Anda di halaman 1dari 42

PENGENDALIAN

KEPEGAWAIAN
Diklat Fungsional Analis Kepegawaian
Keterampilan

Pusat Pengembangan ASN


Jalan Pandansari No 32 KM 45 Tol Jagorawi, Ciawi – Bogor

1
Telepon 0251-8246800 Fax 0251-8246808
Email: pusbangasn.bkn@gmail.com
Dasar

➢ UU NO.5 TAHUN 2014


➢ PP. 9 TAHUN 2003 Jo PP.63 Tahun
2009
➢ KEP KA BKN NO. 15/KEP/2003
➢ PP NO. 53 TAHUN 2010 Jo
PERKA BKN NO. 21 TAHUN 2010
Peserta mampu memahami
dan mengimplementasikan
proses kegiatan pengendalian
kepegawaian
Latar Belakang

Mampu
Thn 1997 / 1998 Krisis mengelola
multi dimensi ASN sebagai manajemen
profesi kepegawaian

Th 2004 Clean
ASN yang
Goverment Pengawasan
memiliki
& Good Governance dan
integritas,
profesional, Pengendalian
bebas KKN di bidang
Membangun Aparatur kepegawaian
negara melalui berdasarkan
penerapan RB peraturan
Pengertian
Pengendalian adalah proses memantau
kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut diselesaikan seperti yang telah
direncanakan dan proses mengkoreksi setiap
penyimpangan yang berarti.

Kepegawaian adalah hal-hal yang berkaitan


dengan manajemen ASN
Tujuan
PENGENDALIAN
✓ Menjamin agar pelaksanaan tugas sesuai
dengan aturan yang ditetapkan
✓ Menertibkan koordinasi kegiatan
✓ Mencegah pemborosan, kebocoran dan
penyelewengan
✓ Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat
✓ Membina kepercayaan masyarakat terhadap
aparatur pemerintah
PEMBINA
KEPEGAWAIAN

▪ Presiden pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN


▪ Presiden dapat mendelegasikan kepada:
✓ Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), kewenangan menetapkan
Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat
selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan
pejabat fungsional keahlian utama.
✓ Pejabat yang Berwenang (PyB), kewenangan membina
Manajemen ASN, termasuk mengusulkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan
Pejabat Fungsional kepada PPK di instansi masing-masing
kepada
KELEMBAGAAN

Presiden

KEMENPA
N BKN LA N KASN
RB
KEWENANGAN LEMBAGA ASN
• MENTERI/KEMENTERIAN
PANRB • BKN

1. Perumusan dan penetapan 1. Penyelenggaraan manajemen


kebijakan, ASN
2. Koordinasi dan sinkronisasi
2. Pengawasan dan
kebijakan,
pengendalian pelaksanaan
3. Pengawasan atas pelaksanaan NSPK manajemen ASN
kebijakan ASN; (Mengelola Pegawai ASN)

LAN KASN
1. Penelitian, pengkajian kebijakan Monitoring, evaluasi kebijakan, dan
manajemen ASN, rekomendasi yang mengikat untuk
2. Pembinaan dan menjamin perwujudan sistem merit
penyelenggaraan Diklat ASN & pengawasan penerapan asas,
kode etik, dan kode perilaku ASN
KOMISI ASN
Sebagai Pengawal Sistem Merit

❑ Dibentuk berdasarkan pasal 30 UU 5 Tahun


2014
❑ Merupakan lembaga non struktural yang
bersifat independen dan bebas dari pengaruh
politik
❑ Berkedudukan di ibukota negara
❑ Bertanggung jawab langsung kepada Presiden
FUNGSI & TUGAS KASN

Fungsi:
▪ Mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik dan kode perilaku
▪ Mengawasi penerapan sistem merit dalam manajemen ASN pada
instansi pemerintahan
Tugas:
▪ Menjaga netralitas pegawai ASN
▪ Melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN
▪ Melapor pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen
ASN kepada Presiden
11
Wewenang Komisi ASN
▪ Mengawasi setiap tahapan pengisian JPT
▪ Mengawasi dan mengevaluasi penerapan norma dasar,
kode etik dan kode perilaku
▪ Meminta informasi ke pegawai dan/atau masyarakat terkait
pelanggaran
▪ Memeriksa dokumen terkait pelanggaran
▪ Meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan dari
instansi untuk pemeriksanaan pelaporan atas pelanggaran
▪ Memutuskan ada atau tidak pelanggaran dan
menyampiakan hasil pemeriksaan kepada PPK
▪ Merekomendasikan kepada presiden untuk menjatuhkan
sanksi
Tugas BKN Pasal 48 UU 5/2014

1. Mengendalikan seleksi calon pegawai ASN


2. Membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi
serta mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja
pegawai ASN
3. Membina Jabatan Fungsional di bidang kepegawaian
4. Mengelola dan mengembangkan sistem informasi
kepegawaian ASN
5. Menyusun norma, standar, dan prosedur teknis
pelaksanaan kebijakan manajemen ASN
6. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN
7. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan NSP
manajemen kepegawaian ASN
Wewenang BKN Pasal 49 UU 5/2014

mengawasi dan mengendalikan


pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria manajemen ASN
❑ Berdasarkan hasil pengawasan, KASN merekomendasikan kepada
Presiden untuk menjatuhkan sanksi kepada PPK yang melanggar
sistem merit serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

❑ Saksi dapat berupa:


➢Peringatan
➢Teguran
➢Revisi, pencabutan, pembatalan penerbitan
keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran
➢Hukum disiplin untuk PyB
➢Sanksi untuk PPK

15
Pengecualian (Pasal 111)

➢ Ketentuan mengenai pengisian JPT sebagaimana


dimaksud dalam pasal 108, 109 dan 110 dapat
dikecualikan pada instansi pemerintah yang telah
menerapkan Sistem Merit dalam pembinaan Pegawai
ASN dengan persetujuan KASN.
➢ Intansi Pemerintah yang telah menerapkan sistem Merit
dalam pembinaan Pegawai ASN sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib melaporkan secara terbuka secara
berkala kepada KASN untuk mendapatkan persetujuan
baru.
Prinsip-prinsip
Pengendalian
▪ Obyektif dan menghasilkan fakta.
▪ Menilai ada atau tidak ada kesalahan dan
penyimpangan.
▪ Bersifat preventif dan atau represif.
▪ Sebagai sarana untuk mengendalikan keadaan
organisasi
▪ Menemukan kesalahan, bukan mencari kesalahan.
▪ Perlu adanya tindak lanjut.
Ruang Lingkup

Standar Pengendalian Kepegawaian dilaksanakan


untuk seluruh komponen manajemen ASN :
1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan
2. Pengadaan (Recruitmen, Selection & Placement System)
3. Pangkat dan Jabatan
4. Pengembangan Karier
5. Pola Karier
6. Promosi
7. Mutasi
8. Penilaian Kinerja (Manajemen Kinerja +Pengembangan
Kompetensi)
9. Penggajian dan Tunjangan
10. Penghargaan
11. Disiplin
12. Pemberhentian (+pensiun)
13. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua
14. Perlindungan
PELAKSANAAN WASDAL

• Presiden melakukan WASDAL atas pelaksanaan


peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian.
• Dalam pelaksanaannya Presiden dibantu oleh Kepala
BKN, berkoordinasi dengan
• Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat untuk instansi
pusat
• Gubernur untuk instansi Daerah Propinsi / Kab /
Kota.
➢ OBYEK WASDAL
Seluruh Keputusan/Tindakan yang dilakukan oleh
PPK dan Gubernur selaku Wakil Pemerintah

➢ PRINSIP WASDAL
Wasdal dilaksanakan dengan prinsip obyektifitas,
efektivitas, efisiensi, dan berdasarkan Ketentuan
per-UU-an dibidang kepegawaian

➢ JENIS WASDAL
Wasdal Preventif & Wasdal Represif
PELAKSANAAN
PENGENDALIAN KEPEGAWAIAN

❑PENGENDALIAN PREVENTIF :
Pengendalian yang bersifat pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya penyim-pangan dalam
pelaksanaan ketentuan Peraturan Kepegawaian.
❑PENGENDALIAN REPRESIF :
Pengendalian yang dilaksanakan terhadap
pelaksanaan tugas sebagai tindakan perbaikan dan
umpan balik.
WASDAL PREVENTIF
Merupakan tindakan pencegahan agar tidak terjadi
pelanggaran pelaksanaan ketentuan per-UU-an
dibidang kepegawaian, melalui:
1. Konsultasi Tertulis tentang Manajemen ASN
2. Pertimbangan Teknis Kepada Presiden atas usul
PPK/Gubernur, antara lain:
KP PNS IV/c ke atas, Pengalihan status TNI/POLRI
untuk menjadi IV/c ke atas.
3. Fasilitasi berupa pedoman, arahan, pelatihan dan
bimbingan, serta supervisi
WASDAL REPRESIF
✓ Merupakan tindakan administratif yang dilakukan Kepala BKN antara lain
terhadap:
a. Keputusan PPK / Gubernur tentang pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian PNS atau keputusan pembatalan, yang melanggar
atau yang tidak berdasarkan peraturan per-UU-an.
b. Keputusan PPK / Gubernur selain tentang pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian PNS yang melanggar peraturan
per-UU-an.
c. pelanggaran yang dilakukan PPK / Gubernur yang tidak mengambil
keputusan / tindakan yang menjadi kewajibannya.
✓ Tindakan administratif terhadap pelanggaran pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian PNS adalah peringatan, teguran,
dan/atau pencabutan.
✓ Tindakan administratif selain terhadap pelanggaran pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian PNS dan pelanggaran yang dilakukan
PPK/Gubernur yang tidak mengambil kep/tindakan yang menjadi
kewajibannya adalah peringatan dan / atau teguran.
Adalah penyampaian saran atau alternatif
penyelesaian/ perbaikan atas kesalahan dalam
penerapan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian
oleh pejabat pembina kepegawaian.

1. Harus dapat memuat identifikasi masalah,analisa masalah,


dengan membandingkan antara norma, standar dan prosedur
dengan pelaksanaan penerapannya.
2. Memuat faktor penyebab dan dampak yang ada serta uraian
secara sistimatis mengenai keberhasilan, hambatan, kendala
yang dihadapi.
1. Untuk mempermudah dalam
mempertimbangkan pengambilan
keputusan bagi pejabat yang berwenang.
2. Mengetahui langkah penyelesaian yang
dilakukan sesuai ketentuan perundangan
3. Dapat memberikan penyelesaian atas
pelanggaran sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
WasDal
adalah seluruh proses kegiatan
memeriksa, mengevaluasi, memantau
dan melakukan tindakan korektif
terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang
kepegawaian yang dapat dilakukan
secara regular, reviu, dan investigasi
METODE PENGAWASAN
1. Metode Pengawasan Kuesioner
Cara pengawasan yang dilakukan melalui
penyebaran daftar pertanyaan kepada sampel yang
dipilih , kemudian hasil yang diperoleh diolah dan
dievaluasi

2. Metode Wawancara
Yaitu pengawasan yang dilakukan melalui
wawancara , tatap muka , tanya jawab . Agar
wawancara lebih efektif dan berkualitas mesti disiapkan
daftar pertanyaan
3. Metode Observasi
Pengawasan yang dilakukan melalui
pengamatan langsung.

4. Metode Penelitian/Pengkajian
Dokumen
Pengawasan yang dilakukan dengan cara
meneliti, mengkaji dan mengevaluasi
terhadap produk manajemen kepegawaian
TAHAP PENGAWASAN

1. Perencanaan
Tahapan yang perlu dicermati dalam perencanaan
a. Waktu Pembuatan Perencanaan .
b. Obyek Pemeriksaan
c. Anggaran yang tersedia disesuaikan dengan
pertimbangan
d. Menentukan waktu kegiatan
2. Pelaksanaan Pengawasan

