PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian seorang wanita saat hamil atau sampai 42 hari pasca persalinan,
terlepas dari lama dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang
namun bukan oleh karena penyebab kecelakaan atau insidental. Antara tahun
2000 dan 2017, rasio kematian ibu dalam Maternal Mortality Rate (MMR)
turun sekitar 38% per 100.000 kelahiran hidup diseluruh dunia (WHO 2018).
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
pada tahun 2015, AKI terjadi sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup. AKI
pada tahun 2015 mengalami penurunan dimana pada tahun 2012 Angka
Kematian Ibu terjadi sekitar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2018).
Di Sumatera Barat jumlah AKI pada tahun 2019 meliputi kematian ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas. Pada tahun 2017, kasus kematian ibu
Adapun rincian kematian ibu ini terdiri dari kematian ibu hamil 30 orang,
kematian ibu bersalin 25 orang dan kematian ibu nifas 52 orang. Sementara
jika di lihat berdasarkan umur, kurang dari 20 tahun 1 orang , 20 s/d 34 tahun
kesehatan ibu dan anak, belum optimalnya pelayanan kesehatan terhadap ibu,
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan.
Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan ibu yang disajikan terdiri dari
: (1) pelayanan kesehatan ibu hamil, (2) pelayanan imunisasi Tetanus bagi
wanita usia subur dan ibu hamil, (3) pelayanan kesehatan ibu bersalin, (4)
pelayanan kesehatan ibu nifas, (5) Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil
Selain itu dalam Rapat kerja nasional (Rakernas) tahun 2019, Dirjen
ketersediaan darah. 7). Surveilans kasus kematian maternal, Lahir mati dan
Neonatal (Rakernas,2019).
harus lebih ketat. Namun bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat
kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini
ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu
paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester,
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta dilakukan
itu Pelayanan Kesehatan Ibu nifas (KF) dan Kunjungan Neonatus (KN) juga
sebesar 78%. Secara nasional angka cakupan pelayanan antenatal tahun 2018
2018 sebesar 86,28% dimana angka ini sudah memenuhi target nasional yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 82%. Sedangkan untuk cakupan KF3 tahun
2018 sebesar 85,92% dan untuk cakupan KN1 pada tahun 2018 sebesar
2019).
Sumatera Selatan tahun 2018 juga telah memenuhi target nasional sebesar
89,72%. Cakupan KF3 di Sumatera Selatan tahun 2018 sebesar 91,92%. Dan
untuk cakupan KN1 di Sumatera Selatan tahun 2018 sebesar 99,59% (Profil
Kesehatan Indonesia,2019).
dari target 92%. Jumlah persalinan pada tenaga kesehatan sebanyak 73,5%
dari 11.064 ibu bersalin angka ini belum mencapai target yaitu 92%,
kunjungan ibu nifas sebanyak 8,272 (97,57%). Angka kematian ibu (AKI) di
kematian atau 187 per 100.000 kelahiran hidup, AKB pada tahun 2018 adalah
terjadi kesenjangan antara K1 dan K4. Kesehatan pada ibu yang tidak optimal
B. Rumusan Masalah
komprehensif pada Ny “T” di BPS Bidan Neng Fitrawati, Amd. Keb Simpang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Asuhan Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Care.
Care.
Care.
Care.
Continuity of Care.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Continuity of Care pada ibu hamil, bersalin, neonatus, nifas, bayi baru lahir
dan KB.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Kebidanan.
c. Bagi Lahan Praktek ( Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
berencana.
Kabupaten Pasaman Barat tahun 2021” yang bertujuan untuk memberi asuhan
persalinan berjalan dengan normal, selama masa nifas berjalan dengan normal
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Bila dihitung dari saat
ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
masa konsepsi sampai lahirnya janin. Lama masa kehamilan yang aterm
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang dihitung mulai dari
hari pertama haid terakhir ibu. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yang
dkk, 2019).
2. Etiologi
a. Pembuahan (Konsepsi=Fertilisasi)
ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila
saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus
dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian dinding vagina terus
naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum
di hari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari di
dapat dikenali melalui bentuk cairan vagina yang keluar. Jika terlihat
subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna
siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada wanita
b. Implantasi (Nidasi)
sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua,
(Walyani, 2019).
yang merasa mual sepanjang hari. Mual umum terjadi pada tiga
bulan pertama kehamilan. Mual dan muntah ini dialami 50% ibu
yang baru hamil, 2 minggu setelah tidak haid. Pemicunya adalah
4) Syncoped (pingsan)
5) Kelelahan
6) Payudara Tegang
7) Sering Miksi
2015).
9) Sering Meludah
10) Varises
1) Pembesaran perut
Setelah minggu ke-16 tampak terjadi pembesaran abdomen
dan perut. Hal ini karena uterus telah keluar dari rongga pelvis
2) Tanda Hegar
3) Tanda Goodell
4) Tanda Chadwick
5) Tanda Piscaseck
7) Teraba Ballotement
(Walyani, 2015).
ibu.
4) Kerangka Janin
USG.
1) Oksigen
2) Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per
(Walyani,2018).
selama kehamilan :
a). Protein
sebanyak 68% atau 12% per hari atau 75 – 100 gram. Bahan
(Sulistyawati,2016).
c). Kalsium
karbohidrat(Saifuddin,2016).
d). Kalori
e). Vitamin
protombin (Walyani,2018).
g). Air
selain air puih bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan
3. Personal Hygiene
a). Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian
4. Hubungan Seksual
Perdarahan pervaginam
pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati – hati. Pada akhir
5. Eliminasi
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.
persalinan dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan.
aneh dan jelek, merasa kesepian dan terisolasi di rumah, menjadi lebih
Disamping itu ibu merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil,
keluarganya (Walyani,2018).
C. Asuhan Antenatal
(Saifuddin.2018).
berencana.
minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-
24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia
terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor risiko,
RI, 2019).
minggu)
minggu)
yaitu:
9) Tatalaksana kasus
4. Imunisasi TT
diberikan pada ibu hamil dengan umur kehamilan antara tiga bulan
hamil, disesuai dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil
1. Pengertian Persalinan
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahiratau
(Annisa ui Mutmainnah,S.SiT.,M.Kes,2017)
2.Tanda-tanda Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba dan menimbulkan rasa
rahim, dimulai pada 2 fase maker yang letaknya didekat cornu uteri
besar.
robeknya ketuban.
3. Fisiologi Persalinan
Seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi
kontraksi
b) Perubahan metabolisme
Selama persalinan baik metabolism karbohidrat aerobic maupun
c) Perubahan suhu
d) Denyut jantung
Walyani,Amd.Keb.)
e) Pernafasan
f) Kontraksi uterus
g) Penarikan serviks
Pada akhir persalinan kehamilan otot yang mengelilingi ostium uteri
Purwoastuti,S.Pd,PP:2016)
4. Etiologi Persalinan
uterus sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut juga sebagai factor
walyani:2016)
caesar maupun waterbirth.
b. Tempat melahirkan
mengingat bahwa setelah semua ini ibu akan mendapatkan buah hati
melahirkan.
e. Persiapan kebutuhan
c) Sarung bersih
e) Pembalut
f) Handuk
g) Sabun
h) Kaos kaki
i) Baju ganti
1) Popok
2) Handuk bersih
stenlistertutup)
4. Kateter Nelaton
5. Gunting Episiotomi
2. 20 ml larutan Lidokain 1 %
3. Pemegang jarum
4. Pinset
5. Jarum jahit
sarung tangan)
2. Set infus
5. 3 Ampul oksitosin 10 U
3 buah)
1. Partograf
dikabupaten
3. Pena
4. Thermometer
5. Pita pengukur
6. Fetoskop
8. Stetoskop
9. Tensimeter
1. Passage(jalan lahir)
b. Ukuran panggul
Piameter
Jangka panggul
Pelvimetri renggonelogis
Kunjugata oblingua: 13 cm
ke promontorium
3. Pasengger
a) Janin
Endang purwoastuti,S.Pd.PP:2016)
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Ada tiga ukuran diameter kepala
presentasi kepala.
(1) Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu masuknya kepala dalam
(3) Fleksi
menjadi hal yang sangta penting karena dengan fleksi diameter kepala
janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar
rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi ketika kepala telah sampai di
dasar panggul atau segera setelah itu. Perputaran kepala yang dini
kontraksi efisien.
Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana
(6) Restitusi
Putaran ini terjadi bersamaan dengan putaran internal dari bahu. Pada
perputaran dalam arah yang sama dengan kepala ,janin agar terletak
dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan
terlihat pada lubang vulva-vaginal, dimana ia akan bergeser di bawah
simfisis pubis.
dan vaginanya.
Perineum menonjol.
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
bersih.
permeriksaan dalam.
lengkap,lakukan amniotomi.
x/menit).
partograf.
Meneran
11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
dengan keinginannya.
meneran.
pendokumentasikan temuan-temuan.
Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
meneran.
dengan segera.
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
bayi
15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
tadi. letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
kelahiran bayi:
secara spontan
7. Lahir bahu
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki dengan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
resusitasi.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
bayi.Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
menghendakinya.
9. Oksitoksin
oksitoksin 10 unit I.M di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu
35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
perlu
berikutnya.
tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
yang sesuai.
baik
44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
klorin 0,5%.
normal
setelah dekontaminasi.
16. Dokumentasi
C. Nifas
1. Pengertian nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
S.Pd,APP.:2017).
dan berjalan.
beberapa minggu,bulan,tahun.
1.Sistem Kardiovaskuler
a) Volume darah
b) Cardiac output
a) Hari pertama masa nifas kadar febrinigen dan plasma sedikit menurun,
3.Sistem Reproduksi
a) Uterus
2016)
aBayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr.
Akhir kala III persalinan tinggi findus uteri teraba 2 jari bawah
Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
b) Lochea
Lochea adalah cairan yang berasal dari cairan cavum uteri dan vagina
macam-macam lochea :
Lochea adalah rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa –sisa
berbau busuk.
c) Serviks
2016)
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesuda proses tersebut, kedua organ ini tetatp berada dalam
e) Perineum
f) Payudara
laktasi.
Sistem perkemihan
Buang air kecil ssering sulit selama 24 jam pertama. Urine dalam
4. Sistem Gastrointestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua
hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
5. Sistem Endokrin
6. SistemIntegumen
a) Fase taking in
c) Fase letting go
1. Pengkajian
keseluruhannya.
a) Data subjektif
(pola makan dan minum, pola eliminasi, pola aktifitas dan istirahat,
1. Interpretasi data
komplikasi
d) Identifikasi kebutuhan
Interpretasi data
a) Diagnose kebidanan
b) Masalah
c) Kebutuhan
atau rutin.
5. Implementasi
6. Evaluasi
D. Neonatus Normal
a. Pengertian Neonatus
Neonatus atau Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. (Jamil,
2017).
b. Periode Neonatal
Periode neonatal meliputi jangka waktu seja bayi baru lahir sampai
1. Periode neonatal dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah
lahir
2. Periode lanjutta merupakan perioda neonatal yang meliputi jangka
Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan antara 37- 42
minggu, BB 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52 cm, lingkar
dada 30- 38 cm, lingkar kepala 33- 35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm,
kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo
tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR > 7, gerakan aktif, bayi langsung
taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik, refleks
sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik, refleks morro
pada laki- laki testis sudah turun ke skrotum dan penis berlubang, pada
perempuan Vagina dan uretra yang berlubang, serta labia mayora sudah
menutupi labia minora, eliminasi baik, mekonium dalam 24 jam pertama,
E. KELUARGA BERENCANA
1. Defenisi
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bagi ayah serta
MAL adalah alat kontrasepsi yang mengandalkan air susu ibu (ASI).
sebagai berikut:
1. Menyusui lebih efektif bila pemberian ASI sebanyak 6 kali atau lebih
2. Belum menstruasi
Dengan insensitas dan frekuensi yang cukup, kadar prolaktin akan tetap
ahkan pada saat aktifitas ovarium mulai pulih kembali, kadar prolaktin
fertilisasi menurun. Maka dari itu inti dari cara kerja MAL adalah
5. Keuntungan
7. Indikasi
melanjutkan ASI.
8. Kontra indikasi
1. Kondom
melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan penyakit
menular seksual.
Jenis kondom
Keuntungan
Efeksamping
Kontra indikasi
oleh kondom tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis
masih ereksi. Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi,
kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi
1. Kontrasepsi Suntik
a. Pengertian
a. Keuntungan :
(Saifuddin , 2010)
b. Efek samping :
Gangguan haid:
a. Waktu Pemberian
atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi. Dalam
5. Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat
Daerah otot lengan atas
7. Absolut
a. Hamil
8. Relatif
sekali:
Usia reproduksi
tinggi.
Anemia
Haid teratur
atau migrain.
Keganasan payudara
hari.
hamil.
2. Efektivitas
teratur.
3. Keuntungan
Sangat efektif
darah
sampai perimenopause.
ektopik.
4. Kekurangan
kesehatan.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya.
tersering.
pemakaian.
deponya.
Usia reproduksi.
efektivitas tinggi.
Perokok.
esterogen.
Progestin.
Diabetes melitus
7. Manfaat Kesehatan
nyeri perut.
8. Cara pemberian
haid.
(Sulistyawati,2012).
2. Kontrasepsi Pil
sebagai berikut:
pembuahan
A. Cara Minum OC
Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda
mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya
ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21
hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum
pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil
ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu
lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil
pil 1 hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari
perdarahan haid.
2. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Pil).
berturut-turut.
3. Kontrasepsi AKDR
fertilitasi.
(Sulistyawati,2012)
hamil.
380A).
haid terakhir).
4. Pemasangan AKDR
kandung kencingnya.
b) Periksa genetalia eksterna, untuk mengetahui adanya ulkus,
4. Kontrasepsi Implant
pada bagian dalam legan atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal
Tidakmemerlukanpemeriksaandalam.
Bebasdari pengaruhestrogen.
Tidakmengganggukegiatansanggama.
pencabutan.
Tidakmencegahinfeksimenularseksual
epilepsi
(1) Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak
(3) Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan
berikutnya.
Persoalan dapat timbul bila implant di pasang terlalu dalam atau timbul
a. Cara pop-out
Merupakan teknik pilihan bila memungkinkan karena tidak
b. Cara standard
sama.
c. Cara “u”
kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak
dengan ovum.(Sulistyawati,2012)
yang serius.
g. Non Kontrasepsi
kontrasepsi
A. Konseling KB
T : Tanya
kesehatan reproduksi
U : Uraikan
TU : Bantu
kebutuhannya
J : Jelaskan
U : Kunjungan Ulang
- Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan