Anda di halaman 1dari 8

JMEL 2 (1) (2013)

Journal of Mechanical Engineering Learning


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADAKOMPETENSI DASAR


MENGGUNAKAN ALAT UKUR ELEKTRONIK DENGAN MEDIA ALAT
SEBENARNYA DAN MEDIA ANIMASI

Feri Triyono, Budiarso Eko, Hadromi

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kompetensi dasar
Diterima November 2012 menggunakan alat ukur elektronik dengan media alat sebenarnya dan media
Disetujui Desember 2012 animasi, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan
Dipublikasikan Januari 2013
kedua media tersebut. Pembuatan animasi menggunakan software Adobe Flash
Keywords: Professional CS5. Penelitian ini dilakukan di SMK Nusantara 1 Comal. Metode
Electronic measuring tool eksperimen The Static Group Pre-test Post-test Design, menggunakan tes sebagai alat
The real media’s tool pengumpul data penelitian. Populasi penelitian siswa kelas X TKR SMK Nusantara
Animation media 1 Comal tahun pelajaran 2011/ 2012. Sampel penelitian X TKR 2 kelas eksperimen
dan X TKR 3 kelas kontrol. Analisis deskriptif diketahui kedua kelompok penelitian
mengalami peningkatan. Kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 48,56% dari
rata-rata awal 47,27 menjadi 70,23. Sedangkan hasil analisis kelompok eksperimen
menunjukkan peningkatan lebih besar yaitu dari rata-rata awal 48,71 menjadi 80,53
peningkatan sebesar 65,32%. Peningkatan pada media animasi karena kelompok
belajar besar, sehingga media animasi lebih mudah untuk dipahami karena contoh
penggunaan alat ukur elektronik mampu ditampilkan dengan menggunakan LCD
sehingga seluruh siswa di kelas dapat memperhatikan. Hasil penelitian menunjukan
ada perbedaan hasil belajar kompetensi dasar menggunakan alat ukur elektronik
dengan media alat sebenarnya dan media animasi.

Abstract
This research has objectives for knowing the students studying result basic competence using
electronic measuring with real media tools and media animation, is there any the differences
between the students studying result on base competent using electronic measuring with both
media. The animation was made by using Adobe Flash Professional CS5 software. This
research in SMK Nusantara 1 Comal in Academic year 2012/2013. The experimental
method Static Group Pre-test Post-test design, using the test as a means of collecting research
data. The population is a class X student of SMK TKR Nusantara 1 Comal in Academic
year 2011/2012. The research sample X TKR 2 experimental class and control class X TKR
3. Descriptive analysis is known both study groups experienced an increase. The control group
had an increase of 48.56% from the initial average of 47.27 to 70.23. While the results of
the analysis of the experimental group showed a greater increase, from an average of 48.71
to 80.53 initial increase of 65.32%. The increase in media animation for large study groups,
so the media animations are easier to understand for example the use of electronic measuring
devices capable of using the LCD display so that all students in the class to pay attention. This
research showed there was differences between the students stdying result on base competent
using electronic measuring tool with the real media’s tool and animation media.

© 2013 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi:
ISSN 2252-651x
Gedung E5 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: journalmel@yahoo.com
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

Pendahuluan untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca


Alat Ukur Bagi Siswa Kelas X-MB Teknik
Alat ukur elektronik merupakan suatu Mekanik Otomotif SMK Pelita Nusantara 2
alat ukur yang bekerja atas dasar arus yang Semarang. Pada penelitian ini membuktikan
mengalir (Kosim, 2005:12). Pembelajaran alat bahwa hasil belajar mengalami peningkatan
ukur elektronik merupakan suatu kompetensi sebesar 85% dari pembelajaran awal yang tuntas
yang membutuhkan suatu media yang tepat 20% menjadi 95% dengan jumlah 40 siswa.
karena pada pembelajaran ini berkesinambungan Selain itu juga terdapat media animasi,
dengan kompetensi praktek. Selain itu juga media animasi yaitu suatu seni memanipulasi
materi ini terdapat alat-alat yang riskan terjadi gambar menjadi seolah-olah hidup dan bergerak
kerusakan sehingga siswa dituntut untuk (Puspitosari, 2011:2). Animasi ini dapat
menguasai cara penggunaan dan fungsi dari digunakan dengan tujuan pendidikan yaitu
bagian-bagiannya. Pada penelitian ini materi alat digunakan sebagai media pembelajaran. Media
ukur elektronik meliputi AVO meter, Tach-Dwell animasi pada proses pembelajaran yaitu dengan
(tachometer dan dwell tester) dan Timing light. AVO membuat gambar tiruan dari suatu alat yang akan
meter yaitu suatu alat yang digunakan untuk dipelajari dan gambar tersebut dibuat seolah-
mengukur ampere, volt dan ohm. Menurut Kosim olah hidup. Gambar tersebut dapat juga disisipi
(2005: 35) tachometer adalah suatu alat yang catatan yang mendukung sehingga siswa dapat
digunakan untuk mengukur putaran mesin atau memperhatikan gambar dan membaca keterangan
RPM (Rotary Per Minute). Dwell tester adalah alat serta siswa tidak tergantung pembelajaran verbal
yang digunakan untuk mengukur sudut dwell dari guru. Media animasi dianggap lebih baik
atau sudut cam pada sistem pengapian (Mahuri, karena materi dan contoh penggunaan alat ukur
2011). Menurut Mahuri (2011) timing lihgt adalah mampu ditampilkan dengan menggunakan LCD
suatu alat berbentuk lampu sorot yang akan proyektor sehingga seluruh siswa yang berada di
menyala kalau sensornya mendapat tegangan. kelas dapat memperhatikan. Jika dilihat dari sisi
Proses pembelajaran materi ini media yang sering lain media ini terlihat lebih efektif dan efisien
digunakan yaitu media alat sebenarnya dan media karena materi yang disampaikan dapat secara
animasi. Pada kedua media ini terdapat banyak runtut dan guru tidak lagi menggambarkan cara
kelebihan dan kekurangan ketika digunakan penggunaannya di papan tulis. Jika dilihat dari
sebagai media pembelajaran. kekurangannya media ini terlalu rumit karena
Media alat sebenarnya yaitu suatu sebelum proses pembelajaran seorang guru
pembelajaran dengan memanfaatkan objek dituntut untuk merancang proses pembelajaran,
atau benda sebenarnya sebagai media dalam membuat media dan guru dituntut harus
proses pembelajaran. Dari objek benda ini menguasai komputer.
kemudian dijelaskan oleh guru kepada siswa. Berdasarkan uraian media animasi
Proses pembelajaran ini siswa dapat melihat diatas, pada penelitian yang sebelumnya pernah
alat sesungguhnya secara langsung dan melihat dilakukan oleh Anam dkk (2009:10) yang
bagian-bagian dari alat tersebut, namun ketika berjudul pembelajaran ceramah dengan media
masuk proses penggunaannya seorang guru harus animasi untuk meningkatkan kemampuan siswa
menggambarkan sehingga dirasa kurang efisien. dalam membaca gambar proyeksi, menghasilkan
Penjelasan dengan media alat sebenarnya juga bahwa ada peningkatan kemampuan siswa
kurang efektif jika digunakan pada kelompok membaca gambar proyeksi yang pembelajarannya
belajar yang besar karena media yang kecil dan menggunakan metode pembelajaran ceramah
tidak bisa diperbesar sehingga hanya jelas untuk bermedia animasi lebih tinggi dari pada yang
siswa yang duduk di depan, selain itu siswa akan pembelajarannya ceramah biasa. Pembelajaran
bergantung pada pembelajaran verbal dari guru metode ceramah dengan media animasi, hasil
dan penjelasan cenderung tidak runtut sehingga rata-rata tes awal sebesar 77,38 dan rata-rata tes
terkadang ada penjelasan yang terlewatkan. Jika akhir sebesar 89,54.
dilihat dari hal lain media alat sebenarnya ini Subjek penelitian yang diambil pada
lebih mudah dalam penyampaian karena ketika penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik
pembelajaran guru tanpa persiapan yang rumit Kendaran Ringan SMK Nusantara 1 Comal
dan cukup membawa benda sebenarnya serta dengan pertimbangan Proses pembelajaran
pengetahuan materi dari seorang guru. menggunakan alat ukur elektronik pada sekolah
Penggunaan media alat sebenarnya juga tersebut masih menggunakan media alat
pernah dilakukan penelitian oleh Suwarno (2009: sebenarnya. Walaupun sarana dan prasarana
36) yang berjudul Pengunaan Media Mikrometer untuk menggunakan media animasi seperti LCD
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

dan komputer sudah tersedia namun belum proses pembelajaran dan media yang digunakan
digunakan secara maksimal karena animasi pada kompetensi dasar menggunakan alat ukur
mengenai alat ukur elektronik masih tergolong elektronik serta sarana dan prasarana untuk
jarang. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik menjalankan media animasi seperti keberadaan
untuk membuat media animasi dengan software LCD proyektor dan komputer di SMK Nusantara
Adobe Flash Professional CS5 setelah itu 1 comal. 2) Metode Dokumentasi, Metode
membandingkan hasil belajarnya dengan media ini digunakan untuk mendapatkan informasi
sebelumnya. Dari hal tersebut peneliti tertarik mengenai daftar nama-nama siswa yang akan
untuk melakukan penelitian dengan judul menjadi sampel dan responden dalam uji coba
komparasi hasil belajar siswa pada kompetensi instrumen penelitian, dan mendapatkan data
dasar menggunakan alat ukur elektronik dengan nilai yang kemudian dianalisis dan memperoleh
media alat sebenarnya dan media animasi. informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk belajar mengajar. 3) Metode Tes, Jenis tes yang
mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi digunakan yaitu tes objektif berbentuk pilihan
dasar menggunakan alat ukur elektronik dengan ganda dengan lima pilihan jawaban. Bentuk tes
media alat sebenarnya. 2) Untuk mengetahui yang dilakukan yaitu pre test dan post test. Pre test
hasil belajar siswa pada kompetensi dasar ini dilakukan ketika sebelum siswa mendapat
menggunakan alat ukur elektronik dengan media treatment dan bertujuan untuk
animasi. 3) Untuk mengetahui apakah ada mengetahui kemampuan awal dari siswa.
perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi Post test merupakan bentuk tes kedua yang
dasar menggunakan alat ukur elektronik dengan dilakukan setelah siswa mendapat treatment dan
media alat sebenarnya dan media animasi. bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah dilakukan treatment.
Metode
Hasil dan Pembahasan
Desain eksperimen yang digunakan
adalah desain eksperimen jenis the pretest- Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk
posttest control group design, yaitu adanya pra tes mengetahui apakah soal instrumen dalam uji
dan pasca tes pada kelompok eksperimen. coba memenuhi syarat yang ditentukan, sehingga
Populasi yang diambil dalam penelitian ini perlu adanya analisis terhadap instrumen tersebut.
adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan Analisis tersebut diantaranya: 1) Validitas
SMK Nusantara 1 Comal tahun pelajaran 2012/ tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan
2013. Dari data yang diperoleh, siswa kelas X tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
Teknik Kendaraan Ringan SMK Nusantara 1 instrumen (Arikunto, 2010: 211). Untuk menguji
Comal tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 132 validitas butir-butir instrumen dilakukan dengan
dengan rata-rata jumlah perkelasnya 44 siswa. menghitung besar kecilnya skor yang diperoleh
Pada penelitian ini sampel diambil secara dari butir dengan skor total menggunakan
acak dengan undian. Hasil dari undian didapatkan korelasi product moment. Hasil penelitian didapat
kelas X TKR 2 sebagai kelas eksperimen dan X r hitung sebesar 0,387, Pada taraf signifikan =
TKR 3 sebagai kelas kontrol. Teknik sampling 5% dengan n = 44 diperoleh r tabel = 0,297 Karena
yang dilakukan adalah simple random sampling r hitung > r tabel , maka dapat disimpulkan bahwa
yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi angket tersebut valid. 2) Menurut Purwanto
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan (2004:139) reliabilitas yaitu ketetapan atau
strata dalam populasi itu (Sugiyono 2010:120). ketelitian suatu alat evaluasi. Untuk mengetahui
Metode yang digunakan dalam tingkat reliabilitas penelitian menggunakan uji
pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1) reliabilitas internal dapat ditentukan dengan
Metode Observasi, Dalam penelitian ini observasi rumus KR-20. Dari hasil penelitian didapat r tabel
yang dilakukan adalah pendataan mengenai sebesar 0, 830, Pada taraf signifikan = 5% dengan

