Anda di halaman 1dari 8

Hak Asasi Manusia (HAM)

OLEH
NI KADEK ADINDA TASYA SALSABIELA
NIM 202041013

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK


FALKULTAS BISNIS, SOSIAL, TEKNOLOGI, HUMANIORA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tidak terhingga dihaturkan ke hadapanIda Sang


Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulisan paper yang berjudul “Hak Asasi Manusia (HAM)” dapat diselesaikan
sesuai harapan.
Tulisan Paper ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menempuh salah satu mata kuliah Kewarganegaraan yang diampu I Ketut Sutika,
SH. S.Pd. M.Si.., pada semester ganjil 2020/2021.
Dengan mengerahkan segala pemikiran dan upaya yang ada, termasuk
bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak, baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari tulisan paper ini masi jauh dari yang sempurna. Hal ini
disebkan oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan menulis,
mencari sumber dan pengalaman. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
perbaikan sangat diharapkan. Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi pembaca.

Mangupura, 14 Desember 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan
dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh
penjuru dunia. Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat
terkait dengan konsepsi negara hukum. Dalam sebuah negara hukum,
sesungguhnya yang memerintah adalah hukum, bukan manusia.1 Hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
diterapkan secara sepihak hanya untuk kepentingan penguasa, hal ini bertentangan
dengan prinsip demokrasi. Hukum tidak dimaksudkan untuk hanya menjamin
kepentingan beberapa orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan
keadilan bagi semua orang. Dengan demikian negara hukum yang dikembangkan
bukan absolute rechtsstaat, melainkan democratische rechtsstaat.2 Tujuan negara
Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut mengandung
konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang diambil dalam paper ini:
1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Menjelaskan sejarah perkrmbangan HAM?
3. Memaparkan Hak Asasi Manusia di Perundang – undangan Nasional!

1.3 Tujuan
Dengan dibuatnya paper ini kami berharap agar dapat memenuhi tujuan
kami untuk menambah wawasan dan memahami materi Hak Asasi Manusia
(HAM).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HAM


Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam
bahasa prsncis droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum
dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya
karna ia adalah seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun,
dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak
dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan dan saling
bergantung.
Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan
bahwa hak tersebut ‘’dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan,
atau nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah
meyakini bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang
disepakati oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan
dari klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat
kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa
hak asasi manusia hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan
konsep tersebut. Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia
sendiri dapat dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan
biasanya harus ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan
dalam suatu masyarakat demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat
dilakukan dalam keadaan darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan
pecahnya perang pun belum mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum
kemanusiaan internasional berlaku sebagai lex specialis. Walaupun begitu,
sejumlah hak tetap tidak boleh dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti
hak untuk bebas dari perbudakan maupun penyiksaan.
2.2 Sejarah perkembangan HAM
Sejarah hak asasi manusia berawal dari Magna Charta di Inggris pada
tahun 1215. Magna Charta merupakan cikal bakal kebebasan warga negara Inggris
yang berupa kompromi pembagian kekuasaan antara Raja John dan
bangsawannya (Davidson, 1994). Langkah penting selanjutnya adalah keputusan
Raja Charles I Inggris dalam “Petition of Rights” pada tahun 1628 sebagai garansi
terhadap hak habeas corpus, yaitu hak seseorang untuk dibawa sebelum
pengadilan untuk menentukan apakah dia bisa dibebaskan.

Teori tentang hak-hak alami manusia muncul seiring dengan terjadinya


revolusi di berbagai negara dalam waktu yang berbeda, yaitu Revolusi Inggris
(1688) yang memunculkan “Bill of Rights”, Revolusi Amerika (1776) dengan
“Rights of Man” sebagai awal deklarasi kemerdekaan Amerika, dan Revolusi
Prancis (1789) dengan Deklarasi Hak Manusia dan Warganegara. Revolusi-
revolusi tersebut menekankan bahwa kebebasan individu adalah natural dan
pemerintah tidak bisa membatasinya.

Hak asasi manusia mengalami perkembangan dalam bidang hukum


internasional berawal ketika abad ke-18 dan 19 di Eropa, terutama dari Traktat
Perdamaian Paris (1814) antara Inggris dan Prancis. Kemudian pembentukan
International Committee of the Red Cross atau ICRC (1863) diikuti dengan
Konvensi Genewa I (1864) untuk melindungi tawanan perang, mengatur cara-cara
perang dan perlindungan terhadap masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam
perang (noncombatan). Pada abad ke-20, melalui Traktat Versailles (1919)
dibentuklah International Labor Organization atau ILO yang fokus kepada upaya
keadilan sosial dan kepedulian atas standar perlakuan terhadap kaum buruh. Lebih
lanjut, Liga Bangsa-Bangsa menggencarkan upaya untuk menghapuskan
perbudakan melalui Konvensi untuk Melenyapkan Perbudakan dan Perdagangan
Budak (1926). Globalisasi isu hak asasi manusia ditandai dengan adanya
Universal Declaration on Human Rights (UDHR) pada tahun 1948, kemudian
International Covenant on Civil and Political Rights (hak-hak sipil dan politik)
dan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya) pada tahun 1966, serta beberapa konvensi seperti
CEDAW, CAT, CRC, CERD, dan CMW.

2.3 Hak Asasi Manusia dalam Perundang – undangan Nasional


Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis
yang memuat aturan tentang HAM.Pertama, dalam konstitusi (UUD
Negara).Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR).Ketiga, dalam Undang-
undang.Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti
peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat
kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti
dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan
panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan
kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang
masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih
bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan
seringnya mengalami perubahan.

 Undang-undang yang mengatur hak asasi manusia diindonesia


 Pasal 28 A mengatur tentang hak hidup.
 Pasal 28 B mengatur t entang hak berkeluarga.
 Pasal 28 C mengatur tentang hak memperoleh pendidikan.
 Pasal 28 D mengatur tentang kepastian hukum.
 Pasal 28 E mengatur tentang kebebasan beragama.
 Pasal 28 F mengatur tentang komunukasi dan informasi.
 Pasal 28 G tentang kesejahteraan dan jaminan sosial
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian HAM Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human
ringts dalam bahasa prsncis droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah
konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak
melekat pada dirinya karna ia adalah seorang manusia Hak asai manusia berlaku
kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal.

Teori tentang hak-hak alami manusia muncul seiring dengan terjadinya


revolusi di berbagai negara dalam waktu yang berbeda, yaitu Revolusi Inggris
(1688) yang memunculkan “Bill of Rights”, Revolusi Amerika (1776) dengan
“Rights of Man” sebagai awal deklarasi kemerdekaan Amerika, dan Revolusi
Prancis (1789) dengan Deklarasi Hak Manusia dan Warganegara.
DAFTAR PUSTAKA

https://kanshaforlife.wordpress.com/tag/perkembangan-ham/
https://www.google.com/search?q=MAKALAH+HAK+ASASI+MANUSIA+
(HAM)+stiki+medan&oq

Anda mungkin juga menyukai