Anda di halaman 1dari 18

STUDI LABORATORIUM PENGARUH CAMPURAN ABU

CANGKANG SAWIT DAN TANAH LEMPUNG LUNAK BERDASARKAN


UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER
Anka Ekelniko Pratama Sitepu
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan
Jl. Gedung Arca No. 52, Medan, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini berdasarkan metode ASTM sebagai acuan dalam proses


stabilisasi tanah lempung menggunakan abu cangkang sawit. Daya dukung tanah
dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil tes DCP,
penelitian ini menggunakan tahap pendahuluan yang dilakukan sebelum
pemeriksaan nilai daya dukung tanah, yaitu pengujian kadar air, berat jenis,
analisa saringan, hydrometer dan pemadatan, metode stabilisasi tanah diharapkan
mampu memperbaiki sifat buruk dari tanah lempung. Cara uji Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) merupakan suatu prosedur yang cepat untuk melaksanakan
evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi jalan dengan biaya yang relatif
kecil. Pada penelitian ini membahas hubungan nilai CBR lapangan dan DCP, pada
tanah yang dipadatkan diruas jalan di Desa Percut, Percut Sei Tuan, Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara yang merupakan tanah berjenis lempung
dikarenakan kadar air tanah yang sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui nilai CBR asli dan nilai CBR tanah lempung yang sudah distabilisasi
menggunakan abu cangkang sawit
Pengujian DCP ini dilakukan dengan variasi penambahan abu cangkang
sawit sebanyak 6% dan 9%. Penambahan variasi abu cangkang sawit ini
diharapkan dapat memperbaiki sifat atau karakteristik pada tanah lempung
menjadi lebih baik.
Semakin bertambahnya persentase campuran abu cangkang sawit maka
nilai koefisien semakin kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai daya
dukung tanah, yaitu pengujian kadar air, berat jenis, analisa saringan, hydrometer,
pemadatan, dan metode stabilisasi tanah diharapkan mampu memperbaiki sifat
buruk dari tanah lempung.

Kata kunci : Tanah lempung, Abu Cangkang Sawit, Stabilisasi Tanah Lempung,
DCP.

ABSTRACT
he subgrade around Paloh 18 Hamlet, Tanjung Rejo Village, Percut Sei Tuan,
Deli Serdang Regency is a type of clay soil which has fine grains and low
stability. In this study, clay soil from Deli Serdang, Percut Sei Tuan Village was
used. native has compressive strength mechanical properties which are
categorized as soft or poor soil. To increase the carrying capacity of the clay soil
in Percut Sei Tuan Village, stabilization was carried out by adding oil palm shell
ash.

1
Therefore, a clay stabilization method must be carried out in order to obtain a
more stable soil. The purpose of this study was to determine the effect of
compressive strength on soil that has been stabilized using a mixture of oil palm
shell ash with the percentage of 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, and 15% at the optimum
moisture content.
Soil stabilization is the mixing of soil with certain materials in order to
improve the technical properties of the soil so that it meets certain technical
requirements. The soil stabilization process includes mixing the soil with other
added materials so that the technical properties of the soil are better. In this study,
clay soil was stabilized using palm kernel shell ash and cement. Tests carried out
based on the ASTM method.
The increase in the percentage of oil palm shell ash mixture, the smaller it is.
The results showed that the value of free compressive strength (qu) in the original
soil was 0.433 kg / cm2. In the 3% ACS mixture variation, the maximum soil
compressive strength (qu) was 0.296 kg / cm2. The value of the free compressive
strength of the soil (qu) increased until the variation of the mixture was 15% ACS,
it was obtained 0.543+ the value of the free compressive strength of the ACS +
mixture was still above the value of the free compressive strength of the original
soil.
Keywords : Clay soil, soil stabilization, palm shell ash and free compressive
strength.

1. PENDAHULUAN yang berasal dari , Desa


Percut,Kecamatan Percut Sei
1.1. Latar Belakang Tuan,Kabupaten Deli
Tanah merupakan salah satu unsur Serdang,Sumatera Utara, untuk
utama dalam pembuatan bangunan – meningkatkan daya dukung tanah di
bangunan teknik sipil,salah satunya daerah ini akan dicoba dilakukan
adalah pembangunan jalan baru dimana percobaan stabilisasi tanah lempung
untuk perencanaan perkerasannya dengan cara menambah Abu Cangkang
harus diketahui nilai CBR-nya terlebih Sawit. Perbaikan sifat fisis dan mekanis
dahulu. Nilai CBR adalah dari tanah umumnya dilakukan dengan
perbandingan kekuatan tanah dasar metode stabilisasi tanah atau perbaikan
atau bahan lain yang dipakai untuk tanah guna mendapatkan hasil tanah
membuat perkerasan bahan agregat yang lebih stabil dan lebih baik dari
standar (standar material). Alternatif sebelumnya.
lain untuk mendapatkan atau
mendapatkan nilai CBR adalah dengan 1.2. Tujuan Penelitian
menggunakan nilai DCP yang sangat Tujuan penilitian ini adalah :
praktis pengerjaannya dan sangat Adapun tujuan penelitian ini adalah :
simple dalam mengoperasikan alatnya 1. Menentukan nilai CBR berdasarkan
dibandingkan dengan CBR test yang uji Dynamic Cone Penetrometer.
relatif lebih lama dan membutuhkan 2. Mengetahui pengaruh penambahan
biaya yang relatif lebih besar. abu cangkang sawit dan tanah lempung
Tanah lempung yang digunakan lunak terhadap nilai CBR.
pada penelitian kali ini adalah tanah
2
kering, dan takmudah terkelupas hanya
dengan jari tangan. Permebilitas
lempung sangat rendah, bersifat plastis
pada kadar air sedang. Sedangkan pada
kadar air yang lebih tinggi tanah
lempung akan bersifat lengket (choesif)
dan sangat lunak menurut (Terzaghi ,
1987).
2. TINJAUAN PUSTAKA Tanah lempung merupakan
termasuk kedalam jenis tanah kohesif
2.1 Tanah yaitu tanah yang memiliki butiran
halus. Janis tanah ini mempunyai
Tanah adalah butiran material potensi kembang susut yang tinggi dan
bahan organik dan endapan-endapan memiliki daya dukung yang baik untuk
yang relative lepas, yang terletak diatas kondisi tidak jenuh air dan daya
batuan dasar . Ikatan antara relative dukung yang jelek untuk kondisi jenuh
lemah disebabkan oleh karbonat, zat air.
organic, atau oksida-oksida yang 2.2.2 Tanah Lempung Lunak ( Soft
mengendap diantara partikel-partikel. Clay)
Proses pelapukan batuan atau Lempung lunak merupakan kumpulan
proses geologi lainnya yang terjadi butiran partikel mineral yang berukuran
didekat permukaan bumi membentuk kurang dari 0,002 mm atau lolos
tanah. Pembentukan tanah secara fisik saringan No. 200, sebagian besar
yang mengubah batuan menjadi proses pembentukannya adalah melalui
partikel – partikel yang lebih kecil, proses pembentukan alami yaitu dari
terjadi akibat pengaruh erosi, angin, air, pelapukan bebatuan. Untuk tanah
es, manusia, atau hancurnya partikel lempung lunak, karakteristik yang
tanah akibat perubahan suhu atau dimiliki yaitu antara lain indeks
cuaca. Umumnya, pelapukan akibat plastisitasnya yang tinggi membuat
proses kimia dapat terjadi oleh tanah ini mempunyai perilaku
pengaruh oksigen, karbondioksida, air mengembang jika terkena air sehingga
(terutama mengandung asam atau disebut tanah ekspansif.
alkali) dan proses – proses kimia lain.
Jika hasil pelapukan masih berada di
tempat asalnya, maka tanah ini disebut
tanah residual
dan apabila tanah berpindah tempatnya,
disebut tanah terangkut (transported
soil) (Hardiyatmo H. C., 2002) A. Tanah Lapisan Atas
2.2.1 Tanah Lempung (Clay) Tanah lapisan atas berwarna gelap
Lempung (clay) merupakan dan kehitam-hitaman, tebalnya antara
tanah dengan ukuran mikrokonis 10 – 30 cm. Lapisan ini merupakan
sampai dengan sub mikrokonis yang lapisan tersubur, karena adanya bunga
berasal dari pelapukan unsur unsur tanah atau humus. Lapisan tanah atas
kimiawi penyusun buatan. Tanah (top soil) merupakan bagi an yang
lempung sangat keras dalam keadaan optimum untuk kehidupan tumbuh-

3
tumbuhan. Semua komponen- sebagai dasar untuk perencanaan dan
komponen tanah terdapat di lapisan ini, perancangan konstruksi.
yaitu mineral 45%, bahan organik 5%, 2.4 Sifat Fisis dan Mekanis Tanah
air antara 20 – 30% dan udara dalam Lempung
tanah antara 20 – 30%. Untuk melengkapi data dari
B. Tanah Lapisan Bawah contoh tanah yang digunakan dalam
Tanah lapisan bawah warnanya penelitian ini, dilakukan beberapa
lebih cerah dan lebih padat daripada pengujian pendahuluan. Pengujian
tanah lapisan atas. Lapisan tanah ini tersebut meliputi uji sifat-sifat tanah
tebalnya antara 50 – 60 cm, lebih tebal antara lain :
dari lapisan tanah atas, sering disebut Tanah terdiri dari 3 (tiga) fase
tanah cadas atau tanah keras. Di lapisan elemen yaitu: butiran padat (solid), air
tanah ini kegiatan jasad hidup mulai dan udara. Ketiga fase elemen tersebut
berkurang. Biasanya ditumbuhi dapat dilihat dalam Gambar 2.4
tanaman berumur panjang dan berakar
tunggang dalam dan panjang agar
mencapai lapisan tanah.
C. Batuan Induk Tanah
Batuan induk merupakan batuan
asal dari tanah. Lapisan tanah ini
warnanya kemerah-merahan atau Gambar 2.4 Elemen Tanah Dalam
kelabu keputih-putihan. Lapisan itu Keadaan Asli Dan Tiga Fase Elemen
dapat pecah dan diubah dengan mudah, Tanah.
tetapi sukar ditembus akar. Di lereng- Sumber : Mekanika Tanah Jilid I, Das, 1995
lereng gunung, lapisan itu sering Gambar 2.4 memperlihatkan
terlihat jelas karena lapisan atasnya ketiga fase elemen tanah yang
telah hanyut oleh air hujan.Semakin ke mempunyai volume V dan berat total
dalam lapisan ini merupakan batuan W.
pejal yang belum mengalami proses 2.5. Pemadatan (Compaction)
pemecahan. Pada lapisan ini tumbuhan Usaha untuk mengeluarkan
jarang bisa hidup. udara dari celah – celah diantara butir –
2.3 Sistem Klasifikasi Tanah butiran tanah atau untuk memperkecil
Sistem klasifikasi tanah dibuat ruang pori suatu tanah dilakukan uji
pada dasarnya untuk memberikan pemadatan. Kadar air, berat volume
informasi tentang karakteristik dan dan kerapatan suatu tanah mempunyai
sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi hubungan satu sama lain.
sifat dan perilaku tanah yang begitu 2.6. Kuat Tekan Bebas (Unconfined
beragam, sistem klasifikasi secara Compression Test)
umum mengelompokan tanah ke dalam Kuat tekan bebas merupakan
kategori yang umum dimana tanah pengujian yang umum dilaksanakan
memiliki kesamaan sifat fisis. Sistem dan dipakai dalam proses penyelidikan
klasifikasi bukan merupakan sistem sifat – sifat stabilisasi tanah. Disamping
identifikasi untuk menentukan sifat- pelaksananya yang praktis, sampel
sifat mekanis dan geoteknis tanah. yang dibutuhkan juga tidak banyak.
Karenanya, klasifikasi tanah bukanlah Dalam pembuatan benda uji sebagai
satu-satunya cara yang digunakan dasar adalah kepadatan maksimum

4
yang diperoleh dari percobaan klorida, limbah pabrik kertas, dan
pemadatan. lain-lainnya (sodium selikat,
Tabel 2.7 Hubungan Antara Sifat Mekanis polifosfat, dan sebagainya). (J.E.
Tanah Dengan Tekanan Bebas Bowles & J.K. Halnim, 1993).
2.8 Abu Cangkang Sawit
Industri pengolahan kelapa
Sifat mekanisme Kuat tekan Bebas sawit saat ini bener - benar
tanah ( Kg/cm2) memiliki proospek yang cerah
untuk masa depan deiring dengan
Sangat Lunak < 0,25
tantangan industri masa depan
Lunak 0,25 - 0,50
yaitu penggunaan bahan baku yang
Sedang 0,50 - 1,00
ramah lingkungan. Kelapa sawit (
Kaku 1,00 - 2,00 Elleis Guinensis ) merupakan
Sangat kaku 2,00 - 4,00 sumber minyak nabati yang
Keras >4 penting di Indonesia. Kelapa sawit
Sumber : Hardiyatmono H.C 1994
mengandung 80% pericarp dan
20% yang dilapisi cangkang kelapa
2.7. Perbaikan Tanah Lempung sawit.
Apabila suatu tanah yang terdapat
di lapangan bersifat sangat lepas atau 3. METODE PENELITIAN
sangat mudah tertekan, atau apabila ia
mempunyai indeks kosistensi yang 3.1 Bahan Penelitian
tidak sesuai, terlalu tinggi, atau sifat Dalam penelitian ini bahan-bahan
lain yang dapat merusak tanah yang digunakan untuk pengujian adalah
sehingga tidak sesuai untuk proyek sebagai berikut:
pembangunan, maka tanah tersebut
1. Tanah uji adalah tanah lempung dari
harus distabilisasikan. Stabilisasi dapat
Dusun Paloh 18 Desa Tanjung Rejo,
terdiri dari salah satu tindakan berikut :
Kecamatan Percut Sei Tuan,
1. Meningkatkan kerapatan tanah.
Kabupaten Deli Serdang dengan kodisi
2. Menambah material yang tidak
tanah terganggu (disturb) dan tidak
aktif sehingga meningkatkan
terganggu. Pengambilan sampel tanah
kohesi dan atau tahanan gesek
dilakukan pada kedalaman 1 meter.
yang timbul.
2. Air, berasal dari Laboraturium..
3. Menambah bahan untuk
3. Abu cangkang sawit berasal dari
menyebabkan perubahan-
PT.Multi Agro Sumatera Utara, Jalan.
perubahan kimiawi dan atau fisis
Besar
pada tanah. Bahan pencampur
Lubuk Pakam – Dolok Masihul Km
(additiver)-kerikil tanah kohesif;
55.
lempung untuk tanah berbutir; dan
3.2 Alat Penelitian
pencampur kiamiawi seperti
Peralatan yang digunakan dalam
semen, gamping, abu batubara
penelitian ini adalah sebagai berikut:
(produk sampingan dari
pembakaran batubara)- sering 1) Satu set alat uji kadar air
dengan gamping dan atau semen, (water content analysis)
semen aspal, sodium, dan kalsium

5
2) Satu set alat uji pemadatan 3.4.1 Kadar Air (Water Content)
tanah (compaction test) Pengujian ini menggunakan
3) Satu set alat uji batas standar ASTM D-2216. Tujuan
konsistensi tanah (atterberg pengujian ini yaitu perbandingan antara
limit) berat air yang terkandung dalam tanah
4) Satu set alat uji analisa dengan berat butir tanah kering, yang
saringan (shieve analysis) dinyatakan dalam persen. Pada
5) Satu set alat uji berat jenis penelitian ini kadar air dari tanah asli
(specific gravity) akan dicampur dengan abu cangkang
6) Satu set alat uji kuat tekan sawit dengan presentase 0%, 3%, 6%,
bebas (unconfined 9%, 12%, dan 15%.
compression test). 3.4.2 Berat Jenis Tanah
3.2 Jumlah Sampel Pedoman yang dipakai adalah
ASTM D 854 – 72. Alat yang dipakai
Adapun jumlah benda uji yang akan
adalah picnometer. Tujuan pengujian
diuji dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan ini adalah untuk mendapatkan nilai
berat jenis terhadap tanah asli, abu
Tabel 3.2 dibawah ini:
cangkang sawit sebanyak 0%, 3%, 6%,
Tabel 3.1 Benda Uji Pengujian UCT 9%, 12%, dan 15% yang dicampur
dengan tanah asli.
Abu Cangkang
Sawit Jumlah Benda Uji 3.4.3 Analisa Saringan
UCT Pengujian ini berpedoman pada
(%) standar ASTM –D – 1140 dengan alat
yang dipakai adalah sieve sheaker.
0% 3 Analisa saringan adalah mengayak dan
menggetarkan contoh sampel melalui
3% 3 satu set ayakan dimana lubang-lubang
ayakan tersebut makin kecil secara
6% 3
berurutan. Pengujian ini dimaksud
9% 3 untuk mengetahui ukuran butir dan
sususan butir (gradasi) tanah yang
12 % 3 tertahan disetiap saringan, dari saringan
No.4 sampai saringan No.200.
15 % 3 3.4.4 Batas Konsistensi Tanah
Pada mengujian ini memakai
Jumlah pedoman standard ASTM D 4318 – 83
Keseluruhan Benda 18 dengan alat yang dipakai adalah
Uji grooving tool cassagrande. Tujuan dari
Sumber : Hasil Penelitian Laboraturium CV. pengujian ini adalah untuk
mendapatkan Liquit Limit (LL), Plastis
Lima saudara Medan.
Limit (PL), dan juga Shringkage Limit
terhadap tanah asli, abu cangkang
a. Pengujian Laboraturium sawit, dan semen yang dicampur sesuai
Adapun pengujian yang variasi campuran dengan tanah asli.
dilakukan diantaranya adalah:

6
3.4.5 Pemadatan Tanah (Compaction mengetahui nilai kuat tekan bebas pada
Test) tanah lempung pada proses
Pedoman yang dipakai adalah pembasahan dengan kadar air yang
ASTM D 698 – 78. Tujuan pengujian telah ditentukan sesuai Woptimum.
ini adalah untuk mendapatkan kadar air
optimum dan kepadatan maksimum 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap tanah asli, abu cangkang
sawit, dan semen. Alat yang digunakan 4.1 Kondisi Tanah Asli dan Setelah
adalah proctor standard. Pada Distabilisasi
pengujian proctor ini mementukan Pada penelitian ini sampel yang
hubungan kadar air dan kepadatan disiapkan adalah tanah yang berasal
tanah dengan cara tanah dipadatkan dari daerah Desa Tanjung Rejo. Tanah
dalam sebuah cetakan silinder diambil dikedalaman 1 meter dari
bervolume 1/30ft³ (=995,28cm³). permukaan dan kemudian bongkahan
Diameter cetakan tersebut adalam 4 in, tanah lempung dikeringkan. Setelah
(=101,6 mm). Selama percobaan di tanah kering lalu diayak dengan
Laboraturium, cetakan diklem pada saringan No.40. Setelah semua sampel
sebuah pelat dasar dan diatasnya diberi tanah siap, kemudian mulai melakukan
perpanjangan (berbentuk selinder). pengujian sifat fisis tanah. Berdasarkan
Tanah dicampur dengan air dengan penelitian yang dilakukan di
kadar yang berbeda-beda dan kemudian Laboraturium Pusat Penelitian Kelapa
dipadatkan dengan menggunakan Sawit Medan didapat sifat fisis tanah
penumbuk khusus. Pemadatan tanah dengan nilai-nilai seperti pada tabel
tersebut dilakukan dalam 3 lapisan dan 4.1:
jumlah tumbukan adalah 56 kali Tabel 4.1 Hasil Pengujian Abu
pukulan setiap lapisan. Berat Cangkang Sawit.
penumbuk adalah 5,5 lb (massa 2,5 kg) HA
PARA SAT
dan tinggi jatuh sebesar 12 in, seperti SIL METODE UJI
METER UAN
terlihat pada gambat 3.2 berikut ini: UJI
56, IK.01.P.08
SiO₂ %
29 (Gravimetri)
1,7 IK.01.P.16(Spekt
AL %
6 rofotometri)
0,9 IK.01.P.16
Fe %
7 (AAS)
3,9
Ca % IK.01.16 (AAS)
6
Kadar 3,5 IK.01.P.01
%
3.4.6 Kuat Tekan Bebas (Unconfined Air 1 (Oven)
Compression Test) Sumber : Laboratorium PPKS (2020)
Kuat Tekan Bebas (
Unconfined Compression Test )
merupakan pengujian untuk
menganalisa daya dukung tanah
lempung disturbed. Metode kuat tekan
bebas yang dilakukan ini adalah untuk
7
HA Tabel 1. Nilai persentase lolos saringan
PARAM SAT
ETER UAN
SIL METODE UJI 4.2 No.200, sampel tanah di atas
UJI Hasil memiliki persentase nilai sifat
66,2 IK.01.P.08 fisis lebih dari 50%, maka
SiO₂ %
5 (Gravimetri) berdasarkan grafik hasil
IK.01.P.16(Spektr penelitian klasifikasi tanah
AL % 2,14
ofotometri) USCS, bahwasannya nilai uji
sifat tanah tersebut berada
Fe % 1,1 IK.01.P.16 (AAS)
didaerah tanah yang memiliki
kadar MH or OH.
Ca % 3,85 IK.01.16 (AAS) 2. Dari table system klasifikasi
Kadar USCS untuk data batas cair dan
% 3,44 IK.01.P.01 (Oven) indeks plastisitas diplotkan
Air
pada diagram (Gambar 4.1)
Pengujian Abu Cangkang Sawit dan
didapatkan data tanah yang
Tanah Lempung.
lebih spesifik. Dengan merujuk
pada hasil yang diperoleh maka
tanah berbutir halus yang diuji
Sumber : Laboratorium PPKS (2020) termasuk kedalam kelompok
Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 tanah lanau lempung.
menunjukan bahwasanya hasil
pengujian tanah asli dengan campuran
abu cangkang sawit dan tanah lempung
memiliki kadar SiO2,AL,Fe lebih besar
dari pada hasil pengujian tanah asli
dengan campuran abu cangkang sawit
saja. dengan nilai SiO2 sebesar
66,25%.
4.1.1 Klasifikasi Tanah Sistem USCS
(Unified Soil Classification) Gambar 4.1 Hasil Penelitian
Klasifikasi tanah menurut Klasifisikasi Tanah USCS
USCS sering digunakan untuk Sumber : Braja M Das (1995)
menggolongkan jenis-jenis tanah. 4.1.2 Klasifikasi Tanah Sistem
Adapun berdasarkan system data AASHTO
yang diperoleh dari uji sifat tanah Klasifikasi tanah menurut
berupa: AASHTO ini sering digunakan untuk
menggolongkan jenis-jenis
1.Tanah lolos saringan no.200 = tanah.Adapun berdasarkan data yang
96,05% diperoleh dari uji sifat fisik tanah
2.Batas atterberg: yang berupa:
a. Batas Cair (LL) = 56,72%
b. Batas Plastis (PL) = 31,27% 1. Tanah yang lolos saringan No.
c. Indeks Plastisitas (PI) = 25,46% 200 = 96,05%
Maka dapat disimpulkan bahwa: 2. Batas Atterberg:
a. Batas Cair (LL) =
56,72%

8
b. Batas Plastis (PL) = Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan yang
31,27% diambil dari kedalaman 1 meter di
c. Indeks Plastisitas (PI) = bawah permukaan tanah memiliki
25,46% kandungan air yang tinggi dan
tergolong basah, tetapi semakin
Maka dapat disimpulkan bahwa:
bertambahnya persentase penambahan
1. Berdasarkan nilai persentase abu cangkang sawit dan semen kadar
lolos saringan No.200, sampel air mengalami penurunan, seperti
tanah di atas memiliki pesentase terlihat pada tabel 4.2 dan gambar di
lebih besar dari 35%, yang lolos bawah ini:
saringan No.200, maka Tabel 4.2. Hasil Uji Kadar Air
berdasarkan tabel klasifikasi Terhadap Penambahan Abu Cangkang
AASTHO dikelompokkan ke Sawit.
dalam A-7-5, merupakan jenis Persentase campuran
Kadar
tanah lempung. abu cangkang sawit
Air (%)
2. Plastisitas: tanah berbutir halus (%)
digolongkan lanau bila 0 84,47
memiliki indeks plastisitas, PI ≤
10 dan dikategorikan sebagai 3 83,47
lempung bila mempunyai
indeks plastisitas, PI ≥ 11 maka 6 84,12
tanah Tanjung Rejo termasuk 9 91,73
kelpompok tanah lempung
seperti terlihat pada gambar 4.2. 12 95,28

15 63,05
Sumber : Hasil Penelitian Laboraturium CV.
Lima saudara Medan.

4.3 Pengaruh Penambahan


Campuran Terhadap Berat Jenis
Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan terlihat bahwa berat jenis
tanah mengalami perubahan akibat
Gambar 4.2 Hasil Penelitian penambahan abu cangkang sawit dan
Klasifikasi Tanah AASTHO semen dengan variasi 0%, 3%, 6%, 9%,
Sumber : Braja M Das (1995) 12% dan 15%. Hal ini disebabkan
4.2 Pengaruh Penambahan karena berat jenis abu cangkang sawit
Campuran Terhadap Pengujian dan semen itu sendiri lebih rendah dari
Kadar Air pada berat jenis tanah yang diuji,
Hasil dari pengujian kadar air sehingga berat jenis campuran tanah
tanah di Dusun Paloh 18, Desa Tanjung
9
dengan abu cangkang sawit dan semen 2.72.64

Specific Gravity (GS)


tersebut semakin menurun dan 2.65 2.60 2.58
mengakibatkan mengecilnya rongga- 2.6 2.54
2.55 2.52 2.50
rongga pori dan merekatnya partikel- 2.5
partikel tanah. 2.45
Tanah lempung tanpa campuran 2.4
abu cangkang sawit dan semen yaitu 0 3 6 9 12 15
2,63 dan termasuk ke dalam range Persentase Campuran Abu Cangkang Sawit
berat jenis tanah lempung organik yaitu
2,58 – 2,65. Penambahan abu cangkang
sawit dan semen terhadap tanah
lempung, menunjukkan adanya
kecenderungan menurunkan nilai berat
jenis seiring dengan bertambahnya
persentase abu cangkang sawit dan
semen. Semakin banyak persentase
campuran abu cangkang sawit dan
semen, semakin menurun berat
jenisnya. Sepeti terlihat pada Tabel 4.3:
Tabel 4.3. Hasil Uji Berat Jenis
Terhadap Penambahan Abu Cangkang Gambar 4.3 Grafik Hasil Hasil Uji
Sawit. Berat Jenis
Dari gambar 4.3 menunjukkan
Persentase terjadinya penurunan berat jenis akibat
campuran abu Specific Gravitypenambahan abu cangkang sawit dan
cangkang sawit (%) (GS) semen. Penurunan ini diakibatkan
karena bercampurnya antara dua bahan
0 2,64 dengan berat jenis yang berbeda. Dari
tanah asli memiliki berat jenis 2,64.
3 2,60 Kemudian ditambahkan 3% abu
cangkang sawit dan semen, berat jenis
6 2,58 menjadi 2,60 dan terjadi penurunan 0,4.
Pada penambahan 6% abu cangkang
9 2,54 sawit dan semen, berat jenis menjadi
2,58 dan terjadi penurunan 0,2.
12 2,52
Penambahan 9% abu cangkang sawit
dan semen, berat jenis menjadi 2,54
15 2,50
dan terjadi penurunan 0,4. Pada
Sumber : Data Hasil Penelitian
penambahan 12% abu cangkang sawit
dan semen, berat jenis menjadi 2,52
dan terjadi penurunan sebesar 0,2. Dan
pada penambahan 15% abu cangkang
sawit, berat jenis menjadi 2,50 dan
terjadi penurunan berat jenis sebesar
0,2.

10
4.4. Pengaruh Penambahan
Campuran Terhadap Gradasi
Persentase Lolos Saringan
Butiran
Pengujian analisis saringan campuran abu
bertujuan untuk mengetahui cangkang sawit (%) No.200 (gr)
persentase ukuran butiran tanah dan
susunan butiran tanah (gradasi) dari 0 95,72
suatu jenis tanah yang tertahan pada
saringan No.200. Pengujian ini 3 96,06
dilakukan dengan cara mekanis,
6 96,13
yaitu sampel tanah diguncangkan
dengan kecepatan tertentu di atas 9 96,15
sebuah susunan ayakan, kemudian
masing-masing tanah yang tertahan 12 96,25
di atas saringan ditimbang beratnya
dan digambar dalam suatu grafik 15 96,33
hubungan antara diameter butir grafik hubungannya pada dilihat pada
(mm) dengan persentase lolos. tabel 4.4 dan gambar 4.3 terjadi
Diperoleh hasil pengujian analisa kenaikan
saringan pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Analisa Saringan


Terhadap Penambahan Abu Cangkang
Sawit
sumber : Data Hasil Penelitian
4.5 Pengaruh Penambahan
Campuran Terhadap Batas
Analisa Saringan Atterberg
96.40 Berdasarkan dari hasil
96.33
96.20 96.25 pengujian yang dilakukan, terlihat
Lolos Saringan 200

96.13 96.15 bahwa nilai Indeks Plastisnya (IP)


96.06
96.00 tanah yang distabilisasi mengalami
95.80
95.72
penurunan sampai pada kadar abu
95.60 cangkang sawit dan semen tertentu.
Dari hasil uji batas atterberg untuk
95.40
0 3 6 9 12 15nilai batas cair, pada tabel 4.5 terjadi
Persentase Campuran Abu Cangkang Sawit (%)penurunan. Nilai batas cair, indeks
plastis dan shrinkage limit terjadi
penurunan akibat penambahan abu
Gambar 4.4 Grafik Pada Analisa cangkang sawit dan semen. Sedangkan
Saringan nilai plastis limit semakin naik.
Hasil uji analisa saringan Penurunan plastis indeks menyebabkan
terhadap penurunan nilai potensial
penambahan abu cangkang sawit serta pengembangan pada tanah lempung.

11
Hasil dari pengujian ini dapat dilihat 4.6. Pengaruh Penambahan
pada tabel 4.5 di bawah ini Campuran Terhadap Kepadatan
Tabel 4.5 Hasil Uji Atterberg Terhadap (Compaction Test).
Penambahan Abu Cangkang Sawit Pengujian kepadatan tanah ini
bertujuan untuk meningkatkan
Presentase Campuran LL PL PI SL kekuatan tanah dengan cara dipadatkan
sehingga rongga-rongga udara pada
0% 56,72 31,27 25,46 67,26sampel tanah asli dapat berkurang yang
mengakibatkan kepadatan menjadi
3% 58,24 33,22 25,01 66,76meningkat. Hal tersebut dilakukan
6% 59,27 34,42 24,85 65,72dengan cara memberikan beban yang
ditumbuk secara berulang sehingga
9% 59,80 35,41 24,39 64,73dapat nilai kadar air optimum dan nilai
berat isi kering maksimum. Pengujian
12% 60,01 36,26 23,75 63,07pemadatan tanah dilakukan dengan
menggunakan metode pemadatan
15% 60,20 37,75 22,44 62,19(standart proctor) karena penelitian ini
Sumber : Data Hasil Penelitian digunakan untuk mengetahui perilaku
dari tanah lempung yang nantinya
70.00
60.00
dapat digunakan sebagai referensi atau
50.00 acuan penelitian berikutnya. Adapun
kadar Air (%)

40.00 hasil data pengujian pemadatan tanah


LL
30.00
PL
yang dilakukan di Laboraturium
20.00
10.00 PIdengan metode pemadatan standart
0.00 SL(standart proctor) didapat nilai kadar
0 3 6 9 12 15 air optimum (w opt ) untuk tanah asli
Campuran Cangkang Sawit (%) dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan
Gambar 4.7 berikut ini:

Gambar 4.5 Grafik Hasil Uji


Atterberg
Dari hasil uji batas atterberg untuk
nilai batas susut pada gambar 4.6
terjadi penurunan. Penurunan nilai
batas susut sangat berpengaruh pada
sifat tanah karena dapat meminimalkan
kerusakan bangunan akibat retak dari
pondasi. Pada gambar 4.6 juga
menunjukkan hasil uji indeks plastisitas
dimana terjadi penurunan akibat
penambahan abu cangkang sawit dan
Penurunan ini menyebabkan penurunan
nilai potensial pengembangan pada
tanah lempung.

12
24,69% dan berat isi kering sebesar
Tabel 4.6 Hasil Uji Pemadatan 1,28 gr/cm³. Pada tanah campuran abu
Terhadap Penambahan Abu Cangkang cangkang dengan variasi 6%, nilai
Sawit. kadar air optimum 23,59% dan berat isi
Kadar Beratkering sebesar 1,55 gr/cm³. Pada tanah
Air Isi campuran abu cangkang sawit dengan
Variasi Campuran
Optimum Keringvariasi 9%, nilai kadar air optimum
(%) (gr/cm³)
21,63% dan berat isi kering sebesar
1,50 gr/cm³. Pada tanah campuran abu
Tanah 100% 24.16 1.29
cangkang sawit dengan variasi 12%,
Tanah 97% + Abu nilai kadar air 23,92% dan berat isi
24.69 1.31kering 1,56 gr/cm³. Dan pada tanah
Cangkang Sawit 3%
campuran abu cangkang sawit dengan
Tanah 94% + Abu variasi 15%, nilai kadar air 22,87% dan
23.59 1.55berat isi kering 1,53gr/cm³.
Cangkang Sawit 6%
4.7. Pengaruh Penambahan
Tanah 91% + Abu
21.63 1.50Campuran Abu Cangkang Sawit
Cangkang Sawit 9%
Terhadap Tanah Terganggu
Tanah 88% + Abu Pada pengujian Unconfined
23.92 1.56
Cangkang Sawit 12% Compresion Test yang telah dilakukan
menunjukan nilai kuat tekan yang terus
Tanah 85% + Abu
22.87 1.53meningkat pada setiap penambahan
Cangkang Sawit 15% unsur abu cangkang sawit pada sampel
Sumber : Data Hasil Penelitian dan bervariasi, dapat dilihat pada table-
tabel berikut:
1.38
Tabel 4.7 Hasil Uji Penambahan Abu
1.36 Cangkang Sawit Terhadap Kuat Tekan
1.34 Untuk Variasi 1.
Dry Density (%)

1.32
Persentase campuran abu Kuat Tekan
1.3 cangkang sawit (%) (qu) (Kg/cm2)
1.28
1.26 0 0.550
1.24
3 0.293
0 3 6 9 12 15
Persentase Campuran Abu Cangkang Sawit 6 0.370
Gambar 4.6 Grafik Kadar Air 9 0.440
Optimum
Sumber: Hasil Penelitian Laboraturium CV. 12 0,367
Lima saudara
15 0.513
Pada tanah asli nilai kadar air Sumber: Hasil Penelitian
optimum 23,76% dan berat isi kering
sebesar 1,29 gr/cm³. Pada tanah
campuran abu cangkang sawit dan
dengan variasi 6%, nilai kadar air

13
Graph Strain and Compressive Strength Graph Strain and Compressive Strength
2.0 2.0
1.8 1.8
1.6 1.6
1.4 1.4
Qu (Kg/cm2)

1.2

Qu (Kg/cm2)
1.2
1.0 1.0
0.8
0.8
0.6
0.6
0.4
0.4
0.2
0.2
0.0
0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Strain (%)
Strain (%)
Grafik Persentase Terhadap Kuat
Grafik Persentase Terhadap Kuat
Tekan.
Tekan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Penambahan Abu
Cangkang Sawit Terhadap Kuat Tekan
Untuk Variasi 2.
Kuat Tekan
Persentase campuran abu
(qu)
cangkang sawit (%)
(Kg/cm2)
0 0.544
3 0.374
6 0.440
9 0.447
12 0.308
15 0.369
Sumber: Hasil Penelitian.

Tabel 4.9 Hasil Uji Penambahan Abu


Cangkang Sawit Terhadap Kuat Tekan
Untuk Variasi 3.
Kuat Tekan
Persentase campuran abu
cangkang sawit (%)
(qu) (Kg/cm2)

0 0.653

3 0.296
6 0.370

14
Tabel 5.0 Hasil Uji Tanah
9 0.499 Lempung Tak Terggangu Terhadap
Kuat Tekan.
12 0.381 Kuat Tekan
Persentase Pada Tanah
15 0.543 Asli
Sumber: Hasil Penelitian (qu) (Kg/cm2)

Graph Strain and Compressive Strength Sampel 1 0.617


2.0

1.8
Sampel 2 0.726
1.6

1.4 Sampel 3 0.719


Sumber: Hasil Penelitian
Qu (Kg/cm2)

1.2

1.0
Graph Strain and Compressive Strength
0.8 2.0
1.8
0.6
1.6
0.4
1.4
0.2
Qu (Kg/cm2)

1.2
0.0 1.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
0.8
Strain (%)
0.6
0.4
Setiap penambahan kadar abu
0.2
cangkang kelapa sawit, persen 0.0
kenaikan harga terus meningkat seiring 0 2 4 6 8 10 12 14 16
bertambahnya persentase abu cangkang Strain (%)

sawit, dapat dilihat pada tabel 4.7, table


4.8 maupun pada tabel 4.9. Dari tabel 5.0 menunjukan
menunjukan nilai kuat tekan terus bahwasanya hasil pengujian tanah
meningkat, dari hasil percobaan di lempung tak terganggu terhadap kuat
dapat kesimpulan bahwa persentase tekan, menunjukan persantase pada
campuran abu cangkang sawit sangat tanah asli memiliki nilai kuat tekan (qu
baik untuk tanah lempung dikarenakan )(Kg/cm2) yaitu: sampel 1 sebesar
penambahan campuran membuat 0,617 Kg/cm2, sampel 2 sebesar 0,726
sampel tanah menjadi kaku atau baik. Kg/cm2 dan sampel ke 3 sebesar 0,719
Kg/cm2.
4.9. Pengujian Tanah Lempung
Terhadap Tanah Tak Terganggu
Pada pengujian Unconfined
Compresion Test yang telah dilakukan
menunjukan nilai kuat tekan pada tanah 5. KESIMPULAN DAN SARAN
tak terganggu yang terus meningkat 5.1 Kesimpulan
dapat dilihat pada table 5.0

15
Berdasarkan data hasil penelitian
yang telah dianalisa dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain :
1. Dari hasil penelitian pengaruh
tanah lempung yang di uji dengan
kuat tekan mengalami kenaikan
pada penambahan Abu cangkang
Sawit dengan kenaikan cukup DAFTAR PUSTAKA
signifikan. ASTM D 4318-00, 2000. Standard Test
2. Hasil dari uji kuat tekan bebas Method For Liquid Limit,
tanah asli bersifat tanah yang Plastic Limit,and Plasticity
lunak dan memiliki kuat tekan Index of Soils, Annual Book of
diantara 0,25-0,5 Kg/cm2. ASTM Standards, Philadelphia,
Sedangkan di pencampuran 15% PA.
abu cangkang sawit dan memiliki Bowles J.E. 1992. Engeneering
mekanisme tanah yang sangat Propertis of Soils and Their
kaku yaitu diantara 2,0-5,0 Measurements. McGraw-hill
Kg/cm2. Book. USA.
5.2 Saran Das, B. M. 1994. Mekanika Tanah
Dari kegiatan penelitian yang telah Jilid I Prinsip-Prinsip
dilakukan, peneliti menganjurkan saran Rekayasa Geoteknis. Penerbit
sebagai berikut : Erlangga. Jakarta.
1. Untuk lebih akurat dan teliti, Das, B. M. 1995. Mekanika Tanah
dianjurkan untuk melakukan Jilid II Prinsip-Prinsip
setiap percobaan lebih dari dua Rekayasa Geoteknis. Penerbit
kali. Erlangga. Jakarta.
Fatoni, M. 2014. Tinjauan Kuat Tekan
2. Campuran abu cangkang sawit
Bebas Dan Permeabilitas
ternyata mampu memperbaiki
Terhadap Tanah
karakteristik tanah lempung di
Lempung Yang Distabilisasi
kawasan Dusun Paloh 18, Desa
Dengan Kapur Dan Ampas
Tanjung Rejo, Percut Sei Tuan,
Tebu. Jurnal Teknik Sipil USM.
Kabupaten Deli Serdang.
Hardiyatmo, H. C. 2002, Stabilisasi
Sehingga dapat dijadikan suatu
Tanah Untuk Perkerasan Jalan,
lokasi untuk memperbaiki tanah
Gadjah Mada University Press.
lempung di daerah lainnya.
Yogyakarta.
Hardiyatmo, H. C. 2006. Mekanika
Tanah I, Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Holtz, W.G. dan Gibbs, H.J. 1956-1962
Engeneering Propertis of
Expansive Clay Transactions.
ASCE.
Endriani, Debby. 2012, Pengaruh
Penambahan Abu Cangkang
Sawi Terhadap Daya Dukung
16
Dan Daya Kuat Tekan Pada
Tanah Lempung Ditinjau Dari
Uji UCT Dan CBR
Laboratorium. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Wordpress
Akhyar (2018). Pengaruh Abu
Cangkang Sawit Dan Mineral
Gypsum Terhadap Tanah
Lempung Ditinjau Dari Uji
Unconfined Compression Test,
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil.
Institut Teknologi Medan (ITM).
Medan.
Nala, Tri (2019). Pengaruh
Penambahan Abu Cangkang
Sawit Dan Semen Pada Tanah
Lempung Desa Tanjung Rejo
Terhadap Nilai Koefisien
Permeabilitas, Skripsi. Jurusan
Teknik Sipil. Institut Teknologi
Medan (ITM). Medan.

17
18

Anda mungkin juga menyukai