Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

ALFIAN

NIM : 858292426
ISTIHLALIYAH
NIM : 858292465

UPBJJ BANJARMASIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021.1
MODUL 6
KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN HUKUM


A. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli
1. Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn memberikan pendapat pengertian hukum dalam “Het
Adatrecht van Ned Indie” hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang
bergolak terus menerus dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti hentinya
dengan gejala gejala lainnya.
2. Kisch. Mr. Dr. dalam karangannya “Rectswetenscap” mengatakan bahwa hukum tidak
dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindera.
3. Prof Sudiran dalam “Pengantar Tata Hukum di Indonesia” hukum adalah
pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan antar manusia
4. Grotius dalam “De lure belli ac facis 1625” hokum adalah peraturan tentang perbuatan
moral yang menjamin keadilan
5. Prof. soediman Kartohadiprodjo, S.H dalam bukunya “Hukum Indonesia” mengatakan
bahwa hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil atau tidak adil mengenai
hubungan antara manusia.
6. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H LLM dalam bukunya “Hukum Masyarakat dan
Pembinaan Hukum Nasional” mengatakan hukum adalah keseluruhan kaidah kaidah serta
asas asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang bertujuan
memelihara ketertiban yang meliputi lembaga – lembaga dan proses – proses guna
mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat.
7. J.C.T Simorangkir, S.H dan Woeryono sastropranoto, S.H dalam bukunya “Pelajaran
Hukum Indonesia” mengemukakan hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan
resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan peraturan tadi berakibatkan
diambilnya tindakan yaitu dengan hubungan tertentu.
Dari beberapa pengertian hukum menuru para ahli, dapat disimpulkan bahwa hokum
meliputi beberapa unsur sebagai berikut :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan itu diadakan oleh badan – badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adala tegas
B. Konsep Negara Hukum Menurut Para Ahli
Negara yang berdasarkan atas hukum pada hakikatnya adalah suatu “Negara Hukum”.
Negara hukum adalah Negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
Maksudnya segala kewenangan dan tindakan alat – alat perlengkapan Negara dan penguasa,
semata mata berlandaskan hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum.
Jika ditinjau dari sejarah perkembangannya, konsep negara hokum yang dikemukakan
Immanuel Kant yang dikenal sebagai Negara hukum liberal dan diistilahkan
nachtwakerstaat. Dikatakan Negara hukum liberal karena konsep Kant bernapaskan paham
liberal yang menentang kekuasaan absolute para raja karena pemerintah hanya bertugas
membuat dan mempertahankan hokum dengan maksud menjamin serta melindungi
kepentingan golongan yang disebut “menschen von besitz and bildung” yakni kaum berjuis
liberal. Dan disitilahkan nachtwakerstaat karena Negara hanya berfungsi seperti ‘penjaga
malam’ yang menjamin/menjaga keamanan dan keselamatan para warganya. Negara hanya
bersifat pasif tidak ada campur tangan dalam bidang ekonomi.
Dalam suatu welvaarstaat tugas pemerintah sangat luas yakni mengutamakan
kepentingan seluruh rakyatnya, pemerintah dibatasi oleh undang – undang agar tidak berbuat
sewenang wenang. Apabila timbul perselisihan antara pemerintah dan rakyat akan
diselesaikan oleh suatu peradina administrasi yang bediri sendiri.
C. Ciri – Ciri Dan Macam – Macam Pembagian Hukum
1. Ciri – Ciri Hukum
a. Adanya perintah atau larangan
b. Perintah atau larangan harus di taati oleh setiap orang
2. Macam – macam pembagian hukum
a. Menurut sumbernya
1) Hukum undang – undang
Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang - undangan
2) Hukum kebiasaan (adat)
Hukum yang terletak di dalam peraturan – peraturan kebiasaan (adat)
3) Hukum traktat
Hukum yang ditetapkan oleh negara – negara di dalam suatu perjanjian antara
negara.
4) Hukum yurisprodensi
Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
b. Menurut bentuknya
1) Hukum tertulis
Hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang - undangan
2) Hukum tak tertulis
Hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis
(hukum kebiasaan)
c. Menurut tempat berlakunya
1) Hukum nasional
Hukum yang berlaku dalam suatu negara
2) Hukum internasional
Hukum yang mengatur hukum dalam dunia internasional
3) Hukum asing
Hukum yang berlaku dalam negara lain
4) Hukum gereja
Kumpulan norma – norma yang ditetapkan oleh Gereja untuk para naggota -
anggotanya
d. Menurut waktu berlakunya
1) Ius Constitutum (hukum positif)
Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang
2) Ius Constituendum
Hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang
3) Hukum asasi (Hukum Alam)
Hukum yang berlaku dimana – mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa
di dunia. Hukum ini tidak mengenal; batas waktu melainkan berlaku untuk selama
lamnya (abadi)
e. Menurut cara mempertahankan dan fungsinya
1) Hukum materiil
Aturan hukum yang mengatur hubungan – hubungan hukum antara orang – orang
yang menetukan hak dan kewajiban, memrintahkan dan melarang berbagai
perbuatan kepada masyarakat. Contoh : hukum perdata, hukum pidana, hukum
tata usaha
2) Hukum formil
Aturan hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan dan
melaksanakan aturan hukum materiil
f. Menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya
1) Hukum yang memaksa
Aturan hukum yang dalam keadaan konkret tidak dapat dikesampingkan oleh
perjanjian yang diadakan para pihak. Contoh pasal 47 B mengatakan bahwa
syarat/janji – janji perkawinan harus dibuat dengan akta notaris sebelum
perkawinan berlangsung.
2) Hukum mengatur/hukum pelengkap
Hukum yang dalam keadaan konkret yang dapat dikesampingkan oleh perjanjian
yang dibuat oleh kedua belah pihak
g. Menurut isinya
1) Hukum publik
Hukum yang mengatur kepentingan umum atau aturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara negara dengan orang, negara dengan alat – alat
perlengkapannya dan negara dengan negara lain
2) Hukum privat/hukum sipil
Aturan hukum yang mengatur kepentingan perseorangan atau dapat dikatakan
sebagai aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu
dengan yang lain nya.
D. Hukum Normatif – Hukum Ideal – Hukum Wajar
Hukum normatif adalah hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga
hukum yang tidak tertulis dalam peraturan perundangan tetapi ditaati oleh masyarakat.
Hukum ideal adalah adalah hukum yang dapat memnuhi perasaan keadilan semua bangsa di
seluruh dunia.
Hukum wajar adalah hukum yang tidak nampak sehari hari. Tidak jarang hukum yang
nampak sehari-hari menyimpang dari hukum normatif (tercantum dalam perundang-
undanga) karena tidak diambil oleh alat-alat kekuasaan pemerintah, maka pelanggaran
tersebut oleh masyarakat yang bersangkutan lambat laun dianggap biasa.

Konsepsi negara hukum yang dikemukakan oleh F.J Stahl adalah “negara
Kesejahteraan” atau Welvaarstaat (belanda), Sosial Service State (Inggris), Beliau
mengatakan sebagai elemen dari negara hukum antara lain :
1. Adanya jaminan atau hak dasar manusia
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan hukum
4. Adanya peradilan administrasi negara
Sementara A.V. dicey yang menganut sistem Anglo Saxon yaitu “The Rule of Law”
konsep negara hukum menurunya mengandung 3 unsur penting :
1. Supremacy of law
2. Equality before the law
3. Human right
Selanjutntya oleh para jurist Asia tenggara dan Pasifik seperti tercantum dalam buku
“the Dynamics Aspects of The Rule of law in the Modern Age” dikemukakan syarat
rule of law sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain daripada menjamin hak –
hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindngan
atas hak – hak yang dijamin
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Kebebasab untuk menyatakan pendapat
4. Pemilihan umum yang bebas
5. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan civic (kewarganegaraan)

Anda mungkin juga menyukai