Anda di halaman 1dari 2

PAPARAN AUDIENSI KE DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Perkenalkan kami dari AGPAII (Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia) DPW
Kalimantan Timur, sebuah organisasi yang terbentuk dengan tujuan mengadvokasi guru
sekaligus membantu pemerintah dalam bergotong royong dan bahu membahu
meningkatkan kompetensi guru PAI. Sebagaimana kita ketahui Guru PAI memiliki dua
induk yang pertama berkaitan dengan kenaikan pangkat, karir, jabatan dan tempat bertugas
ada pada yurisdiksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, secara otomatis data kami ada di
dapodik GTK kemendikbud, memiliki No. UKG, dan SIMPKB meski belum dapat
berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan kemendikbud karena pada tahun 2021
Komunitas/ KKG/MGMP PAI dimasukkan ke aplikasi SIMPKB Kemendikbud. Sedangkan
dalam pembinaan, peningkatan kompetensi, sertifikasi, pendataan online seperti EMIS dan
SIAGA berada di yurisdiksi Kementerian Agama. Hal tersebut yang menjadikan berbagai
kendala mulai dari persyaratan kenaikan pangkat yang kadang tidak sinkron antara
kegiatan yang diadakan Guru sendiri untuk meningkatkan kompetensinya, kegiatan
kemendikbud tidak melibatkan GPAI, dan kegiatan Kemenag yang mendukung
pengembangan diri GPAI juga sangat terbatas. Rasa diabaikan, iri, kadang menelisik benak
sebagai manusia biasa, mengapa kadang KEMENAG lebih memprioritaskan guru yayasan,
guru madrasah, guru honorer, daripada PNS PAI di sekolah negeri yang kadangkala masa
kerjanya juga tidak jauh berbeda, dan tak berdaya di KEMENDIKBUD karena lebih dahulu
mensertifikasi guru mata pelajaran umum dan BK.

Fokus kunjungan silaturahmi kami kali ini, adalah memperjuangkan dilaksanakannya PPG
yang diamanatkan oleh UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PMA No. 745
Tahun 2020. PPG (Peningkatan Profesi Guru) bagi Guru Pendidikan Agama Islam, yakni
sebuah Pendidikan yang diwajibkan bagi guru untuk mendapatkan Sertifikat Pendidik dan
Tunjangan Sertifikasi. PPG ini merupakan Kerjasama PEMDA dengan LPTK yang ditunjuk
untuk melaksanakan sertifikasi pendidik. Beban kerja sama, namun perlakuan beda,
memang tidak dapat dibenarkan turunnya motivasi mengajar karena hal tersebut, namun
hal ini mungkin tidak berkaitan langsung juga mempengaruhi kinerja. Guru sebagai profesi
sudah tak dapat lagi hanya mengandalkan ikhlas beramal, negara juga memiliki tanggung
jawab terhadap pembentukan keadilan profesi dimana Psikis yang sehat mengantarkan
pada kinerja yang sehat.

Ada 21.872 orang seluruh Indonesia menanti kejelasan tentang PPG ini dan 366 orang
diantaranya ada di Provinsi Kalimantan Timur. Terkait dengan hal tersebut kami sudah
mengupayakan berkomunikasi ke berbagai dinas terkait namun belum mendapatkan titik
terang yang menggembirakan. Surat dari Kementerian Agama RI untuk berkoordinasi
dengan PEMDA terkait pelaksanaan PPG, hanya 3 kota yang telah secara resmi
mengeluarkan surat komitmen, yakni Paser, Balikpapan, dan Kubar. Sedangkan kota-kota
lain dimana kami juga sudah berkomunikasi dengan PEMDA dan dimediasi dengan Kasi
Kemenag masing-masing kota belum juga membuahkan hasil.

Selain tentang permasalahan PPG, kami para GPAI juga gelisah tentang rekruitmen PPPK.
Banyak dari kami yang telah mengabdi lebih dari 10 tahun, namun secara kesejahteraan di
salah satu Ibukota terkaya di Indonesia, jauh panggang dari api. Dana BOSDA, BOSNAS,
Komite, Yayasan belum dapat dikatakan maksimal jika hanya mengandalkan hal tersebut
untuk menggaji Guru. Diantara kami bahkan ada yagn masih dihonor Rp.10.000,-, bahkan
ada yang harus merangkap mengajar mata pelajaran lain atau bahkan mengajar di sekolah
lain demi mencukupi hidup yang layak.

Kami, tidak meminta banyak, persamaan perlakuan GPAI dengan Guru mapel lain, baik
secara honorarium, peningkatan kompetensi, kewajiban kerja, perlindungan kerja, advokasi,
dan sebagainya. Kami, GPAI mengisi banyak data online seperti SIAGA, EMIS, di kemenag,
dan SIMPKB data GTK Kemendikbud namun juga belum dapat memaksimalkan beberapa
pelatihan dan perekrutan PPPK karena KKG/MGMP baru diakui di sebagai komunitas di
2021 dan belum semua komunitas GPAI terinput di system.

Para Wakil rakyat yang Budiman, kema kami harus mencurahkan segala keluh kesah dan
kepayahan ini, jika semua pintu telah kami datangi. Tak etis rasanya kami demo menuntut
hak jika kami telah menjalankan kewajiban denan baik. Harapan kami tidak perlu lah kami
yagn setiap tahun mendatangi para pemangku kebijakan untuk mengingatkan peran
penting GPAI bagi pembentukan karakter akhlak mulia di sekolah-sekolah. Setidaknya
ingatlah ketika stake holder dengan bangga memaparkan visi misi Pendidikan yang
berkarakter, membentuk akhlak mulia dan budi pekerti luhur seperti yang dicita-citakan
dalam Tujuan Pendidikan Nasional, jangan hanya ingat Ketika Ananda tidak fasih membaca
Al-Qur’an, jangan hanya ingat ketika ada dekadensi moral, pergaulan bebas, namun tak
sedikitpun terbersit untuk memperjuangkan kepastian dan kesejahteraan bagi kami. Tak
terbersit pun teringat tentang harkat dan martabat kami. Kami, sama berpeluh dengan
mereka.

Para wakil rakyat yang terhormat, kami para GPAI berikhtiar menjadi pioneer dan teladan
baik bagi anak didik kami, mengajarkan toleransi, mengajarkan norma hidup yang tulus
dan ikhlas, namun setiap perjuangan kami selalu dituntut untuk ikhlas beramal makin
menunjukkan kesenjangan yang lebar. PNS non PNS, Guru Pendidikan Agama Islam dan
Guru Mata Pelajaran lain. Jangan memandang kami dari tugas pembinaan Kementerian
Agama dan Dinas Pendidikan, tapi pandang kami sebagai ujung tombak peningkatan
kualitas pembelajaran di Indonesia, kami juga turut serta berkontribusi terhadap negara.
Ingat kami, paling tidak dalam setiap gerak keputusan strategis yang harus diambil, ingat
kami yang selalu menyertai dan pernah menjadi bagian dalam perjalanan hidup kalian.

Gurumu akan selalu ada dimana ia menyambutmu datang, di pintu sekolah, kamu anakku
akan pergi meninggalkan gerbang ini menuju cita-cita yang kamu inginkan mennjadi orang
yang memperjuangkan kami, menjadi orang yang memprioritaskan kami, bahkan menjadi
pimpinan kami. Kalian yang bercengkerama di pagi hari waktu itu pasti salah satunya ada
di ruangan ini. Harapan kami tidak surut, sama seperti hal nya anak-anak kami yang
memiliki binar indah di matanya ketika ke sekolah dan melambaikan tangan bahagia
kepada orang tua. Terima kasih,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.

Hormat kami,

AGPAII Prov Kaltim

Anda mungkin juga menyukai