Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat
mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa,
melainkan sebagai makhluk unik yang memiliiki kebutuhan spesifik dan berbeda
dengan orang dewasa. Dengan demikian juga keluarga, tidak lagi dipandang hanya
sebagai pengunjung bagi anak yang sakit, melainkan sebagai mitra bagi perawat
dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam bentuk pelayanan yang
berpusat pada keluarga (famili centred care atau asuhanyang teurapeutik. Setiap
perawat perlu memahami keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip dasar
ini.
Prespektif keperawatan anak merupakan landasan nerpikir bagi seorang perawat
anak dalam melaksanakan pelayanan keperwatan terhadap klien anak maupun
keluarganya. Isi bahasan prespektif keperawatan anak mencakup perkembangan anak,
falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan keperawatan anak
2. Bagaimanakah prinsip keperawatan anak.
3. Bagaimanakah ruang lingkup keperawatan anak
4. Bagaimanakah peran perawat anak.

1
C. Tujuan dan Manfaat
1. Memahami perkembangan keperawatan anak
2. Mengetahui prinsip keperawatan anak
3. Mengetahui ruang lingkup keperawatan anak
4. Memahami peran perawat anak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Keperawatan Anak


Untuk dapat memahami perkembangan keperawatan anak, kita diajak untuk
mempelajari evolusi kesehatan anak dan keperawatn anak. Sebelum abad ke-19,
kesehatan anak kurang mendapati perhatian dari berbagai pihak. Jumlah tenaga
kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit, sementara epidemik terjadi
di banyak tempat dan tidak terkontrol. Selain itu, buku-buku informasi tentang
kesehatan anak sedikit. Pelayanan kesehatan yang dijalankan untuk anak hanya
terbatas pada daerah perkotaan dan dalam bentuk pelayanan keliling dan
perawatan tradisional. Statistik tentang status kesehatan anak tidak ada, padahal
wabah penyakit pada anak banyak terjadi, seperti cacar, flu, difteri, dan terjadi
epidemik secara perlahan, terutama karena penyakit TBC dan gangguan gizi.
Akhir abad ke-19 dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak
(the dark age of paediatric) sampai pada pertengahan tahun 1800 mulai ada studi
kesehatan anak yang dilakukan seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham
Jacobi yang melakukan penyelidikan tentang penyakit pada anak. Ia
memperhatikan kesehatan anak khususnya pada tunawisma dan buruh. Upayanya
didukung oleh seorang wanita yang bernama Lilian Wald, yang menggembangka
pelayanan keperawatan yang juga berfokus pada kegoiatan sosial, program
sosial, dan pendidika khusus untuk orang tua dalam hal perawatan anak sakit.
Selanjutnya, tumbuh upaya kesehatan anak sekolah (UKS) dan berkembang
kursus-kursus kesehatan sekolah.
Awal tahun 1900, perawatan isolasi berkembang sejak ditemukannya penyakit
menular. Orang tua dilarang untuk megunjungi anak dan membawa barang-
barang atau mainan dari rumah ke rumah sakit. Akan tetapi pada tahun 1940
ditemukan efek psikologis dari tindakan isolasi, yaitu anak menjadi stress selama

3
berada dirumah sakit. Karena anak stress dan gelisah serta tidak tenang berada
dirumah sakit tanpa ada orang tua disampingnya, orang tua pun semakin stress.
Akhirnya, orientasi pelayanan keperawatan berubah menjadi rooming, yaitu
orang tua boleh tinggal bersama anaknya selama 24 jam. Selain itu, mainan boleh
dibawa ke rumah sakit, dan penting untuk perawat atau tenaga kesehatan
mempersiapkan anak dan orang tuanya sebelum dirawat dirumah sakit.
Dengan demikian, pendidikan kesehtan untuk orang tua menjadi sangat
penting untuk dilakukan oleh perawat. Kerjasama antara orangtua dan team
kesehtan dirasakan besar manfaatnya dan orang tua didorong untuk berpartisipasi
aktif dalam perawatan anaknya dan orangtua tidak hanya sekedar pengunjung
bagi anaknya. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan pentingnya keterlibatan orang
tua dalam perawatan anaknya dirumah sakit. (Darbyshire, 1992 dan Carter &
Dearmun, 1995).
Keberadaan orang tua terutama kelompok orang tua yang anaknya
mempunyai jenis penyakit yang sama ternyata dapat membuat orangtua lebih
percaya diri dalam merawat anaknya dan merasa ada dukungan psikologis
sehingga diharapkan dapat berkerjasama sebagai mitra team kesehatan.

