Anda di halaman 1dari 3

Nama : Heri Tulus Nainggolan

NIM : D1A018105

Kelas : M Sumber Daya Lahan

Materi 01

HORTIKULTURA DAN PERKEMBANGANNYA

A. Pengertian

Kata Hortikultura berasal dari bahasa latin, yakni Hortus (kebun) dan Colere
(menumbuhkan pada suatu medium buatan). Para pakar Hortikultura yang dikenal sebagai
Horticulturist mendefenisikan Hortikultura sebagai ilmu yang memperlajari budidaya
tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan atau tanaman hias. Perbandingan hortikultura
di Indonesia dengan negara maju adalah, di Indonesia pada umumnya isi kebun berupa buah-
buahan pohon, sayuran, tanaman hias, tanaman obat-obatan, dan rempah-rempah. Sedangkan
di negara-negara maju hortikultura sudah menjadi usaha tani pola komersil, seperti
perkebunan apel, anggur, tomat, dan lain sebagainya.

B. Cabang-cabang Hortikultura

1) Olericulture, mempelajari budidaya tanaman sayuran. 2) Pomology, mempelajari budidaya


tanaman buah-buahan. 3) Floriculture, mempelajari budidaya tanaman hias. 4) Landscape
Horticulture, mempelajari pemanfaatan Hortikultura, terutama tanaman hias dalam penataan
lingkungan. 5) Apiary, mempelajari budidaya lebah madu.

C. Kaitan Hortikultura dengan ilmu-ilmu lain

1. Ditemukannya ZPT (hormon) tanaman.

2. Pemuliaan tanaman yang tujuannya untuk memperbaiki kualitas genetik tanaman.

3. Perbanyakan tanaman konvensional.

4. Mekanisasi pertanian, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, panen, dan pasca panen.

5. Teknologi hasil pertanian, pengolahan produk yang lebih beragam.

6. Sebagai solusi dari berkembangnya kawasan industri dan meningkatnya polusi udara.
7. Socio horticulture, kegiatan budidaya Hortikultura sebagai pereda bagi para penderita stres.

D. Sejarah Hortikultura Indonesia

Perkembangan Hortikultura di Indonesia awal mulanya adalah budidaya pekarangan,


seperti sawo sebagai peneduh, melinjo sebagai penghasil sayuran, ataupun rambutan sebagai
penghasil buah. Dengan masuknya orang-orang Eropa, maka berkembanglah sayuran dataran
tinggi seperti tomat, kentang, kubis, wortel, dan lain-lain. Dan juga bunga-bunga khas Eropa
seperti mawar, gladiol, anyelir, dan gerbera. Masa setelah kemerdekaan, pengembangan
tanaman Hortikultura masih mengikuti cara Belanda dan tidak banyak kemajuan. Hingga
tahun 1981 pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan dengan membatasi impor buah-buahan.
Karena kurangnya perhatian akan pengembangan Hortikultura dan sudah tercapainya
swasembada pangan.

Berkembangnya pariwisata, menyebabkan semua jenis sayuran yang dulunya tidak


dianggap penting seperti selada dan jamur, sudah mendapatkan pasaran yang cukup baik.
Konsumsi sayuran dengan nuansa lokal seperti sayur asem mulai berkembang di restoran-
restoran dan tempat pesta sehingga meningkatnya permintaan produk sayuran seperti labu
siyem.

E. Fokus pengembangan Hortikultura Indonesia

Direktorat Jenderal Hortikultura menyusun 6 kegiatan utama sebagai fokus kegiatan


prioritas dalam mengembangkan Horikultura Indonesia, yaitu: 1) pengembangan kawasan
agribisnis Hortikultura, 2) penerapan Manajemen Rantai Pasokan, 3) penerapan Norma
Budidaya Pertanian yang Baik, 4) Fasilitas Terpadu Investasi Hortikultura untuk
pengembangan investasi, 5) pengembangan Kelembagaan Usaha, dan 6) peningkatan
konsumsi dan akselerasi ekspor.

Kegiatan yang diimplementasikan dalam rangka pengembangan komoditas


Hortikultura mencakup: 1) pengembangan kawasan, 2) peningkatan produksi dan mutu
melalui penerapan GAP dan SOP serta sertifikasi kebun, pembinaan kelembagaan petani
penerima bantuan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PUMK), 3) pengembangan Lembaga
Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3), 4) pengembangan kemitraan usaha, 5) penataan
manajemen rantai pasokan, 6) pengembangan perbenihan melalui penguatan penangkar benih,
7) penyelengaraan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), dan 8) kampanye
dan promosi untuk meningkatkan apresiasi Hortikultura.
F. Strategi dan kebijakan pengembangan Hortikultura Indonesia

Ada 4 strategi umum yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu: 1) optimalisasi SDM,
2) peningkatan daya saing produk, 3) regulasi dan koordinasi, dan 4) distribusi dan informasi.
Kegiatan pengembangan Hortikultura di Indonesia, yaitu :

1. Peningkatan produksi komoditas Hortikultura unggulan melalui pertumbuhan sentra baru


dan memperluas sentra produksi yang sudah ada melalui penerapan paket teknologi anjuran.

2. Peningkatan mutu produk untuk meningkatkan daya saing, nilai tambah dan pendapatan
dilakukan secara terintegrasi mulai dari pemilihan varietas sampai pemasaran hasil.

3. Pengembangan kelembagaan petani untuk mendukung pengembangan usaha bisnis


hortikultura, merespon pasar dan persaingan, meningkatkan efisiensi produksi, dan
mengefektifkan pelayanan yang menunjang agribisnis Hortikultura.

4. Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang dibarengi pembinaan mental dan


moral.

Kebijakan pengembangan Hortikultura Indonesia, yaitu : 1) pengembangan komoditas


unggulan, 2) pengembangan kawasan dan sentra produksi, 3) pengembangan kawasan
regional Hortikultura, 4) pengembangan mutu produk, 5) pengembangan perbenihan dan
sarana produksi, 6) pengembangan perlindungan Hortikultura, 7) pengembangan
kelembagaan, 8) peningkatan kompetensi petugas dan petani, 9) pemasyarakatan produk
Hortikultura, 10) pengembangan sistem informasi manajemen Hortikultura, 11)
perbaikan/penyempurnaan regulasi, 12) peningkatan investasi, 13) pengembagan manajemen
Hortikultura.

G. Komoditas unggulan

Pada tahun 2008, komoditas unggulan daerah mencakup 29 komoditas yang meliputi:
duku, semangka, nenas, salak, melon, sirsak, apel, anggur, rambutan, markisa, jambu, bawang
putih, kubis, jamur, paprika, tomat, sayuran organic, sayuran dataran rendah, tanaman hias
(krisan, corydyline, dracacena, melati, sanseviera, polycias, raphis), sedap malam, lidah
buaya, dan biofarmaka.

Anda mungkin juga menyukai