Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Konsep Dasar Pendidikan Lingkungan/Lingkungan Masyarakat”


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan
Dosen Pengampu: Ahmad Muchlisin, S.T

Disusun Oleh: Kelompok 1


Pai B

Eva Septiani (1901010020)


Lufiyana Latifatul Hidayah (1901011090)
Soleh Ngulu Muddin (1901010071)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO
TAHUN PELAJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesikan makalah Pendidikan Lingkungan tentang “Konsep Dasar
Pendidikan Lingkungan/Lingkungan Masyarakat” ini. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna
dan menjadi anuagerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan serta sebagai
bahan penambah ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat. Namun, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah tentu tidak sempurna dan masih
banyak kekurangan, maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik,
saran, dan pesan dari seluruh pembaca makalah ini terutama Dosen Mata Pendidikan
Lingkunganyang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakaatuh

Metro, 20Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.....................................................................................................1
B. RumusanMasalah................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Ekosistem...............................................................................................2
B. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup.........................................................7
C. Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup.................................................8
D. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup...............................................................9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan lingkungan hidup adalah salah satu upaya yang dikembangkan oleh
seluruh masyarakat untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam mengatasi
permasalahan lingkungan. Pada dasarnya pendidikan lingkungan hidup digunakan
untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan dan perduli
terhadap kondisi yang ada pada lingkungan mereka masing-masing. Dalam
lingkungan hidup perlu adanya konsep ekosistem. Konsep ekosistem merupakan
konsep yang luas, yang merupakan konsep dasar dalam ekologi. Konsep ini
menekankan pada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara organisme
hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Ekosistem?
2. Apa Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup?
4. Apa Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Ekosistem.
2. Mengetahui Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup.
3. Mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup.
4. Mengetahui Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Ekosistem
Konsep ekosistem merupakan konsep yang luas, yang merupakan konsep dasar
dalam ekologi. Konsep ini menekankan pada hubungan timbal balik dan saling
keterkaitan antara organisme hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup. 1Dalam
ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian
kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem.
1. Pengertian Dan Definisi Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut
proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang
dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik
(nonmakhluk hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu
dijumpai proses interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara
lain dapat berupa adanya aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi,
perkembangan, dan pengendalian.
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik
(iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri
keseutuhan ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan, produsen,
konsumen, dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan
produktivitas (hasil keseluruhan sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis
yang dapat hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis
lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan

1
Dr Suyud Warno Utomo et al., “Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem” (n.d.): 16.

2
juga oleh keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun
ekosistem tersebut.
Berbagai konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh beberapa
pakar ekologi. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah
biocoenosis. Kemudian pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan
istilah mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih banyak digunakan istilah
biocoenosis, ataupun geobiocoenosis. Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan
oleh seorang pakar ekologi dari Inggris, A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada
akhirnya istilah ekosistem lebih banyak digunakan dan dapat diterima secara luas
sampai sekarang.2

2. Komponen Ekosistem
Pada dasarnya, ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terdiri atas ekosistem air
dan ekosistem darat. Ekosistem air terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air asin. Ekosistem darat terdiri atas ekosistem hutan, padang rumput, padang
pasir, tundra, dan taiga. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sawah dan bendungan merupakan
dua contoh ekosistem buatan.
Ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas. Individu adalah
makhluk hidup tunggal, misalnya seekor kambing, seekor burung, dan sebuah
pohon cemara. Tempat individu tinggal bisa disebut habitat. Populasi adalah
kumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh, di
sebuah kolam, terdapat populasi ikan, populasi tumbuhan teratai, dan populasi
lumut. Sementara itu komunitas adalah populasi makhluk hidup di suatu daerah
tertentu. Contoh komunitas adalah komunitas sungai dan komunitas padang
rumput.

2
Ibid., 14.

3
Semua makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar makhluk
hidup. Sebuah lingkungan terdiri atas bagian yang hidup (biotik) dan bagian tak
hidup (abiotik). Bagian yang hidup di sebuah lingkungan terdiri atas tumbuhan,
hewan, dan makhluk hidup lainnya. Bagian lingkungan yang tak hidup terdiri
atas cahaya matahari, air, udara dan tanah. Cahaya matahari dapat
menghangatkan udara, air, dan tanah agar mencapai suhu yang sesuai kebutuhan
hidup makhluk hidup. Cahaya matahari juga membantu tumbuhan membuat
makanan. Air dan tanah merupakan bagian penting dari sebuah lingkungan. Air
yang turun dalam bentuk hujan, meresap ke dalam tanah. Air di dalam tanah ini
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan yang hidup di atasnya dan makhluk hidup
kecil lainnya yang hidup di dalam tanah.3

3. Struktur Ekosistem
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun
perairan, akan dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan
komponen biotik ekosistem. Kedua macam komponen biotik tersebut adalah
autotrofik dan heterotrofik.
a. Autotrofik
Terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi) makanan
dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun
kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
b. Heterotrofik
Terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau memecah
bahan organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh komponen

3
Nurdyansyah Nurdyansyah, “Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi
Komponen Ekosistem,” Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (2018): 5, accessed October 19, 2020,
http://eprints.umsida.ac.id/1611/.

4
autotrofik. Organisme ini termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai berikut:
a. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan lain-lain.
Bahanbahan ini akan mengalami daur ulang.
b. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus,
dan lain-lain. Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara
komponen biotik dan abiotik.
c. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah
hujan, dan suhu.
d. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan
berhijau daun (berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup
hanya dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi
makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan
berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan
energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik
ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
e. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan
seperti kambing, ular, serangga, dan udang. Organisme ini hidupnya
tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi
organik.
f. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan
osmotrof, terutama bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah
materi organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok
ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.

5
Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/ nonbiotik,
atau komponen yang tidak hidup, sedangkan komponenkomponen 4, 5, 6,
merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik.4
Setiap ekosistem di dunia ini mempunyai struktur umum yang sama, yaitu
adanya enam komponen, dan adanya interaksi antarkomponen-komponen
tersebut. Jadi baik itu ekosistem alami (daratan, perairan) maupun ekosistem
buatan (pertanian, perkebunan), semuanya mempunyai kesamaan.
Pada umumnya komponen abiotik merupakan pengendali organisme dalam
melaksanakan peranannya di dalam ekosistem. Bahan-bahan anorganik sangat
diperlukan oleh produsen untuk hidupnya. Bahan-bahan ini juga merupakan
penyusun dari tubuh organisme, demikian juga bahan organik. Bahan organik
sangat diperlukan oleh konsumen (makro maupun mikrokonsumen) sebagai
sumber makanan. Produsen dengan proses fotosintesis adalah merupakan
komponen penghasil energi kimia atau makanan. Merekalah yang menghasilkan
energi makanan yang nantinya juga digunakan oleh konsumen. Kemudian
komponen mikrokonsumen atau pengurai bertanggung jawab untuk
mengembalikan berbagai unsur kimia ke alam (tanah), sehingga nantinya dapat
digunakan oleh produsen dan keberadaan ekosistem akan terjamin. Bilamana
peran setiap komponen tersebut tidak dapat berjalan, kelangsungan ekosistem
akan terancam. Demikian pula apabila peran tersebut berjalan pada kecepatan
yang tidak semestinya, misalnya tersendat-sendat, keseimbangan di dalam
ekosistem akan mudah terganggu.5

4. Tipe Ekosistem
Di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu: ekosistem
bahari,ekosistem darat alami, ekosistem suksesi, dan ekosistem buatan.
a. Kelompok Ekosistem Bahari