Tabel 1. Desain Penelitian


Kelompok Pra Tes Perlakuan Pasca Tes
(group) (pre-test) (treatment) (post-test)
C Y1 X1 Y2

E Y1 X2 Y2
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

Tabel 2. Hasil Nilai Rata-Rata Pre-Test, Post-Test Menggunakan Alat Ukur Elektronik Dengan Media
Alat Sebenarnya Pada Kelompok Kontrol dan Media Animasi pada Kelompok Eksperimen

Nilai rata-rata Nilai rata-rata Persentase


Kelompok Peningkatan
Pre-Test Post-Test Peningkatan
Kontrol 47,27 70,23 22,95 48,56 %

Eksperimen 48,71 80,53 31,82 65,32 %

Grafik 1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Kontrol dengan Kelompok


Eksperimen

n = 44 diperoleh r maka dapat disimpulkan dengan media alat sebenarnya sehingga dapat
bahwa angket tersebut reliabel. 3) Tingkat dikatakan bahwa media animasi lebih mudah
Kesukaran, Hasil perhitungan uji coba instrumen dipahami dan menarik daripada media alat
menggunakan alat ukur elektronik menghasilkan sebenarnya. Besarnya peningkatan hasil belajar
tingkat kesukaran soal pada kriteria sedang. Hasil tersebut terlihat pada Grafik 1.
rata-rata perhitungan tersebut nilainya di atas 0,3 Hasil uji normalitas kedua kelompok
dan di bawah 0,7. penelitian yaitu kelompok kontrol pembelajaran
Menurut sudijono (2008: 373) tingkat alat ukur elektronik dengan media alat sebenarnya
kesukaran soal antara 0,30 – 0,70 dalam dan kelompok eksperimen pembelajaran
kriteria sedang. Hasil analisis deskriptif skor menggunakan alat ukur elektronik dengan media
rata-rata kemampuan awal (Pre-test), akhir (Post- animasi diperoleh c2hitung < c2tabel. Sehingga dari
test) dan peningkatan hasil belajar siswa pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel
pembelajaran menggunakan alat ukur elektronik terdistribusi normal.
disajikan dalam tabel 2. Hasil uji homogenitas atau kesamaan dua
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa varians kedua kelompok penelitian menunjukkan
pembelajaran dengan menggunakan media bahwa hasil analisis data post-test yang dilakukan
dapat meningkatan pemahaman siswa dalam diperoleh Fhitung sebesar 1,24 < Ftabel sebesar
memahami menggunakan alat ukur elektronik. 1,83. Simpulan uji homogenitas adalah populasi
Hasil peningkatan menggunakan alat ukur penelitian mempunyai kesamaan varians atau
elektronik dengan media alat sebenarnya kedua kelompok masuk dalam kriteria homogen.
meningkat sebesar 22,95 dan menggunakan alat Hasil Uji-t Nilai Post-Test kelompok kontrol
ukur elektronik dengan media animasi meningkat pembelajaran menggunakan alat ukur elektronik
sebesar 31,82. Dari hasil tersebut dapat diketahui dengan media alat sebenarnya dan kelompok
adanya perbedaan peningkatan hasil belajar eksperimen pembelajaran menggunakan alat
siswa dalam menggunakan alat ukur elektronik ukur elektronik dengan media animasi dapat
yaitu media animasi lebih tinggi dibandingkan dilihat pada tabel 3.
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

Tabel 3. Hasil Uji-t nilai Post-test

Sumber varian Rata-rata thitung ttabelKriteria

Kontrol 70,23 5,02 1,99 Ha


diterima

Berdasarkan hasil post-test setelah gambar dan membaca keterangan sehingga siswa
dilakukan uji-t di mana thitung > ttabel maka terdapat tidak tergantung pembelajaran verbal dari guru.
peningkatan rata-rata post-test dibandingkan nilai Media ini juga dinilai menarik sehingga siswa
pre-test antara kedua kelompok eksperimen. akan tertarik mempelajarinya. Jika dilihat dari
Dalam hal ini, peningkatan rata-rata kelompok sisi lain media ini terlihat lebih efektif dan efisien
eksperimen pembelajaran menggunakan alat karena materi yang disampaikan dapat secara
ukur elektronik dengan media animasi lebih runtut dan guru tidak lagi menggambarkan cara
tinggi daripada kelompok kontrol pembelajaran penggunaannya pada papan tulis. Selain itu
menggunakan alat ukur elektronik dengan media juga ketika sudah jadi animasi bisa digunakan
alat sebenarnya. selamanya tanpa membuat ulang. Jika dilihat
Pembelajaran alat ukur elektronik dari kekurangannya media ini terlalu rumit
merupakan suatu kompetensi yang membutuhkan karena sebelum proses pembelajaran seorang
suatu media yang tepat karena pada pembelajaran guru dituntut untuk merancang animasi yang
ini sangat berkesinambungan dengan kompetensi akan digunakan sebagai media, guru juga
praktek. Selain itu juga materi ini terdapat alat- dituntut harus menguasai komputer. Melihat
alat yang sangat riskan terjadi kerusakan sehingga dari pernyataan tersebut Permasalahan yang
siswa dituntut menguasai cara penggunaan terjadi adalah kurang efisiennya pembelajaran
dan fungsi dari bagian-bagiannya. Penggunaan menggunakan alat ukur elektronik dengan media
metode ceramah dengan media alat sebenarnya alat sebenarnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan
dan papan tulis masih menjadi pilihan utama penelitian untuk membuktikan kebenaran dengan
guru untuk menyampaikan materi pelajaran. membandingkan kedua media tersebut sehingga
Media alat sebenarnya yaitu suatu dihasilkan media mana yang lebih mudah untuk
pembelajaran dengan memanfaatkan objek dipahami oleh siswa.
atau benda sebenarnya sebagai media dalam Penelitian yang dilakukan yaitu komparasi
proses pembelajaran. Dari objek benda ini hasil belajar siswa pada kompetensi dasar
kemudian dijelaskan oleh guru kepada siswa. menggunakan alat ukur elektronik dengan
Pada proses pembelajaran ini siswa dapat media alat sebenarnya dan media animasi
melihat alat sesungguhnya secara langsung dan menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil analisis
melihat bagian-bagian dari alat tersebut, ketika tahap awal dari hasil pre-test antara kelompok
menjelaskan cara pengukuran alat ukur tersebut kontrol pembelajaran dengan menggunakan
guru harus menggambarkan pada papan tulis media alat sebenarnya dan kelompok
sehingga dirasa peneliti kurang efisien. Selain eksperimen pembelajaran dengan media animasi
itu pada media ini siswa akan bergantung dari menunjukkan bahwa kemampuan awal dari
pembelajaran verbal guru sehingga terkadang dua kelompok penelitian tersebut adalah sama.
ada hal yang terlupakan untuk dijelaskan karena Sehingga dengan tidak adanya perbedaan
penjelasan tidak runtut. kemampuan awal maka kedua kelompok
Selain itu juga terdapat media animasi, penelitian tersebut telah memenuhi kriteria untuk
media animasi yaitu suatu seni memanipulasi dilakukan penelitian lebih lanjut.
gambar menjadi seolah-olah hidup dan bergerak. Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa
Animasi ini dapat digunakan dengan tujuan hasil pre-test dan post-test pada kedua kelompok
pendidikan yaitu digunakan sebagai media penelitian mengalami peningkatan. Namun
pembelajaran. Media animasi pada proses besarnya peningkatan berbeda antara kelompok
pembelajaran yaitu dengan membuat gambar kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil analisis
tiruan dari suatu alat yang akan dipelajari dan pre-test dan post-test kelompok eksperimen
gambar tersebut dibuat seolah-olah hidup. Selain pembelajaran menggunakan alat ukur elektronik
itu dari gambar tersebut dapat disisipi catatan yang dengan media animasi menunjukkan peningkatan
mendukung sehingga siswa dapat memperhatikan yang lebih besar. Besarnya peningkatan rata-rata
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