✓ Menentukan obyek pengawasan pengendalian


✓ Mempersiapkan kelengkapan adminsirtasi
✓ Menguasai dan memahami seluruh materi yang
menjadi objek pengawasan pengendalian.
✓ Pemahaman peraturan perundang-undangan yang
terkait .
✓ Kelengkapan alat bukti .
✓ Dalam melaksanakan pengawasan harus sesuai
dengan jadwal penugasan dari pejabat yang
berwenang .
✓ Dihindari kesan mencari-cari kesalahan .
✓ Bersifat kreatif untuk mencari dan menggali data
Pelanggaran
• Setiap keputusan/tindakan Pejabat Pembina
Kepegawaian/Pejabat lain yang diberi wewenang
dan Gubernur selaku wakil Pemerintah yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kepegawaian.
• Tindakan Pejabat Pembina
Kepegawaian/Gubernur selaku Wakil pemerintah
yang tidak mengambil tindakan/keputusan di
bidang kepegawaian sedangkan hal itu menjadi
kewajibannya.
Sanksi
• Pelanggaran atas pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang
kepegawaian dikenakan tindakan
administratif :
1. Peringatan
2. Teguran
3. Pencabutan Keputusan atas
Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian PNS
PENCABUTAN KEPUTUSAN
PENGANGKATAN PEMINDAHAN PEMBERHENTAN

❖ Pengangkatan CPNS

❖pengangkatan PNS ➢ sebagai CPNS


✓ Dalam dan dari
➢ sebagai PNS
❖pengangkatan jabatan
➢ dari jabatan
dalam pangkat struktural
fungsional
❖pengangkatan ✓ Dalam dan dari ➢ dari jabatan
dalam jabatan jabatan struktural
struktural fungsional ➢ dari jabatan
negeri
❖pengangkatan ✓ Antar instansi
➢ dari jabatan
dalam jabatan ✓ wilayah kerja
organik
fungsional
PENGAWASAN PREVENTIF :
1. Konsultasi Tertulis (KORLIS)
a. Disampaikan PPK/Gubernur kepada Kepala BKN
b. Selambat-lambatnya 25 hari kerja Kepala BKN memberikan persetujuan
teknis apabila MS, menolak apabila TMS/BTL
c. Khusus Korlis terhadap Penetapan Status Hukum Kepegawaian PNS
tidak terikat pada ketentuan ini.
2. Pertimbangan Teknis
PPK / Gubernur menyampaikan usul kepada Presiden tembusan Ka. BKN.
Selambat2nya 25 hr kerja sejak tgl diterimanya tembusan usul, Ka. BKN
memberikan Pertimbangan Teknis/menolak berkas yg masuk
3. Fasilitasi
a. Menetapkan standar dan prosedur dibidang kepegawaian sbg pedoman
kerja pengelola kepegawaian
b. Menetapkan SOP pengawasan bidang kepegawaian
c. Memberikan arahan, pelatihan dan bimbingan, serta supervisi untuk
meningkatkan kualitas SDM
PENGAWASAN REPRESIF:
PPK/Gubernur wajib menyampaikan setiap jenis mutasi
kepegawaian kepada Kepala BKN
a. Penyampaian jenis mutasi, selambat-lambatnya 25 hr kerja
sejak tanggal ditetapkan
b. Selambat-lambatnya 25 hr kerja sejak data mutasi kepegawaian
diterima, Kepala BKN harus melakukan pemeriksaan
c. Apabila ditemukan pelanggaran, Kepala BKN menyampaika
tindakan administratif berupa peringatan
d. PPK/Gubernur tidak menidaklanjuti surat peringatan tersebut,
maka Kepala BKN mengambil tindakan administratif teguran
e. PPK/Gubernur tidak menidaklanjuti teguran tersebut maka
Kepala BKN mengambil tindakan administratif pencabutan SK
PENGAWASAN MASYARAKAT
Kepala BKN yang menerima pengaduan dari masyarakat
tentang adanya pelanggaran terhadap peraturan per-UU-
an dibidang kepegawaian yang dilakukan PPK /
Gubernur, dapat melakukan tindak administratif berupa :
a. Peringatan, teguran, dan / atau pencabutan sepanjang
pelanggaran keputusan Pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian
b. Peringatan dan teguran sepanjang pelanggaran yang dilakukan:
• Selain Keputusan atas Pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian PNS.
• Tidak mengambil tindakan/keputusan yang menurut peraturan
per-UU-an menjadi kewajibannya.
c. Setelah dilakukan tindakan administratif berupa peringatan dan
/atau teguran, PPK/Gubernur tidak melakukan tindakan sesuai
dengan peraturan per-UU-an, maka Kepala BKN melaporkan
kepada Presiden.
KEPALA BKN DAPAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN
DENGAN MENINJAU LANGSUNG KE INSTANSI
PUSAT/DAERAH
Apabila dalam pemeriksaan ini ditemukan pelanggaran, Kepala BKN
dapat mengambil tindakan:
a. Selambat-lambatnya 25 hr kerja sejak selesainya tugas
pengawasan, Kepala BKN/Pejabat lain yang ditunjuk
menyampaikan hasil pengawasan dan saran tindak lanjut.
b. Selambat-lambatnya 25 hr kerja sejak tgl diterimanya surat saran
tindak lanjut, PPK/Gubernur wajib menindaklanjuti saran dimaksud.
c. Apabila dalam jangka waktu 25 hr kerja sejak diterimanya saran
tidak ditindaklanjuti oleh PPK/Gubernur, maka Kepala BKN
mengambil tindakan administratif peringatan.
d. Apabila dalam jangka waktu 25 hr kerja sejak diterimanya surat
peringatan, PPK/Gubernur tidak menidaklanjuti saran tersebut,
maka Kepala mengambil tindakan administratif Pencabutan Surat
Keputusan.
Dalam melakukan Wasdal, Kepala BKN atau Pejabat yang
ditunjuk berkoordinasi dengan:
a. PPK Pusat atau Pejabat lain yang ditunjuk untuk Instansi Pusat.
▪ PPK Pusat atau Pejabat lain yang ditunjuk untuk Instansi
Pusat.
▪ Gubernur atau Pejabat lain yang ditunjuk untuk instansi
Daerah provinsi/Kab/Kot
▪ Dalam hal yang menajdi obyek wasdal adalah Daerah
Kab/Kota, maka koordinasi disamping Pejabat Daerah
Provinsi juga dengan PPK daerah Kab/Kota.
b. Koordinasi dimaksud antara lain perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, tindak lanjut, dan evaluasi.
c. Dalam hal Pejabat BKN melakukan tugas Wasdal di daerah
provinsi, maka pejabat tersebut didampingi pejabat yang
ditunjuk oleh PPK Provinsi.
KOORDINASI BIMBINGAN TEKNIS
d. Dalam hal pejabat BKN melakukan tugas Wasdal di Daerah
Kabupaten/Kota, maka pejabat tersebut didampingi pejabat
instansi Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
e. Dalam hal pejabat yang bertanggungjawab di bidang
pengawasan pada instansi Pusat / Daerah Provinsi / Daerah
Kabupaten/Kota melakukan pengawasan dilingkungan
instansinya, maka hasil pengawasan disampaikan kepada PPK
yang bersangkutan dan tembusan disampaikan kepada Kepala
BKN.
f. BKN wajib memberikan pelatihan dan bimbingan teknis
pelaksanaan Wasdal kepada pejabat yang bertanggung jawab di
bidang Wasdal pada Instansi Pusat, Daerah Provinsi /
Kabupaten / Kota.
PELAPORAN
1. Kepala BKN melaporkan kepada Presiden
secara berkala atau sewaktu-waktu hasil
Wasdal yang dilakukan pada Instansi Pusat dan
Daerah, tembusannya PPK atau Gubernur.
2. Dalam laporan memuat:
➢ Unit kerja/Instansi dilakukannya Wasdal
➢ Obyek Pengawasan
➢ Temuan
➢ Tindakan administratif
➢ Saran
Berlakunya Pencabutan
1. Keputusan pencabutan oleh Kepala BKN
terhadap Keputusan PPK atau Pejabat lain yang
ditunjuk atau Gubernur, tidak berlaku surut dan
berlaku sejak ditetapkan Keputusan
Pencabutan.
2. Hak-hak yang diterima dan perbuatan
hukum/tindakan yang dilakukan sebelum
ditetapkannya Keputusan Pencabutan Tetap
Sah.

Anda mungkin juga menyukai