Anda di halaman 1dari 19

ANTARA KOLONIALISME DAN KEZALIMAN

KEMANUSIAN

Disusun oleh :

Nama : Siva Amelia putri

Yunita

Kelas : Xl IPS 5

1
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang maha esa, karena
dengan rahmat dan perkenan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah
sejarah indonesia. Makalah ini saya susun berdasarkan tugas yang di berikan.

Akhirnya, saya dapat menyelesaikan hasil makalah dari kegiatan mencari


kolonialisme dan kezaliman.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas bu puji yang sudah
memberikan tugas membuat makalah tentang kolonialisme dan kezaliman.
Saya mohon atas kritik dan sarannya yang ada di makalah saya.

Bekasi, 16 oktober 2014

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang ................................................................................................ 4


1.2  Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3  Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Zaman kolonial ............................................................................................ 5


2.2 Pendidikan islam pada zaman kolonial............................................................ 10
2.3 Perjuangan kemerdekaan umat islam ............................................................. 12

BAB III : PENUTUP

3.1 simpulan ....................................................................... 14


3.2 Daftar pustaka ................................................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Meneliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat islam, baik dari
perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangana pendidikan. Melihat kenyataan
betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mencapai keberhasilan dengan
berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan agamanya disamping
mengadakan perlawanan militer.
Di antara ciri-ciri Islam yang dapat menduduki ranking par-excellence (istimewa)
ialah kerana sifatnya yang universal, setiap aspek kehidupan tidak terlepas dari
peraturannya tidak terkecuali aspek politik dan dunia pendidikan di Indonesia.
Signifikansi hubunganyang begitu erat antara Islam dan Indonesia sebagai suatu daerah
teritorial, menyebabkan penjajahan lebih dari tiga abad oleh Belanda dan Jepang gagal dalam
upaya deislamisasi agar akidah Islam tercabut dari umat Islam.
Kaum kolonial Belanda berhasil menancapkan kukunya di bumi Nusantara dengan
misinya yang ganda (antara imperialis dan kristenisasi) justru sangat merusak dan
menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada. Sejak dari zaman VOC (Belanda Swasta)
kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan agama.
Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia. Bangsa Jepang bercita-cita besar, menjadi
pemimpin Asia Timur Raya, dan hal ini sudah direncanakan jepang sejak tahun 1940 untuk
mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya.
Terlebih kita ketahui sebelumnya, Indonesia memang terkenal akan kekayaan
alamnya terutam pada rempah – rempahnya sehingga banyak yang datang untuk mengadakan
perdagangan dengan rakyat Indonesia. Namun begitu, ada pula yang menyalahgunakan
kekayaan tersebut, atau dapat dikatakan dari adanya kekayaan rempah – rempah tersebut
membuat mereka bernafsu untuk dapat menguasainya.
Kedatangan bangsa Belanda di Indonesia pada pertama kalinya adalah semata-mata
untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya untuk memperoleh kejayaaan atau
mengharumkan tanah airnya (gold, gospel, glory). Untuk mengatasi persaingan tidak sehat
dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama
Johan Van Oldebanevelt mengajukan usul yaitu penggabungan seluruh perusahaan datang
yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang. Usulan tersebut mendapat sambutan baik.
Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan
dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar
gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren
Zeventien.
Dari situlah awal cerita VOC dalam menguasai rempah – rempah Indonesia. Makalah
ini disusun untuk mengetahui lebih lanjut sejarah VOC di Indonesia, mengetahui apa saja
yang mereka lakukan sehingga mereka dapat berkembang yang kemudian dapat bangkrut dan

4
akhirnya dibubarkan.

1.2. Perumusan Masalah

  Bagaimana politik islam pada zaman Kolonial Belanda


  Bagaimana pendidikan islam pada zaman kolonial Belanda
    Bagaimana perjuangan umat islam untuk mendapatkan kemerdekaan
    Kondisi umat islam masa Kolonial.

1.3. Tujuan

Tujuan dari hal – hal yang akan dibahas berikut ini akan memberikan pengetahuan kita
tentang perjuangan islam pada zaman kolonialisme, dan untuk mengetahui kezaliman VOC

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. ZAMAN KOLONIAL

A.    Masa Kolonial Belanda

Pada awalnya kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk menjalin hubungan


perdagangan dengan bangsa Indonesia.Tetapi rupanya dibalik semua itu Belanda memiliki
maksud terselubung. Belanda berupaya menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa
Indonesia, Sehingga lambat laun Belanda berhasil memperkuat penetrasinya di Indonesia.
Belanda tidak hanya memonopoli perdagangan bangsa Indonesia dengan system kapitalisnya,
namun satu demi satu Belanda berhasil menundukkan penguasa-penguasa lokal,kemudian
merampas daerah-daerah tersebut kedalam kekuasaannya,dan dibalik semua itu bertujuan
missioner.1[1]
Sebelum tahun 1795 Belanda telah berusaha memeras produk pertanian seperti kopi,
teh, dan lada,melalui penyerahan paksa dan menjualnya ke pasaran Eropa. Namun kekalahan
Belanda terhadap Prancis tahun 1795 dan hancurnya Duch East India Company tahun 1799
mendesak Republic Belanda mencari cara baru untuk mengeksploitasi ekonomi kolonial.

5
Belanda bermaksud memusatkan kekuasaan politik dalam rangka memaksimalkan pemerasan
pajak.2[2]
  Jadi tujuan utama Belanda datang ke Indonesia ,untuk mengembangkan usha
perdagangan ,yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa.
Sebelum tahun 1795 Belanda telah berusaha memeras produk pertanian seperti kopi,
teh, dan lada,melalui penyerahan paksa dan menjualnya ke pasaran Eropa. Namun kekalahan
Belanda terhadap Prancis tahun 1795 dan hancurnya Duch East India Company tahun 1799
mendesak Republic Belanda mencari cara baru untuk mengeksploitasi ekonomi kolonial.
Belanda bermaksud memusatkan kekuasaan politik dalam rangka memaksimalkan pemerasan
pajak.3[3] 
Jadi tujuan utama Belanda datang ke Indonesia ,untuk mengembangkan usha
perdagangan ,yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa.4[4]
Melihat hasil yang diperoleh Perseroan Amsterdam itu,banyak persorean lain berdiri
yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia.Pada bulan Maret 1602,perseroan-
perseroan itu bergabung dan disahkan oleh Staten –General Republik dengan suatu piagam
yang member ikan hak khusus ke pada perseroan gabungan tersebut untuk berdagang
,berlayar,dan memegang kekuasaan di kawasan antara Tanjung Harapan dan kepulauan
Soloman,termasuk kepulawan Nusantara.5[5]
Jadi kolonialisme di Indonesia dimulai sejak pemulaan abad ke 17 dengan
didirikannya Vereenigde Oost Indisce Compagnie(VOC). VOC melakukan monopoli
rempah-rempah dengan jumlah dan harga yang ditetapkan oleh VOC.Untuk merealisasikan
kolonialisme tersebut cara yang di tempuh antara lain pemerintah kolonial
mengadakan Culturr Stelsel (Tanam Paksa) tahun 1830-1870,sebagai manifestasi dari system
perbudakan dan merupakan bencana bangsa Indonesia. Kehadiran belanda bukan hanya
mengeksploitasi kekayaan alam iIndonesia ,tetapi juga menekan politik dan keagamaan
rakyat.

Tujuan VOC dan Perkembangan VOC


Tujuan VOC
Terkait adanya persaingan antarkongsi Belanda, maka Pemerintahan dan Parlemen
Belanda mengusulkan agar antarkongsi Belanda mendirikan sebuah perusahaan dagang yang
lebih besar. Pada tanggal 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang
Belanda yang diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). VOC didirikan di
Amsterdam. Adapun tujuannya ialah:
 Menghindari persaingan yang tidak sehatantara sesame kelompok/kongsi
pedangang Belanda yang telah ada.
 Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para
pedagang Negara lain.
2

6
 Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi
Spanyol yang masih menduduki Belanda.

Perkembangan VOC
Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin
menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli
perdagangan. VOC mulai ikut campur dalam berbagai konflik antara penguasa yang satu
dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di yang Perubahan sikap VOC itu telah
menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di Indonesia. Perubahan sikap itu
terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang kedua yaitu
Jan Pieterzoon Coen.
Untuk dapat menguasai Jayakarta, JP Coen kemudian membangun benteng-benteng di
sekitar loji VOC, sehingga loji semakin besar. Bahkan pada tahun 1619 VOC menyerbu dan
membakar kota Jayakarta. Di atas reruntuhan kota itu kemudian dibangun kota baru yang
dinamakan Batavia.
Dengan dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat kegiatan VOC, maka
jalur-jalur perdagangan di kepulauan Nusantara telah dikendalikan oleh VOC. Untuk
mengendalikan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia bagian timur,
khususnya Maluku, diadakan Pelayaran Hongi.

Kebijakan dan Kezaliman yang Dilakukan VOC di Indonesia


Kebijakan VOC
Kebijakan- kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia:
 Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan
monopoli perdangan.
 Melaksakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam
rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. 
Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal. 
Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda, seperti : 
-hak monopoli 
-hak untuk membuat uang
-hak nutuk mendirikan benteng
-hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan 

7
-hak untuk tentara. 
 membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di
Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
 Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
 Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-
rempah yang melebihi ketentuan. 
Pengaruhnya kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia
o kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara keseluruhan
oleh VOC. 
o Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa
baru di bawah kendali VOC. 
o Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi
miskin dan menderita. 
o Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan
benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api,
meriam ). 
o Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan,
perbudakan dan pembunuhan.
o Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan /
sumber penghasilan yang bisa berlebih.

 Kezaliman VOC

Selama di Indonesia, VOC memlakukan hal – hal seperti berikut :

Selama di Indonesia, VOC memlakukan hal – hal seperti berikut :


- Merebut pasaran produksi pertanian dan memonopoli perdagangan di Indonesia.
- VOC mendudukin tempat – tempat strategis
- Melakukan pemaksaan bahkan sampai diperangi apabila ada rakyat Indonesia yang
tidak mau bekerja.
- Melakukan tipu daya agar mendapat keuntungan dan kekuasaan sebesar – besarnya.
- Ikut campur dalam masalah kekerajaan.
- Bentuk Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Keserakahan dan Kezaliman VOC
- Perlakuan VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai

8
penjuru.
1) Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada
tahun 1628 menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal.
Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja dan Kyai
Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal
kembali. Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.

Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:


a) Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
b) Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
c) Belanda berbuat kasar dalam berdagang
d) Kerajaan Makasar menghadapi VOC

Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis. VOC ingin
menguasainya. Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada
Sultan Makasar agar:
a) Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
b) Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
c) Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku

Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan.


Sebagai raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat
julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru
Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran hebat terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar
harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani
perjanjian Bongaya.
Isinya:
1) Makasar harus mengakui monopoli VOC
2) Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
3) Makasar harus membayar seluruh biaya perang
2.Perlawanan Banten terhadap VOC
9
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut
Jayakarta (1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung
Tirtayasa, sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC
dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi
Sultan dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa.
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:
- Banten dikuasai VOC
- VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
- Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
- Biaya perang harus ditanggung Banten
- Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata
melakukan perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-
wenang dan bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte
Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I yaitu Amangkurat II
meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker, tahun 1679 Trunojoyo
tertangkap dan dibunuh Amangkurat II

3.Perlawanan Untung Suropati


Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya
diperlakukan sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata.
Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sunan
Amangkurat III(Sunan Mas)

Perlakuan VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai penjuru.

Proses Kebrangkutan VOC


VOC ( Verenigde Oostindische Compagnie) atau yang biasanya kita kenal dengan

10
kongsi dagang milik belanda ini telah berdiri sejak 1602 ini yang pertama kali datang
ke indonesia untuk melakukan perdagangan keseluruh benua asia. tapi tahukah kalian
bahwa VOC dulunya merupakan salah satu kongsi dagang yang paling berkuasa dan
berjaya karena mereka memiliki banyak laba dari hasil penjualan rempah-rempah dan
barang komoditi lainnya dari Asia yang kemudian dijual ke Eropa. Kemudia
perusahaan yang dimiliki mayoritas seluruh warga negara Belanda ini pernah
mengalami kebangkrutan dan akhirnya semua aset-asetnya diambil oleh pemerintahan
Belanda pada sekitar abad ke-18. fajtor-faktor penyebab kebangkrutan VOC antara lain:
1) banyaknya korupsi yang dilakukan oleh sebagian besar pegawai tinggi VOC yang
dibuat untuk membeli rumah-rumah mewah di Belanda
2) pembukuan mengenai laba yang berbeda antara kantor dagang di Asia dengan
kantor di Pusat yakni di Belanda, sehingga menyebabkan banyak sekali uang-uang
hasl laba dari VOC yang diselewengkan oleh para pegawai yang bekerja di kantor-
kantor cabang VOC
3) Adanya ekspansi dagang yang dilakukan VOC untuk memperbesar daerah
jangkauannya perdangannya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit
sedangkan laba yang dibubukan VOC tidak mencukupi sehingga banyak hutang-
hutang yang timbul akibat ekspansi dagang tersebut.
4) adanya serangan terhadap kapal-kapal milik VOC di lautan yang dilakukan oleh
armada kapal laut milik Eropa, sehingga banyak kapal dagang milik VOC yang
tidak kembali sehingga membuat VOC menjadi kekurangan armada kapal untuk
dagang.

Kondisi Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda Datang

11
Keadaan kerajaan-kerajaan islam menjelang dtngnya belanda diakhir abad ke-16 dan
awal abad ke-17 ke Indonesia berbeda-beda,bukan hanya berkenaan dengan politik ,tetapi
juga bproses islamisasinya.Pada waktu itu di Sumatra ,penduduk sudah islam sekitar tiga
abad,sedangkan di Maluku dan Sulawesi proses islamisasi baru sedang berlangsung. Di
Sumatra kerajaan malaka jatuh ke tangan portugis ,sehingga persatuan politik di kawasan
Selat Malaka merupakan perjuangan segi tiga Aceh ,Portigis dan Johor yang merupakan
kelanjutan dari kerajaan Malaka Islam. 6[7]
Pada abad ke-16 ,Aceh kelihtan lebih dominan,karna para pedagang muslim
menghindar dari Malaka lebih memilih Aceh sebagai pelabuahan transit. Kemenangan Aceh
atas Johor pada tahun 1564 ,membuat kerajaan ini menjadi daerah vassal dari Aceh.
Aceh telah berhasil mengusai daerah-daerah di Sumatra bagian Utara, Stelah itu Aceh
juga berusaha menguasai Jambi pelabuhan pengekspor lada yang banyak dihasilkan di
daerah-daerah pedalaman,seperti Minangkabau dan diangkut lewat sungai Indragiri
,Kampar,dan Batanghari.
Di daerah jambi penduduknya ketika itu sudah islam,jambi juga merupakan
pelabuhan transito,tempat beras dan bahan-bahan lain dari jawa ,cina,India, dan lain-lain di
ekspor ke Malaka.Selain itu Aceh juga berhasil menguasai perdagangan pantai barat Sumatra
dan mencakup Tiku ,Pariaman, dan Bengkulu.Ketika itu ,Aceh memang berada pada masa
kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.
Setelah sulatan Iskandar Muda wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani.Sultan ini
masih mampu mempertahankan kebesaran Aceh.Akan tetapi ,setelah dia wafat 15 februari
1641 ,Aceh secara berturut-turut dipimpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun.Ketika itu
lah Aceh mulai menaglami kemunduran. Daerah-daerah di Sumatra yang dulu berada di
bawah kekusaannya mulai memerdekakan diri. Meski sudah menurun Aceh masih bertahan
lama menikmati kedaulatannya dari intervensi kekuasaan asing.Padahal kerajaan islam
lainnya seperti Minang kabuau,Jambi,Riau dan Palembang tidak demikian.7[8]
Di Jawa,pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir ke pedalaman ,yaitu dari
Demak ke Pajang kemudian ke Mtaram.Perpindahan ini membawa pengaruh besar yang
sangat menentukan perkembangan sejarah islam di Jawa,diantaranya adalah : Kekuasaan dan
system politik didasarkan atas garis agraris,peranan daerah pesisir dalam perdagangan dan
pelayaran mundur,begitu juga dengan pedagang dan pelayar Jawa,terjadinya pergeseran
pusat-pusta perdagangan dalam abad ke-17 dengan segala akibatnya.
Di Sulawesi pada akhir abad ke -16 pelabuhan Makasar berkembang dengan
pesat.Letaknya memang strategis.Akan tetapi ,ada factor-faktor lain yang mempercepat
perkembangan itu adalah sebagai berikut:
Pertama, penduduk Malaka oleh Portugis mengakibatkan terjadinya migrasi
perdagangan Melayu,antara lain ke Makasar. Kedua, arus migrasi Melayu bertambah besar
setelah Aceh mengadakan ekspedisi terus menerus ke Johor dan pelabuhan-pelabuhan di
semenanjung Melayu. Ketiga blockade Belanda terhadap malaka dihindari oleh pedagang-
pedagang ,baik Indonesia maupun India ,merosotnya pelabuhan Jawa Timur mengakibatkan
fungsinya diambil oleh pelabuhan Makasar,usaha belanda memonopoli perdagangan rempah-
rempah di Maluku membuat Makasar memiliki kedudukan sentral bagi perdagangan antara
Malaka dan Maluku.Itu membuat pasar berbagai macam barang berkembang disana.8[9]
Sementara itu ,Maluku ,Banda,Seram dan Ambon sebagai pangkal atau ujung
perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran pedagang Barat ayang ingin menguasainya

12
dengan politik monopolinya.Ternate dan Tidore dapat terus berhasil dan mengelakkan
dominasi total dari portugis dan spanyol, namun dia mendapat ancaman dari belanda yang
datang kesana.

B. Politik Islam Masa Penjajahan Belanda

Pada tahun 1755 VOC berhasil menjadi pemegang hegemoni politik pulau jawa
dengan perjanjian Giyanti,oleh karna itu raja Jawa pada saat itu kehilangan kekuasaan
politiknya.Bahkan kebiwaan raja jawa pada saat itu sangat tergantung kepada VOC. Pada saat
itu campur tangan kolonial terhadap kehidupan karaton makin meluas, sehingga ulama-ulama
keraton sebagai penasihat raja-raja tersingkir.
Reaksi paling awal terhadap konsolidasi pemerintahan Belanda dan hancurnya
aristokrasi lama datang dari kalangan muslim. Keseimbangan kekuatan yang sedang berubah
menimbulkan gerakan kebangkitan ulama yang menentang otoritas kaum elite priyayi.
Bahkan semenjak konsolidasi mataram pada awal abad ke-17 ,aristokrasi jawa telah dibagi
dua kelompok priyayi yang memerintah ,yang terkondisikan oleh nilai-nilai jawa, dan kiayi
yang mewakili komunitas yang setia terhadap keyakinan agama islam. Dengan masuknya
kelompok aristokrasi priyayi ke dalam pemerintahan kolonial Belanda , kiayi menjadi satu-
satunya perwakilan masyarakat jawa yang independen . otoritas ,jumlah, dan pengaruh
mereka sangat luas, sehingga meningkatkan kesadaran mereka terhadap identias muslim , dan
menjadikan mereka mengenal perlawanan dunia muslim terhadap kolonialisme.9[15]
Akibat Kolonial rakyat kehilangan kepemimpinan, sementara penguasaan colonial
sangat menghimpit kehidupan mereka. Hasil bumi rakyat dijadikan untuk kepentingan
pemerintah colonial belanda. Penggusuran dan perampasan tanah milik rakyat untuk
kepentingan pemerintah semakin digalakkan. Rakyat ketakutan dan kesulitan menghadapi
penindasan tersebut. Ini terjadi sampai abat ke-14.10[16]
Dalam kondisi seperti ini rakyat mencari pemimpin nonformal (para ulama, kiai,atau
bangsawan) yang masih memperhatikan mereka. Puasat kekuatan politik berpindah dari
istana keluar, Yaitu ke wilayah-wilayah yang jauh dari istana, salah satu ke pasantren-
pasantren yang kemudian menjadi basis perlawanan.
Keterlibatan para ulama dalam politik hamper sama tuanya dengan sejarah peradaban
islam. Hal ini disebabkan islam sebagai sebuah agama tidak hanya mengajarkan tata cara
ibadah untuk kecendrungan akhirat belaka. Tetapi juga mengajarkan tata cara
bermuamalah,berintraksi social dalam urusan dunia. Islam banyak mengajarkan nilai-nilai
dan norma-norma dalam masyarakat dan bernegara, baik dalam lingkup local maupun
internasional.Ulama, atas nama islam, menggalang kekuatan untuk melawan penjajah.
Terjadilah perang jawa (1825-1830) dipelopori pangeran Diponegoro didampingi kiai Mojo
(1873-1904) walaupun perang besar ini berakhir dengan kekalahan, tetapi peran polotik
ulama telah menjadi pelajaran politik umat islam Indonesia. Penggalangan atas nama islam
telah memupuk cinta tanah air dan anti Kolonial.11[17]
Ketika penjajah belanda semakin meluas,maka muncullah gerakan protes petani
dipimpin ulama lokal untuk melawan Belanda dan pembantu-pembantu raja-raja tradisional
yang dianggap kafir.para petani dan ulama lokaln menganggap gerakan itu sebagai perang
suci ,perang terhadap kafir. Di antara gerakan protes petani local yang dianggap terbesar
adalah yang terjadi di Cilegon tahun 1888 M.

10

11

13
Faktor pendorong terjadinya gerakan-gerakan protes ini ,antara lain situasi Kolonial
yang menghimpit kehidupan rakyat,kondisi yang brtentangan dengan kaidah-kaidah agam
islam,pelarangan umat islam melakukan ibadah,tindakan yang semena-mena,penggusuran
tanah milik rakyat yang subur untuk tanaman tebu,kerja paksa,pajak yang
memeras,penderitaan rakyat akibat ketidak adilan dan pemerasan tuan tanah,penumpukan
rasa dendam,rasa kecewa,tekanan ekonomi yang sangat berat yang kemudian dipersatukan
dengan semangat jihad menjadi gerakan fanatic dan radikal.
Sepanjang abad ke-18 di Sumatra penuh pergolakan. Ulama dan pedagang arab
berdatangan menimbulkan suasana baru dalam kehidupan keagamaan karena mulai
munculnya cikal bakal repormasi ortodoks (pemurnian keagamaan). Pada saat itu berperang
kerajaan Riau yang berakhir ketika gabungan Riau-Johor dikalahkan Belanda. Disusul
Palembang besar dan menjadi pusat pengembangan islam, ditandai oleh Insititusionalisme
ketentuan fikih kedalam struktur kerajaan. Di abad ini penyebaran tarekat samaniyah juga
semakin marak, tarekat yang kelak mengadakan perlawanan terhadap Belanda yang berusaha
menguasai isatana Palembang.
Walaupun perang ini kalah tetapi islam makin berkembang dibawah pimpinan yang
menyingkir dari kerajaan Belanda seperti sisa-sisa tentara perang padri di pedalaman tanah
batak menjadi sebagian suku batak memeluk islam. Sebagian sisa-sia pelarian perang padre
yang lain ada yang pergi ketimur tengah, bermukim disana sambil menuntut ilmu sehingga
terkena pengaruh reformasi islam internasional. Diantara mereka adalah Ahmad Khatib
Alming kabawi, Djamil Djambek, Thaharir Djalaluddin disusul kemudian oleh Haji Abd.
Karim (Haji Rasul-Ayahanda Hamkah.
Para tokoh diatas menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan
Belanda dan penetrasi Kristen oleh karena itu perlu diadakan perubahan-perubahan yang
walaupun berasal dari pengaruh colonial sendiri yaitu berjuang melalui organisasi-organisasi,
baik bidang social, pendidikan maupun politik seperti K.H.Ahmad Dahlan dijawa dengan
gerakan Muhammadiyah dan Khihajar Hasyim Asyari dengan gerakan NU (Nahdatul Ulama)
semua organisasi tersebut sama-sama ingin menjadi islam sebagai landasan ideologis dan
selanjutnya menjadikan islam sebagai perjuangan politik untuk kekuasaan colonial.
Islam juga akan dijadikan peletak lantasan kesamaan, pengikat persatuan,
sebagaimana yang diperjuangkan oleh syarit islam (SI), bangsa islam yang mengawali
perasaan kebangsaan sampai pengertian nasionalisme Indonesia ditemukan. Dikalangan
rakyat, berkuasanya colonial dirasakan sangat berat karena terjadinya eksploitasi hasil bumi
rakyat untuk kepentingan VOC. Dalam kondisi seperti ini rakyat bergabung dengan
pemimpin nonformal kiai ulama dan bangsawan yang menggalang rakyat untuk melawan dan
berjuang atas nama agama. Terjadilah perang fadri (1821-1837) dipelopori imam bonjol
dibantu delapan ulama, perang Aceh (1873-1904) dipimpin panglima polim yang didukung
oleh para ulama, haji dan muslim aceh.

Perlawanan yang dilakukan umat islam terhadap penjajahan belanda:

1.      Perang faderi di Minang Kabau


Gerakan yang dikenal dengan nama paderi ini dilakukan melalui ceramah di surau
dan masjid.perang ini terjadi 21 Februari 1921 setelah perjanjian kaum adat dan Belanda di
tanda tangani.

2.      Perang dipenegoro


Perang ini merupakan perang terbesar yang di hadapi colonial Belanda . selain hidup
rakyat yang di tindas belanda ,latar belakang terjadinya perang ini adalah rencana pemerintah
belanda untuk membuat jalan dan menerobos tanah milik pangeran dipenogoro dan harus

14
membongkar makam keramat.tujian perang ini adalah untuk mencapai cita-cita luhur
mendirikan masyarakat yang bersendikan agama islam, mengembalikan keluhuran adat jawa
yang bersih dari pengaruh barat.

3.      Perang banjar masin


Perang ini dilatarbelakangi oleh campur tangan belanda dalam menentukan siapa yang
akan menjadi raja muda sebagai pengganti sultan, apabila sultan berkuasa wafat.

4.      Perang aceh


Awal mula penyebap perang ini adalah pada tanggal 30 Maret 1857 di tandatangani
kontrak antara aceh dengan pemerintahan Belanda yang berisi kebebasan perdagangan
.kontrak ini memberi kebebasan pada belanda disana dan di perkuat Traktat siak yang
ditanda tangani pada tahun itu juaga. Sultan Aceh menentang isi traktat tersebut karna
bertentangan dengan hegemoni Aceh.

2.2. PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN KOLONIAL

A.          Pendidikan Zaman Belanda

Sejak dari zaman belanda VOC kedatangan mereka di Indonesia sudah bermoyif
ekonomi,politik dan agama,dalam hak actroi VOC terdapat saru pasal yang berbunyai “
badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh perperang. Dan harus
memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah”.
Terhadap pendidikan islam, semula Belanda (tahun 1610 M)bersikap membiarkan
saja menurut system kerajaan Mataram.Namun, mereka lambat laun mengubah pendidikan
Islam secara sedikit dei sedikit.Sejak perjanjian Giyanti (tahun 1755 M), Belanda mulai
berusaha melumpuhkan pengaruh Islam, dimulai didaerah yang sudah dikuasai di Yogya dan
Surakarta.
Setelah Diponegoro ditaklukkan, Belanda melanjutkan usahanya untuk
membinasakan organisasi resmi pendidikan Islam. Penghulu , Naib, Modin dibebaskan dari
kewajiban pendidikan dan pengajaran Islam.Penghulu tidak lagi menjadi hakim agama,
cukup Naib saja yang menjadi juru nikah, talak, dan rujuk, dan semuanya berada dibawah
pengawasan Belanda. Karena usaha-usaha Belanda itu , pendidikan islam lama kelamaan
menjadi mundur dan makin terdesak oleh pendidikan barat.
Ketika Van den Bosch menjadi Gubernur Jendral di Jakarta tahun 1831, ia
mengeluarkan kebijaksanaan bahwa sekolah gereja dianggap diperlukan sebagai sekolah
pemerintah Belanda. Departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu.
Di setiap daerah keresidenan didirikan satu sekolah agama Kristen. Ketika Van den Capellen
tahun 1819 merencanakan berdirinya sekolah dasar bagi penduduk pribumi agar dapat
membantu pemerintahan Belanda.
Dalam surat edarannya kepada para Bupati berisi : “Dianggap penting untuk
secepatnya mengadakan peraturan pemerintah yang menjamin merata kemampuan membaca
dan menulis bagi penduduk pribumi agar mereka dapat menaati undang undang dan hukum
Negara.
Dari surat edaran diketahui bahwa Belanda mengaggap pendidikan agama islam yang
diselenggarakan di pondok pondok pesantren , mesjid, musallah, dianggap tidak membantu
pemerintah Belanda.

15
Kemunduran pendidikan Islam itu sampai puncaknya sebelum tahun 1900 Masehi
yang meliputi seluruh Indonesia. Bahkan pada tahun 1882 Belanda membuat badan khusus
yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan islam. Tahun 1925 Belanda
mengeluarkan peraturan lebih ketat, bahwa tidak semua kiai boleh memberikan pelajaran
mengaji. Peraturan itu dibabkan tumbuhnya organisasi pendidikan Islam, seperti
muhammadyah, syarikat islam, al irsyad, nahdatul wathan, dan lain – lain.Tahun 1932 keluar
pula peraturan yang dapat memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak
izinnya yang disebut Ordonisasi Sekolah Liar. Peraturan ini dikeluarkan setelah muncul
gerakan nasionalisme –Islamisme pada tahun 1928 berupa Sumpah Pemuda. Selain itu
sekolah Kristen yang banyak mendapat kritikan dari rakyat sekitar, juga untuk menjaga dan
menghalangi masuknya pelajaran agama di sekolah umum yang kebanyakan muridnya
beragama Islam, maka pemerintah belanda mengeluarkan poeraturan yang disebut “Netral
Agama”.
Kondisi demikian terjadi juga di Timur Timur ditandai dengan munculnya ide Pan
Islamisme yang dirintis oleh jamaluddin al Afghani di mesir dan gerakan Salafiyah
Wahhabiah di Hijaz. Oleh karena itu, santri-santri Indonesia banyak yang belajar ke hijaz dan
Mesir. Ketika mereka kembali ke tanah air mereka mengajarkan ilmu-ilmu agma dan bahasa
arab yang lebih tinggi mutunya dari sebelumnya.Dengan demikian berkat usaha mereka ilmu
agama semakin tinggi. Pada masa perubahan itu boleh dikatakan pelajaran agama di
Indonesia hampir sama dengan yang di makkah.

Susunan pendidikan islam pada masa perubahan adalah sebagai berikut :

1.      Pengajian alquran masih sama sebelum tahun 1900.


2.      Pengajian kitab terdiri dari :

a.       Menagaji nahwu dengan memakai kitab Ajrumiyah Asymawi.Syaikh kholod,


Azhari,Alfiyah, Asymuni, dan lain-lain
b.      Sharaf : Al-Kailani,Taftazani
c.       Fiqih : Fath al-Qarib,Fath al-Muin,Fath al-wahab Mahalli,kadang-kadang sampai Tuhfah
dan Nihayah.

Masa perubahan di Jawa sejak tahun 1900 dimulai oleh K.H.Hasyim Asyari membuka
Pasantren Tabuireng di Jomba dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang meluluskan
banyak ulama.Pada tahun 1959 Pondok ini mempunyai tingkatan sebagai berikut:
1. Madrasyah Ibtidaiyah enam tahun,mata pelajarannya 70 persen agama,30 persen umum.
2. Tsanawiyah tiga tahun,untuk pelajarannya 70 persen agama.30 persen umum
3. Mua’allimin lima tahun
4. Bagian pasantren menurut system yang dilakukan oleh almarhum K.H. Hasyim Asy’ari.
Karna pengaruh politik etis pemerintah Belanda menetapkan kebijaksanaan pendidikan
dan merialisasikannya dalam berbagai program pendidikan dasar untuk warga pribumi.
Namaun mereka membedakan program tersebut ke beberapa bagian ,yaitu sebagai berikut:

1.   Sekolah dasar kelas satu (De Eerste Klasse School) untuk kalangan para pemuka ,tokoh-
tokoh,dan orang-orang terhormat bumi putra.
2.   Sekolah dasar kelas dua (De Tweede Klasse School) untuk anak-anak bumi putra biasa.

Kehadiran sekolah-sekolah Belanda ini mendapat kecaman sengit kaum ulama dan santri
karena pendidikan yang didirikan Belanda itu menjadi alt penetrasi kebudayaan Barat yang
akan melahirkan intelektual pribumi sekuler dan menjadikan umat islam jauh dari agamanya.

16
Oleh sebap itu lahirlah pembaharuan pendidikan islam .Dengan demikian perubahan
pendidikan Indonesia sudah dimulai sejak zaman Kolonial Belanda. Hal ini ditandai dengan
berdirinya organisasi-organisasi islam( seperti Sumatra Thawalib, Jamiatul khair , Al-Irsyad,
Muhammadiyah, ) yang mendirikan sekolah-sekolah islam.

2.3. PERJUANGAN KEMERDEKAAN UMAT ISLAM

A.                    Masa Kolonial Belanda

Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah , H. Samanhudi


menyerahkan tumpuk pemimpinan SDI pada bulan Mei 1912 kepada HOS Tjokroaminoto
yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas ruang geraknya. SI pada dekade
pertama adalah organisasi politik besar yang merekrut anggotanya dari berbagai kelas dan
aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu idiologi bangsa memang belum beragam , semua
bertekad ingin mencapai kemerdekaan. Idiologi mereka adalah persatuan dan anto
Kolonialisme. Tjokoaminoto dalam pidatonya pada kongres nasional Sarekat Islam yang
berjudul “Zulfbetuur”tahun 1916 di Bandung mengatakan :
Tidak pantas lagi Hindia (Indonesia, pen.) diperintah oleh negeri Belanda , bagaikan tuan
tanah yang menguasai tanah-tanahnya. Tidak pada tempatnya, menganggap hindia sebagai
seekor sapi perahan yang hanya diberi makan demi susunya.tidaklah pantas, untuk mengagap
negri ini sebagai tempat kemana orng berdatangan hanya untuk memperoleh keuntungan dan
sekarang sudah tidak pada tempatnya lagi bahwa penduduknya,terutama anak negrinya
sendiri, tidak mempunyai hak tutur bicara dalam soal-soal pemerintahan yang mengatur nasib
mereka.
Demikianlah SI memperjuangkan pemerintahan sendiri bagi pendudukan Indonesia,
bebas dari pemerintahan Belanda.Namun dalam perjalanan sejarahnya dikalangan tokoh-
tokoh dan organisasi-organisasi pergerakan, mulai terjadi perbedaan-perbedaan taktik dan
program; golongan revolusioner berhadapan dengan golongan moderat ; dan politik koperasi
tidak sejalan denagn politik non-koperasi. Puncak perbedaan itu terjadi di dalam tubuh SI itu
sendiri, yang memunculkan kekuatan baru dengan idiologinya sendiri, komunisme, yang
dikenal dengan partai komunisme Indonesia (PKI) , terjadi secara besar-besaran pada tahun
1923.
Dengan demikian, terdapat tiga kekuatan politik yang mencerminkan tiga aliran
idiologi: Islam , komunisme dan nasionalis sekuler. Perpecahan diantara ketiga golongan
tersebut, menurut Deliar Noer ,disebapkan oleh pendidikan yang mereka terima bersifat
Barat. Golongan sekuler yang ditimbulkan oleh pendidikan itu kemudian terpercah menjadi
dua, komunis dan nasionalis sekuler. Proses islamisasi damai di Indonesia yang
mengkompromikan ajaran islam dengan nilai – nilai budaya, telah melahirkan tiga golongan :
santri, abangan, priyayi. Ideologi islam didukung oleh golongan santri, komunisme oleh
abangan dan nasionalis oleh priyayi. Ketiga aliran tersebut, terlibat dalam konflik ideologis
yang cukup keras. Dalam suasana konflik semacam itu, SI semakin hari mengalami
kemerosotan, sementara partai partai nasionalis sekuler berkembang dengan pesat.
Di lingkungan islam terbentuk juga kesatuan forum dalam bentuk Majelis Islam A’la
Indonesia (MIAI), tetapi forum ini lebih menekankan segi agama, mejelis ini berdiri tahun
1938. Usaha-usaha untuk mempersatukan kembali partai-partai politik dengan aliran-aliran
ideologi itu, selalu berakhir dengan kegagalan. Hal itu karena Belanda tidak pernah member
ruang gerak bagi gerakan kebangsaan dan tidak pula bersedia mengadakan dialog. Sementara
itu konflik ideology terus berkembang dan kadang-kadang mengeras. Golongan nasionalis
netral agama pernah menuduh islam sebagai pembawa perpecahan. H. Agus Salim dituduh
menjerumuskan SI menjadi partai pendeta yang mencecerkan kepentingan social dan

17
ekonomi rakyat untuk agama. Tuduhan lain, islam arab merupakan suatu bentuk imperialism
yang tidak kalah jeleknya dari Belanda.
Tuduhan-tuduhan tersebut dapat dijawab oleh HOS Tjokroaminoto, H.Agus Sali,
A.Hasan, dan M.Natsir. Mereka adalah tokoh-tokoh yang terkenal yang dikatakan sebagai
perumus-perumus nasionalisme islam di Indonesia. Di Sumatra Barat masyarakat islam
mampu memadukan antara islam dan nasionalisme, yaitu melalui persatuan muslimin
Indonesia (Permi) yang dipimpin oleh Muchtar Luthfi yang baru menyelesaikan studinya di
Kairo, Mesir. Permi adalah organisasi yang berdasarkan islam dan kebangsaan. Sayangnya
Permi tidak berusia panjang.
Di awal tahun 1940-an, Soekarno yang pernah mendalami ajaran islam, mencoba
mendamaikan konflik-konflik itu dengan berusaha mengutip pendapat pemikiran-pemikiran
pembaru di Negara—negara islam timur tengah, termasuk Turki. Namun, konsep
sebagaimana yang dipraktekkan oleh Kemal Attaturk di Turki.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Setelah Islam datang ke Indonesia banyak perubahan-perubahan yang terjadi


terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai dan tidak tertindas
lagi karena islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat memiliki derajat
yang sama. I s l a m j u g a m e m b a w a p e r u b a h a n - p e r u b a h a n b a i k d i b i d a n g
p o l i t i k , e k o n o m i d a n agama. Islam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawandan mengusir para penjajah.

18
Umat Islam di Indonesia pada fase penjajahan Belanda dan Jepang mengalami
penderitaan yang luar biasa berat. Hal di sebabkan oleh kebijakan penjajah yang di
berlakukan bagi masyarakat pribumi. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulakan
kebijakan yang di buat kedua penjajah ini terdapat perbedaan. Kebijakan yang di buat
Belanda lebih bersipat diskriminatif, yaitu melihat status sosial dalam masyarakat, sering
menekan bahkan kadang berusaha menghapus atau menyingkirkan. Diantara kebijakan
diskriminatif yang di buat Belanda yaitu adanya Asosiasi pendidikan, ordonasi kebudayaan,
ordonasi sekolah liar.
Kebijakan yang dibuat Jepang dalam kaitanya dengan umat Islam lebih bersifat longgar
dan demokratis. Karena tujuan utama mereka adalah berambisi untuk memenangkan
peperangan menguasai Asia Raya, dikenal slogan (Nipon cahaya Asia; Nipon pelindung Asia
dan Nipon pemimpin Asia). Jepang menyebut dirinya sebagai “Saudara Tua” rakyat
Indonesia. Dalam hal-hal tertentu pemuka umat Islam diberikan kekuasaan dan keleluasaan
mengembangkan agamanya menyamakan jenis sekolah untuk mendapatkan bantuan,
termasuk kebijakan yang berkaitan dengan Kantor Urusan Agama (shumuka), Masyumi,
PETA, dan Hizbullah.Namun dari realitas yang terjadi, kebijakan itu ternyata memiliki
kesamaan tujuan yaitu bagaimana mengekploitasi dan mempolitisir umat Islam dan kekayaan
bumi Nusantara.
Selama jaman penjajahan barat itu perjalanan proses kritenisasi di Indonesia
kedatangan bangsa barat memang telah membawa kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya
adalah untuk meningkatkan hasil penjajahannya bukan untuk kemakmuran bangsa yang
dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan sistem dan metode baru
tetapi sekedar untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan
upah yang murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari barat.
Maksud dari pemerintahan Jepang ialah supaya kekuatan umat Islam dan nasionalis
dapat dibina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang dipimpin oleh Jepang. Jepang
membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti Haihoo, Peta, Keibondan sehingga
penderitaan rakyat lahir dan batin makin tak tertahankan lagi. Malah menjadi kekuatan bagi
umat islam dan bangsa Indonesia.

3.2 DAFTAR PUSTAKA


Alam S. Dan Henry Hidayat, 2008. Ilmu Pengetahuan Social Untuk SMK dan Mak Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
Mutopo, M.H. Abib dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas X Program IPS, Jakarta: Yudhistira.
Rochamadi, Nur Wahyu. 2007. Ilmu Pengetahuan Social Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan. Jilid 1. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Yulianti. 2007. 1700 Bank Soal Sejarah dan Dunia Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama
Widya.

19

Anda mungkin juga menyukai