Anda di halaman 1dari 4

#press release PLN Group

Cogindo Tembus Pasar Kuwait untuk Perkuat Beyond kWh PLN Group
JAKARTA, 31 Maret 2021 – PT Cogindo Daya Bersama menandatangani kontrak
operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi ketenagalistrikan senilai US$25,3 juta di
Kementerian Listrik dan Air Kuwait pada Rabu, 31 Maret 2021 di Kuwait.
Dalam penandatanganan yang disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Kuwait
Tri Tharyat itu, Cogindo Daya Bersama diwakili oleh NAPCO sebagai mitra dalam
proyek di Negeri Teluk tersebut.
Di tengah situasi perekonomian yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19, anak
perusahaan PT Indonesia Power yang fokus pada pelayanan pembangkit listrik
terintegrasi ini mampu melakukan pengembangan bisnis ke pasar luar negeri
(overseas).
Ade Hendratno, Direktur Utama PT Cogindo Daya Bersama, mengatakan bahwa Cogindo
baru saja menandatangani kontrak jasa operasi dan pemeliharaan (operation and
maintenance/O&M) jaringan transmisi dan distribusi ketenagalistrikan di seluruh
wilayah Kuwait.
“Berhasilnya Cogindo dalam memenangkan tender ini di Kuwait menunjukkan bahwa
kami dapat bersaing di overseas [pasar global]. Kontrak overseas ini menjadi sangat
prestisius karena menjadi bagian dari upaya peningkatan pendapatan di luar penjualan
listrik atau Beyond kWh PLN Group,” ujarnya, Rabu (31/3/2021).
Ade mengakui bahwa Cogindo telah membidik pasar global dalam 2 tahun terakhir,
yaitu proses inisiasi, prakualifikasi (PQ), dan proses tender. Tidak hanya Kuwait yang
akan menjadi pintu masuk Negara Teluk atau Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf
Cooperation Council/GCC), Cogindo juga membidik Vietnam sebagai pintu masuk pasar
Asean.
Cogindo merupakan anak usaha PT Indonesia Power yang menjalankan bisnis O&M
pembagkit listrik, suplai energi, jasa maintenance, repair and overhaul (MRO) komponen
pembangkit, serta pelayanan gas diesel engine.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, Cogindo akhirnya memenangkan 1 (satu)
tender jasa O&M jaringan transmisi dan distribusi di Kuwait. Cogindo mengikuti 7
tender di Kuwait pada 2020 dan dari 7 tender yang diikuti tersebut, Cogindo
mempunyai 2 kesempatan untuk memenangkan dan mendapatkan proyek tersebut,
yaitu jasa O&M jaringan transmisi dan distribusi yang hari ini telah ditanda tangani
kontraknya dan rehabilitasi boiler 12B dan 12 D di Shuwaik power plant & distillation
water. Untuk tender rehabilitasi boiler ini, Cogindo menjadi penawar terbaik dan saat
ini masih dalam proses evaluasi administrasi dan teknis.
Adapun, lingkup area pekerjaan Cogindo dalam pemeliharaan jaringan distribusi
mencakup seluruh wilayah Kuwait yang memiliki luas 17.818 km2 atau separuh dari
luas Provinsi Jawa Barat yang mencapai 35.378 km2. Durasi jasa O&M ini sekitar 36
bulan dan membutuhkan 297 tenaga kerja.
Proyek ini menjadi sangat prestisius karena proyek overseas pertama Cogindo. Selain
itu, proyek ini menjadi yang pertama melalui kontrak langsung dengan proses tender
yang dimenangkan Cogindo sebagai perusahaan Indonesia.
Cogindo mengikuti tujuh tender di Kuwait. Pertama, tender pemeliharaan berkala
baterai dan pengisi daya serta pekerjaan gardu induk di wilayah utara Kuwait. Kedua,
pemeliharaan berkala baterai dan pengisi daya serta pekerjaan gardu induk di wilayah
selatan Kuwait.
Ketiga, pekerjaan operasi dan pemeliharaan (O&M) jaringan distribusi
ketenagalistrikan. Keempat, pekerjaan rehabilitasi untuk boiler 12B dan 12D di
Pembangkit Listrik Shuwaikh dan fasilitas destilasi air Shuwaikh.
Kelima, pemeliharaan tahunan peralatan proyek Reverse Osmosis (RO) di fasilitas
destilasi air & listrik huwaikh. Keenam, retrofit baterai di gardu induk. Ketujuh,
pekerjaan tahunan untuk pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan.

Milestone Cogindo
“Ini menjadi milestone kami. Selain itu, dengan menjadi pemenang tender di Kuwait,
kami sebagai perusahaan asal Indonesia di bidang ketenagalistrikan ternyata dapat
bersaing dengan perusahaan multinasional dari negara lain.”
Ade menceritakan proses tender di Kuwait yang sangat ketat dan kompetitif. Selain itu,
Cogindo masih akan mengikuti 5 – 6 tender lainnya di Kuwait pada tahun ini untuk
kontrak pekerjaan 2022.
“Kuwait memiliki proses tender yang ketat dan kontraknya cukup panjang, rata-rata
kontrak 2 – 5 tahun. Kalau tahun ini kami tidak ikut bidding, kami bisa menunggu lama
lagi untuk mengikuti tender lainnya di Kuwait,” tutur Ade.
Kuwait menjadi negara strategis sebagai pintu masuk negara-negara di kawasan Teluk
Persia. Hubungan bilateral dan pengalaman menyelesaikan proyek di Negara Teluk
menjadi syarat penting dalam ekspansi pasar ke Timur Tengah.
Tender proyek di Kuwait membawa nama Cogindo kendati harus menggandeng
perusahaan lokal NAPCO, karena menjadi salah satu persyaratan.
Persyaratan untuk mengerjakan proyek di Negara Teluk itu, Cogindo harus
menggandeng mitra lokal yang sudah terdaftar di Kementerian Ketenagalistrikan dan
Air (Ministry of Electricity & Water) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kuwait.
Kementerian Ketenagalistrikan dan Air Kuwait mengatur proses bisnis tentang
kelistrikan dan air.
NAPCO, perusahaan lokal Kuwait yang melayani berbagai industri termasuk minyak dan
gas bumi, petrokimia, energi terbarukan, air, dan proyek infrastruktur, hanya
membantu proses administrasi, sedangkan pekerjaan utama dikerjakan langsung oleh
Cogindo.
Ade menceritakan bahwa proses tender di Kuwait sangat kompetitif diikuti oleh
perusahaan multinasional berskala besar. Dengan menangnya Cogindo, katanya,
Indonesia memiliki peluang sangat besar untuk ekspansi pasar ke Kuwait.
Kuwait memiliki total kapasitas pembangkit listrik 17.080 megawatt (MW) dan fasilitas
destilasi air dengan total kapasitas 636 juta galon per hari (million imperial gallons per
day/MIGD). Negara di Timur Tengah dengan sistem pemerintahan monarki
konstitusional itu juga sedang membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas
1.400 MW dan fasilitas destilasi air berkapasitas 100 MIGD.
Negara yang memiliki kekayaan minyak dan gas bumi itu diproyeksikan akan
menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 19.500 MW dan kapasitas destilasi air
sebesar 615 MIGD hingga 2035.
Ade menjelaskan selain harus mencari laba (profit), Cogindo Daya Bersama juga
ditugaskan untuk ikut mendorong efisiensi operasi PLN Group seperti ikut
berkontribusi dalam menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik. Untuk
mengoptimalkan profit, Cogindo mengerjakan proyek-proyek di luar PLN Gorup,
termasuk pekerjaan di luar negeri, seperti kontrak jasa O&M di Kuwait.

Strategi Bisnis
Sementara itu, Direktur Bisnis Cogindo Daya Bersama R Triyono Budi P. menuturkan
bahwa Cogindo memulai proses tender di Kuwait sejak Juni 2019. Setelah menggandeng
NAPCO, Cogindo mulai memasukkan dokumen tender untuk pemeliharaan motor listrik
yang digelar oleh Kementerian Ketenagalistrikan dan Air Kuwait.
“Kami memasukkan dokumen tender berikutnya mulai Maret 2020. Akibat pandemi
Covid-19, proses tender mundur, sampai akhirnya diumumkan pada Februari 2021,
Cogindo memenangkan tender jasa O&M jaringan distribusi di Kuwait,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu strategi bisnis Cogindo untuk memperluas pasar di luar PLN
Group, termasuk pasar luar negeri. “Sejak 2019, kami mulai mencanangkan untuk
mendapatkan bisnis di luar PLN Group. Kami mencoba melakukan perubahan pada
market yang ada di Cogindo. Hal ini bertujuan agar Cogindo tidak selalu bergantung
pada [proyek] PLN Group.”
Triyono menjelaskan pada 2019 pendapatan Cogindo dari proyek di luar PLN Group
hanya sekitar 3%, kemudian naik menjadi 7% pada 2020. Cogindo, katanya,
menargetkan pendapatan dari proyek di luar PLN Group pada 2021 sekitar 14%.
Dia berharap proyek di Kuwait akan menambah porsi pendapatan Cogindo di luar
proyek PLN Group. Bahkan, dia optimistis Cogindo dapat menambah proyek lain di
negeri teluk tersebut karena perseroan mengikuti 4 tender lagi pada tahun ini yang
proyeksinya akan dikerjakan pada 2022. Potensi proyek di Kuwait, lanjutnya, masih
sangat besar.
Tidak hanya di Kuwait, Cogindo sedang membidik pasar Arab Saudi melalui proyek
Saudi Electric Company.
“Ini menjadi pintu awal kami masuk ke pasar Timur Tengah. Cogindo adalah satu-
satunya perusahaan Indonesia yang tercatat sebagai kontraktor resmi di Kuwait. Saat
pandemi seperti ini, kami justru mampu meraih kontrak di overseas. Dengan nilai
proyek Rp373 miliar atau US$25,3 juta [nilai proyek jasa O&M jaringan distribusi
Kuwait].”
Triyono menambahkan bahwa pencapaian Cogindo memiliki arti yang sangat penting
tak hanya bagi Cogindo, tetapi juga sangat berarti bagi Indonesia Power dan PLN dalam
mewujudkan dan meningkatkan bisnis Beyond Kwh di luar negeri.
“Bisnis luar negeri ini adalah salah satu penugasan dari Kementerian BUMN kepada
Grup PLN agar kami bisa menembus pasar global. Intinya kita jangan takut untuk
ekspansi ke luar negeri, kita tidak akan pernah tahu sebelum mencoba.

Anda mungkin juga menyukai