B. Filosofi Keperawatan Anak


Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang di
miliki perwat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang
berfokus pada keluarga (Family centered care),pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care),dan manajemen kasus.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa keperawatan anak teah
mengalami beberapa perubahan yang sangat mendasar, terutama dalam cara
memandang terhadap klien anak itu sendiri dan pendekatan dalam pelayanan
keperawatan anak.

4
C. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Pada dasarnya, setiap asuhan pada anak yang dirawat dirumah sakit
memerlukan keterlibatan orang tua (Platt, 1959 dan Farrell, 1992). Waktu
kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama 24 jam,
tersedia aktivitas bermain dan layanan pendidikan kesehatan pada orang tua yang
terprogram secara reguler. Anak membutuhkan orang tua selama proses hospital.
Terjadi perpisahan antaraorang tua dengan anaknya karena harus dirawat
dirumah sakit dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak. Apabila anak
mengalami kecemasan tinggi saat dirawat dirumah sakit, orang tua menjadi
stress. Hal ini terjadi seperti satu lingkaran setan. (Supartini, 2000).
Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak
yang dirawat dirumah sakit, sangat diperlukan kerjasama antara orang tua dan
tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun sakit paling baik
dilaksanakan olleh orang tua, dengan bantuan tenaga keesehatan yang
mengemukakan bahwa prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus
pada anak dan keluarga, untuk memnuhi kebutuhan anak dan keluarga.
Karena anak sebagai anggota unit keluarga dalam suatu kultur dan
masyarakat, maka keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan anak itu
sendiri, akan tetapi kultur keluarga dan amsyarakat harus diperhatikan seperti
masalah pengetahuan keluarga, budaya, lingkungan dan lain-lain. Kesemuanya
dapat mempengaruhi pada proses pelayanan keperawatan yang diberikan.
Sebagai bagian dari keluarga salah satu aspek yang penting adalah keterlibatan
anggota keluarga dalam memberikan pelayanan keperawatan sehingga bersama-
sama dalam memberikan perawatan.
Anak dan remaja membutuhkan pembelaan dari orang dewasa untuk
mempertahankan, meninhgkatkan dan memperbaiki kesehatan, pembelaan
tersebut merupakan salah satu dari hak anak yang harus dibela dan dilindungi
dari berbagai perlindungan kesehatan dan kesejahteraan anak. Dalam penanganan
pelayanan kesehatan anak harius didahulukan dalam penanganan, mengingat

5
anak merupakan salah satu generasi penerus yang harus dilindungi dari
kecacatan. Perlindungan atau pembelaan dari orang dewasa merupakan suatu
kewajiban seseorang yang telah dewasa yang telah mampu mengatasi
permasalahan yang ada. Anak sangat tergantung pada orang dewasa serta
lingkungan yang ada di sekitarnya yang dapat memfasilitasi dalam segala
pemenuhan kebutuhannya baik keluarga, orang yang berada di sekitarnya .
Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga, yaitu
fasilitas keterlibatan orangtua dalam keperawatan dan peningkatan kemampuan
keluarga dalam merawat anaknya. Perawat juga punya peran penting untuk
memfasilitasi hubungan orangtua dan anaknya selama dirumah sakit. Harus
diupayakan jangan sampai terjadi perpisahan antara orang tua dan anaknya
dirumah sakit. Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara
orangtua dengan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk
mmeneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama dirumah sakit. Perawat
juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan oorang tua
dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang sebagai subjek yang punya
potensi untuk anaknya dirumah sakit, terjadi proses belajar pada orang, baik
dalam hal peningkattan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan
dengan keadaan sakit anaknya. Dengan demikian, pada saat anak diperoleh kan
pulang ke rumah, orang tua sedah memiliki seperangkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan tentang perawatan anaknya. Misalnya, pada saat seorang ibu yang
mempunyai anak sakit panas dan dirawat dirumah sakit, jika pada awal masuk
rumah sakit orang tua tidak tahu tentang perawatan anak panas, saat keluar dari
rumah sakit mmereka sudah dapat memberikan kompres hangat dan mengukur
suhu dengan termometernya sendiri secara benar. Untuk itu, pendidikan
kesehatan yang dilakukan oleh perawat menjadi begitu penting untuk
dilaksanakan. Proses perawatan anak dirumah sakit harus memberikan
kesempatan belajar pada orangtua untuk merawat anak. Kesabaran perawat
orangtua merawat anak sesuai dengan kapasitasnya.

6
Etos asuhan yang berpusat pada keluarga pada dasarnya karena asuhan dan
pemberi rasa aman dan nyaman orang tua terhadap anaknya merupakan asuhan
keperawatan anak dirumah sakit sehingga asuhan keperawatan pada anak
dirumah sakit harus berpusat dpada konsep anak sebagai bagian dari keluarga
dan keluarga sebagai pemberi dukungan yang paling baik bagi anak selama
proses hospitalisasi (Departement of Health, 1991).
Keluarga merupakan unsur penting dalam perwatan anak meningat anak
bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat di tentukan oleh lingkungan
keluarga, untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat
tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak ( Wong, Perry &
Hockenberry, 2002). Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan
keperawatan anak, harus mampu menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk
pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung
maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu, keperawatan
anak harus memperhatian kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi keluarga
karena tingkat sosial, budaya ,dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola
kehidupan anak selanjutnya dalam kehidupan di masyarakat.
Perawat bertindak sebagai pemberi pelayanan keperawatan hendaknya
berfokus pada keluarga, dengan memperhatikan kemampuan dalam menentukan
kekuatan dan kelemahan sebab kekuatan dan kelemahan,dari keluarga tersebut
dapat dijadika acuan dalam pemberian playanan keperawatan.Kekuatan dan
kelemahan keluarga tersebut dapat juga berupa fasilitas keluarga dalam merawat
anak, tingkat pengetahuan,tingkat ekonomi, peran atau bentuk keluarga itu
sendiri.
Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaanya bentuk
dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang
sangan baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil,tetapi
apabila dukungan keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami
hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak.

7
Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan
keterlibatan keluarga.Hal ini sangat penting mengingat anak selalu embutuhkan
orang tua selama dirumah sakit seperti dalam aktivitas bermain atau program
perawatan lainnya seperti pengobatan. Pentingnya keterlibatan keluarga dapat
mempengaruhi proses ini dan dapat mempengaruhi kesembuhan anak, seringkali
dapat di temukan dampak yang cukup bagi anak apabila anak ditinggal sendiri
tanpa ada yang menemani seperti kecemasan bahkan menjadi stres. Apabila hal
tersebut dibiarkan terus upaya penyembuhan sulit tercapai. Jika demikian halnya
kerja sama atau keterlibatan orang tua dengan tenaga kesehatan yang ada
dirumah sakit selama anak dalam perawatan sangatn diperlukan.Keterlibatan
keluarga dan kemampuan keuarga dalam merawat merupakan dasar dari asuhan
keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan menfasilitasi
keluarga dapat membantu proses penyembuhan pada anak yang sakit selama
dirumah sakit. Harapan terbentuknya kerjasama yang utuh antara perawat dan
fungsi orang tua dengan peran dan fungsi perawat dalam pemberian perawatan.
Jangan sampai terjadi pemutusan dalam program perawatan. Demikian juga
proses perpisahan antara orang tua dan anak masih fokus dalam perhatian
perawatan,karena dapat juga berdampak besar dalam program perawatan anak ,
kerja sama tersebut dapat terjalin hingga program perawatan dirumah melalui
peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti
tindakan mengukur suhu ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin /
hangat.

D. Atraumatic care
Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak
menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawat tersebut
difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam
keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak.

8
Beberapa khasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang
dapat menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah,nyeri,dan lain-lain.
Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak
dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian
atraumatic care sebagai bentuk perawatan trapeutik dapat diberikan pada anak
dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan
yang diberikan,seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan
melihat prosedur tindakan atu aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya
trauma. Untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain:
1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol dalam perawatan
pada anak.
3. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis).
4. Tidak melakukan kekerasan pada anak
5. Modifikasi lingkungan fisik

E. Manajemen Kasus
Pengelola kasus secara komperhensif adalah bagian utama dalam pemberian
asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut
maupun kronis.Pendekatan psikologis yang dilakukan dengan mempersiapkan
secara fisik, memberikan kesempatan orang tua dan menciptakan lingkungan
yang nyaman bagi anak dan orang tua dan prinsif dalam upaya pencegahan,
peningkatan kesehatan merupakan tanggung jawab perawat.
Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu berdampak
dalam proses penyembuhan pada anak, meningkatkan anak memiliki kebutuhan
yang spesifik dan berbeda satu sama lain. Keterlibatan orang tua dalam
pengelolaaan kasus juga dibutuhkan, karena proses perawatan dirumah adalah

9
bagian tanggung jawabnya dalam meneruskan program perawatan dirumah
sakit . Pendidikan dan keterampilan mengelola kasus pada anak selama dirumah
sakit, akan mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi keluarga(orang
tua) (Wong,D.L,1995).

F. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak


Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus
memahaminya,mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan
asuhan.
Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah pertama,
anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Prinsip dan
pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandak anak dari ukuran
fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik
yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proese
kematangan. Pola-pola inilah yang harus dijadikan ukuran,bukan hanya bentuk
fisiknya saja tetapi kemampuan dan kematanganya.
Kedua, anak sebagai individu yang unik yang mempuyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki
kebutuhan yang berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai
dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan
fisiologis seprti kebutuhan nutrisi dan caitan, aktivitas, eliminasi, istirahat,tidur
dan lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut ,anak juga sebagai individu
yang membutuhkan kebutuhan psikologis,sosial,spiritual. Hal tersebut dapat
terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak. Pada saat bersamaan perlu
memandang tingkat kebutuhan yang khusus yang di alami oleh anak.
Ketiga, pelayanan keperawatan berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan ,bukan hanya mengobati anak yang sakit.
Upaya pencegahan penyakitbdan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk

10
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak adalah
generasi penerus bangsa.
Kempat, keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus
pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komperhensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Untuk
mensejahterakan anak, keperawatan selalu mementingkan anak. Anak dikatakan
sejahtera berarti anak tidak merasakan gangguan psikologis ,seperti rasa cemas,
takut dan lainya. Mereka selalu menikmati masa-masa kecil dengan penuh
kesenangan dan kasih sayang. Kemudian dalam upaya mensejahterakan anak
tersebut, tidak lepas dari peran keluarga,sehingga dalam memperbaiki mutu
keperawatan selalu melibatkan keluarga.
Kelima, praktek keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah,mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
aspek moral(etik) dan aspek hukum(legal). Sebagai bagian dari keluarga anak
harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi
kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak remaja sebagai mahluk
biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya
kematangan pada anak adalah selalu memperhatikan lingkungan yang ada, baik
anak sebagai individu maupun anak sebagai bagian dari masyarakat.
Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak
berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan
mempelajari aspek kehidupan anak.

G. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Anak


Lingkup praktik merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan yang

11
memiliki, lingkup yang dilakukan selama batas keprofesiannya. Sedangkan
praktik keperawatan ini sendiri merupakan tindakan mandiri perawatan
professional dengan melalui kerja sama secara kolaboratif dengan klien dan
tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan. lingkup praktik
keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir
sampai 12 tahun (Gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan
pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan untuk
tumbuh kembang anak seperti asuh, asih, dan asuh (Sularyo, 1993).
 Kebutuhan asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi
kebutuhan akan gizi atau nutrisi, kebutuhan pemberian tindakan keperawatan
dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan
dan pengobatan apabila sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan yang
layak, kebutuhan hygiene perseorangandan santitasi lingkungan yang sehat,
kebutuhan akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmanidan akan rekreasi, dan
lain-lain. Kesemuanya merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pada
anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak.
 Kebutuhan asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak
atau memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan
banyak ditentukan perkembangan psikologis yang termasuk di dalamnya
adanya perasaan kasih sayang atau hubungan anak dengan orang tua atau
orang di sekelilingnya karena akan memperbaiki perkembangan
psikososialnya. Terpenuhinya kebutuhan ini akan mengingatkan ikatan kasih
sayang yang erat (bonding) dan terciptanya basic trust (rasa percaya yang
kuat).
 Kebutuhan asuh