kelompok eksperimen dari rata-rata awal 48,71 animasi. Peningkatan kemampuan memahami
menjadi 80,53 prosentase peningkatan sebesar menggunakan alat ukur elektronik kelompok
65,32%. Dari sini diketahui bahwa penggunaan eksperimen pembelajaran dengan media
media animasi mampu meningkatkan hasil animasi lebih tinggi daripada kelompok kontrol
belajar siswa. pembelajaran dengan media alat sebenarnya
Peningkatan nilai hasil belajar siswa dimungkinkan karena kelompok belajar dengan
menggunakan alat ukur elektronik dengan jumlah siswa yang banyak membutuhkan sebuah
menggunakan media animasi dimungkinkan media yang tepat. pembelajaran dengan media
karena media ini mampu memberikan gambaran animasi dinilai lebih mudah untuk dipahami dan
kepada siswa yang sebelumnya belum pernah dimengerti karena contoh penggunaan alat ukur
mengetahui tentang penggunaan alat ukur mampu ditampilkan dengan menggunakan LCD
elektronik. Tampilan dalam media animasi yang proyektor sehingga seluruh siswa yang berada di
disajikan mencakup pengetahuan mengenai kelas dapat memperhatikan dan termotivasi.
alat ukur elektronik, penjelasan mengenai Selain itu peningkatan yang terjadi antara
langkah-langkah pengukuran mulai dari tahap kedua kelompok penelitian tersebut memiliki
persiapan, proses, hingga pembacaan hasil kesamaan dengan penelitian sebelumnya tentang
pengukuran. Gambaran ini mampu memberikan pembelajaran menggunakan media animasi yang
pemahaman dan motivasi belajar siswa karena dilakukan Anam dkk (2009: 11) menyimpulkan
media animasi memiliki kelebihan menarik bahwa penggunaan metode pembelajaran
dan efektif. Media animasi dianggap efektif ceramah yang dilengkapi media animasi ternyata
karena materi dan contoh penggunaan alat ukur menghasilkan rata-rata kemampuan yang lebih
mampu ditampilkan dengan menggunakan LCD baik dibandingkan dengan pendekatan metode
proyektor sehingga seluruh siswa yang berada di pembelajaran ceramah biasa yang selama ini
kelas dapat memperhatikan. digunakan oleh sebagian besar guru teknik
Sebaliknya hasil analisis deskriptif post- otomotif.
test pada kelompok kontrol pembelajaran alat Penelitian lain yang serupa juga pernah
ukur elektronik dengan media alat sebenarnya dilakukan oleh Winarto (2009: 15) dengan
menunjukkan hasil peningkatan yang lebih rendah judul penelitian peningkatan kemampuan
dibandingkan dengan kelompok eksperimen membaca jangka sorong melalui penggunaan
pembelajaran dengan media animasi. Dapat multimedia pada mata pelajaran penggunaan
dilihat bahwa pada kelompok kontrol terjadi dan pemeliharaan alat ukur bagi siswa kelas X
peningkatan nilai hasil belajar dari rata-rata awal teknik mekanik Otomotif SMK Pelita Nusantara
47,27 menjadi 70,23 prosentase peningkatan 2 Semarang semester 1 pada tahun 2008/2009.
sebesar 48,56%. Hal tersebut dimungkinkan Pada penelitiannya Winarto Menyimpulkan
karena pembelajaran dengan media alat bahwa penggunaan multimedia nilai hasil belajar
sebenarnya kurang efektif pada pembelajaran siswa menunjukan peningkatan secara signifikan.
dengan kelompok belajar yang jumlah siswanya Hal ini dapat terlihat dari hasil belajar kondisi
banyak seperti pada penelitian ini, sehingga awal dan kondisi akhir terdapat peningkatan hasil
pembelajaran monoton untuk siswa yang duduk belajar dari rata-rata nilai 62 menjadi 72,25 terjadi
didepan saja sedangkan siswa yang duduk peningkatan sebesar 16,53%. Menurut Blank
dibagian belakang kurang memperhatikan materi (1991) dalam Winarto (2009: 13) multimedia
yang disampaikan. Media alat sebenarnya juga adalah merupakan gabungan dari suara-suara,
dirasa kurang efisien karena ketika menjelaskan video, animasi, teks, dan gambar yang dijadikan
cara menggunakan alat ukur tersebut harus satu sehingga lebih menarik dan mencapai tujuan
menggambarkan di papan tulis. yang diinginkan. Sehingga dari pernyatan kedua
Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan penelitian tersebut dapat membenarkan bahwa
rata-rata kelompok kontrol pembelajaran penggunaan media pembelajaran terutama
dengan media alat sebenarnya dan kelompok animasi dapat meningkatkan kemampuan siswa
eksperimen pembelajaran dengan media animasi dalam memahami materi menggunakan alat
menunjukkan adanya perbedaan kemampuan ukur elektronik.
dalam memahami materi menggunakan alat ukur Melalui pembelajaran dengan media
elektronik antara kedua kelompok penelitian animasi menyebabkan siswa menjadi lebih fokus
tersebut. Hal tersebut menguatkan hasil analisis mengikuti pembelajaran, sehingga hasil yang
deskriptif sebelumnya bahwa ada perbedaan dicapai menjadi lebih optimal. Seperti halnya
hasil belajar menggunakan alat ukur elektronik pendapat Hamalik (dalam Arsyad, 2011:25)
dengan media alat sebenarnya dan media menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

