Anda di halaman 1dari 18

Budaya Visual

Simulakra dan Simulasi

Materi Kuliah VI
Desain Komunikasi Visual
Universitas Indraprasta PGRI
Berkembangnya
perkotaan dan
masyarakat urban
akibat modernitas dan
globalisasi
memunculkan sebuah
masalah baru dalam
tatanan sosial. Masalah
ini terkait dengan
eksistensi sosial dan
https://previews.123rf.com/images/artursz/artursz1904/artursz190422276/121078551-
handwriting-text-writing-who-are-you-question-conceptual-photo-asking-demonstrating-
identity-or-demo.jpg
identitas masyarakat
dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemunculan internet kemudian
mendorong dunia memasuki era
konvergens.

Internet menjadi alat yang


mampu memproduksi dan
menyebarkan identitas dan
eksistensi masyarakat.

Penggunaan internet telah


mengubah tingkah laku manusia
Revolusi Budaya Visual (Visual Culture)

Representasi Simulasi
Reproduksi Produksi
Mekanikal Digital
Fotografi Pos-fotografi
Jean Baudrillard pun mencetuskan bahwa fenomena
ini menciptakan suatu bentuk interaksi yang
dinamakan simulakra dan simulasi, di mana citra
digital membentuk pengalaman maya (make-believe
experience) yang kemudian mempengaruhi
kehidupan sehari-hari.
Simulakra dan Simulasi
Simulasi dan Simulakra

Simulasi = imitasi atas sesuatu

Jean Baudrillard melihat bahwa segala


sesuatu yang dicitrakan merupakan
imitasi dari apa yang ada di dunia nyata.

Citra ini membentuk tanda yang akan


dimaknai oleh masyarakat
Masyarakat pun mulai mengkonsumsi tanda dan
mengasosiasikan tanda menjadi suatu identitas
terkait eksistensi personal di masyarakat.

Konsumsi akan tanda dan simbol ini memunculkan


fenomena yang disebut sebagai simulakra
Simulakra = tiruan yang tidak didasari atas kenyataan

Simulakra memunculkan citra yang tidak nyata. Namun


simulakra hadir bukan untuk menutupi kenyataan.
Simulakra muncul dari sesuatu yang tidak ada.

Dalam hal ini, Simulakra menjadi sesuatu yang nyata.


Foto Profil vs Wajah Asli

Contoh 1 Foto profil


Citra di foto profil merupakan simulakra, tiruan yang tidak
didasari dari kenyataan. Namun, citra foto ini menggantikan
eksistensi seseorang sehingga kita menganggap bahwa citra ini
adalah orang tersebut. Ketika sedang chatting, citra ini
membawa simulasi seolah-olah kita berbicara dengan orang
tersebut.
Contoh 2 Film
Situasi dalam film terinspirasi dari sesuatu yang nyata. Namun
berkat adanya script, CGI, dan editing, film menjadi simulakra
yang menampilkan situasi yang tidak real. Namun ketika melihat
adegan ini, semua ingin mencoba mengimitasi adegan tersebut
karena tampak romantis.
Tahapan Simulakra dan Simulasi
Masyarakat menggantikan kenyataan dengan tanda
yang dilihat dalam citra pada keseharian hidupnya.
Pengalaman di masyarakat pada akhirnya hanya
menjadi simulasi dari dunia nyata.
Di mana simulasi ini didasari atas simulakra atau
citraan yang tidak nyata.
Simulakra dan Simulasi kemudian menciptakan apa
yang disebut sebagai hiper-realitas, suatu kondisi di
mana tidak lagi bisa dibedakan antara simulasi
dengan kenyataan
Hyperreality (Hiper-realitas) adalah konsep yang
digunakan dalam sejumlah pemikiran pascamodern.
Mengacu pada ide “Lebih nyata dari yang nyata”,
menggambarkan cara di mana simulasi atau produksi
artifisial dari “hidup yang nyata” menjalankan
“dunianya” untuk menyusun realitas.

Jean Baudrillard menunjuk pada hancurnya “batas dan


perbedaan” antara yang nyata dan yang tidak nyata,
yang publik dan yang privatm seni dan kenyataan.
Sebuah simulai dan imaji yang
mempesona tanpa henti
Terdapat 4 tahapan Simulakra dan Simulasi:

Tahap 1: Faithful image


Citra yang merupakan tiruan sesuai dengan apa yang
ada di dunia nyata.

Tahap 2: Perversion of reality


Citra mulai disunting sehingga tanda menjadi berbeda
dari kenyataan, namun masih bisa dilihat kenyataan
yang menjadi dasar dari tiruan citra.
Terdapat 4 tahapan Simulakra dan Simulasi:

Tahap 3: Simulakra
Citra mencoba berpura-pura menjadi sesuatu yang
nyata, namun sudah tidak lagi sama dengan kenyataan
yang ada.

Tahap 4: Simulasi
Citra menjadi tanda baru yang dianggap menjadi
sesuatu yang nyata. Citra menjadi “kenyataan buatan”
yang menciptakan hiperrealitas
DKV dan Simulakra-Simulasi
Bisa dilihat dari contoh sebelumnya bahwa citra
memegang peranan penting di masyarakat pada era
konvergens (yang serba bersifat memusat).
Munculnya media-media digital membuat citra
dianggap sebagai “kenyataan”.

Keilmuan DKV menjadi penting karena desainer


mampu menciptakan citra yang mengubah
kenyataan seseorang, mengganti eksistensi dan
identitas yang ada di masyarakat melalui media
visual kontemporer
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai