Hasil Penelitian
endoftalmitis di Rumah Sakit Umum dr. Saiful Anwar Malang periode 1 januari
kedua sebesar 34,5 %. Endoftalmitis kronik paska operasi dan selulitis masing-
Jenis kelamin
Perempuan
38% Laki-laki
62%
12
10
8 1-15 tahun
6 16-30 tahun
31-60 tahun
4
> 60 tahun
2
0
paska katarak akut pska katarak kronik paska trauma
(7,14%), acinobacter wolfii (7,14%) dan tidak ditemukan kuman dari sediaan
sebanyak 29,57%. Sekitar 35,71% kasus tidak dilakukan pemeriksaan kultur dan
sensitivitas.
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
staf. Koag - P.Aero acino. Wolf tdk ditemukan tdk dilakukan
terbanyak adalah LP (-) dan LP(+) sebanyak 28,57% kemudian 1/300 sebanyak
21,42% dan 1/60 sebanyak 7,14%. Dari semua kasus hanya 35,71% pasien
injeksi antibiotic intravitreal dan sebagian yang lain dilakukan tindakan eviserasi.
Kombinasi injeksi intravitreal yang digunakan pada kasus ini adalah tobramycin +
Semua pasien pada kasus ini mendapatkan injeksi antibiotic sistemik gentamycin
(50%), cefazolin (16,6%), cefirom (16,6%) dan lainnya menolak untuk diberikan
injeksi. Outcome terapi pada kasus ini 38,5% dengan bola mata utuh dengan
visus nol, 30,8% bola mata utuh dengan visus >1/60, 23 % dilakukan tindakan
LP +
LP-
1/300
>1/60
adalah 53 tahun. Rasio antara laki- laki dan perempuan adalah 1 : 4. Tajam
(40%) dan >1/60 (10%). Dari pemeriksaan kultur vitreus tap didapatkan kuman
staf coag -
klebsiela
tidak ditemukan
sosial (70%).. Metode yang dilakukan 80% menggunakan metode ECCE dan
prolaps dengan 30% afakia. Duapuluh persen mengalami komplikasi pada iris
diberikan pada kasus ini adalah vancomicyn + ceftazidim serta tobramicyn dan
intravena pada kasus ini adalah golongan cephalosporin. Hasil terapi pada kasus
ini semuanya mengalami perbaikan visus dan tidak ada yang dilakukan eviserasi
LP+
1/300
≥1/60
Pada penelitian ini endoftalmitis kronis paska operasi katarak hanya satu
pasien saja dengan tajam penglihatan awal LP+. Kuman penyebab masih belum
jelas karena pasien menolak dilakukan tindakan medis. Tajam penglihatan pada
oleh selulitis orbita dengan visus LP – dengan penyakit yang mendasari masih
belum jelas. Bola mata masih utuh pada akhir observasi. Satu pasien pada
yang diberikan pada pasien ini adalah cofotaxim. Injeksi antibiotic intravitreal
5
4
3
2
1 LP-
0 LP+
a ut ik 1/300
aum k ak r on ≥1/60
a tr ra kk
sk ata ara
pa ak at
ask kak
p s
pa
Gambar 5.7. Grafik tajam penglihatan sebelum terapi pada endoftalmitis eksogen
9
8
7
6
5
4
3 bola mata utuh, visus +
2 bola mata utuh, visus -
1 eviserasi
0 ptisis
a t k
um aku ni
rt a ro
ak kk
sk
a tar a
ka ar
pa a kat
sk a
pa sk
pa
trauma, paska ekstraksi katarak, ulkus kornea dan selulitis orbita diberikan terapi
DAPUS