12
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh anak,
untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan secara optimal dan sesuai
dengan usia tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan asuh (stimulasi mental)
akan memperbaiki perkembangan anak sejak dini sehingga perkembangan
psikososial, kecerdasan, kemandirian, dan kreativitas pada anak akan sesuai
dengan harapan atau usia perkembangan dan pertumbuhan.
Dalam memberikan layanan keperawatan anak selalu diutamakan,
mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses
kematangan yang berada dengan pelayanan keperawatan pada orang dewasa .
Pemberian prioritas ini oleh karena beberapa perbedaan antara anak dan
dewasa, di antaranya :
Pertama , struktur fisik antara anak dan dewasa berbeda mulai dari
ukurang besarnya hingga aspek kematangan fisik, perbedaan tersebut dilihat
dari ukuran bahwa anak lebih kecil disbanding dengan orang dewasa yang
cenderung lebih besar , demikian juga ketahanan fisik anak lebih rentan
ketahanannya, relatif rendah disbanding kan dengan orang dewasa yang
mempunyai ketahanan fisik yang baik.
Kedua , proses fisiologis anak dengan oranh orang dewasa mempunyai
perbedaan dalam fungsi tubuh . Orang dewasa cenderung fungsi tubuh sudah
mencapai kematangan, sedangkan anak masaih dalam proses menuju
kematangan , sehingga dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu
memperhatikan usia tumbuh kembang.
Ketiga , kemampuan berfikir anak dengan orang dewasa juga berbeda,
dimana orang dewasa cendeung lebih tersisitematik ( sudah baik ) dibanding
dengan anak sebab fungsi otak orang dewasa lebih matang sedangkan pada
anak cenderung masih dalam proses perkembangan.
Keempat , tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada orang
dewasa dan anak mempunyai perbedaan , padac anak cenderung kepada
dmpak psikologis , apabila pengalaman pada masa lalu yang dialami kurang

13
mendukung , yang berdampak pada tumbuh kembang anak , sedangkan orang
dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik dan
matang.
H. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan
tidak mudah dipahami secara jelas.Penggunaan paradigma keperawatan anak
tetap mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara umum yang
merupakan cara pandang dalam suatu ilmi, landasan berpikir tersebut terdiri dari
empat komponen ,diantaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan,
sehat-sakit, dan lingkungan yang dapat digambarkan sebagai berikut.
a
tS
h
-eM
ik
Ks
u
n
)w
rp(A
g
L

Komponen paradigma keperawatan anak


1. Anak
Dalam keperawatan anak ,yang menjadi individu (klien) dalam hal ini
adalah anak,anak diartikan sebagai seserorang yang berusia kurang dari
18th dalam masa tumbung kembang dengan kebutuhan khusus baik
kebutuhan fisik , sosiologis, sosial, dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang di mulai dari bayi

14
(0-1 th) usia bermain / olddler (1-2,5thn), pra sekolah (2,5-5thn), usia
sekolah(5- 11thn),hingga remaja (11-18thn). Rentang ini berbeda antara
anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada
anak terdapat rentang perubahan ,pertumbuhan dan perkembangan yaitu
rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang dan perkembangan
yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki
ciri fisik,kognitif , konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.
Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang
sama akan tetap mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian
juga halnya perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan yang
tidak sama. Ada kalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat
dan ada juga perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga di
pengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah
ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan
mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhan usia pada anak.
Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hampir sama dengan konsep
diri yang dimiliki anak. Bhawa pola koping pada anak juga sudah terbentuk
mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis. Salah satu
pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagai mana anak
lapar, tidak sesuai dengan keinginannya , dan lain sebagainya.
Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan
yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi prilaku sosial pada anak sudah
dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang
banyak, dengan menunjukan keceriaan (tidak menangis). Hal tersebut
sudah mulai menunjukan terbentuknya oerilaku sosial yang seiring
perkembangan usian. Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai
dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain
dengan kelompoknya yaitu anak-anak.
2. Lingkungan

15
Lingkungan dalam paradigma kjeperawatan yang di maksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status
kesehatan anak , seperti keturunan , jenis kelami , emosi dan lain-lain .
Contoh lingkungan internal yang dapat berperan dalam perubahan status
kesehatan , seperti pada anak lahir dengan memiliki kasus penyakin bawaan
maka dikemudian hari akan mengalami perubahan status kesehatan
cenderung mudah sakit. Kemudian contoh factor lingkungan eksternal yang
berperan dalam status kesehatan anak adalah gizi anak, peran orang tua,
saudara, teman sebaya atau masyarakat yang berada dalam lingkungan
tersebut juga memiliki potensi untuk mempengaruhi status kesehatan anak
seperti apabila lingkungan anak tidak ada dukungan untuk berkembang
selalu tertekan , diberikan tanpa control yang jelas, tidak aman dan tanpa
adanya kasih sayang , maka status kesehatan anak tidak dapat mencapai
tingkat kesejahteraan, dan bahkan anak cenderung mudah terjadi sakit.
3. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keparawatan yang
diberikan pada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan,
pendidikan kesehatan, dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam
program perawatan anak.
Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara langsung
pada keluarga mengingat keluarga merupakan system terbuka yang
anggotanya dapat dirawat secara efektif, dan dalam keperawatan anak
keluarga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan, disamping keluarga sendiri mempunyai peran yang sangat
penting bagi perlindungan anakdan mempunyai peran untuk memenuhi
kebutuhan anak , keluarga juga mempunyai peran seperti peran dalam
mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga
keselamatan anak dan memsejahteraan anak untuk mencapai masa depan

16
yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan
anak (Wong, 1995).

4. Sehat-Sakit
Rentang sehat–sakit merupakan batasan yang dapat di berikan
bantuan pelayanan keperawatan pada anak, adalah suatu kondisi anak berada
dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit,
sakit kronis, dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai
status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam
batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara
langsun g maupun tidak langsung, seperti apabila anak berada dalam rentang
sehat maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai
mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosoal maupun spiritual. Demikian
sebaiknya, apabila anak dalam kondisi krisis atau meninggal maka perawat
selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat
secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik ,
mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan
(WHO, 1974) yang memiliki ciri sebagai berikut : Memiliki kemampuan
merefleksikan perhatian induvidu sebagai manusia, memiliki pandangan
terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal maupun
eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

I. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak ,perawat mempunyai peran
dan fungsi sebagai perawat anak di antaranya :
 Pemberi perawatan
Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keparawatan anak,
sebagai perawat anak , pemberi pelayanan keperawatan dapat dilakukan

17
dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah, asih, dan
asuh.

 Sebagai advocate keluarga


Selain melakukan tugas utama dalam merawat anak , perawat juga mampu
menjadi advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal
seperti dalam menentukan haknya sebagai klien.
 Pendidikan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak , perawat harus mampu
menjadi peran pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku
pada anak atau keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan
khususnya dalam keperawatan. Melalui pendidikan ini diupayakan anak tidak
lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang tidak
sehat.
 Pencegah penyakit
Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan
sehingga setiap dalam melakukan asuhan keperawatan yang harus selalu
mengutamakan tindakan pencegahan terhadap timbulnya masalah baru
sebagai dampak dari penyakit atau masalah yang diderita.
 Konseling
Merupakan upaya perawat dalam melaksanakan perannya dengan
memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh
anak maupun keluarga. Berbagai masalah tersebut dihararapkan mampu
diatasai dengan cepat dan harapan pula tidak terjadi kesenjangan antara
perawat, keluarga maupun anak itu sendiri. Konseling ini dapat
memberikankemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
 Kolaborasi

18
Merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang akan
dilaksanakan perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan tidak
akan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus
melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog, dan lain-lain,
mengingat anak merupakan induvidu yang kompleks yang membutuhkan
perhatian dalam perkembangan.
 Pengambilan keputusan etik
Dalam mengambil keputusan , perawat mempunyai peran yang sangat
penting, sebab perawat selalu berhubungan dengan anak kurang lebih 24 jam
selalu di samping anak, maka peran sebagai pengambilan keputusan etik dapat
dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan pelayanan keperawatan.
 Peneliti
Peran ini sangan penting dimiliki oleh semua perawat anak. Sebagai peneliti
perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat
dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran sebagai
peneliti dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
anak (Wong, D.L, 1995).

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat
mendasar, yaitu munculnya orientasi pelayanan dari perawatan isolasi menjadi
rooming in, dengan diterimanya familiy centred care atauu asuhan yang berpusat
pada keluarga sebagai satu pendekatan dalam merawat anak.
Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu
yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Anak bukanlah
miniatur orang dewasa, melainkan individu yang sedang berada dalam proses
tumbuh-kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang
sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun
tidak langsung ssehingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. Orang tua
diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan
perawatan anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, sedangkan perawat
memberikan bantuan apabila keluarga tidak mampu melakukannya.
Peran penting seorang perawat profesional dalam menjalankan asuhan
keperrawatan adalah sebagai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat
keputusan etik, perencana kesehatan, dan peneliti.

B. Saran
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam
penanganan masalah kesehatan anak dengan memahami masalah keperawatan
anak yang ada serta upaya penanganannya dengan baik.

20
Daftar Pustaka

Gartinah T, dkk. 1999. Keperawatan dan Praktik Keperawatan. Jakarta: PPNI

Sularyo Ts. 1993. Pertumbuhan Linier (stature) anak dalam upaya pemantauan
dengan minat pada keperawatan pendek disampaikan dalam Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan. Jakarta: FKUI

Supartini. Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Wong, D.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai