Anda di halaman 1dari 13

P-3

OTOT RANGKA

Tim Penyusun :

Ketua :
Luthfi Cahya Nursayyidah (3311161101)
Anggota :
Rika Windati Edwin (3311161099)
Mevinda Afriza Thama (3311161102)

Kelas : Farmasi C – 2016

Kelompok : 3

Asisten Praktikum : Dra. Sri Wahyuningsih, M.Si., Apt

Laboratorium Kimia Farmasi Dasar


Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari anatomi, sumber pengetahuan yang langsung dapat digunakan adalah
tubuh kita sendiri. Tubuh tersusun dari rangka yang menjadi tempat melekatnya otot,
kesatuan dari beragam jenis rangka ini disebut sebagai sistem rangka. Fungsi dari sistem
rangka ini sebagai penopang tubuh agar kokoh, memberi bentuk pada tubuh, mengatur
pergerakan dan melindungi organ-organ yang ada dalam tubuh. Dalam melakukan
pergerakan, sistem otot rangka akan bekerja sinergis, untuk mencapai satu tujuan yaitu
adanya rangsangan dan respons yang cepat.
Pergerakan yang dihasilkan dari sistem otot rangka ini menciptakan gerakan-gerakan
pada angoota tubuh, seperti menengadahkan tangan, menundukkan kepala, dll. Ketika
terjadi pergerakan dari salah satu anggota tubuh, maka akan menimbulkan kontraksi,
kontraksi ini melibatkan otot dan terbagi menjadi kontraksi isotonik maupun kontraksi
isometrik.

B. Prinsip Percobaan
1. Berdasarkan pengamatan makroskopik pada rangka tubuh manusia
2. Berdasarkan terminologi sistem otot rangka
3. Berdasarkan pergerakan tubuh manusia
4. Berdasarkan fisiologi tubuh

C. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui kerangka tubuh manusia
2. Untuk mengetahui mengenai anatomi sistem otot rangka
3. Untuk mempelajari gerakan-gerakan pada tubuh manusia
4. Untuk mengetahui kontraksi pada otot
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Rangka


Rangka manusia dewasa terdiri dari sekitar 206 tulang dalm membentuk suatu kerangka
tubuh yang kokoh. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, rangka digolongkan menjadi
rangka aksial, rangka apendikular dan persendian antar tulang.
1. Anatomi Rangka Aksial
Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan
menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian rangka aksial meliputi sternum dan
tulang iga, dll.
a. Tulang sternum (tulang dada) terbentuk dalam tiga bagian : manubrium atas, badan
(gladiolus), dan prosesus sifoid.
b. Tulang iga, ke-12 pasang tulang iga pada bagian kepala dan tuberkel berartikulasi ke
arah posterior dengan faset tulang iga pada prosesus transversa di vertebra toraks.

2. Anatomi Rangka Apendikular


Rangka apendikular terdiri dari :
a. Girdel pektolar, memiliki dua tulang yaitu :
- Skapula (tulang belikat) : tulang pipih triangular dengan tiga tepi, tepi vertebra
(medial) panjang terletak pararel dengan kolumna vertebra, tepi superior dan tepi
lateral. Skapula dan klavikula berfungsi melekatkan tulang lengan ke rangka
aksial.
b. Klavikula (tulang kolar) : tulang yang berbentuk S, secara lateral, berartikulasi dengan
prosesus akromion pada skapula dan secara medial dengan manubrium.
c. Lengan atas tersusun tulang lengan, tulsng lengan bawah dan tulang tangan.
d. Humerus merupakan tulang lengan tunggal pada lengan, terdiri dari bagian kepala
membulat, bagian leher anatomis, dan bagian batang memanjang ke arah distal.
e. Ulna adalah tulang-tulang dari lengan bawah pada sisi medial dan tulang radius di sisi
lateral (sisi ibu jari) yang dihubungkan dengan suatu jaringan ikat fleksibel, membran
interoseus.
- Girdel pelvis, teridri dari dua tulang panggul. Setiap tulang panggul menyerupai
bentuk kipas angin listrik dengan poros pemegang serta dua baling-baling.
 Ilium adalah lempeng tulang lebar, menjulang ke atas dan ke luar
asetabulum.
 Tulang iskium, yaitu baling-baling posterior dan inferior dari kipas.
 Tulang pubis, melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang
panggul. Terdiri dari dua batang tulang, ramus pubis superior dan inferior.
3. Tungkai bawah, bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis dan lutut
adalah paha, bagian antra lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai.
a. Feamur, bahasa latin berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan terberat dari
semua tulang pada rangka tubuh.1
b. Patella (tempurung lutut) adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang di
dalam tendon otot kuadrisep ekstendor. Apeks patela meruncing ke bawah, dengan
permukaan anterior tulang yang kasar.2
c. Tulang tangkai adalah tulang tibia secara medial dan tulang fibula secara lateral.
 Tibula adalah tulang medial yang besar, tulang ini membagi berat tubuh
dari femur ke bagian kaki.
 Fibula adalah tulang paling ramping, panjangnya proporsional dan tak
turut menopang berat tubuh.

3.2 Sistem Otot Rangka


1. Jenis Otot, terdiri dari : otot polos, otot lurik dan otot jantung.
2. Macam-macam otot menurut letaknya terbagi menjadi :
o Otot kepala, terdiri dari otot kranial dan otot fasial
o Otot superfacial tubuh,terdiri dari:otot leher,otot lengan,otot kaki,otot betis

3.3 Gerakan-gerakan pada Anggota Tubuh


Persendian atau suatu artikulasi terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya
pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya.
a. Klasifikasi persendian sinovial, didasarkan pada bentuk permukaan yang
berartikulasi, yaitu pada : sendi sferoidal, sendi engsel, sendi kisar, persendian
kondiloid, sendi pelana dan sendi peluru.
b. Pergerakan pada sendi sinovial, merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada
tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Contoh pergerakannya adalah :
Fleksi, dorsofleksi, plantar fleksi,ekstensi, hipeekstensi, abduksi, adduksi, rotasi,
pronasi, supinasi, sirkumduksi, inversi, eversi, elevasi, depresi.

3.4 Jenis Kontraksi Otot


a. Kontraksi isometrik, menimbulkan tenaga dengan cara peningkatan tegangan
intramuskuler tanpa disertai perubahan panjang eksternal otot (3). Panjang otot saat
kontraksi mempengaruhi tegangan intramuskuler, tegangan intramuskuler yang
berkembang sebanding dengan jumlah hubungan silang antara filamen aktin dan
miosin. Bila otot direnggangkan, maka tumpang tindih antara filamen aktin dan
miosin dan filamen tipis akan mengurangi hubungan silang(4).

b. Kontraksi isotonik, merupakan terjadinya tegangan intramuskuler disertai dengan


perubahan panjang otot baik memendek atau memanjang (3). Pada kontraksi isotonik
sebuah beban digerakkan yang melibatkan fenomena inersia yaitu beban atau obyek
lain yang digerakkan mula-mula harus dipercepat, dan bila kecepatan telah dicapai,
maka beban mempunyai daya gerak yang menyebabkan dapat terus bergerak
walaupun kontraksinya telah berhenti. Oleh karena itu, kontraksi isotonik pada
hakekatnya berlangsung lebih lama dari kontraksi isometrik pada otot yang sama(4).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dengan judul “OTOT RANGKA” yang dilaksanakan pada tanggal 16
Maret 2017 hari Kamis pada pukul 13.00-15.40 di Labolatorium Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat :
- Model Rangka - Atlas anatomi
- Model otot rangka - Mikroskop
- Gambar dinding
b. Bahan
- Buku referensi
- Preparat jaringan otot

3.3 Prosedur Percobaan :


Anatomi
1.1 Rangka Tubuh
a. Diamati model rangka tubuh dan ditunjukkan tulang-tulang berikut :
- Tulang klavikula - Tulang femur - Tulang iga
- Tulang humerus - Tulang patella - Tulang ilium
- Tulang radius - Tulang fibula - Tulang sternum
- Tulang ulna - Tulang tibia
- Tulang karpal - Tulang tarsal

1.2 Anatomi Sistem Otot Rangka


1) Otot Kranial dan Otot Fasial
a. Diperagakan beberapa ekspresi wajah seperti :
- M erengut - Menaikkan hidung
- Mengerutkan dahi - Meringis
b. Dikenali otot-otot seperti :
- Muskulus frontalis - Muskulus orbicularis oris
- Muskulus nasalis - Muskulus zigomatikum
2) Otot Superfacial Tubuh
a. Diberi label beberapa otot pada leher, lengan, kaki dan betis
b. Dikenali otot-otot seperti :
- Muskulus bisep brakii - Muskulus brakioradialis
- Muskulus sartorius - Muskulus gastronemus
- Muskulus deltoid - Muskulus tibialis anterior
- Muskulus trapezius - Muskulus rektus femoris
- Muskulus trisep brakii