manfaat meletakkan dasar-dasar yang kongkrit Simpulan


untuk berpikir, untuk itu mengurangi verbalisme.
Cara penggunaan alat ukur elektronik ketika Berdasarkan hasil penelitian dan
melakukan sebuah pengukuran merupakan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
suatu hal yang harus dipahami. Melalui media Hasil belajar siswa dengan media alat
animasi ini dapat memberikan penjelasan sebenarnya yaitu dari rata-rata awal sebesar
secara lebih konkrit serta dapat mengurangi 47,27 menjadi 70,23 prosentase peningkatan
verbalistik jika dibandingkan dengan media alat sebesar 48,56%. Hasil belajar siswa dengan
sebenarnya. Media animasi yang digunakan media animasi yaitu dari rata-rata awal sebesar
secara visualisasinya dapat menarik perhatian 48,71 menjadi 80,53 prosentase peningkatan
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik sebesar 65,32%. Ada perbedaan hasil belajar
(dalam Arsyad, 2011: 25) yang menyatakan siswa pada kompetensi dasar menggunakan alat
bahwa manfaat media pembelajaran adalah ukur elektronik dengan media alat sebenarnya
memperbesar perhatian siswa, meletakkan dasar- prosentase peningkatan sebesar 48,56% dan
dasar yang penting untuk perkembangan belajar, media animasi prosentase peningkatan sebesar
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 65,32%.
Penggunaan media animasi ini juga Didasarkan pada simpulan di atas, saran
memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang direkomendasikan adalah:
sehingga lebih efektif dan menghemat waktu Pada kelompok belajar yang jumlah
atau lebih efisien karena materi tidak perlu siswanya cukup banyak sebaiknya menggunakan
digambarkan terlebih dahulu pada papan tulis, media animasi dalam proses pembelajarannya,
cukup dengan menampilkan media animasi mengingat media animasi dinilai lebih efisien
semua materi yang diajarkan dapat terlihat. karena contoh penggunaan alat ukur mampu
Menurut Kemp dan Dayton (1985) dalam ditampilkan dengan menggunakan LCD
Hidayat (2010) dalam Kamriatiramli (2011) proyektor sehingga seluruh siswa yang berada di
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari kelas dapat memperhatikan dan termotivasi.
guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk Guru/ pengajar dapat mengembangkan
mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru penggunaan media animasi untuk materi alat
menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan ukur lain seperti alat ukur mekanik, sehingga
suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak dapat mempermudah siswa dalam memahami
harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan apa yang dipelajari.
media secara maksimal. Dengan media, guru Kepada peneliti lain dapat melakukan
tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara penelitian lanjutan serupa tentang pembelajaran
berulang ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan animasi pada materi yang lain,
menggunakan media, siswa akan lebih mudah sehingga dapat diketahui apakah penggunaan
memahami pelajaran. animasi dapat meningkatkan hasil belajar pada
Pengujian hipotesis juga menunjukkan kompetensi yang lain.
bahwa terdapat perbedaan terhadap nilai hasil
belajar siswa antara kelas kontrol dengan Daftar Pustaka
kelas eksperimen. Perbedaan tersebut terlihat
dengan adanya peningkatan terhadap hasil Anam, C., M. Khumaedi, dan Basyirun. 2009.
belajar menggunakan alat ukur elektronik pada Pembelajaran Ceramah dengan Media
Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan
kelompok eksperimen. Hal ini menguatkan
Siswa dalam Membaca Gambar Proyeksi.
hasil analisis deskriptif sebelumnya bahwa ada Semarang:Jurnal Pendidikan Teknik Mesin
perbedaan hasil belajar siswa pembelajaran UNNES, Vol. 9, No. 1, Hal. 7-13
menggunakan alat ukur elektronik dengan media Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
animasi pada kelompok eksperimen dan media Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
alat sebenarnya pada kelompok kontrol. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Dengan demikian penelitian ini secara Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
umum dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.
hasil belajar siswa dengan media animasi dan Rajagrafindo Persada.
Kamriantiramli. 2011. Media Animasi Untuk
media alat sebenarnya pada pembelajaran
Siswa. Http://kamriantiramli.Word press.
kompetensi dasar menggunakan alat ukur com/2011/02/28/pengaruh-penggunaan-
elektronik siswa kelas X Teknik Kendaraan media-animasi-sebagai-strategi-pembelaja
Ringan SMK Nusantara 1 comal tahun 2012. ran-aktif-padakonsep-metabolisme-di-
kelasxiimannegeri-2-sinjai/belajar-aktif/
Feri Triyono dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

(diunduh tanggal 1 Maret 2012 pukul 16:15). Meningkatkan Kemampuan Membaca Alat
Kosim. 2005. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Ukur Bagi Siswa Kelas X-MB Teknik Mekanik
Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Otomotif SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Mahuri. 2011. Alat Ukur Elektris dan Elektronis. Jurnal Adi Cendikia: jurnal pendidik dan tenaga
Http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/ kependidikan, volume 2 nomor 3, halaman 32-
alat-ukur-elektris-dan-elektronis. (Diunduh 36
tanggal 4 Maret 2012 pukul 15:43) Winarto, Triono Budi. 2009. Peningkatan Kemampuan
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Membaca Jangka Sorong melalui Penggunaan
Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Multimedia pada Mata Pelajaran Penggunaan
Rosdakarya dan Pemeliharaan Alat Ukur bagi Siswa Kelas
Puspitosari, Heni A. 2011. Animasi Grafis Dengan Adobe X C Teknik Mekanik Otomotif SMK Pelita
Flash Pro CS5. Yogyakarta: Skripta Media Nusantara 2 Semarang Semester 1 Pada Tahun
Creative 2008/2009. Jurnal Adi Cendikia: jurnal pendidik
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. dan tenaga kependidikan, volume 2 nomor 3,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada halaman 11-15
Suwarno. 2009. Pengunaan Media Mikrometer untuk

Anda mungkin juga menyukai