Anda di halaman 1dari 22

MOTIVASI DAN KREATIFITAS SERTA IMPLIKASINYA DALAM

PEMBELAJARAN

Oleh:

Kelompok 11

Andreian Galih (1720206018)

M. Desvan Roby (1720206024)

DosenPembimbing:

Konto Iskandar Dinata, M.Psi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
dicurahkan kepada baginda besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, para sahabat, dan umat-Nya termasuk kita semua yang dimuliakan Allah
SWT.

Adapun tujuan menyusun makalah ini yaitu selain sebagai salah satu
syarat memenuhi Mata kuliah Psikologi Pendidikan, juga untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang motivasi dan kreatifitas serta
implikasinya dalam pembelajaran.

Kami mengucapkan terimakasih atas bimbingannya, khususnya pada


dosen mata kuliah ini yaitu Bapak Konto Iskandar Dinata, M.Psi sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini terdapat kekhilapan, untuk itu dimohon kritik dan sarannya agar
adanya penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

Palembang, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Konsep Motivasi......................................................................................................3
B. Konsep Kreatifitas....................................................................................................5
C. Ciri-ciri Motivasi dan Kreatifitas..............................................................................8
D. Motivasi dalam Pembelajaran.................................................................................13
E. Kreatifitas dalam Pembelajaran...............................................................................15
BAB III............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam ranah pendidikan


yaitu mitovasi dan kreatifitas. Siswalah yang mendapatkan motivasi
disekolah-sekolah, serta siswa juga yang memperlihatkan kreatifitas dari
dalam dirinya. Semua sesuai pula dengan yang mengajar atau mengarahkan
dan memberikan pengajaran di lingkup sekolah. Yang paling mempengaruhi
dalam proses belajar-mengajar yaitu guru. Guru perlu menyadari bahwa
mengajar merupakan suatu pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Karena
mengajar perlu adanya kreatifitas dari seorang guru agar proses belajar
mengajar terkesan tidak membosankan supaya dapat membangun motivasi-
motivasi dari dalam jiwa seorang siswa.

Motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan motif atau


hal menjadi motif, tegasnya ,otivasi adalah motif atau hal yang menjadi aktif
pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa
sangat mendesak. Terutama mencapai tujuan pembelajaran diperlukannya
motivasi sangat tinggi. Oleh karena itu guru haru smendampingi para
siswanya menuju kesuksesan belajar atau kedewasaan. Dalam banyak kasus
mungkin guru memotivasi dan dimotivasi supaya tercapainya proses
pembelajaran. Serta kreatifita smengajar bertujuan dapat mengasah otak siswa
menjadi lebih kreatif dan inovatif. Jika potnsi siswa dan guru ini dapat tergali,
memperoleh wahana ekspresi yang teat, dan penghargaan dari guru, mugkin
saja dapat menjdai individu yang mencapai prestadi yang tidak terduga.

Ciri-ciri orang kreatif mereka terus-menerus belajar. Mereka melihat


setiap hari yang mereka miliki sebagai kesempatan untuk terus belajar
sesuatu yang baru. Entah itu belajar tentang tsaqafah yang baru, teknik
artistik baru, fakta-fakta baru, dan lain-lain.Orang yang berpikir kreatif selalu

1
ingin belajar.Ini merupakan kebiasaan yang paling menonjol dari orang-orang
kreatif. Kreatif dan motivasi yaitu perlu adanya terus belajar agar tercapai suatu
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran?
2. Apa saja ciri-ciri motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran?
3. Bagaimana motivasi dalam pembelajaran?
4. Bagaimana kreatifitas dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui motivasi dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui kreatifitas dalam pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Motivasi
1. Pengertian motivasi

Motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan motif


atau hal menjadi motif, tegasnya ,motivasi adalah motif atau hal yang
menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Dalam kegiatan pembelajaran
faktor pendukung keberhasilan siswa bukan hanya faktor intelektual,
melainkan ada hal yang lebih berperan yaitu motivasi. Motivasi dalam
belajar sangat dibutuhkan supaya dapat menciptakan kegiatan belajar
yang nyaman dan dapat menciptakan keberhasilan dalam belajar. Motivasi
belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
beljaar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987:92 ). Oleh
karena itu motivasi yang terbangun dalam diri siswa dan guru harus
dapat diwujudkan supaya dapat menciptakan tujuan belajar yang
diharapkan.

2. Teori Motivasi Maslow

Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko


(1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis

3
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling
dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka


muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan
dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya
dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

c. Kebutuhan Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara


minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan
untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan
orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan
adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
bersama dan sebagainya.

d. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati,


dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan
keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

e. Kebutuhan Aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling


tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan
potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki
seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada
kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang

4
mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh
kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang
menantang kemampuan dan keahliannya.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa


memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum
mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti
perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal
yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang
telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan
bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi
tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya
lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu
akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian
kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya
intensitasnya yang lebih kecil.

B. Konsep Kreatifitas
1. Pengertian Kreatifitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-


gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan
Utami Munandar (2002:33) mengatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan umum untuk mencipta sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan
dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

5
Definisi diatas lebih menekankan pada keorisinilan,
kebaharuan, dan kebermaknaan, seperti defenisi kreativitas yang
dikemukakan oleh Barron (Utami Munandar, 2002: 28) yang
menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan
atau menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele
(dalam Utami Munandar, 2002: 28), bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai
makna sosial. Definisi Haefele ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan
produk yang dibuat harus baru, tetapi lebih kepada kombinasi dari produk
tersebut.

Definisi Haefele menekankan pula bahwa suatu produk kreatif


tidak hanya harus baru tetapi juga diakui maknanya. Produk kreatif
yang dihasilkan oleh individu yang dibuktikan dalam karya-karya
kreatifnya menjadi ukuran, apakah ia atau mereka layak disebut sebagai
orang kreatif, istimewa atau tidak. Orang yang tingkat kreatifitasnya
tinggi umumnya tingkat produktifitasnya pun tinggi, dengan kata lain
orang kreatif juga produktif. Kata kreatif dan produktif berjalan seiring,
oleh karena itu berbicara kreatif berarti juga bicara tentang produktif.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu
yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang
efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, dan berdaya guna dalam
berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Jadi kreativitas
merupakan bagian dari usaha seseorang. Kreativitas akan menjadi seni
ketika seseorang melakulan kegiatan.

2. Teori Kreativitas

1) Teori Pendorong Kreativitas

Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :

6
a) Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas

Dorongan untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri,


berkembang dan menjadi matang, mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi
primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru
dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.
Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal, tapi
membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.

b) Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus


dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi
yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya.

2) Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak


dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan dalam buku “The Art
of Thought” yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap,
yaitu:

a) Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah


dengan mengumpulkan data atau informasi, mempelajari pola
berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain, mencari
jawaban, dll.

b) Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan,


individu melepaskan diri untuk sementara dalam masalah
tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi
“mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.

7
c) Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya inspirasi
atau gagasan baru.

d) Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau


kreasi baru tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran
kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus
diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

C. Ciri-ciri Motivasi dan Kreatifitas


1. Ciri-ciri Motivasi

Orang yang bermotivasi tinggi punya ciri-ciri tersendiri diantaranya yaitu:

a. Motivasi

Mereka yakin apa yang dilakukan akan berhasil. Rasa optimis ini
penting untuk dimiliki karena akan meningkatkan semangat untuk
memberikan yang terbaik. Keyakinan ini membuat mereka beraktifitas
dengan sepenuh hati.

b. Berani menerima tantangan

Orang yang termotivasi berani untuk menerima tantangan.


Melakukan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Mencoba
sesuatu yang baru.Tentu saja tantangan yang diterima ini bersifat
positif. Bukan menerima tantangan untuk tawuran atau pesta minuman
keras.

c. Mandiri dan bertanggung jawab

Bisa bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan
adalah ciri lain dari orang yang termotivasi. Mereka bisa bekerja
tanpa harus diperintah dan diawasi oleh orang lain. Resiko yang
mungkin terjadi dari apa yang dikerjakan sudah siap mereka terima.

d. Punya gairah hidup

8
Senyum dan semangat itulah yang mudah terlihat dari orang yang
bermtivasi tinggi. Gairah hidupnya menyala-nyala seperti api yang
membakar kayu. Perjalanan hidup ini mereka jalani dengan langkah
pasti.Semangat terus. Mereka punya seribu alasan untuk mengerjakan
sesuatu sementara orang yang tidak punya motivasi akan mencari
seribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu.

e. Memiliki cita-cita

Keinginan yang tertanam dalam pikiran dan ingin diwujudkan itulah


cita-cita. Mereka selalu punya cita-cita yang dijadikan target dalam
melangkah. Setelah satu cita-cita tercapai, cita-cita lain sudah
menunggu untuk dikejar. Target mereka jelas sehingga tahu kemana
langkah kaki akan menuju.

f. Di kejar Waktu

Mereka seakan-akan selalu sibuk dengan aktifitas. Banyak hal


yang harus mereka kerjakan jadi mereka seperti dikejar waktu.
Tak ada waktu untuk melakukan aktifitas sia-sia apallagi perbuatan
tak berguna.

g. Kreatif

Jika ada halangan atau hambatan yang menghadang, orang yang


punya motivasi tinggi akan mencari alternatif lain untuk dilalui.
Mereka tidak berhenti melangkah ketika ada tembok tinggi
menjulang yang menghadang. Mereka akan mencari cara untuk bisa
melewati tembok tersebut. Kreatifitas akan muncul dan menjadi ciri
khas mereka dalam bekerja.

h. Menikmati Hidup

Enjoy aja, mereka menikmati hidup ini dengan cara selalu


mensyukuri apa yang diterima. Meskipun itu belum sesuai dengan

9
harapan. Mereka lapang dada menerima kenyataan yang ada.Tidak
perlu mengeluh apalagi bersumpah serapah ketika harapan belum jadi
kenyataan. Terima saja itu sebagai bagian dari proses perjalanan hidup.

i. Berfikir positif

Selalu berpandangan positif dalam memandang persoalan. Mereka


mengutamakan prasangka baik.Dengan begitu hati mereka tidak
terkotori oleh prasangka yang bisa menghambat mencapai cita.

j. Mencari hikmah

Apapun yang terjadi diambil hikmahnya saja. Kegagalan adalah


bagian dari proses belajar. Mereka belajar untuk memperbaiki diri
dari kegagalan yang terjadi. Selalu ada hikmah dibalik semua
peristiwa. Ambilah hikmah itu dan jadilah orang yang lebih baik.

2. Ciri-ciri Kreativitas

Menurut Munandar Utami (2002: 5-10), untuk disebut sebagai


seorang yang kreatif, maka perlu diketahui tentang ciri-ciri atau
karakteristik orang yang kreatif. Menurut Munandar Utami (2002: 5-
10), ciri-ciri kreativitas dibagi menjadi dua yaitu ciri-ciri kognitif
(aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude).

Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ciri-ciri kognitif

1) Keterampilan berpikir lancar yaitu :

a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah


atau pertanyaan,

10
b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal,

c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

2) Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu :

a) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi,

b) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-


beda,

c) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda,


mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

3) Keterampilan berpikir rasional yaitu :

a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,

b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri,

c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari


bagian-bagian atau unsur-unsur.

4) Keterampilan memperinci atau mengkolaborasi yaitu :

a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau


produk,

b) Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek,


gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

5) Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu:

a) Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah


suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan
bijaksana,

b) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka,

11
c) Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.

b. Ciri-ciri afektif

1) Rasa ingin tahu yaitu :

a) Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak,

b) Mengajukan banyak pertanyaan,

c) Selalu memperhatikan orang, objek dan situasi,

d) Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.

2) Bersifat imajinatif yaitu :

a) Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang


belum pernah terjadi,

b) Menggunakan khayalan dan kenyataan.

3) Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu :

a) Merdorong untuk mengatasi masalah yang sulit,

b) Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit,

c) Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.

4) Sifat berani mengambil resiko :

a) Berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar,

b) Tidak takut gagal atau mendapat kritik,

c) Tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang


tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.

5) Sifat menghargai yaitu:

a) Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,

12
b) Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri
yang sedang berkembang.

D. Motivasi dalam Pembelajaran


Motivasi jelas sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Motivasi yang tinggi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan
melahirkan kreativitas belajar yang optimal. Hal ini juga akan terlihat
dari antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Adanya
rasa ingin tahu yang tinggi akan membuat mereka semakin serius dan asyik
memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Erwin, 2015:14).

Motivasi bisa tumbuh ketika siswa dihargai. Penghargaan itu


tidak harus berupa materi. Pujian dan apresiasi adalah bagian dari
penghargaan. Memberikan apresiasi pada anak yang telah menampakan
perkembangan yang kian bagus cukup baik bagi perkembangan anak. Ini
akan memberikan motivasi tersendiri bagi anak untuk tetap
mempertahankan dan bahkan bisa meningkatkan produktivitas belajarnya
menjadi lebih rajin.

Berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran


khususnya guru dan peserta didik, akan dapat bekerja maksimal bila ada
sesuatu yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut, yaitu
motivasi. Karena dalam hal ini, sudah seharusnya kegiatan pembelajaran
yang dilakukan berpusat pada peserta didik. Perserta didik harus
mempunyai motivasi agar mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dan
berhasil mencapai kompetensi tertentu.

Motivasi tersebut bisa merupakan motivasi intrinsic maupun


motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari
dalam diri peserta didik sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

13
datangnya dari luar, misalnya guru, orangtua, lingkungan belajar, dan lain
sebagainya. Baik motivasi intrinsic maupun ekstrinsik, keduanya
mempunyai peran tersendiri dalam pencapaian prestasi belajar peserta didik.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak


tingkah laku.Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan,
demokratisasi pendidikan, membina kreativitas kelas dan imajinasi guru,
pembinaan disiplin kelas, dan menentukan evektifitas belajar. Oleh karena
itu, motivasi merupakan prinsip yang harus dikembangkan supaya
kegiatan belajar dapat terjadi secara efektif.

Peranan motivasi peserta didik dalam pembelajaran sangat


dipengaruhi oleh strategi yang digunakan guru dalam membuat
perencanaan pembelajaran yang berdampak terhadap proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Untuk itu, guru sebelum melaksanakan proses
pembelajarn harus mampu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dan
motivasi siswa dalam belajar. Dengan mengenal keragaman yang dimiliki
peserta didik, maka guru dengan strategi yang tepat akan mampu mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memahami pembelajaran secara optimal.
Apabila pembelajaran telah diikuti secara optimal, otomatis berdampak
terhadap proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran pun akan tercapai secara
maksimal. Ini semua tentu dikembalikan kepada guru sebagai perancang
dan pelaksana pembelajaran.

Terdapat beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar


dalam diri peserta didik, antara lain yaitu:

1. Dukungan gaya pembelajaran

2. Dorongan kreativitas

3. Pastikan kesuksesan dengan langkah-langkah kecil. Tugas guru ialah


meyakinkan bahwa pembelajar meraih kesuksesan

14
4. Berikan umpan balik kepada siswa mengenai kemajuan pribasi mereka
sendiri

5. Pembelajar harus percaya pada kemampuan diri mereka

6. Akui gaya individual tiap-tiap anak

7. Pastikan bahwa tugas berkaitan dengan usia dan minat

8. Gunakan pengamatan untuk memulai mengetahui preferensi anak di kelas


Anda terhadap pembelajar dan lingkungan

9. Berfokuslah pada tugas dan kurikulum

10. Gunakan beragam gaya belajar untuk pelajaran dikelas

11. Pastikan pelajarannya bermakna

12. Meminimalkan tekanan

13. Kerja kelompok

14. Penilaian diri

15. Tunjukkan kemajuan

16. Kembangkan tanggung jawab siswa,

17. Dukunglah pilihan siswa,

18. Beri siswa tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri,

19. Berfokuslah pada pembelajaran dan sekaligus pengajaran.

E. Kreatifitas dalam Pembelajaran


Terdapat empat prinsip tentang kreativitas. Pertama, kreativitas
merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari, karena
hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas. Dalam hal
ini, kreativitas merupakan bagian dalam kehidupan sehari-hari dan

15
berlangsung sepanjang hayat. Melalui kreativitas manusia dapat
memperkaya pemikirannya berupa ide-ide yang bermakna.

Kedua, proses kreatif dapat membantu orang secara langsung


untukmeningkatkan kreativitasnya. Jika memahami landasan proses
kreativitas,individu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya guna
meningkatkankreativitas dalam kehidupan dan pekerjaannya, baik secara
pribadi maupunsebagai anggota kelompok. Kreativitas didorong oleh
kesadaran yang memberipetunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan
prosedur latihan yang dapatditerapkan di sekolah atau di lingkungan lain.

Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang dan ditandai dengan
beberapa proses intelektual. Kreativitas menunjukkan adanya hubungan
antara perkembangan berfikir dalam seni dan ilmu. Keempat, berfikir kreatif
baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan
kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal.

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan


kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Kreativitas dapat dikembangkan melalui pemberian kepercayaan,
komunikasi, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Oleh
karena itu, kreativitas dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, karena
untuk membangun peserta didik lebih kreatif lagi. Dalam hal ini, peserta didik
akan lebih kreatif, apabila :

a. Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik dan tidak ada
perasaan takut.

b. Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.

c. Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar.

d. Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

16
e. Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara
keseluruhan.

17
BAB III

PENUTUP

Motivasi dan kreatifitas merupakan dua kesatuan yang mendukung


adanya proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran. Motivasi yang ada
dalam diri siswa harus terbangun supaya dapat terwujud pembelajaran yang
diharapkan. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang
memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

Motivasi jelas sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi


yang tinggi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan melahirkan
kreativitas belajar yang optimal. Hal ini juga akan terlihat dari antusias
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Adanya rasa ingin tahu
yang tinggi akan membuat mereka semakin serius dan asyik memahami materi
pembelajaran yang disajikan oleh guru.

Kreativitas dapat dikembangkan melalui pembelajaran yakni salah


satunya dengan mengimplementasikan suatu metode yang lebih banyak
mengakomodasi berpikir difergen para peserta didik.Selain itu, di luar
pembelajaranpun guru juga masih memiliki kesempatan untuk membina potensi
bakat dan kreativitas siswa.Oleh karena itu, pembinaan kreativitas dapat
digolongkan melalui kegiatan pembelajaran, dan pasca pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas dan motivasi peserta


didik dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kreativitas guru
dan dorongan dalam mengembangkan materi standard an menciptakan materi
yang kondusif.

18
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya

Erwin Widiasworo. 2015. 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motiasi Belajar


Peserta Didik. Yogyaarta: Ar-Ruz Media.

Munandar Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan


Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Soesilo, Tritjahja Danny. 2014. Pegembangan Kreativitas Melalui Pembelajaran.


Yogyakarta: Penerbit Ombak Dua.

Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

19

Anda mungkin juga menyukai