Anda di halaman 1dari 7

RISKI ANDRIFA MANIK

1913201010

DOSEN PENGAMPU
EKO MIRSIYANTO SKM., M. K. M

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI
T/A 2019/2020
JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
SEMESTER TIGA
1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu
syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.
Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di lingkungan
Perusahaan.

Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan


operasional Perusahaan terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah Perusahaan
menyangkut beberapa elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi serta sumber
daya alam lainnya termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan Perusahaan.

Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan di


tempat kerja meliputi :
A. Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
B. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu.
C. Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.
D. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja.
E. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang disediakan
Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan.
F. Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun
bahan/material yang digunakan.
G. Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan
dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
H. Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
I. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, struktur
organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.
Identifikasi bahaya bahan kimia
Bahaya Kimia secara Umum
Beberapa jenis bahan kimia telah dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan. bahaya
kimia tersebut diantaranya:
 iritasi kulit, cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh produk kimia korosif
 produk beracun, seperti uap dan asap, yang disebabkan oleh pencampuran bahan kimia
yang tidak kompatibel
 luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar
 cedera dari wadah meledak, seperti kaleng semprot
 keracunan dari menelan secara disengaja, terutama dengan anak-anak

2. Pentingnya kesehatan bagi pekerja


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tindakan menjadi hal yang sangat penting bagi
karyawan. Baik pekerja yang berada di lapangan maupun yang di office.
Meskipun, orang yang bekerja di lapangan biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi
dibanding orang yang bekerja di bagian office.
Terlepas dari lokasi pekerjaan, keduanya adalah aset perusahaan yang harus dijaga
dengan baik. Bukan hanya kesehatan kerja saja, namun juga keselamatan kerja karyawan.

Prinsip-prinsip penyelanggaraan kesehatan kerja


Menurut Sutrisno dan Ruswandi, 2007 Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan
dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diantaranya sebagai berikut :
1) Adanya Alat Pelindung Diri di tempat kerja.
2) Tersedianya buku petunjuk penggunaan alat atau isyarat bahaya.
3) Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
4) Adanya tempat kerja yang aman sesuai dengan standar SSLK (syarat-syarat lingkungan
kerja) diantaranya tempat kerja yang bebas asap rokok, steril dari debu, kotoran, uap gas,
getaran mesin, radiasi, dan kebisingan. Tempat kerja juga harus aman dari arus listrik,
lampu penerangan yang harus memadai, dan sirkulasi udara yang cukup.
5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di lokasi
6) Tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap di lokasi
7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja
3. Pentingnya UU K3
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki 3 (tiga) tujuan dalam
pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. 3 (tiga) tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tersebut antara lain :
1) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional

Manfaat K3 untuk Pekerja


Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk pekerja antara lain:

1) Pekerja mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya


2) Pekerja memahami

4. Berikut beberapa prinsip ergonomi saat kerja diantaranya :


1) Bekerja dalam posisi atau postur normal,
2) Mengurangi beban berlebihan,
3) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan,
4) Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh,
5) Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan,
6) Minimalisasi gerakan statis,

5. RUANG LINGKUP HIGIENE INDUSTRI


1) Antisipasi
Adalah rangkaian aktivitas yang dikerjakan untuk memperkirakan peluang atau
potensi-potensi bahaya yang ada ditempat kerja khusunya bahaya kesehatan kerja

2) Rekognisi
Adalah rangkaian aktivitas dalam mengetahui serta mengukur seluruh aspek
lingkungan kerja agar didapat suatu metoda yang logis sistematis untuk
memungkinkan suatu permasalahan dievaluasi dengan cara obyektif

3) Evaluasi
Adalah aktivitas dalam lakukan analisis pada hasil rekognisi hingga bisa ditetapkan
apakah satu lingkungan kerja ini beresiko ataulah tidak pada pekerja dengan
memperbandingkan dengan beberapa batasan yang sudah ditetapkan (NAB, dan lain-
lain).
4) Pengendalian
Adalah rangkaian aktivitas dalam mengatur bahaya ditempat kerja agar tak
menyebabkan gangguan kesehatan untuk pekerja.

Potensi bahaya-bahaya di tempat kerja yaitu :


a. Bahaya Fisika, seperti iklim kerja panas, kebisingan, getaran, pencahayaan
b. Bahaya kimia seperti Asam kuat, basa kuat, Logam berbahaya (As, Pb, Hg), serat
asbes dan lain-lain.
c. Bahaya Biologi, seperti jamur, bakteri, dan lain-lain.
d. Bahaya Ergonomi, seperti posisi badan yg tidak pas waktu mengangkat.

