PROYEK TERPADU
EXTRUDER SAMPAH PLASTIK TERMOPLAST
untuk Semester 4
Anggota :
Kunto Purnajati 06/194336/TK/31766
Rezki Anjung M. 06/194348/TK/31770
Dhyda Ardi S. 06/194351/TK/31771
Yudian B. N. 06/189570/TK/31097
Agus Tri W. 06/194391/TK/31791
Halaman Judul………………………………………………………………... i
Kata Pengantar……………………………………………………………….. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................... 2
C. Manfaat .......................................................................... 3
D. Luaran yang dihasilkan…………………………………… 3
E. Kegunaan Program……………………………………….. 3
BAB IV PENUTUP
A. Hasil Kegiatan…………………....………………………… 10
B. Kesimpulan dan Saran……………………………………… 10
BAB V LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................... x
Lampiran 1. Laporan Keuangan
Lampiran 2. Bukti Pengeluaran
Lampiran 3. Foto-foto
Ketua Panitia
Proyek Terpadu
A. Latar Belakang
Sampah merupakan suatu hasil akhir aktifitas manusia yang dibuang
dan tidak digunakan lagi karena belum memiliki nilai ekonomis. Indonesia
merupakan negara dengan penduduk yang banyak, keadaan ini menimbulkan
berbagai masalah salah satunya adalah masalah sampah. Sumber sampah ini dapat
dari rumah tangga, industri-industri, perkantoran, rumah sakit, pertanian dan lain-lain.
Masalah utama dari sampah tersebut adalah semakin hari sampah tersebut
semakin banyak karena sistem pengolahannya belum terkoordinasi dengan baik. Hal
ini terlihat dari pengolahan sampai yang terpusat pada daerah tertentu saja.
Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan juga akan
dapat mengakibatkan pencemaran tanah, air dan udara, tempat berkembangnya sarang
serangga dan tikus, sumber polusi, dan tempat hidup kuman-kuman yang
membahayakan kesehatan.
Dengan banyaknya akibat negatif yang disebabkan oleh sampah maka
diperlukan berbagai cara untuk mengolahnya. Beberapa cara pengolahan sampah yang
dapat dilakukan secara sederhana adalah Penumpukan, metode ini, sebenarnya
sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi
bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan
resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama
bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air. Pengkomposan. merupakan
cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
Pembakaran, metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat dibakar
habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau
dan kebakaran. Sistem Reusable Sanitary Landfill (RSL) yaitu sebuah sistem
pengolahan sampah yang berkesinambungan dengan menggunakan metode Supply
Ruang Penampungan Sampah Padat. RSL diyakini bisa mengontrol emisi liquid, atau
air rembesan sampai sehingga tidak mencemari air tanah.
Sebelum melakukan pengolahan sampah, harus dilakukan penyortiran
terhadap sampai, artinya sampah dipisahkan mejadi sampah anorganik atau organik.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa komposisi sampah yang ada di Indonesia adalah
70% sampah Organik dan 30% sampah Anorganik.Tetapi faktanya jumlah yang
hanya 30 % itu justru mengalami tingkat kesulitan yang tinggi pada pengolahannya.
Penyebabnya tak lain sifat sampah anorganik terutama plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk
mendaur ulang sampah, salah satunya adalah cara yang ditemukan oleh Stephen J.
Miller, Ph.D. yaitu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar. Secara umum,
plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai
kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan
kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan
biaya pembuatan murah. Dengan cara Sebagian besar plastik yang digunakan
masyarakat merupakan jenis plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high
density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak
digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Dalam penelitiannya yang akan dipublikasikan dalam Jurnal American Chemical
Society bagian Energi dan Bahan Bakar (Energy and Fuel) edisi 20 Juli 2005, Miller
memanaskan polietilena menggunakan metode pirolisis, lalu menyelidiki zat hasil
pemanasan tersebut. Ternyata, Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil
pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan
hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan
metode hidroisomerisasi. Minyak pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan
untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak bumi hasil
penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis .
Dengan konsep Miller tersebut diharapkan pengolahan sampah khususnya
sampah anorganik menjadi lebih diterima dan digunakan luas oleh masyarakat
sehingga nantinya akan tumbuh ide – ide baru untuk mengembangkan dan
menyempurnakan alat pengolah sampah tersebut terutama dari kalangan mahasiswa.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam poyek ini antara lain :
1. Mengolah sampah plastik termoplast menjadi peletezing yang dapat digunakan
untuk proses lebih lanjut.
2. Mengurangi sampah-sampah plastik termoplast yang sudah tidak digunakan
lagi.
3. Mengurangi pencemaran tanah akibat penimbunan sampah plastik yang
berlebihan.
4. Meningkatkan daya jual pada sampah plastik itu sendiri.
5. Membuka lapangan pekerjaan baru.
C. Manfaat
Proyek ini diharapkan dapat mengurangi penimbunan sampah khususnya sampah
plastik termoplast. Dan diharapkan alat ini dapat digunakan oleh masyarakat umum,
yang pada akhirnya akan dapat memberikan kemungkinan terbukanya lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat umum.
E. Kegunaan Program
Produk dari alat yang kami buat berupa pellet dari plastik dan dapat langsung
digunakan untuk proses recycling selanjutnya. Alat yang kami buat menghabiskan
dana sebesar harga produksi untuk alat ini tergolong murah dan terjangkau untuk
konsumen yang bergerak di bidang usaha kecil menengah. Dimensi dari alat yang
kami buat adalah ukuran alat ini cukup kecil dan mudah dalam pengangkutan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sampah
Sampah merupakan konsekuansi dari kegiatan manusia. Baik kegiatan industri,
rumah tangga, pertanian dan sebagainya. Sampah biasanya adalah bahan buangan
suatu kegiatan yang tidak bisa digunakan lagi. Jumlah sampah akan berbanding lurus
dengan kegiatan konsumsi yang dilakukan. Produksi sampah di Indonesia cukup
besar. Di kota Bandung saja setiap hari diperkirakan menghasilkan 2000 m 3 sampah.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa komposisi sampah yang ada di Indonesia adalah
70% sampah Organik dan 30% sampah Anorganik.Tetapi faktanya jumlah yang
hanya 30 % itu justru mengalami tingkat kesulitan yang tinggi pada pengolahannya.
Penyebabnya tak lain sifat sampah anorganik terutama plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi
sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat
pembuangan akhir. Selama ini pengelolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak
berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat.
Akibatnya ongkos yang harus dikeluarkan cukup besar karena untuk mengangkut
sampah-sampah tersebut dari sumbernya ke temapt pembuangan akhir. Belum lagi,
sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering.
1. Klasifikasi Sampah
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 3 yaitu sampah organik (biasa disebut
sebagai sampah basah), sampah anorganik (sampah kering, dan sampah B3(Sampah
Berbahaya).
a. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
secara alamiah/ biologis. Misalnya sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran,
rempah-rempah atau sisa buah, dll. Pemanfaatan sampah organik ini antara lain :
makanan ternak dan pupuk yang sangat berguna bagi tanaman dan kebun kita.
b. Sampah Non-Organik/Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Sampah anorganik sangat berbahaya untuk lingkungan hidup disekitar kita dan juga
bagi kesehatan kita. Sampah plastik ini juga sangat susah untuk didaur ulang.
Misalnya adalah logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll, yang tidak dapat
mengalami pembususkan secara alami. Pemanfaatan sampah Non-Organik ini
antara lain dipakai kembali dan daur ulang.
c. Sampah B3 (Berbahaya)
Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-
bahan berbahaya dan beracun. Sampah yang secara potensial mengeluarkan penyakit
dan memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa tekonologi non-
insenerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Banyak jenis sampah yang
secara Kimia berbahaya tetapi sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsenerasi
sehingga memerlukan penanganan khusus (tidak dicampur dengan penangan sampah
Organik dan sampah Non-organik). Contoh : Baterei, botol racun nyamuk, jarum
suntik bekas, obat-obatan dan alat medis, dll
Cara pengolahan di atas tidak dapat dilakukan untuk mengolah sampah secara
menyeluruh. Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu
dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus
bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-
ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam,
sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal
tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga
prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan
jumlah sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas
utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau
didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang
produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip
ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak dan mengurangi nilai dari
material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Oleh karena itu, sebelum
melakukan pengolahan sampah harus dilakukan penyortiran terlebih dulu untuk
memisahkan antara sampah basah atau sampah anorganik. Pada hal ini kami
membahas lebih pada sampah plastik. Karena sampai plastik tidak dapat di daur ulang
di dalam tanah. Sampah plastik atau benda-benda yang mengandung plastik (tas
kresek, kantong plastik, bungkus permen, kemasan styrofoam atau gabus) jika
dibuang begitu saja kedalam tanah, baru akan hancur dalam waktu sekitar 200 hingga
400 tahun. Jika membakar sampah plastik akan menyebabkan zat-zat beracun dari
sampah itu akan terlepas menuju atmosfir dan tentu saja akan masuk ke udara yang
kita hirup . Menghirup polusi udara seperti ini akan menyebabkan dampak negatif
yang serius pada kesehatan antara lain penyakit pada saluran pernafasan, melemahnya
kekebalan tubuh, kanker paru-paru, dll. Sampah anorganik yang sebenarnya dapat
terurai di dalam tanah, jika samapah anorganik itu terbungkus rapat dalam kemasan
plastik, setelah 10 tahun berada didalam timbunan sampah, jika pembungkusnya
dibuka kembali, maka bentuknya masih tetap sama karena plastik pembungkus-nya
menghambat proses pembusukan yang seharusnya terjadi.
B. Dasar Perhitungan
Kami menggunakan dasar perhitungan torsi. Rumus dasar yang kami gunakan:
T = P/ (2π n)
Keterangan :
T = torsi
P = daya pada motor penggerak
n = rpm (rotasi per menit)
Dengan memperhitungkan torsi dan rpm yang dibutuhkan untuk alat ini akan
didapat daya pada motor penggerak.
BAB III
PEMBAHASAN
Mesin Extruder pengolah sampah yang kami buat sedikit berbeda dengan
rancangan awal. Pembahasan di bawah adalah deskripsi dari mesin yang telah kami
buat.
A. Mekanisme kerja
1. Nyalakan sumber panas.
2. Nyalakan motor, sementara tabung dipanaskan. Motor akan memutar spiral.
3. Bila sudah panas, masukkan serpihan-serpihan plastik kedalam tabung
extruder melalui corong. Plastik akan dilelehkan di dalam tabung sambil di
dorong oleh spiral di dalam tabung.
4. Plastik yang sudah leleh akan keluar melalui lubang yang ada di sebelah
depan.
B. Extruder
Extruder digunakan dalam rangkaian pengolahan sampah plastik, yaitu
sebagai peleleh dan pembentuk akhir sehingga berbentuk pellet dan siap digunakan
untuk kegiatan produksi kembali. Alat ini terdiri atas pemanas dan spiral yang akan
mendorong lelehan plastik keluar. Gambar extruder secara keseluruhan terlampir.
C. Spiral
Dalam hal ini spiral berfungsi sebagai penekan sampah-sampah plastik.
Sampah-sampah plastik yang sudah di masukkan ke dalam mesin extruder ditekan
secara perlahan-lahan oleh spiral
13. Jumat, 04-07- 2008 Perakitan benda-benda kerja Seluruh anggota kelompok
14. Sabtu, 05-07-2008 Proses finishing Seluruh anggota kelompok
15. Senin, 07-07-2008 Proses finishing Seluruh anggota kelompok
BAB IV
PENUTUP
a. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan dari Proyek Terpadu ini adalah terselesaikannya EXTRUDER
PENGOLAH SAMPAH PLASTIK TERMOPLAST. Kegiatan yang diadakan ini
sangat bermanfaat khususnya ntuk mengolah sampah plastik yang ada dan sangat
bermanfaat bagi anggota kelompok karena melatih untuk kerja tim.
b. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
Terpenuhinya tugas mata kuliah Proyek terpadu pada semester 4 yang
diberikan oleh Jurusan Teknik Mesin dan Industri.
Terciptanya EXTRUDER PENGOLAH SAMPAH PLASTIK TERMOPLAST
Para peserta Proyek Terpadu dapat berlatih bekerja dengan tim
(TEAMWORK)
Saran :
Kegiatan seperti ini perlu diadakan kembali karena sangat besar manfaatnya.
Untuk penggunaan akses bengkel pada yang akan datang mungkin bisa
dipermudah lagi.
DAFTAR PUSTAKA
www.walhi.or.id
www.jala-sampah.or.id
Indonesia, negara kepulauan 2006. Retrieved December 11, 2006, from
http://www.e-smartschool.com
Sampah Taman Nasional Gunung Pangrango 2006. Retrieved December 20,
2006,
from http://www.republika.com
Pengaruh gaya hidup dengan sampah 2000. Retrieved December 6, 2006, from
http://www.bapeldada.com
Sampah Kota Metropolitan 2006. Retrieved December 4, 2006, from
http://www.walhi.com
Pemanfaatan sampah menjadi barang berguna 2005. Retrieved September 17,
2007,
from http://www.google.com