p. 18-40. mediating role of travel constraints.
8. Rachmawati, I., F. Sary, and D. Journal of Travel & Tourism
Perdani, Influence of the use of Marketing, 2017. 34(1): p. 113-131.
brands in a foreign language 16. Hsu, C.-L., C.-Y. Chang, and C.
(English) on the purchase decision Yansritakul, Exploring purchase
process of cosmetic products made intention of green skincare
in Indonesia. Pertanika J. products using the theory of
Soc. Sci. & Hum, 2016. 24: p. 51-62. planned behavior: Testing the
9. Shorrocks, A., J. Davies, and R. moderating effects of country of
Lluberas, Credit Suisse global origin and price sensitivity. Journal
wealth databook 2013. Zürich: of Retailing and Consumer Services,
Credit Suisse Group, 2013. 2017. 34: p. 145-152.

693
17. Keller, K., Strategic brand affect: Theoretical foundation and
management: Global edition. 2013: an empirical investigation. Journal
Pearson Higher Ed. of Business research, 2005. 58(4):
18. Chi, H.K., H.R. Yeh, and Y.T. Yang, p. 483-493.
The impact of brand awareness on 26. Han, H., L.-T.J. Hsu, and C. Sheu,
consumer purchase intention: The Application of the theory of
mediating effect of perceived planned behavior to green hotel
quality and brand loyalty. The choice: Testing the effect of
journal of international environmental friendly activities.
management studies, 2009. 4(1): p. Tourism management, 2010. 31(3):
135-144. p. 325-334.
19. Yoo, B. and N. Donthu, Developing 27. Leonidou, L.C., C.N. Leonidou, and
and validating a multidimensional O. Kvasova, Antecedents and
consumer-based brand equity outcomes of consumer
scale. Journal of business research, environmentally friendly attitudes
2001. 52(1): p. 1-14. and behaviour. Journal of
20. Keller, K.L., Building customer- Marketing Management, 2010.
based brand equity: A blueprint for 26(13-14): p. 1319-1344.
creating strong brands. 2001: 28. Limbu, Y.B., M. Wolf, and D.
Marketing Science Institute Lunsford, Perceived ethics of online
Cambridge, MA. retailers and consumer behavioral
21. Schmitt, B.H., Experiential intentions: The mediating roles of
marketing: How to get customers trust and attitude. Journal of
to sense, feel, think, act, relate. Research in Interactive Marketing,
2000: Simon and Schuster. 2012. 6(2): p. 133-154.
22. Elseidi, R.I. and D. El-Baz, Electronic 29. Ajzen, I., Nature and operation of
word of mouth effects on attitudes. Annual review of
consumers' brand attitudes, brand psychology, 2001. 52(1): p. 27-58.
image and purchase intention: an 30. Hosein, N.Z., Measuring the
empirical study in Egypt. The purchase intention of visitors to the
Business & Management Review, auto show. Journal of Management
2016. 7(5): p. 268. & Marketing Research, 2012. 9: p.
23. Glanz, K., B.K. Rimer, and K. 1-17.
Viswanath, Health behavior and 31. Dodds, W.B., K.B. Monroe, and D.
health education: theory, research, Grewal, Effects of price, brand, and
and practice. 2008: John Wiley & store information on buyers'
Sons. product evaluations. Journal of
24. Halkias, G., V. Davvetas, and A. marketing research, 1991: p. 307-
Diamantopoulos, The interplay 319.
between country stereotypes and 32. Spears, N. and S.N. Singh,
perceived brand Measuring attitude toward the
globalness/localness as drivers of brand and purchase intentions.
brand preference. Journal of Journal of Current Issues &
Business Research, 2016. 69(9): p. Research in Advertising, 2004.
3621-3628. 26(2): p. 53-66.
25. Agarwal, J. and N.K. Malhotra, An 33. Raney, A.A., et al., At the movies,
integrated model of attitude and on the web: an investigation of the

694
effects of entertaining and 41. Anderson, J.C. and D.W. Gerbing,
interactive web content on site and Structural equation modeling in
brand evaluations. Journal of practice: A review and
Interactive Marketing, 2003. 17(4): recommended two-step approach.
p. 38-53. Psychological bulletin, 1988.
34. Moe, W.W. and P.S. Fader, 103(3): p. 411.
Capturing evolving visit behavior in 42. Fornell, C. and D.F. Larcker,
clickstream data. Journal of Evaluating structural equation
Interactive Marketing, 2004. 18(1): models with unobservable variables
p. 5-19. and measurement error. Journal of
35. Ajzen, I., The theory of planned marketing research, 1981: p. 39-50.
behavior. Organizational behavior 43. Bagozzi, R.P. and Y. Yi, On the
and human decision processes, evaluation of structural equation
1991. 50(2): p. 179-211. models. Journal of the academy of
36. Shukla, P., Impact of interpersonal marketing science, 1988. 16(1): p.
influences, brand origin and brand 74-94.
image on luxury purchase 44. Chin, W.W., How to write up and
intentions: Measuring report PLS analyses, in Handbook of
interfunctional interactions and a partial least squares. 2010,
cross-national comparison. Journal Springer. p. 655-690.
of world business, 2011. 46(2): p. 45. Hair, J.F., C.M. Ringle, and M.
242-252. Sarstedt, PLS-SEM: Indeed a silver
37. Tingchi Liu, M., et al., Exploring the bullet. Journal of Marketing theory
relationship among affective and Practice, 2011. 19(2): p. 139-
loyalty, perceived benefits, 152.
attitude, and intention to use co- 46. Latan, H. and I. Ghozali, Partial
branded products. Asia Pacific Least Square. Semarang: Badan
Journal of Marketing and Logistics, Penerbit Universitas Diponegoro,
2012. 24(4): p. 561-582. 2012.
38. Wu, P.C., G.Y.-Y. Yeh, and C.-R. 47. Hair Jr, J.F., et al., A primer on
Hsiao, The effect of store image partial least squares structural
and service quality on brand image equation modeling (PLS-SEM).
and purchase intention for private 2016: Sage Publications.
label brands. Australasian 48. Tenenhaus, M., S. Amato, and V.
Marketing Journal (AMJ), 2011. Esposito Vinzi. A global goodness-
19(1): p. 30-39. of-fit index for PLS structural
39. Charo, N., et al., Determining the equation modelling. in Proceedings
impact of ewom on brand image of the XLII SIS scientific meeting.
and purchase intention through 2004.
adoption of online opinions. 49. Tenenhaus, M., et al., PLS path
International Journal of Humanities modeling. Computational statistics
and Management Sciences, 2015. & data analysis, 2005. 48(1): p.
3(1): p. 41-46. 159-205.
40. Suhartanto, D., Metode Riset 50. Ghozali, I. and H. Latan, Partial
Pemasaran. Bandung: Alfabeta, Least Square. Konsep, Teknik dan
2014. Aplikasi Menggunakan Program
SmartPLS, 2013. 3.

695
51. Wetzels, M., G. Odekerken- 55. Sasmita, J. and N. Mohd Suki,
Schröder, and C. Van Oppen, Using Young consumers’ insights on
PLS path modeling for assessing brand equity: Effects of brand
hierarchical construct models: association, brand loyalty, brand
Guidelines and empirical awareness, and brand image.
illustration. MIS quarterly, 2009: p. International Journal of Retail &
177-195. Distribution Management, 2015.
52. Suhartanto, D., et al., Retail 43(3): p. 276-292.
Employees' image on shopping 56. Jamil, B. and C. Wong, Factors
destination: It's impact on their influencing repurchase intention of
behavioural intention. Vol. 7. 2018. smartphones. Journal of Marketing
110-117. Research, 2010. 4(12): p. 289-294.
53. Wang, S. and Y.-Y. Fu, Applications 57. Bruhn, M., V. Schoenmueller, and
of planned behavior and place D.B. Schäfer, Are social media
image to visit intentions: a casino replacing traditional media in
gaming context, in Advances in terms of brand equity creation?
Hospitality and Leisure. 2015, Management Research Review,
Emerald Group Publishing Limited. 2012. 35(9): p. 770-790.
p. 67-87. 58. Tsai, W.-H.S. and L.R. Men,
54. Nguyen, T.N., A. Lobo, and S. Motivations and antecedents of
Greenland, The influence of cultural consumer engagement with brand
values on green purchase pages on social networking sites.
behaviour. Marketing Intelligence Journal of Interactive Advertising,
& Planning, 2017. 35(3): p. 377- 2013. 13(2): p. 76-87.
396.

696

Anda mungkin juga menyukai