Anda di halaman 1dari 18

BAB III

KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Berbagai Istilah dan Pengertiannya

Yang dimaksud dengan hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan
fisik, biologis, social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan
yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki dan
dihilangkan.
Pentingnya lingkungan yang sehat ini telah dibuktikan WHO dengan penyelidikan –
penyelidikan diseluruh dunia dimana didapatkan hasil bahwa angka kematian (mortality), angka
perbandingan orang sakit (morbidity) yang tinggi serta sering terjadinya epidemi, terdapat
ditempat – tempat dimana hygiene dan sanitasi lingkungannya buruk. Yaitu ditempat – temnpat
dimana terdapat banyak lalat, nyamuk, pembuangan kotoran dan sampah yang tak teratur, air
rumah tangga yang buru, perumahan yang terlalu sesak dan keadaan social ekonomi yang buruk.
Ternyata pula pada tempat – tempat dimana hygiene dan sanitasi lingkungan diperbaiki, maka
mortality, morbidity akan menurun dan wabah penyakit berkurang dengan sendirinya.
Menurut penyelidikan WHO, dinegara – negara yang sedang berkembang terdapat banyak
penyakit kronis endemis, sering terjadi epidemi, masa hidup yang pendek, angka kematian bayi
dan anak – anak tinggi, hal ini disebabkan oleh :
• Pengotoran persediaan air untuk rumah tangga
• Infeksi karena kontak langsungataupun tak langsung dengan faeces manusia
• Infeksi yang disebabkan oleh arthropoda, rodent, mollusca dan vektor – vektor penyakit
lainnya.
• Pengotoran air susu dan makanan lainnya
• Perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit
• Penyakit – penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia

Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan meliputi :


• Pengadaan Air Bersih
• Sanitasi Makanan dan Minuman ( Food & Milk Sanitation )
• Penanggulangan Sampah ( Waste Disposal )
• Polusi Udara ( Air Pollution )
• Kesehatan Perumahan
• Pemberantasan Vektor

B. Pengadaan Air Bersih

Manusia tidak dapat hidup tanpa air, dan air ini diperlukan untuk minum, memasak, mandi,
mencuci, dan keperluan-keperluan lain. Yang diperlukan adalah air bersih. Air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan,
disebut juga air minum.

18
Persyaratan Air Bersih

1. Syarat Kuantitas
Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari, perkapita tidaklah sama untuk tiap
negara. Pada umumnya di negara maju lebih banyak daripada di negara berkembang, misalnya
Amerika Serikat diperlukan ± 200 m3/hari/kapita, sedangkan di Indonesia untuk wilayah kota
adalah ± 150 m3/hari/kapita dan untuk wilayah pedesaan adalah ± 100 m3/hari/kapita.

2. Syarat Kualitas
Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi syarat fisik, kimiawi,
mikrobiologis dan radioaktif sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tanggal 3 September 1990 beserta lampirannya. Sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan tersebut diatas, syarat-syarat Air Minum/Air Bersih adalah sebagai berikut :

a) Syarat Fisik :
• Jernih
• Tidak berbau
• Tidak berasa
• Tidak berwarna, kadar warna maksimal 15 skalaTCU (True Color Units)
• Jernih, kadar maksimal kekeruhan 5 skala NTU (Nephelometric Turbidity Units)
• Suhu sama dengan suhu udara, dengan penyimpangan maksimal 3º C, diatas atau
dibawahnya.
• Jumlah zat terlarut maksimal 1000 mg/L.

b) Syarat Kimiawi :
• Tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya / beracun.
• Tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
• Tidak boleh mengandung zat dengan kadar yang melebihi batas tertentu sehingga
menimbulkan gangguan fisiologis, tekhnis dan ekonomis.

NAB (Nilai Ambang Batas) untuk bahan-bahan kimia anorganik adalah :


Air raksa tidak boleh lebih dari 0,001 mg/L
Besi tidak boleh lebih dari 0,3 mg/L
Tembaga tidak boleh lebih dari 1,0 mg/L
Timah hitam tidak boleh lebih dari 0,05 mg/L
Nitrit tidak boleh lebih dari 0,05 mg/L
Nitrat tidak boleh lebih dari 10 mg/L
Kesadahan CaCO3 tidak boleh lebih dari 500 mg/L
pH Berkisar antara 6,5 – 8,5

NAB untuk bahan-bahan kimia Organik :


Dieldrin tidak boleh lebih dari 0,0007 mg/L
Chlorodane tidak boleh lebih dari 0,0003 mg/L
DDT tidak boleh lebih dari 0,03 mg/L
KMnO4 tidak boleh lebih dari 10 mg/L
Detergen tidak boleh lebih dari 0,05 mg/L

19
c) Syarat Mikrobiologis :
Air untuk keperluan rumah tangga / air minum dikatakan memenuhi syarat
mikrobiologis bila air tersebut bebas dari segala bakteri patogen. Dan bila dari
pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 Bakteri Coli maka air tersebut
memenuhi syarat kesehatan.

d) Syarat Radioaktif :
Kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu Aktivitas sinar Alpha (0,1 Bq/L), Aktivitas
sinar Betha (1,0 Bq/L).

Sumber Air Bersih

Sebagai sumber air bersih / air minum dapat dipergunakan air tanah, air permukaan dan air
hujan.
1. Air Tanah :
• Air tanah dalam :
Umumnya sudah cukup bersih asalkan pengambilannya dilaksanakan dengan benar
(tidak menyebabkan terjadinya kontaminasi)

• Air tanah dangkal (sumur gali, sumur pompa dangkal) :


Umumnya belum merupakan air bersih, sehingga harus terlebih dahulu diproses
sebelum dikonsumsi, lebih-lebih apablia pengambilannya dilaksnakan melalui sumur
gali ataupun pompa tangan yang terbuka.

2. Air Permukaan :
Air yang terdapat pada permukaan tanah, misalnya air sungai, air danau, air rawa, air laut,
yang harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan karena umumnya telah mengalami
pencemaran baik fisik, kimiawi maupun mikrobiologis.

3. Air Hujan :
Air hujan sudah merupakan air bersih asalkan penampungannya dilaksanakan dengan cara
yang benar.

Pengadaan Air Bersih di Pedesaan

1. Air Tanah
Sumur merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia untuk
mendapatkan sumber air bersih. Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan maka harus
dilindungi terhadap bahaya pencemaran. Sumur yang baik harus memenuhi syarat lokasi dan
syarat konstruksi

a) Sumur Gali
Sumur gali adalah sarana untuk menampung air tanah dari akuifer (lapisan pembawa
air) yang dipergunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga dan dibuat dengan
cara menggali tanah dengan diameter 80 cm – 100 cm.

20
Syarat Lokasi :
• Penempatan sumur gali untuk umum harus mendapat izin dari pemilik lahan.
• Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air berkesinambungan.
• Lokasi sumur gali berjarak horisontal minimum 11 meter ke arah hulu dari
aliran tanah dari sumber pengotoran, seperti resapan dari tangki septik, kakus,
empang, lubang galian untuk sampah, dll.
• Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayari secara komunal
maksimum berjarak 50 meter.
• Air yang ditampung dalam sumur adalah berasal dari akuifer.
• Sumur tidak boleh kemasukan air banjir.

Syarat Konstruksi :
Bagian atau komponen dari sumur gali adalah dinding sumur bagian atas dan bawah,
lantai sumur, saluran pembuangan, kerikil/pecahan bata atau marmer yang masing-
masing berfungsi sebagai berikut :
• Dinding sumur bagian atas sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai dan
mencegah pencemaran, tinggi 80 cm dan tebal 1 bata.
• Dinding sumur bagian bawah mencegah pencemaran dari muka tanah dan
penahanan sumur agar tidak terkikis atau longsor dibuat minimal 300 cm dari
permukaan tanah, kedap air dan ketebalan dinding minimal ½ bata.
• Lantai sumur untuk menahan dan mencegah pencemaran air buangan ke dalam
sumur sebagai tempat bekerja dengan permukaan tidak licin, kemiringan 1–5 % ke
arah saluran pembuangan.
• Saluran pembuangan untuk menyalurkan air buangan ke sarana pengolahan air
buangan dan mencegah tempat biakan bibit penyakit dan dibuat kedap air, licin,
kemiringan 2 % ke arah sarana pengolahan air bersih.
• Kerikil atau pecahan bata/marmer/keramik untuk menahan endapan lumpur agar
air tidak keruh sewaktu diambil.

Perlengkapan sumur :
Untuk mengambil air dari sumur gali dapat dipergunakan timba atau pompa.
• Pemakaian timba harus dilengkapi dengan kerekan.
• Timba tidak boleh diletakkan di atas lantai sumur, untuk menghindari pencemaran.
• Sumur harus ditutup pada saat tidak dipergunakan.
• Jika mengambil dengan pompa maka bibir sumur harus dilengkapi dengan tutup
sumur dan pada tutup sumur disediakan lubang ventilasi.

b) Sumur Pompa
Secara umum syarat lokasi penempatan sama dengan sumur gali, sedangkan syarat
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Saringan atau pipa-pipa yang berlobang berada dalam lapisan yang mengandung
air.
• Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-
kurangnya 3 meter.
• Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah, lebarnya
kurang lebih 1,5 meter sekeliling pompa.

21
• Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air minimal 10 meter
panjangnya.
• Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.

Desinfeksi
Desinfeksi adalah tindakan untuk membunuh bibit penyakit yang ada di luar tubuh
manusia. Walaupun air sumur sudah dibuat menurut aturan kesehatan tapi kemungkinan
pencemaran pada saat pembuatan dan pemakaiannya tetap ada. Untuk itu sumur perlu
didensifeksi. Sebagai desinfektan yang sering digunakan adalah kaporit dengan dosis 1
gram/100 liter.

Pemberian Kaporit Pada Air Sumur Baru

a) Sumur Gali :
• Buat larutan kaporit dengan dosis 20 liter air + setengah sendok makan kaporit.
• Desinfeksi dinding sumur, lantai sumur dan limbah dengan cara menyikatnya
dengan sikat yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan kaporit.
• Untuk setiap 1 meter kubik air sumur tambahkan 20 liter larutan kaporit.

b) Sumur Pompa :
• Buat larutan kaporit dengan dosis 20 liter air + 2 sendok makan kaporit
• Pompa dilepas dari pipa dan dituangkan 20 liter larutan kaporit tersebut, biarkan
selama 24 jam.
• Pasang kembali pompa pada pipa. Air dipompa dibuang sampai bau kaporit tidak
ada lagi / hilang.

Pemberian Kaporit Pada Waktu Ada Wabah Penyakit Perut Menular


Pada waktu ada wabah penyakit perut menular terutama kolera, semua persediaan air
rumah tangga perlu didesinfeksi.
Caranya :
• Potong seruas bambu dengan panjang 450 cm dan diameter 2 x 20 mm.
• Buat lubang pada ujung atas bambu tersebut dengan diameter 1,5 cm.
• Masukkan sedikit ijuk sampai pada dasar bambu untuk menutupi lubang-lubang agar
pasir tidak keluar, masukkan segelas pasir halus.
• Masukkan 2 gelas campuran pasir halus dan 100 gram kaporit.
• Masukkan lagi segelas pasir halus atau sampai tabung bambu penuh.
• Gantungkan batu bata pada ujung bawah bambu dan biarkan tenggelam 1 meter dibawah
permukaan air sumur.

Pengolahan Air

1. Pengolahan Air Secara Alami :


Air permukaan selalu mengandung lumpur, bila kita diamkan maka lumpur mengendap dan
air kelihatan kurang jernih. Di dalam, dengan adanya bakteri pembusuk yang menguraikan zat

22
menjadi asam-asam, maka asam ini akan dapat membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada.
Pemusnahan bibit-bibit penyakit dapat pula dilakukan oleh plankton-plankton.

2. Pengolahan Air Secara Buatan ( Purifikasi )

Dalam purifikasi buatan maka air mengalami 3 proses secara bertahap, yaitu :
a. Proses Koagulasi (penggumpalan)
Air permukaan selalu mengandung lumpur yang diameternya bermacam-nacam,
makin kecil diameter Lumpur akan makin sulit untuk diendapkan. Maka perlu diberi
zat penggumpal misalnya aluminium sulfat dengan dosis 10 gram/100 liter atau tawas
dengan dosis 20 gram/100 liter. Dengan penambahan ini maka lumpur akan
menggumpal dan mudah diendapkan dalam waktu lebih kurang 5 menit. Pada
penambahan aluminium sulfat, air akan menjadi asam, maka untuk menetralkan diberi
tambahan air kapur (Calcium Carbonat)dengan dosis 10 gram / 100 liter.

b. Proses Filtrasi (penyaringan)


Setelah butiran lumpur digumpalkan menjadi butiran yang lebih besar, barulah
dilakukan proses filtrasi ( penyaringan ) dengan saringan pasir ( sand filter ). Alatnya
terdiri dari sebuah bejana besi yang berisi kerikil dengan butiran – butiran sebesar
+ 0,5 cm setebal 5 cm yang diatasnya diletakkan pasir dengan butiran sebesar
0,5 – 1 mm setebal 15 cm, yang sebelumnya telah dicuci terlebih dahulu.

c. Proses Desinfeksi ( Pensucihamaan )


Yaitu penambahan desinfektan untuk membunuh mikroba – mikroba patogen. Yang
sering dipakai adalah kaporit dengan dosis 1 gram / 100 liter air.

Pengadaan Air Bersih di Perkotaan

Pada umumnya air minum untuk kepentingan umum (ledeng) diperoleh dari air permukaan
yang telah terkontaminasi (misalnya air kali). Oleh karena itulah pengolahan air minum untuk
kepentingan umum ini dilakukan lebih kompleks. Pada suatu instalasi air minum, biasanya
tersedia beberapa fasilitas, yang terdiri atas :
1. Pipa yang mengalirkan air instalasi air minum (supplay lina)
2. Bak penampungan untuk pengendapan pertama (pre sedimentation tank).
3. Bak pemberi obat-obat kimia (chemical feeder).
4. Bak pencampur (mixing device).
5. Bak pencampur untuk pengendapan kedua (Dortmund tank atau accelerator).
6. Saringan pasir cepat (Rapid sand filter)
7. Bak pemberi chlor (chlorinator)
8. Bak penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen (clear waste storage
kelder)

Proses pengolahan air untuk kepentingan umum terlihat sebagai berikut :

1. Air sungai dialirkan atau dipompa. Tempat pengambilan air disebut Intake. Air
diendapkan pada parit-parit lebar dan panjang.

23
2. Setelah diendapkan beberapa waktu, kemudian air dialirkan ke instalasi penyaringan
(melalui pengukuran debit air).

3. Air diendapkan di bak pertama

4. Kemudian air dialirkan melalui tempat pembubuhan obat kimia berupa zat koagulan,
biasanya merupakan aluminium sulfat (tawas) Al2 (SO4)3 dan larutan kapur Ca CO3
yang tujuannya untuk membentuk endapan.Agar zat koagulan ini dapat bercampur
dengan sempurna maka ada dua cara yang dapat ditempuh :
• menerjunkan air.
• mengalirkan air melalui parit yang berbelok-belok yang disebut mixing device.

5. Bila air telah bercampur dengan baik, maka timbul kepingan yang lebih besar,
selanjutnya untuk memberikan kesempatan pengendapan, air dialirkan ke dalam bak
kedua yang disebut dortmund tank atau accelerator. Dalam bak ini terjadi pemisahan
antara kotoran dengan air yang sudah bersih.

6. Air yang sudah bersih ini dialirkan melalui saringan pasir yang disebut dengan rapid
sand filter. Meskipun air ini sudah tampak bersih tetapi masih terdapat kemungkinan
mengandung bakteri.

7. Untuk membunuh bakteri tersebut, air kemudian dialirkan ke sebuah calibrator, disini
dibubuhi zat chlor dengan syarat sisa chlor ialah 0,1 – 0,2 ppm.

8. Air yang sudah bersih ini, selanjutnya ditampung dalam bak penampungan air bersih
untuk kemudian siap didistribusikan kepada para konsumen.

C. Sanitasi Makanan dan Minuman ( Food & Milk Sanitation )

Untuk melihara kesehatan masyarakat perlu dilakukan pengawasan terhadap pembuatan


dan penyediaan bahan – bahan makanan dan minuman agar tidak membahayakan kesehatan
masyarakat. Hal – hal yang dapat membahayakan itu adalah :
• Zat – zat kimia yang bersifat racun, misalnya karena kelalaian salah menempatkan racun
tikus; zat kimia sebagai akibat pertumbuhan bakteri dalam makanan seperti
staphylococcus dan chlostridium botulinum.
• Bakteri patogen dan bibit penyakit lainnya, misalnyabkteri yang dipindahkan oleh lalat
dari faeces yang terbuka, makanan / minuman yang berasal dari hewan sakit.
• Parasit – parasit yang berasal dari hewan, terutama cacing misalnya taenia saginata dari
sapi, taenia solium dari babi.
• Tumbuh – tumbuhan yang beracun, misalnya beberapa jenis jamur seperti amanita
phalloides, amanita muscaria ; beberapa jenis kentang mengandung racun yang
disebut solanin dan beberapa jenis ketela mengandung asam sianida.

Untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan karena sanitasi makanan / minuman
yang buruk maka dilakukan usaha :

24
1. Pengawasan terhadap hewan – hewan potong.
Hanya hewan yang sehat saja yang boleh dipotong dan dagingnya boleh
diperdagangkan kepada masyarakat.

2. Susu Sapi dan Hasil – Hasilnya


Untuk mencegah penyebaran TBC melalui susu sapi, maka pemerintah mengharuskan
setiap perusahaan susu untuk mempasteurisir susunya terlebih dahulu sebelum dijual
ke pasaran. Caranya : susu sapi dipanaskan pada suhu 63o C selama 30 menit atau suhu
72o C selama 15 menit.

3. Pengawasan terhadap pembuatan bahan makanan dan minuman pada perusahaan


pembuatan makanan dan minuman. Maksudnya ialah agar hasil produksi perusahaan
itu tidak membahayakan kesehatan konsumen. Yang diawasi adalah :
• Bahan baku yang digunakan untuk produksi
• Peralatan produksi
• Cara / proses produksi
• Kesehatan dan kebersihan para karyawannya
• Cara penyimpanan dan pengiriman bahan makanan dan minuman yang sudah jadi
• Hygiene dan sanitasi perusahaan ( produsen ).

4. Pengawasan kebersihan pasar dan tempat pemotongan hewan


5. Pengawasan terhadap restoran dan hotel

Makanan Sehat
Makanan sehat ditunjukkan dengan susunan makanan dalam piramid makanan. Lokasi
puncak ditempati oleh makanan yang mengandung lemak, minyak dan rasa manis. Sedang
dibawahnya ditempati makanan sejenis susu, keju, yogurt, daging, telur dan kacang-kacangan.
Dibawahnya lagi ditempati oleh buah dan sayur. Lokasi terbawah ditempati oleh nasi, roti, sereal.
Agar makanan sehat, maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang
terkontaminasi akan menyebabkan penyakit (foodborne disease).

Pengawetan dan Penanganan Makanan Agar Tetap Sehat


Agar makanan tetap aman dan sehat diperlukan beberapa cara yang meliputi penyimpanan,
pencegahan kontaminasi dan pembasmian organisme dan toksin. Beberapa hal yang
mempengaruhi pertumbuhan organisme :
1. Keadaan Basa dan Pengasaman :
Dalam keadaan netral organisme akan tumbuh dengan baik, dalam keadaan keasaman
dan basa yang tinggi akan mengganggu pertumbuhan organisme. Sebagian organisme
kontaminan dalam tubuh perlu oksigen untuk tumbuh.

2. Kelembaban :
Semua organisme akan mudah tumbuh dalam keadaan kelembaban yang cocok.
Pertumbuhan organisme akan ditentukan oleh kadar garam, gula dan bahan lain.

3. Suhu :

25
Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimal dan suhu maksimum dalam
melakukan proses kehidupan. Sebagian kuman patogen hidup dengan baik pada suhu
tubuh manusia, pada suhu 71º C hampir semua organisme akan mati, sedangkan pada
suhu kurang dari 5º C akan mengganggu pertumbuhan kuman.

Metode Pengawetan Agar Makanan Tahan Lama :


1. Dimasak
Makanan yang dimasak akan membunuh organisme tetapi tidak dijamin menjadi awet.
Malahan pada pemasakan secara tidak sempurna pada daging, telur, susu akan
menyebabkan makanan tersebut peka dan memudahkan organisme untuk berkembang.

2. Pengalengan
Sebelum dilakukan pengalengan, makanan terlebih dahulu harus mengalami pemasakan
yang cukup untuk membunuh organisme dan seterusnya dilakukan sterilisasi serta
penutupan kaleng. Bahaya pengalengan yang tidak sempurna akan mengganggu kuman
anaerob yang menghasilkan toksin botulinum.

3. Pengeringan dan dehidrasi :


Cara sederhana dan murah untuk pengawetan makanan adalah dengan cara pengeringan.
Tehnik pengeringan dapat secara alami dijemur dibawah sinar matahari dan dengan
cara pemanasan memakai alat pengering. Cara modern yang dipakai untuk
mengeringkan makanan adalah “spray drying, freeze drying, vacum drying dan hot-air
drying”.

4. Cara Pengawetan :
Pengawetan merupakan cara untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme. Untuk mengawetkan daging/ikan dan sayuran dipakai bahan kimia,
antara lain : garam, gula, sodium nitrat dan nitrit. Kadang-kadang ditambah dengan
asam salisilat dan sodium benzoat. Untuk mengawetkan roti biasanya dipakai asam
propionat dan asam sorbik.

5. Suhu Kulkas (refrigeration)


Penyimpanan dalam keadaan beku akan menyebabkan bakteri tidak mampu berkembang
biak. Penyimpanan dalam keadaan beku tidak menjamin makanan bebas kuman.

6. Pasteurisasi
Cara pasteurisasi merupakan cara yang baik untuk mengawetkan makanan dalam jangka
pendek. Makanan yang mengalami pasteurisasi dan dimasukkan ke dalam kulkas akan
relatif lebih awet. Pasteurisasi susu dilakukan dengan pemanasan 63 º C selama 30
menit atau pada suhu 72 º C selama 15 detik akan membunuh organisme patogen.
7. Irradiasi :
Cara irradiasi dilakukan pada makanan dengan jumlah banyak dan diperkirakan
mengandung mikroorganisme. Pada dosis yang ditentukan irradiasi tidak dapat
mensterilkan daging sehingga daging masih perlu disimpan di dalam kulkas.

D. Penanggulangan Sampah (Waste Disposal Sanitation)

26
Yang dimaksud dengan waste (sampah) adalah zat – zat / benda – benda yang sudah tidak
terpakai lagi baik yang berasal dari rumah – rumah maupun dari sisa – sisa proses industri dan
telah dibuang.
Sampah ini dibagi atas :
1. Faeces dan Urine ( Human Excreta )
2. Air limbah ( Sewage )
3. Sampah ( Refuse )
4. Bahan buangan dari sisa – sisa proses industri ( Industrial Waste )

1. Faeces dan Urine ( Human Excreta )

Pembuangan kotoran ( faeces dan urine ) yang tidak memenuhi aturan memudahkan
terjadinya penyebaran water borne diseases. Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan
kesehatan menurut Ehler dan Steel adalah :
• Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
• Tidak boleh mengotori air permukaan.
• Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
• Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau tempat
berkembangbiaknya vector penyakit lainnya.
• Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain.
• Pembuatannya mudah dan murah

a) Perombakan Excreta ( Faeces )


Di alam excreta yang jatuh ke tanah dirombak dengan bantuan bakteri saprofit. Hasil
perombakannya sebagian berbentuk gas seperti CO2, NH3, CH4 dan sebagainya yang
menguap ke udara. Sisanya berbentuk zat organik sederhana dan airnya akan merembes ke
dalam tanah. Karena perombakan ini, sisa yang tertinggal menyusut dan pit tidak cepat
penuh.
Dalam perombakan ini dihasilkan juga asam – asam dan zat organic lain yang akan
menghambat pertumbuhan bakteri patogen, sehingga bakteri patogen tidak tahan lama
hidup di dalam pit lebih dari dua bulan. Telur cacing tambang tahan sampai lima bulan. Zat
organic dan mineral yang merupakan sebagai hasil akhir merupakan pupuk yang baik bagi
tumbuh – tumbuhan.

b) Kakus ( Latrine / Water Closet )


Bangunan kakus (latrine /water closet) yang memenuhi syarat kesehatan terdiri dari :
• Rumah kakus
• Lantai kakus
• Slab ( tempat berpijak )
• Closet ( tempat faeces masuk )
• Pit ( cubluk = sumur penampung faeces )

c) Macam – Macam Kakus

• Cubluk ( Pit Privy )


Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang di tanah, berdiameter 80 cm – 120
cm dengan kedalaman 2,5 m – 8 m. Dinding diperkuat dengan batu bata, lama

27
pemakaian antara 5 – 15 tahun. Bila telah mencapai 50 cm dari permukaan tanah
maka cubluk harus ditimbun dengan tanah dan dibuat lagi galian baru. Cubluk yang
lama setelah satu tahun dapat digali lagi dan tanah galiannya baik untuk pupuk.
Hal yang harus diperhatikan antara lain jangan diberi desinfektan karena akan
mengganggu proses pembusukan, sehingga cubluk akan cepat penuh, untuk
mencegah bertelurnya nyamuk tiap minggu diberi minyak tanah dan diberi kapur
barus agar tidak terlalu berbau.

• Cubluk Berair ( Aqua Privy )


Terdiri atas bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah, sebagai tempat
pembuangan excreta. Agar kakus berfungsi dengan baik, maka perlu pemasukan air
setiap hari, baik sedang dipergunakan ataupun tidak. Macam kakus ini hanya baik
untuk tempat yang banyak air.

• Leher Angsa / Angsa Trine ( Water Sealed Latrine )


Kakus ini klosetnya berbentuk leher angsa sehingga akan sehingga akan selalu terisi
air. Bila dipakai, faecesnya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk
kebagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya (pit). Keuntungan
kakus macam ini adalah baik untuk masyarakat kota karena memenuhi syarat
estetika, dapat ditempatkan di dalam rumah dan aman untuk anak – anak.

• Bored Hole Latrine


Bentuknya sama dengan cubluk, hanya ukurannya lebih kecil karena untuk
pemakaian yang tidak lama, misalnya untuk perkampungan sementara.

• Bucket Latrine ( Pail Closet )


Faeces ditampung dalam ember kemudian dibuang ke tempat lain.

• Trench Latrine
Dibuat lubang di tanah dengan kedalaman 20 cm – 50 cm untuk tempat faeces,
kemudian ditimbun kembali.

• Overhung Latrine ( Jamban Empang )


Kakus ini berbentuk rumah –rumahan yang dibuat diatas kolam, sungai atau rawa.
Kerugiannya kakus ini dapat mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang
terdapat di dalamnya dapat tersebar. Dibeberapa daerah bentuk ini umum
digunakan, dan kolamnya dipakai sebagai tempat memelihara ikan.

• Chemical Toilet ( Chemical Closet )


Faeces ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda, sehingga
dikancurkan sekalian didesinfeksi. Biasanya digunakan dalam kendaraan umum
seperti pesawat terbang dan kereta api.

2. Pembuangan Air Limbah ( Sewage Disposal )

Yang dimaksud dengan air limbah adalah excreta manusia, air kotor dari dapur, kamar
mandi, jamban ( WC ) dan air limbah dari pabrik serta air hujan.

28
Air Limbah dibedakan atas :
• Domestic Sewage, yaitu air limbah yang berasal dari perumahan.
• Industrial Sewage, yaitu air limbah yang berasal dari sisa – sisa proses industri.
Maksud Pengaturan / Pengawasan Pembuangan Air Limbah
• Mencegah pengotoran sumber air untuk keperluan rumah tangga.
• Menjaga bahan pangan seperti sayuran yang dicuci dengan air sungai.
• Melindungi sumber air untuk hewan ternak.
• Menghindari pencemaran air permukaan, mencegah bau busuk dan pemdangan yang tidak sedap.

Cara Pembuangan Air Limbah


a) Dengan Pengenceran ( Disposal by Dilution )
Yaitu dengan cara membuang air limbah ke sungai, danau atau laut, sehingga terjadi
pengenceran air limbah tersebut. Namun tempat pembuangan itu harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
• Sungai atau danau itu airnya tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
• Air yang tesedia harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit 30 – 40 kali.
• Airnya harus mengalir.

b) Cesspool
Yaitu dengan membuat sumur pada tanah berpasir ( porous ), sehingga air limbah yang
ditampung pada sumur tersebut dapat meresap ke dalam tanah.

c) Seepage Pit ( Sumur Resapan )


Merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami pengolahan
dalam sisrtim lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank.

d) Septik Tank
Septik tank ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
• Ruang pembusukan, yaitu tempat menampung air limbah selama 1-3 hari. Disini
limbah akan mengalami perombakan oleh bakteri pembusuk. Gas dan cairan yang
dihasilkan dari proses ini akan disalurkan melalui sebuah pipa ke dalam dosing
chamber, sedangkan lumpurnya akan masuk ke ruang lumpur.
• Ruang Lumpur, merupakan tempat penampungan Lumpur yang terjadi dari proses
pembusukan. Bila sudah penih, lumpurnya dapat disedot keluar.
• Dosing chamber, merupakan tempat penampungan gas dan cairan hasil
pembusukan.
• Bidang resapan, akan menyerap cairan yang keluar dari dosing chamberdan
menyaringnya dari bakteri – bakteri patogen. Dibuat pada tanah yang porous
sehingga cairan dapat meresap dengan cepat ke dalam tanah.

e) Sistem Riool
Merupakan cara pembuangan air limbah di kota – kota. Semua air limbah baik dari
perumahan maupun perusahaan dialirkan ke system riool.

29
3. Pembuangan Sampah ( Refuse Disposal )

Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibedakan atas sampag
organic dan sampah anorganik. Berdasarkan mudah / sukarnya terbakar, sampah dibagi atas
sampah yang mudah dibakar dan sampah yang sukar di bakar. Sedangkan berdasarkan mudah /
sukarnya membusuk, sampah dibedakan atas sampah yang mudah membusuk dan sampah yang
sukar membusuk.

a) Penggolongan Sampah Menurut Karakteristiknya

• Garbage
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari sisa potongan hewan atau sayur –
sayuran yang berasal dari proses pengolahan, persiapan, pembuatan dan
penyediaan makanan yang sebagian besar mudah membusuk, lembab dan
mengandung sejumlah air.

• Rubbish
Merupakan sampah yang mudah atau sukar terbakar, berasal dari rumah tangga,
pusat perdagangan dan kantor, yang tidak termasuk garbage. Sampah yang mudah
terbakar umumnya terdiri dari zat organic, kertas, sobekan kain, kayu, plastrik dll.
Sedangkan sampah sukar terbakar sebagian besar berupa zat anorganik seperti
logam, mineral, kaleng dan gelas.

• Ashes ( abu )
Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar.

• Street Sweeping ( sampah jalanan )


Berasal dari pembersihan jalanan dan trotoar.

• Dead Animal ( bangkai binatang )


Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.

• Household Refuse ( sampah pemukiman )


Yaitu sampah campuran yang berasal dari rubbish, garbage, ashes dari
pemukiman.

• Sampah industri

• Demolition Wastes
Yaitu sampah hasil penghancuran gedung / bangunan.

b) Pengolahan Sampah Padat

• Pengumpulan dan Pengangkutan

30
Pengumpulan sampah dimulai dari tempat sumber dimana sampah tersebut
dihasilkan. Dari sumber lokasinya, sampah tersebut diangkut dengan alat angkut
sampah. Sebelum sampai ke tempat pembuangan, kadang – kadang perlu adanya
suatu tempat penampungan sementara.

• Pengolahan
Teknik pengolahan digunakan dalam system pengolahan sampah sampah untuk
meningkatkan efisiensi operasional, antara lain reduksi volume secara mekanik
(pemadatan), reduksi volume secara kimiawi (pembakaran), reduksi ukuran secara
mekanik (cincang) dan pemisahan komponen secara manual dan mekanik.

c) Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
• Land Fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan ini hanya cocok untuk
sampah jenis rubbish. Sedangkan sampah jenis garbage dapat menimbulkan bau
yang tidak sedap serta tempat bersarangnya serangga / tikus.

• Sanitary Land Fill


Sampah dibuang pada tanah yang rendah kemudian ditutup lagi dengan tanah.

• Individual Incineration
Pembuangan sampah dengan cara dibakar. Namun ini dapat menimbulkan polusi
udara.

• Incineration Dengan Incinetaror Khusus


Yaitu pembakaran dengan alat pembakar sampah khusus (incinerator). Namun
cara ini memerlukan biaya yang mahal.

• Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish dihaluskan dengan alat khusus,
kemudian dibuang ke laut.

• Composting
Sampah – sampah dari logam, gelas dan lainnya dipisahkan. Kemudian sampah
dihaluskan untuk selanjutnya dibuat menjadi kompos.

• Hogfeeding
Sampah jenis garbage seperti sisa sayuran dapat dibuat menjadi makanan ternak.

• Recycling
Bagian – bagian sampah yang masih dapat dipakai di daur ulang, sehingga bisa
bermanfaat kembali.

d) Hubungan Sampah Padat Dan Kesehatan Lingkungan


Pengolahan sampah mempunyai pengaruh yang posistif dan negatif terhadap
lingkungan. Pengaruh negatif dari pengolahan sampah ini tampak dalam 3 aspek yaitu :

31
• Aspek kesehatan : • sampah dapat memberikan tempat tinggal
bagi vektor penyakit.
• Aspek : • estetika lingkungan, penurunan
lingkungan kualitas udara, pembuangan sampah
ke saluran air akan menyebabkan
pencemaran air.
• Aspek sosial : • pengolahan sampah yang kurang baik
masyarakat mencerminkan status keadaan sosial
masyarakat.

E. Kesehatan Perumahan
Perumahan harus menjamin kesehatan penghuninya, oleh karena itu diperlukan syarat
perumahan sebagai berikut :

1. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis


• Suhu ruangan harus dijaga berkisar antara 20o – 28o C, ini sangat tergantung pada
suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban dan suhu benda – benda
disekitarnya.
• Harus cukup mendapat penerangan baik siang hari maupun malam .
• Harus mempunyai ventilasi yang memadai untuk pertukaran hawa sehingga udara
dalam ruangan tetap segar.
• Dinding ruangan dibuat sedemikian rupa sehingga kedap suara, dari luar maupun
dari dalam.
• Ada halaman yang cukup untuk bermain anak – anak.

2. Memenuhi Kebutuhan Psikologis


• Keadaan dan pengaturan rumah harus memenuhi tata keindahan.
• Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi anggota keluarga.
• Sedapat mungkin anggota keluarga yang meningkat dewasa mempunyai kamar
sendiri.
• Harus ada ruangan untuk berkumpul bersama dan untuk menerima tamu.

3. Perlindungan Terhadap Penularan Penyakit


Untuk mencegah penularan penyakit diperlukan sarana air bersih, fasilitas pembuangan
air kotor, tersedianya tempat pembuangan kotoran dan sampah, fasilitas penyimpanan
makanan, menghindari adanya intervensi dari serangga dan hamaatau hewan lain yang
dapat menularkan penyakit. Agar dalam keadaan tidur tetap sehat, diperlukan luas
kamar tidur sekitar 5 meter persegi perkapita.

4. Perlindungan / Pencegahan Terhadap Bahaya Kecelakaan Dalam Rumah


Agar terhindar dari kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuat dan memenuhi
syarat bangunan, desain pencegahan terjadinya kebakaran dan tersedianya alat
pemadam kebakaran. Pencegahan kecelakaan jatuh dan kecelakaan mekanis lainnya.

32
F. Polusi Udara

Sumber polusi udara


• Asap – asap dari pabrik, kendaraan bermotor, rumah tangga dan sebagainya.
• Debu tanah
• Virus dan bakteri dari pernafasan penderita
• Tepung sari dan spora tumbuhan

Bentuk / sifat fisik dari benda – benda yang mengotori udaradapat berupa debu, gas, atau
uap. Polutan kimia berbahaya yang mengotori udara adalah SO2, H2S, HF, HCl, CO, CO2,
NO, NO2, NH3 , O3 dan zat – zat hidrokarbon.

Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kesehatan Masyarakat


• Akibat yang segera :
Polusi udara dapat menyebabkan sakit mendadak, bahkan menyebabkan kematian.
Misalnya kebocoran pada pabrik ammonia dapat menyebabkan warga disekitar pabrik
menderita sesak napas, bahkan dapat berakibat kematian.

• Akibat yang tidak segera


Udara kotor yang terhirup dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga
tubuh mudah diserang penyakit seperti TBC, bronchitis bahkan kanker paru – paru.

• Pengaruh lain
Disamping berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia, juga berakibat buruk pada
binatang dan tumbuh – tumbuhan. Senyawa fluorida yang menempel pada rumput, bila
termakan ternak akan mengakibatkan ternak menjadi kurus, produksi susunya
berkurang dan sebagainya. Tumbuhan seperti bunga – bungaan dan tomat mudah rusak
karena udara kotor. Asam – asam seperti HSO4, HCl, HNO3 yang turun bersama air
hujan akan merusak alat rumah tangga dari logam, membuat jembatan besi mudah
berkarat sehingga cepat rusak.

Usaha – Usaha Pencegahan Polusi Udara


Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka dilakukan usaha –
usaha sebagai berikut :

• Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap pabriknya
sebelum dibuang keudara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan adalah :

Untuk udara yang mengandung gas atau uap :


- Dengan cara mencuci, maksudnya udara dialirkan kedalam air atau cairan yang
mudah bereaksi dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor tesebut
sehingga terikat.

33
- Dengan jalan membakar, maksudnya udara yang kotor dilewatkan pada alat
pembakar agar terbakar sempurna.

Untuk udara yang mengandung debu atau alkohol :


- Udara kotor yang akan dibuang dilairkan dalam suatu kamar khusus yang disebut
kamar pengendap agar debu – debunya mengendap.
- Udara kotor dilewatkan pada alat khusus perangkap kelembanan sehingga partikel
yang ada didalamnya tidak ikut bersama aliran udara.
- Udara kotor dilewatkan pada ruangan khsusus secara melingkar – lingkar (cyclone)
sehingga partikel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding.
- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling – baling yang
menyebabkan partikel partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas dan
terkumpul disekitar baling – baling.
- Partikel – partikel yang terdapat dalam udara kotor disaring dengan suatu filter
khusus.
- Partikel dalam udara kotor diendapkan secara elektrik karena adanya perbedaan
tegangan listrik diantara dua kutub listrik.

• Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikit mencemari udara, seperti
bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor yang sisa
pembakarannya lebih banyak, sebaiknya menggunakan jalan – jalan dipinggir kota

• Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh – tumbuhan dapat menghasilkan oksigen pada siang
hari disamping menyerap karbondioksida dari udara. Oleh alam, hujan yang turun menyebabkan
kotoran diudara berkurang dan angin akan menyebabkan kotoran diudara tersebar luas sehingga
tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu.

34
35

Anda mungkin juga menyukai