OS : Servasius G, 32 tahun
Supervisor : DRG. Lia Kartika Wulansari Sri Gunoro Puteri, SP. Pros .
1. Pemeriksaan
a. Subjektif (anamnesa)
b. Objektif (EO, IO, Radiografis)
2. Pengisian PL Prostodonti
3. Pencetakan anatomis dan pembuatan model studi
Sendok cetak: stock tray
Bahan cetak: irreversible hydrocolloid (alginate)
Teknik pencetakan: mukostatis
Sebelum pencetakan, sendok cetak dicobakan terlebih dahulu dan dipilih yang paling sesuai
dengan ukuran rahang pasien. Ukuran sendok cetak 5 mm melebihi permukaan luar residual
ridge.
4. Indikasi dan Diskusi
5. Perawatan Pre-prostodonti (missing gigi 46,47, dan 35)
a. Pengasahan tempat cengkram:
i. Gigi 48 : preparasi rest di groove mesial sepanjang 2 mm dengan kedalaman
sekitar 1 mm
ii. Gigi 45 : preparasi rest di groove mesial sepanjang 2 mm dengan kedalaman
sekitar 1 mm
iii. Gigi 36 : preparasi rest di groove mesial sepanjang 2 mm dengan kedalaman
sekitar 1 mm
6. Pencetakan dan pembuatan model kerja
Sendok cetak: stock tray
Bahan cetak: irreversible hydrocolloid (alginate)
Teknik pencetakan: mukostatis
Sebelum pencetakan, sendok cetak dicobakan terlebih dahulu dan dipilih yang paling
sesuai dengan ukuran rahang pasien. Ukuran sendok cetak 5 mm melebihi permukaan
luar residual ridge, anatomis yang harus tercetak:
- RA : frenulum labialis, vestibulum labialis, frenulum bukalis, vestibulum bukalis,
hamular notch, tuberositas maksila, sutura media palatina, rugae, fovea palatina
- RB : Frenulum labialis, vestibulum labialis, frenulum bukalis, buccal shelf, linea
oblique eksterna, retromolar pad, prosesus alveolaris, frenulum lingualis,
vestibulum lingualis, ruang retromylohioid.
Syarat cetakan yg baik:
- Tidak terlepas dari sendok cetak
- Tidak ada gelembung, sobek, lipatan
- Bagian sendok cetak tidak terlihat
Cetakan dicuci sampai bersih lalu dicor dengan dental stone
8. Penanaman di articulator
a. Lakukan fiksasi kedudukan rahang atas dan rahang bawah menggunakan batang korek
api kemudian rekatkan dengan malam perekat
b. Siapkan articulator dan letakkan model atas bawah yang terfiksasi dengan bantuan
plastisin sehingga bidang oklusi model sejajar dengan garis sejajar lengan articulator
yang ditarik dari tengah lengan bertikal (sesuai tanda) sisi kiri dan kanan. Sedangkan
insisal pin berjarak 1-2 mm dari permukaan insisal diantara gigi insisivus 1 atas.
c. Fiksasi model terhadap lengan atas articulator dengan gips putih. Setelah gips keras,
articulator dibalik dan plastisin dibuang, lalu dengan gips putih, model difiksasi terhadap
lengan bawah articulator.
d. Rapihkan permukaan gips bila sudah mengeras, kemudian semua fiksasi karet dan
malam perekat dibuang sehingga model kerja siap.
9. Penyusunan elemen gigi , dengan elemen gigi 46,47 dan 35
Dilakukan penyesuaian warna gigi pada pasien, untuk ukuran disesuaikan dengan panjang span
yang ada. Jika elemen tidak cukup dapat dikurangi permukaan mesial distalnya menggunakan
acrylic trimme.
14. Flasking
Tahap ini dilakukan di Dental Laboratorium
Tahapan-Tahapan flasking di antaranya :
- Gigi tiruan malam yang telah selesai disusun dicekatkan pada model kerja lalu dilepaskan dari
artikulator.
- Sebelum prosedur flasking dilakukan seluruh bagian dalam cuvet diulasi selapis tipis vaselin,
demikian pula dengan tepi dan dasar model kerja.
- Adonan gips diaduk kemudian dituangkan ke dalam cuvet bawah lalu model kerja ditanam
dalam cuvet tersebut dan dirapikan.
-Setelah gips mengeras kemudian permukaan gips pada cuvet bawah tersebut diberi selapis tipis
vaselin.
-Kemudian cuvet atas dipasangkan, dan diisi dengan gips sampai pada batas permukaan cuvet
kemudian ditutup dan diletakan dibawah press.
Boiling Out
Boiling out dilakukan untuk mendapatkan mold space. Tahapan kerja boiling out :
- Cuvet dipindahkan dari press meja ke press tangan
- Masukkan cuvet ke dalam air mendidih selama + 2 menit
- Setelah 2 menit cuvet dikeluarkan, cuvet atas dan cuvet bawah dipisahkan perlan– lahan.
- Seluruh elemen gigi sudah berada di cuvet atas, air mendidih yang bersih disiramkan ke mold,
bagian tepi yang tajam pada mold dirapikan dengan menggunakan lecron
- Mold space yang masíh hangat diolesi cold mould seal ( CMS ) supaya tidak melekat pada
model juga untuk mencegah agar cairan resin tidak melekat pada model. Diulas merata pada
seluruh permukaan, tapi tidak boleh mengenai elemen gigi.gunakan lecron.
Packing
Sebelum dilakukan packing daerah model kerja pada bagian palatum dari cekungan bekas karet
diberikan tinfoil agar setelah jadi acrylic tidak menekan jaringan lunak dari pasien. Pada tahap
packing metode yang digunakan yaitu wet method dimana polimer dan monomer dicampur di
dalam mixing jar, bila sudah mencapai dough stage baru dimasukan ke dalam mold space.
Masukkan polimer dan monomer ke dalam mixing jar sambil digetarkan. Tunggu sampai dough
stage. Setelah itu adonan diambil 2 bagian, diletakan di atas gigi-gigi yang berada di cuvet dan
ditutup terlebih dahulu dengan plastik celophan sebagai separating medium atau pemisah di
antaranya kemudian dilakukan press pertama dengan alat press meja tunggu + 3 menit. Setelah
press pertama dilakukan, cuvet dikeluarkan dari press meja, cuvet atas dan cuvet bawah
dipisahkan kemudian kelebihan acrylic dibuang. Lakukan hal yang sama hinggal kelebihan acrylic
tidak ada
Curing
Cuvet dipindahkan dari press meja ke press tangan untuk selanjutnya dilakukan proses curing.
Cuvet dimasukan kedalam panci, yang dimulai dari suhu kamar sampai mendidih selama + 2 jam,
dengan perincian waktu dari suhu kamar + 700 C selama 30 menit dengan api yang disesuaikan
kemudian suhu dinaikan 1000 C selama + 1 ½ jam, kemudian air dibiarkan sampai mendidih,
setelah 2 jam cuvet diangkat dan dibiarkan hingga dingin sampai kembali mencapai suhu kamar.
Deflasking
Setelah cuvet dibiarkan dingin hingga mencapai suhu kamar, kemudian cuvet dibuka. Ini
merupakan tindakan untuk melepaskan gigi-gigi tiruan resin acrylic dari cuvet dan bahan
tanamnya
15. Insersi
Terdapat 3 hal yang harus di cek dan disesuaikan:
1) Permukaan basis terhadap jaringan lunak dibawahnya
Dapat dilakukan dengan menggunakan bahan pasta (PIP = pressure indicator paste).
Oleskan tipis PIP pada permukaan basis, pasangkan GT pada pasien, lepas, cek apakah ada
tekanan yang cukup besar yang menekan PIP tersebut kurangi, ulangi prosedur sampai
tekanan merata
2) Oklusi untuk mengakomodasi rest atau bahan metal lainnya
3) Oklusi antara elemen gigi tiruan dengan gigi aslinya
Pengecekan terdapatnya oklusal interference, dapat digunakan articulating paper bila ada
adjust dengan bur pada elemen gigi pertama bila masih terjadi dapat dilakukan adjustment
pada gigi asli.