Indonesia Perekonomian Terkini Dan Respons Kebijakan (PER) April 2021
Indonesia Perekonomian Terkini Dan Respons Kebijakan (PER) April 2021
INDONESIA:
PEREKONOMIAN TERKINI
DAN RESPONS KEBIJAKAN
April 2021
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perekonomian global diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya dengan proses pemulihan global yang semakin tidak merata
antarnegara. Perbaikan ekonomi domestik terus berlangsung terutama didukung oleh membaiknya kinerja ekspor dan belanja fiskal. Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Dengan langkah-langkah stabilisasi Bank
Indonesia, pergerakan nilai tukar Rupiah relatif terjaga, di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Inflasi tetap rendah sejalan
permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Sejalan dengan kebijakan moneter akomodatif Bank Indonesia dan sinergi dengan
kebijakan fiskal Pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, kondisi likuiditas di perbankan dan pasar keuangan tetap longgar.
Suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang masih longgar mendorong suku bunga terus menurun. Ketahanan sistem
keuangan tetap terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan masih perlu didorong. Transaksi Sistem Pembayaran baik tunai maupun
nontunai termasuk digital payment tumbuh positif disertai pesatnya digitalisasi ekonomi dan keuangan.
Atas pertimbangan berbagai asesmen tersebut, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 April 2021 memutuskan untuk
mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending
Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak masih tingginya ketidakpastian
pasar keuangan global, meskipun prakiraan inflasi tetap rendah. Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, Bank Indonesia
mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran.
2 Respons Kebijakan
Indonesia: Perekonomian Terkini dan 2
SINERGI MENJAGA STABILITAS, MEMPERKUAT PEMULIHAN EKONOMI
DOMESTIC DEMAND
3
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
PEREKONOMIAN GLOBAL
PEREKONOMIAN DOMESTIK
RESPONS KEBIJAKAN
BANK INDONESIA
6
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
VOLUME PERDAGANGAN DAN HARGA KOMODITAS DUNIA TERUS MENINGKAT
Sejalan dengan perbaikan ekonomi global, volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat, sehingga mendukung perbaikan kinerja
ekspor negara berkembang yang lebih tinggi, termasuk Indonesia.
PDB Dunia dan Volume Perdagangan Dunia Harga Komoditas Ekspor Indonesia
2020 2021
KOMODITAS 2018 2019
Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1 YTD*
Tembaga 6,7 -7,8 -7,8 -12,3 11,8 21,6 3,3 50,3 38,4
Batu Bara 2,5 -8,6 -8,0 -28,2 -27,9 -9,8 -18,5 19,5 44,8
CPO -19,2 -2,3 33,3 14,0 35,5 34,9 29,4 47,1 42,8
Karet -16,8 12,4 -18,6 -22,7 3,8 36,4 -0,3 37,7 27,8
Nikel 27,8 7,0 3,8 0,0 -8,1 3,9 -0,1 37,9 25,9
Timah 0,5 -7,5 -17,2 -20,4 3,1 12,6 -5,5 46,1 40,8
Aluminium 7,4 -14,1 -5,8 -15,9 -2,6 9,8 -3,7 22,9 23,2
Kopi -15,4 -11,8 14,8 -2,8 2,9 -3,4 3,0 6,7 13,1
Lainnya 1,2 -0,7 -2,1 -5,6 -4,9 -4,5 -4,3 0,3 3,8
Indeks Harga Komoditas
-2,8 -3,0 1,5 -10,4 -1,7 7,5 -0,8 23,7 29,0
Ekspor Indonesia
Minyak (Brent)** 71 64 51 31 43 45 42 61 61
Sumber: Bloomberg. Data s.d. 16 April 2021
**Minyak dalam USD/barel, komoditas lain (%, yoy)
7 7
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
KETIDAKPASTIAN PASAR KEUANGAN GLOBAL MASIH TINGGI
Yield UST 10Y dan JGB 10Y serta Indeks Saham AS
• Ketidakpastian pasar keuangan dan volatilitas yield UST masih
berlangsung seiring dengan lebih baiknya perbaikan ekonomi di
Amerika Serikat dan persepsi pasar terhadap arah kebijakan The
Fed
• Perkembangan ini berpengaruh terhadap aliran modal masuk ke
sebagian besar negara berkembang yang lebih rendah, dan
berdampak pada tekanan mata uang di berbagai negara
tersebut, termasuk Indonesia
Persepsi Risiko Negara Berkembang Dan Indonesia Aliran Modal Ke Negara Berkembang
8
8
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
PEREKONOMIAN
DOMESTIK
10
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
...DAN BELANJA FISKAL
Stimulus fiskal Pemerintah dalam bentuk bantuan sosial, belanja barang, dan belanja modal juga terus meningkat lebih tinggi dari
perkiraan
Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2020 2021
% Realisasi Realisasi
RINCIAN Realisasi APBN
terhadap s.d. Feb 2021
(RpTriliun) PERPRES 72 (RpTriliun) (Rp.Triliun)
11
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
PERBAIKAN KONSUMSI SWASTA CENDERUNG TERBATAS
Ekspektasi Penghasilan Nilai Tukar Petani (NTP)
• Perbaikan konsumsi swasta
sebagaimana tercermin pada indikator
ekspektasi konsumen dan penjualan
eceran sampai dengan bulan Maret
2021 cenderung terbatas
• Hal ini sejalan dengan masih
terbatasnya mobilitas masyarakat di
tengah upaya Pemerintah yang terus
melakukan akselerasi program vaksinasi
nasional
Indeks Job Vacancy Penjualan Eceran Penjualan Online
12
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
KE DEPAN, EKONOMI DOMESTIK DIPERKIRAKAN AKAN MEMBAIK
Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan Pengeluaran
• Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan Komponen
2019
2019
2020
2020
pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 I II III IV I II III IV
Konsumsi Rumah Tangga 5.02 5.18 5.01 4.97 5.04 2.83 -5.52 -4.05 -3.61 -2.63
akan berada pada kisaran 4,1% - 5,1% Konsumsi Lembaga Nonprofit
• Ke depan, perbaikan ekonomi domestik diperkirakan akan Melayani Rumah Tangga
16.96 15.29 7.41 3.53 10.62 -5.01 -7.82 -1.97 -2.14 -4.29
semakin membaik didukung oleh perbaikan kinerja ekspor, Konsumsi Pemerintah 5.22 8.23 0.98 0.48 3.25 3.77 -6.90 9.76 1.76 1.94
Investasi (PMTDB) 5.03 4.55 4.21 4.06 4.45 1.70 -8.61 -6.48 -6.15 -4.95
berlanjutnya stimulus fiskal, dan perbaikan investasi sebagaimana Investasi Bangunan 5.48 5.46 5.03 5.53 5.37 2.76 -5.26 -5.60 -6.63 -3.78
tercermin pada PMI manufaktur yang terus meningkat Investasi Nonbangunan 3.69 1.96 1.95 -0.13 1.80 -1.46 -18.62 -8.99 -4.71 -8.38
• Implementasi vaksinasi dan disiplin dalam penerapan protokol Ekspor -1.58 -1.73 0.10 -0.39 -0.87 0.36 -12.02 -11.66 -7.21 -7.70
Impor -7.47 -6.84 -8.30 -8.05 -7.69 -3.62 -18.29 -23.00 -13.52 -14.71
Covid-19 tetap diperlukan untuk mendukung percepatan PDB 5.07 5.05 5.02 4.97 5.02 2.97 -5.32 -3.49 -2.19 -2.07
perbaikan permintaan domestik Sumber: BPS
13
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
NPI DIPERKIRAKAN TETAP BAIK, MENDUKUNG KETAHANAN SEKTOR EKSTERNAL
• Defisit transaksi berjalan triwulan I 2021 diperkirakan akan rendah, didukung oleh surplus neraca perdagangan sebesar 5,52 miliar dolar AS,
melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 8,27 miliar dolar AS
• Kinerja positif tersebut terutama ditopang oleh permintaan dari Tiongkok, AS, dan Jepang, serta kenaikan harga komoditas dunia. Peningkatan nilai
ekspor tercatat pada sejumlah komoditas primer, seperti CPO dan bijih logam, serta sejumlah komoditas manufaktur, antara lain besi dan
baja, kimia organik, dan kendaraan bermotor
14
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
NERACA MODAL DIPRAKIRAKAN SURPLUS
• Neraca modal diperkirakan akan mengalami surplus pada triwulan I 2021 didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing
dan investasi portofolio. Investasi portofolio pada triwulan I 2021 diperkirakan mencatat net inflow sebesar 5,43 miliar dolar AS
• Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2021 tercatat sebesar 137,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 10,1 bulan impor atau
9,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor
• Ke depan, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0%-2,0% dari PDB pada tahun 2021, sehingga mendukung ketahanan
sektor eksternal ekonomi Indonesia. Berbagai langkah untuk memperkuat ketahanan eksternal terus dilakukan melalui peningkatan aliran masuk
modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio dengan implementasi Undang Undang Cipta Kerja dan
menjaga daya tarik aset keuangan domestik
15
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
DENGAN LANGKAH-LANGKAH STABILISASI BANK INDONESIA, PERGERAKAN RUPIAH TERJAGA
• Nilai tukar Rupiah pada April 2021 (per 19 April) mencatat depresiasi 1,16% secara rerata dan 0,15% secara point to point dibandingkan dengan
level akhir Maret 2021
• Perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut seiring dengan masih berlangsungnya ketidakpastian pasar keuangan yang kemudian menahan aliran
masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik
• Dengan perkembangan ini, Rupiah sampai dengan 19 April 2021 mencatat depresiasi sekitar 3,42% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020,
relatif lebih rendah dari sejumlah negara berkembang lain, seperti Brazil, Turki, dan Thailand
• Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui
efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar
Pegerakan Rupiah dan Negara Kawasan Suku Bunga Kebijakan Negara Kawasan
16
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
INFLASI TETAP RENDAH SEJALAN PERMINTAAN YANG BELUM KUAT DAN PASOKAN YANG MEMADAI
Inflasi IHK dan Komponen
• Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2021 tercatat sebesar 0,08% (mtm) atau 1,37% (yoy). Inflasi
inti tetap rendah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang
terjaga, serta konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target
• Inflasi kelompok administered prices tetap rendah sejalan dengan tidak ada penyesuaian baik tarif jalan
tol maupun angkutan udara. Inflasi kelompok volatile food juga tetap terkendali meski meningkat seiring
faktor cuaca
• Inflasi 2021 diprakirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1%. Ke depan, Bank Indonesia tetap
berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik
di tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna mengendalikan
inflasi IHK sesuai kisaran targetnya. Koordinasi dengan Pemerintah termasuk untuk mengendalikan
inflasi pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1442 H
17
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
SEJALAN SINERGI MONETER DAN FISKAL YANG TERUS DIPERKUAT, KONDISI LIKUIDITAS LONGGAR
• Sejak tahun 2020, Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp798,85 triliun (5,18% dari PDB), yang terdiri dari
Rp726,57 triliun pada tahun 2020 dan sebesar Rp72,27 triliun pada tahun 2021 (hingga 16 April 2021)
• Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah terus diperkuat dengan pembelian SBN oleh Bank Indonesia di pasar perdana
Setelah pada tahun 2020 melakukan pembelian dari pasar perdana sebesar Rp473,42 triliun untuk pendanaan APBN 2020, pada 2021 Bank Indonesia
melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021 melalui mekanisme sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, sebagaimana telah diperpanjang tanggal 11 Desember 2020, hingga 31 Desember 2021
Besarnya pembelian SBN di pasar perdana hingga 16 April 2021 sebesar Rp101,91 triliun, terdiri dari sebesar Rp28,33 triliun melalui mekanisme lelang utama
dan sebesar Rp73,58 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO)
• Kondisi likuiditas yg longgar pada Maret 2021 telah mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 33,58% dan pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK) yg tinggi sebesar 9,20% (yoy). Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Maret 2021 tetap terjaga, yakni sebesar
masing-masing 10,8% (yoy) dan 6,9% (yoy)
Prinsip Pembelian SBN Berjangka Panjang oleh Bank Quantitative Easing (QE) dan Pembelian SBN oleh BI Uang Beredar dan AL/DPK
Indonesia di Pasar Perdana
18
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
PENURUNAN SUKU BUNGA BERLANJUT SEJALAN LONGGARNYA LIKUIDITAS & BI7DRR YANG RENDAH
• Di pasar uang, longgarnya likuiditas dan penurunan BI7DRR sebesar 150 bps sejak 2020 mendorong rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight sekitar 2,79%
selama Maret 2021
• Di sektor perbankan, sejalan dengan dilakukannya kebijakan transparansi suku bunga, perbankan telah merespons dengan melakukan penurunan suku bunga dasar
kredit (SBDK) per Februari 2021 sebesar 171 bps (yoy)
Terutama terjadi pada kelompok bank BUMN yang turun sebesar 266 bps (yoy) menjadi sebesar 8,70%, lebih besar dibandingkan penurunan SBDK kelompok
bank lainnya.
Terjadi pada semua jenis kredit dg penurunan terdalam masih pada jenis kredit Mikro yaitu 346 bps (yoy), meski masih merupakan jenis kredit dengan level SBDK
tertinggi yaitu 12,72%. Sementara itu, penurunan SBDK yang terjadi pada jenis kredit Konsumsi KPR, Konsumsi Non KPR, Korporasi dan Ritel masing-masing
adalah sebesar 194 bps, 193 bps, 139 bps dan 136 bps (yoy) menjadi 8,19%, 9,25%, 8,26% dan 8,84%.
Secara industri terjadi pada seluruh komponen, yaitu Harga Pokok Dasar Kredit (HPDK) sebesar 120 bps (yoy), Overhead Cost (OHC) 31 bps (yoy) & Margin
Keuntungan 21 bps (yoy)
Margin Keuntungan kelompok bank BUMN dan KCBA mengalami penurunan sebesar 88 bps dan 34 bps (yoy), sementara Margin Keuntungan BUSN dan BPD
masih menunjukkan peningkatan sebesar 48 bps dan 2 bps (yoy) pada bulan Februari 2021
Suku Bunga Kebijakan BI dan PUAB O/N Suku Bunga Perbankan Transmisi BI7DRR kepada SBDK
19
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
KETAHANAN SISTEM KEUANGAN TETAP TERJAGA, FUNGSI INTERMEDIASI MASIH PERLU DIDORONG
• Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Februari 2021 tetap tinggi sebesar 24,52%, dan rasio kredit bermasalah (Non
Performing Loan/NPL) tetap rendah, yakni 3,21% (bruto) dan 1,04% (neto)
• Di tengah kondisi likuiditas yang longgar, intermediasi perbankan masih mengalami kontraksi sebesar 4,13% (yoy) pada Maret 2021
• Berbagai langkah penguatan terus dilakukan sejalan dengan sinergi antara otoritas, perbankan, dan dunia usaha untuk menjaga optimisme dan
mengatasi permasalahan sisi permintaan dan sisi penawaran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha
• Bank Indonesia terus menempuh kebijakan makroprudensial akomodatif, memperkuat transparansi SBDK perbankan serta melanjutkan
koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendorong percepatan transmisi kebijakan moneter kepada suku bunga kredit
perbankan dan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha
Permodalan Industri Perbankan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Perkembangan Kredit dan DPK
20
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
TRANSAKSI SISTEM PEMBAYARAN BAIK TUNAI MAUPUN NONTUNAI TUMBUH POSITIF...
• Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Maret 2021 mencapai Rp782,7 triliun, tumbuh 7,61% (yoy).
• Di sisi lain, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit pada Maret 2021 tercatat Rp668,7 triliun, tumbuh
9,58% (yoy) sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi.
• Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh tinggi sejalan dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja
daring, meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital banking. Pertumbuhan tersebut tercermin dari nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada
Maret 2021 sebesar Rp21,4 triliun, atau tumbuh 42,46% (yoy).
Uang Yang Diedarkan Nilai Transaksi ATM/D dan Kartu Kredit Nilai Transaksi Uang Elektronik
21 21
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
...DISERTAI PESATNYA DIGITALISASI EKONOMI DAN KEUANGAN
Volume Transaksi Digital Banking Nilai Transaksi Digital Banking
• Volume transaksi digital banking terus
meningkat, pada Maret 2021 tumbuh 42,47%
(yoy) mencapai 553,6 juta transaksi dan nilai
transaksi digital banking yang tumbuh 26,44%
(yoy) mencapai Rp3.025,6 triliun
• Bank Indonesia melalui kebijakan sistem
pembayaran terus mendorong akselerasi
digitalisasi ekonomi dan keuangan digital yang
inklusif dan efisien, antara lain dengan
pengembangan fitur QRIS. Sosialisasi dan
edukasi terkait QRIS terus diperkuat dari sisi
supply dan demand
Transaksi QRIS Volume Transaksi E-commerce
• Sebagai persiapan menyambut hari raya
Idulfitri, Bank Indonesia memastikan kesiapan
operasional, kelancaran, keamanan, dan
keandalan Sistem Pembayaran yang
diselenggarakan Bank Indonesia maupun
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran, serta
mendorong penggunaan transaksi nontunai
yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal
• Bank Indonesia juga memperluas layanan kas
khususnya penukaran uang oleh perbankan
serta edukasi Rupiah kepada masyarakat
terutama pada bulan Ramadan dalam rangka
mengakselerasi program Cinta Bangga dan 22
Paham Rupiah Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
PEREKONOMIAN DOMESTIK DIPRAKIRAKAN MEMBAIK DI 2021
Pemulihan ekonomi didukung perbaikan ekonomi global, stimulus fiskal dan moneter, implementasi vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19, serta
dukungan kredit dan pembiayaan dari perbankan. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.
Proyeksi PDB Indonesia Proyeksi Inflasi Indonesia
Proyeksi Defisit Transaksi Berjalan Proyeksi Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
23
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
AKSELERASI EKONOMI DIGITAL DAN KEUANGAN UNTUK MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI
Digitalisasi sistem pembayaran, meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat serta perkembangan teknologi, inovasi, dan perluasan
ekosistem digital akan semakin mendorong pesatnya transaksi ekonomi digital, akselerasi perkembangan fintech, dan digital banking ke depan.
Proyeksi Penggunaan Uang Elektronik Proyeksi Transaksi Digital Banking Proyeksi Transaksi E-Commerce
24
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
RESPONS
KEBIJAKAN
BANK INDONESIA
26
Indonesia: Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan
TERIMA KASIH
Uraian lengkap dapat diperoleh pada tautan:
1. Siaran Pers Bank Indonesia: BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 3,50%: Sinergi Menjaga Stabilitas, Memperkuat Pemulihan Ekonomi
(https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2310521.aspx)
2. Publikasi Laporan Kebijakan Moneter
(https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/default.aspx?Kategori=laporan%20kebijakan%20moneter&Periode=)