4
Utomo et al., “Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem,” 15.
5
Ibid., 17.

6
Ekosistem bahari dapat dikelompokkan lagi ke dalam ekosistem yang
lebih kecil lagi, yaitu: ekosistem laut dalam, pantai pasir dangkal,
terumbu karang, pantai batu, dan pantai lumpur. Dalam setiap ekosistem
pada ekosistem bahari ada perbedaan dalam komponen penyusunnya,
baik biotik maupun abiotik.
b. Kelompok Ekosistem Darat Alami
Pada ekosistem darat alami di Indonesia terdapat tiga bentuk vegetasi
utama, yaitu: vegetasi pamah (lowland vegetation), vegetasi pegunungan
dan vegetasi monsun.
c. Kelompok Ekosistem Suksesi
Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang setelah terjadi
perusakan terhadap ekosistem alami yang terjadi karena peristiwa alami
maupun karena kegiatan manusia atau bila ekosistem buatan tidak
dirawat lagi dan dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi alam
setempat. Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder.
d. Kelompok Ekosistem Buatan
Di samping ekosistem alam ada ekosistem buatan manusia, seperti
danau, hutan tanaman, dan agroekosistem (sawah tadah hujan, sawah
irigasi, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, kebun
pekarangan, kolam, dan lain-lain). Sebagai gambaran dari ekosistem
buatan akan diuraikan mengenai ekosistem kolam dan ekosistem padang
rumput.

5. Contoh Ekosistem
a. Ekosistem Kolam
Kolam merupakan salah satu contoh ekosistem yang sederhana,
sehingga mudah dipelajari dan sangat sesuai untuk diperkenalkan
kepada pemula. Meskipun sederhana dan mudah dipelajari, kolam

7
merupakan ekosistem yang sempurna, lengkap dengan ke enam
komponen serta prosesprosesnya.
b. Ekosistem Padang Rumput
Kalau kolam merupakan contoh ekosistem perairan, maka padang
rumput merupakan suatu contoh ekosistem daratan. Salah satu
perbedaanyang mencolok antara ekosistem perairan dengan daratan
adalah pada produsen.
Di perairan, produsen utamanya adalah fitoplankton yang berukuran
mikroskopik. Produsen di perairan adalah tumbuhan air, yang tubuhnya
kecil, lemah tanpa jaringan penguat, sehingga biomassanya kecil. Di
daratan dijumpai produsen dengan tubuh yang besar, bahkan berupa
pohon yang besar dengan jaringan penguat yang kokoh, sehingga
biomassanya besar.

B. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak
manusia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang antara semua benda daya keadaan dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Jadi, pengertian pendidikan lingkungan hidup merupakan usaha sadar dan
terencana dalam upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai
pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk

8
berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan masa yang akan datang.6
Pendidikan Lingkungan Hidup adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan
untuk membangun karakter generasi manusia yang sadar dan peduli terhadap
lingkungan secara keseluruhan dengan berbagai masalah yang berkaitan dengan
ruang lingkup kelestarian alam. Selain itu juga pendididkan lingkungan hidup yang
juga diharapkan dapat mencetak masyarakat yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama,
baik secara individu maupun kolektif, untuk dapat memecahkan berbagi masalah
lingkungan saat ini. Dengan begitu, maka dapat mencegah timbulnya masalah
mengenai kelestarian satwa khususnya. Persoalan permasalahan hidup merupakan
persoalan yang bersifat sistematik, kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh
karena itu, materi atau isu yang diangkat daam pelenggaraan kegiatan pendidikan
lingkungan hidup juga sangat beragam.
Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya
masalah dan pengelolaan pencemaran kerusakan alam serta sumber daya dan
konservasi nya kerusakan alam yang terjadi pada dasarnya lebih dititik beratkan pada
kemampuan manusia untuk melihat dengan jangkauan jauh melampaui batas
kepentingan sendiri di samping kemampuan dalam melihat kenyataannya yang
sebenarnya dalam kehidupan. Pendidikan lingkungan hidup adalah ilmu terapan
karena menjadi jawaban praktis untuk membuat peradaban manusia yang
berkelanjutan di bumi dengan sumberSenin gue nyasar daya yang terbatas
komponennya meliputi biologi geologi kimia fisika teknik sosiologi kesehatan
antropologi ekonomi statistik komputer dan filsafat.7

C. Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup

6
Indra Safiri, Prosiding Seminar Nasional (Sumedang, n.d.).
7
Nia Kurniawan, Ornitologi Sejarah Biologi Dan Konservasi (Malang: UB Press, n.d.).

9
Saat melihat lingkungan sekitar dimana kita tinggal kita melihat bahwa
lingkungan pada awalnya adalah pemandangan alam seperti hutan, sungai, gunung
dan padang pasir. Kombinasi tersebut sebagian besar telah banyak diubah oleh
manusia baik di desa atau kota bahkan kita yang tinggal di kota mendapatkan pasokan
makanan dari desa dan ini tergantung pada lingkungan alam seperti hutan, padang
rumput, sungai. Sumber daya seperti air untuk pertanian, kayu bakar, pakan ternak
dan ikan. Demikian juga dengan kehidupan kita sehari-hari terkait lingkungan hidup
kita dan semua saling mempengaruhi, kita menggunakan air untuk minum dan untuk
kegiatan lainnya sehari-hari, kita menghirup udara, menggunakan sumber daya dari
mana makanan dibuat dan kita bergantung pada tumbuhan dan hewan hidup yang
membentuk jaring-jaring hidup yang kita juga bagian.
Segala sesuatu disekitar kita membentuk lingkungan, dan kehidupan kita
bergantung pada alam sangat besar sehingga kita tidak bisa terus hidup tanpa
melindungi sumber daya. Titik tradisi lingkungan bumi mengacu pada lingkungan
kita sebagai ibu amal alam dan masyarakat tradisional mengaku bahwa menghargai
alam sangat penting bagi mereka. Hal ini telah menyebabkan banyak praktikbudaya
yang membantu masyarakat adat melindungi dan melestarikan budaya daya alam
mereka.
Memperbarui sumber daya alam seperti kayu dan air, adalah sumber daya yang
bisa digunakan dan juga bisa di generasi dengan proses alami seperti pertumbuhan
kembali atau curah hujan. Tetapi, akan habis jika kita terus menggunakannya lebih
cepat dari alam yang menggantinya. Misalnya, jika penebangan dan pembakaran
kayu dari hutan lebih cepat dari pertumbuhan kembali dan regenarasi pohon.Maka
tidak dapat menampung air dan menahan pengisian tanah.Tidak hanya menghabiskan
sumber daya hutan seperti kayu dan produk non kayu lainnya, seperti akan
mempengaruhi sumber air kita, karena hutan alam bertindak seperti spons yang
menyimpan air dan dilepaskan perlahan.
Proses penghilangan hutan alam dengan cara penambangan untuk diambil
kayunya atau mengubah peruntukan lahan hutan menjadi non hutan, akan

10
mengakibatkan banjir di musim hujan dan sungai kering ketika musim
kemarau.Banyak efek samping terhadap lingkungan, akibat aktivitas rutin manusia
oleh masing-masing dari kita jika itu adalah untuk menyediakan sumber daya yang
kita butuhkan dalam jangka panjang.

D. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup


Tujuan pendidikan lingkungan hidup adalah membentuk manusia yang memiliki
perilaku bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan lingkungan hidup. p juga
merupakan dasar-dasar pendidikan dalam proses pemecahan masalah lingkungan
hidup dengan dasar filosofis keseluruhan, kelestarian, peningkatan dan pemeliharaan
agar semuanya menjadi lebih baik.
Tujuan umum pendidikan lingkungan hidup adalah meningkatkan kesadaran
lingkungan masyarakat dan keterlibatkan atau partisipasinya secara aktif dalam
menghadapi, mencegah, dan memecahkan masalah-masalah lingkungan. Adapun
tujuan pendidikan lingkungan bagi peserta didik seperti PAUD,TK sehingga SMA,
SMK agar para peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi,
dan rasa keterpanggilan untuk berkerja secara individual dan kolektif menuju kepada
pencegahan dan pemecahan timbulnya masalah lingkungan.
Pada kenyataannya, membicarakan pendidikan lingkungan sangatlah berkaitan
dengan erat antara manusia dan penduduk. Pola pikir seperti ini timbul karena
penyebab kerusakan lingkungan adalah manusia atau perilaku penduduknya. Untuk
itu, maka pendidikan lingkungan adalah pendidikan untuk mengubah perilaku
penduduknya, agar terdapat keharmonisan dengan lingkungan hidup. Dengan
demikian, maka disekolah-sekolah oleh kemetrian pendidikan dan kebudayaan, mata
pelajaran untuk pendidikan lingkungan dikenal dengan pendidikan kependudukan dan
lingkungan hidup.
Tujuan pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup adalah terkandung unsur
pembinaan yang meliputi: pengetahuan, kesadaran, sikap, keterampilan,

11
kemampuan,mengevaluasi dan ikut sertaan dari peserta didik dalam hubungannya
dengan pelesetarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Adapun tujuan khusus pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu:
1. Mengembangkan kesadaran akan perlunya individu dapat memenuhi
kebutuhan dari lingkungannya.
2. Mengembangkan kesadaran akan lingkungan dan masalahnya kini dan
mendatang
3. Mendapatkan pengetahuan dan pengertian tentang hubungan ekologis
manusia dengan lingkungan sosial – budaya dan biofisikannya.
4. Memiliki kemampuannya yang diperlukan untuk penggunaan sumber daya
alam secara bijaksana, melindungi, dan mengembangkan lingkungan menuju
pemecahan masalahnya.
5. Mengembangkan sikap, nilai, dan kepercayaan yang esensial untuk
meningkatkan kualitas dan konservasi lingkungan.
6. Berpartisifasi aktif, baik secara individual maupun secara bersama dalam
kegiatan yang berhubungan dengan perbaikan lingkungan.
Berdasarkan tujuan diatas, maka suatu program pendidikan kependudukan dan
lingkungan hidup tidak akan cukup disiapkan untuk mengembangkan aspek kognitif
dan afektif saja, melainkan juga aspek psikomotoriknya. Untuk menyiapkan
pengetahuan yang didasari masalah lingkungan, tujuan dasar program PKLH untuk
mengubah sikap dalam hubungannya dengan situasi kegiatan mengenai masalah
lingkungan dan mengembangkan keterampilan untuk memperkecil akibat buruk dari
masalah lingkungan yang ada. Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
mempunyai misi dalam upaya pendewasaan seseorang, yang dalam hal ini adalah
peserta didik agar berperilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang masalah
kependudukan dan lingkungan hidup.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep ekosistem merupakan konsep yang menekankan pada hubungan
timbal balik dan saling keterkaitan antara organisme hidup dengan lingkungannya
yang tidak hidup. Dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara
timbal balik dengan lingkungannya. Ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua,
yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terdiri atas ekosistem
air dan ekosistem darat. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sawah dan bendungan merupakan dua
contoh ekosistem buatan.
Pengertian pendidikan lingkungan hidup merupakan usaha sadar dan
terencana dalam upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai
pihak atau elemen masyarakat. Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan, yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk
berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan masa yang akan datang. Pendidikan Lingkungan
Hidup adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter
generasi manusia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan secara keseluruhan
dengan berbagai masalah yang berkaitan dengan ruang lingkup kelestarian alam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Indra Safiri. Prosiding Seminar Nasional. Sumedang, n.d.


Nia Kurniawan. Ornitologi Sejarah Biologi Dan Konservasi. Malang: UB Press, n.d.
Nurdyansyah, Nurdyansyah. “Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran
IPA Materi Komponen Ekosistem.” Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
(2018). Accessed October 19, 2020. http://eprints.umsida.ac.id/1611/.
Utomo, Dr Suyud Warno, M Si, Ir Sutriyono, Drs Reda Rizal, and M Si. “Pengertian,
Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem” (n.d.): 31.

Anda mungkin juga menyukai