6. Aspek-aspek Perilaku kesehatan


Menurut Borman dan Motowidlo; Campbell dkk (dalam Neal dan Griffin,
2000), terdapat 2 aspek perilaku keselamatan, yaitu :
a. Pelaksanaan Keselamatan (Safety Compliance)
Pelaksanaan keselamatan merupakan perilaku karyawan dalam menerapkan
perilaku keselamatan seperti membawa tata krama keselamatan dan mengikuti
prosedur keselamatan ke dalam pekerjaan yang dilakukan. Contoh dari
pelaksanaan keselamatan adalah pekerja wajib mengikuti prosedur keselamatan
kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan tempat dimana individu bekerja.

b. Partisipasi Keselamatan (Safety Partisipation)


Partisipasi keselamatan perilaku karyawan dalam merealisasikan keselamatan
pada lingkungan kerja yang meliputi partisipasi dalam membantu rekan kerja,
mempromosikan program keselamatan di tempat kerja, inisiatif dalam
mendemonstrasikan perilaku keselamatan, dan ikut berusaha untuk meningkatan
keamanan dan keselamatan di tempat kerja. Contoh dari partisipasi keselamatan
kerja pada pekerja adalah turut berpartisipasi dan berusaha guna meningkatkan
keselamatan dan keamanan di tempat kerja.

Menurut Andi, Alifen, dan Chandra (2005), beberapa aspek perilaku keselamatan
adalah :
a) Pekerja melaporkan kecelakaan yang terjadi di tempat kerja 19
b) Mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan di tempat
kerja
c) Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja yang disediakan
Perusahaan
d) Meletakkan material dan peralatan bekerja pada tempat yang telah
ditentukan
e) Mengikuti semua prosedur keselamatan kerja yang ada di tempat kerja
f) Mengikuti semua instruksi dari atasan

7. Pentingnya survilens pada tempat kerja

untuk memahami hubungan antara pekerjaan, cedera dan penyakit yang terkait dengan
pekerjaan.

Tujuan survilens pada tempat Kerja


Tujuan surveilans adalah tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar
manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon
kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Sistem surveilans yang baik dan benar akan memberikan informasi epidemiologi yang
akurat sehingga sistem kewaspadaan dini dapat berjalan dengan baik. Informasi
epidemiologi akan efektif dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan bila
ditunjang oleh sistem surveilans yang adekuat.
Informasi kesehatan masyarakat bermanfaat untuk mengamati status kesehatan
masyarakat, menggambarkan prioritas kesehatan masyarakat, evaluasi program, dan
petunjuk penelitian.

Informasi surveilans mengatakan kepada petugas kesehatan bahwa dimana masalahnya


adalah yang mereka pengaruhi dan jika pelaksanaan program dan kegiatan pencegahan
yang harus diarahkan.

Informasi kesehatan dapat juga bermanfaat untuk membantu menggambarkan prioritas


kesehatan masyarakat dalam suatu cara kuantitatif dan dalam evaluasi secara efektif dari
pelaksanaan suatu program.

Analisa data surveilans juga memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pada suatu
wilayah untuk penyelidikan lebih lanjut.

8. Manajemen dalam dalam penerapam SMK3


Manajemen suatu perusahaan sangatlah berperan dalam penerapan atau aturan, hal ini
juga berlaku terhadap peran manajemen dalam menerapkan sistem keselamatan dan
kesehatan kerja.

Karyawan atau pekerja merupakan asset penting bagi perusahaan yang mana sebagai
ujung tombak keberhasilan perusahaan baik yang bergerak dalam bidang produksi barang
ataupun jasa.
Sehingga seberapa besar perhatian perusahaan terkait dengan adanya aturan mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, menarik untuk diteliti. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan manajemen terhadap
penerapan sistem K3 pada perusahaan.

Kecelakaan kerja bisa saja terjadi dan akan terjadi kapan saja, tetapi hal tersebut bisa di
cegah dan diminimalisir maka dari itu diperlukan peran manajemen dalam menerapkan
sistem K3 yang ada pada suatu perusahaan.

Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor manusia dan
faktor lingkungan. Dengan adanya program pelaksanaan K3 ini, maka karyawan atau
pekerja akan merasa aman, nyaman dan terlindungi dan terjamin keselamatannya,
sehingga diharapkan dapat mencapai efisiensi baikdari segi biaya, waktu dan tenaga
sehingga akan menguntungkan bagi perusahaan dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai