Teknik Streak
▪︎Timbang sebanyak 1 g singkong yang
sudah di fermentasi dengan menggunakan
spatula dan gelas arloji yang sudah steril
▪︎Ambil singkong fermentasi yang sudah
ditimbang
▪︎Secara aseptik, Larutkan dengan NaCl
sebanyak 9 ml
▪︎Kemudian dimasukkan ke dalam tabung
steril
▪︎Homogenkan menggunakan Vortex
▪︎Sterilisasi mulut tabung dan ose
▪︎ambil satu ose singkong yang sudah
diencerkan
▪︎Goreskan pada permukaan medium agar
dimulai dari satu ujung
(Perhatikan teknik / tipe penggoresan).
Hati-hati saat menggores, jangan
sampai medium rusak! Ose yang
disentuhkan pada permukaan medium
sebaiknya tidak ditekan terlalu dalam.
▪︎Inkubasi 48 Jam pada suhu ruang
▪︎Amati pola pertumbuhan
TEKNIK INOKULASI FUNGI
Perlakuan Dokumentasi
Teknik Spreed plate
▪︎Timbang roti yang berjamur sebanyak 1
gr menggunakan penjepit beaker
▪︎buatlah suspensi roti dalam air
fisiologis / aquadest.
▪︎Homogenkan
▪︎Siapkan air fisiologi 0.85 %steril dalam
tabung reaksi dengan volume 9 ml
▪︎Masukkan suspensi ke Pengenceran 1
sebanyak 1 ml menggunakan mikropipet
kemudian dilakukan Vortex, ambil 1 ml
untuk dipindahkan kepengenceran 2 dan
proses nya sama sampai Pengenceran
terakhir
▪︎Siapkan media PDA/SDA cawan steril,
yang telah diinkubasi di oven incubator
suhu 37oC selama 30 menit untuk
mengurangi kandungan air pada
permukaan medianya.
▪︎Masukkan 1 mL suspense kapang ke
permukaan media.
▪︎Ratakan suspensi menggunakan pipa L
yang telah disterilisasi, dengan
gerakan memutar 360o
▪︎Inkubasi 3-5 hari pada suhu
ruang untuk kapang
▪︎Amati pola pertumbuhan kapang
tersebut
Perlakuan Dokumentasi
Pengambilan sampel
▪︎Bersihkan daerah yang akan dikorek
dengan alkohol
▪︎Skapel disterilkan menggunakan alkohol
dengan cara di usap
▪︎kerok bagian yang akan diambil dengan
sampel tumpul
▪︎Masukkan ke wadah/pot
Teknik Tanam
1. Siapkan kapang pada media PDA/SDA
cawan
2. Siapkan media PDA/SDA steril
4. Potong kultur kapang pada PDA/SDA
cawan dengan ukuran yang sama
menggunakan scalpel steril. Pindahkan
potongan kultur kapang ke tengah
media steril dengan cara ditempelkan
5. Inkubasi 3-5 hari pada suhu ruang.
6. Amati pola pertumbuhan kapang
tersebut.
Pembahasan
Pada praktikum ini mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme
pada medium steril. Sehingga setelah melakukan serangkaian acara praktikum ini dapat didefinisikan
bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri/jamur dari medium lama ke medium
baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut sekali bekerja secara aseptik yaitu bebas
dari pengaruh kontaminan mikroorganisme pengganggu yang lain. Teknik aseptik dilakukan dengan
penyediaan alat- alat kerja yang steril dan bekerja di dekat api bunsen agar terhindar dari
kontaminan udara. Pada waktu inokulasi, jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus
dipijarkan di atas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini
menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan.
Setelah diinokulasi, biakan jamur disimpan atau diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan. Kumpulan dari sel-sel anakan akan tampak dengan mata telanjang sebagai suatu
kekeruhan dalam media cair atau populasi yang terpisah yang disebut koloni pada media padat.
Jamur merupakan mikrobia dengan sifat tumbuh mesofil sehingga suhu optimal perkecambahan
spora jamur yaitu 20-30 °C. Hal ini sesuai dengan penelitian yang diinkubasi pada suhu 30 °C. Media
yang digunakan PDA/SDA. PDA merupakan media yang dibuat dari umbi ekstrak umbi kentang
karena mengandung nutrisi yang komplek seperti nitrogen, enzim, vitamin dan mineral. Principle
And Interpretator Potato Dextrose Agar direkomendasikan oleh APHA dan F.D.A. untuk jumlah
piring ragi dan jamur dalam pemeriksaan makanan dan produk susu. Potato Dextrose Agar juga
digunakan untuk merangsang sporulasi, untuk memelihara kultur stok dari dermatofita tertentu dan
untuk diferensiasi varietas khas dermatofita sebagai dasar produksi pigmen. Ini juga
direkomendasikan untuk pertumbuhan jamur. Infus kentang dan dekstrosa meningkatkan
pertumbuhan jamur yang subur. Menyesuaikan pH medium dengan asam tartarat menjadi 3,5,
menghambat pertumbuhan bakteri. Pemanasan media setelah pengasaman harus dihindari karena
dapat menghidrolisis agar-agar yang dapat membuat agar tidak dapat mengeras. Sedangkan untuk
SDA Prinsip Dan Interpretasi Sabouraud Dextrose Agar adalah modifikasi Carlier dari formulusi yang
dijelaskan oleh adalah modifikasi dari Sabouraud Dextrose Agar yang dijelaskan oleh Sabouraud
untuk budidaya jamur (ragi, kapang). sangat berguna untuk jamur yang berhubungan dengan infeksi
kulit. Media ini juga digunakan untuk menentukan kontaminasi mikroba pada makanan, kosmetik,
dan spesimen klinis. Pepton mikologi menyediakan senyawa nitrogen. Dekstrosa menyediakan
sumber epergi. Konsentrasi dekstrosa tinggi dan pH rendah mendukung pertumbuhan jamur dan
menghuni bakteri pencemar dari sampel uji.
1. Teknik streak
Tidak bisa digunakan untuk menghitung karena ose tidak standar/tidak tau dan tidak
diencerkan
2. Teknik Spread
Digunakan untuk isolasi, pengamatan morfologi, dan menghitung
3. Teknik pour plate
Digunakan untuk isolasi, pengamatan morfologi, dan menghitung Inokulasi mikrobia selain
dilakukan dengan spread plate, bisa juga dilakukan dengan pour plate. Pour plate
merupakan cara inokulasi dengan mencampurkan mikrobia dengan media yang masih
hangat (45 °C) kemudian didinginkan.
4. Teknik totol
Digunakan untuk pengamatan morfologi, sub kultur, dan isolasi
5. Teknik Tanam
Digunakan untuk pengamatan morfologi dan sub kultur
Kesimpulan
Pada topik teknik inokulasi fungi dapat disimpulkan bahwa Jamur merupakan mikrobia dengan sifat
tumbuh mesofil sehingga suhu optimal perkecambahan spora jamur yaitu 20-30 °C. ATLM harus
memahami 5 jenis Teknik ini yaitu streak, spread, pour plate, totol dan tanam. Teknik ini dilakukan
dilakukan secara aseptik teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan mikrorganisme dari
medium lama ke medium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut sekali bekerja
secara aseptik yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme pengganggu yang lain.
Daftar Pustaka
Muharni, M., & Fitrya, F. (2014). ISOLASI JAMUR ENDOFITIK PADA TUMBUHAN KUNYIT PUTIH
(Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) DAN ANALISIS KANDUNGAN KIMIA EKSTRAKNYA.
Yastanto, A. J. Karakteristik Pertumbuhan Jamur pada Media PDA dengan Metode Pour
Plate. Indonesian Journal of Laboratory, 2(1), 7.