1.3 Gerakan pada Tubuh


a. Diperagakan beberapa gerakan tubuh seperti pada gambar dan ditulis apa saja nama
gerakan tersebut
Fisiologi
1.1 Kontraksi Isotonik dan Isometrik
a. Tubuh berdiri dengan tegak dan dipertahankan tungkai agar tetap kaku. Termasuk
jenis kontraksi apakah ini?
b. Diletakkan tangan di atas meja dengan telapak tangan menghadap ke atas,
kemudian diletakkan beban di atasnya. Diangkatnya beban dengan menggunakan
muskulus bisep brakii. Jenis kontraksi apakah ini?
c. Diletakkan tangan pada meja dengan telapak tangan menghadap ke atas.
Diletakkan sebuah buku/beban yang lebih berat sehingga tak terangkat. Diamati
pada muskulis biceps brachii dan termasuk jenis kontraksi?

1.2 Prosedur Percobaan Isotonik Kontraksi


a. Dijalankan program PhysioEx dan di klik Latihan 2 (fisiologi Otot Rangka)
b. Di klik aktivitas 7 (kontraksi isotonik) lalu di klik eksperiment
c. Digeser beban dengan ukuran 0,5 g dana ditempelkan ke ujung otot lalu di klik
Stimulate. Diamati ukuran otot akan mengalami pemendekan dan beban pun akan
terangkat.
d. Di klik Record Data untuk melihat hasil pada tabel kemudian dicatat hasilnya.
e. Dikembalikan beban 0,5 g ke kotak kabinet beban, lalu geser beban 1 g dan
ditempelkan ke ujung otot lalu di klik Stimulate. Diamati dan klik Record data.
f. Diulangi hal yang sama seperti pada nomor 5, dicatat dan diamati perubaan pada
otot rangka tersebut.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

1. Anatomi Rangka Tubuh


Gambar 1.1 Skeleton manusia dari aspek anterior
Pembahasan : terdiri dari Frontal, Orbit, Clauicle, Skapula, Sternum, Tulang iga,
Humerus, Vertebrata tumbal, Radius, Ulna, Carpals, Metacarpals, Phalanges, Femur,
Patella, Tibia, Fibula, Tarsal, Metatarsal, Phalanges.

2. Anatomi Sistem Otot Rangka


Gambar 2.1 Otot – otot tubuh aspek posterior
Pembahasan : terdiri dari Grasius, Vastus medialis, Semi tendinosus, Deltoideus,
Trapezius, Trisep lengan atas, Latussimus dorsi, Thoraco-lumbar farcia, Gluteus
maksimus, Biseps fermur, Semi membranosus, Gastroknemius, Soleus, Tendo achilles.

Gambar 2.2 Otot-otot tubuh aspek anterior


Pembahasan : terdiri dari Stermocleida mastrad, Pectoraus mayor, Pectineus, Sartorius,
Vastus medialis, Femoral, Gastrocnemius, trapezius, Deltoid, Pectoral, Trisep, Eksternal
blique, Inguinal canat, Sartorius, Aduktor longus, Rektus femotis, Grasilis, Vastus
Lateralis.

Gambar 2.3 Jenis-jenis Otot


No Ciri/karakteristik Nama Otot
Otot polos Otot lurik Otot jantung
1 Bentuk Gelendong dengan ujung Bentuk silindris Bentuk
runcing silindris
2 Inti sel Satu inti sel di bagian Banyak tepi sel Satu inti sel di
tengah pada bagian tepi tengah
otot
3 Cara kerja Tak sadar/otonom Sadar/somatik Tak sadar
4 Letak Pada organ dalam seperti Pada otot yang Pada jantung
saluran pencernaan menempel
tulang

3. Gerakan pada Tubuh


Gambar 3.1 Macam gerakan pada tubuh
Pembahasan :
1) Fleksi, gerakan memperkecil sudut antara dua tulang seprti saat menekuk siku.
Ekstensi, gerakan memperbesar sudut antara dua tulang.
2) Dorsofleksi, menekuk telapak kaki di pergelangan ke arah depan.
Plantar fleksi, gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki.
3) Abduksi, gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh.
Aduksi, gerakan kembali ke aksis utama tubuh atau kebalikan abduksi.
4) Hiperekstensi, gerak ekstensi yang melebihi anatomi tubuh
Ekstensi, gerakan memperbesar sudut antara dua tulang.
Fleksi, gerakan memperkecil sudut antara dua tulang.
5) Rotasi, gerakan tulang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa
mengalami dislokasi lateral, seperti menggelengkan kepala.
Sirkumduksi, kombinasi gerakan angular dan berputar membuat ruang berbentuk
kerucut, seperti mengayunkan lengan membentuk putaran.
6) Inversi, gerakan sendi pergelangan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke dalam
atau ke arah medial.
Eversi, gerakan sendi pergelangan kaki sehingga telapak kaki menghadap kearah luar.
7) Pronasi, rotasi medial lengan bawah, contohnya telapak tangan menghadap ke
belakang.
Supinasi, rotasi lateral lengan bawah, contoh kebalikan dari pronasi.
8) Retraksi, gerakan tulang belikat ke belakang (posterior) mendekati tubuh
Protaksi, gerakan tulang belikat ke belakang (posterior) menjauhi tubuh
9) Elevasi, pergerakan struktur ke arah superior, seperti saat mengatupkan mulut
(mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu.
Depresi, pergerakan struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.1

4. Kontraksi Isotonik dan Isometrik


1) Kontraksi isometrik, karena kontraksi ini menimbulka tenaga dengan cara
peningkatan tegangan intramuskuler tanpa disertai perubahan panjangeksternal
otot(24).
2) Kontraksi isotonik, karena pada kontraksi isotonik sebuah beban digerakkan
dan melibatkan fenomena inersia yaitu beban atau obyek lain yang digerakkan mula-
mula harus dipercepat, dan bila kecepatan telah dicapai, maka beban mempunyai daya
gerak yang menyebabkan dapat terus bergerak walaupun kontraksinya telah berhenti.
Oleh karena itu, kontraksi isotonik pada hakekatnya berlangsung lebih lama dari
kontraksi isometrik pada otot yang sama(20).
3) Kontraksi isotonik konsentrik, karena ukuran otot rangka terjadi perubahan
diakibatkan dari otot yang berupaya untuk menggerakkan beban, namun tidak nampak
perubahan pergerakan dari beban tersebut(20).

5. Isotonik Kontraksi
Hasil pengamatan :
Hasil Kontraksi Isotonis
Beban Kecepatan Twitch duration Jarak beban terangkat
(gram) (cm/sec) (msec) (cm)
0,5 0,100 78,00 4,00
1 0,057 49,00 2,00
1,5 0,022 30,00 0,5
2 0,000 0,00 0,0

Pembahasan :
1) Beban yang menyebabkan kontraksi otot paling cepat/muscle shortening
velocity adalah saat beban 1,5 gram.
2) Beban yang menyebabkan latent periode yang paling lama adalah saat beban
0,5 gram.
3) Beban yang pada proses kontraksi dapat terangkat dengan jarak yang paling
jauh adalah saat beban 0,5 gram.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem rangka terdiri berfungsi untuk pergerakan, penopang tubuh, mempertahankan postur,
serta untuk perlindungan tubuh. Rangka termasuk alat gerak paif, karena tempat melekatnya
otot. Terdiri dari rangka aksial, rangka apendikular dan persendian. Anatomi rangka aksial
tersusun dari tengkorak, vertebra, serta tulang sternum dan tulang iga. Rangka aksial ini
adalah rangka pada bagian wajah. Anatomi rangka apendikular tersusun dari girdel pektoral,
lengan atas, girdel pelvis dan tungkai bawah. Rangka apendikular berfungsi sebagai alat
pergerakan tubuh. Persendian yang memungkinkan terjadinya berbagai macam pergerakan
pada tubuh. Sehingga tubuh dapat melakukan aktivitas.

Lampiran :
Gambar 1.1 Skeleton manusia dari Gambar 2.1 dan Gambar 2.2
aspek anterior Otot-otot tubuh aspek posterior dan
Otot-otot tubuh aspek anterior

Gambar 3.1 Gerakan tubuh

(1) (2) (3) (4)

DAFTAR PUSTAKA
1. Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology:An Easy Learning (terjemahan).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC

2. Pearce,Evelyn C. 2015. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (terjemahan).


Jakarta:CV Prima Grafika

3. Gardiner M.D. An Intoduction to movement. Dalam:The Principles of exercise


theraphy 3rd ed. G.Bell and Sons Ltd. London. 1975:12-25

4. Guyton AC. (Alih Bahasa Tengadi KA dkk). Kontraksi Otot Rangka. Dalam:Buku
ajar fisiologi kedokteran (Textbook of medical phisiology) Edisi 7. Cetakan III.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1996 : 56 – 57

Anda mungkin juga menyukai