NIM : 201810160311193
Kelas : Ekonomi Islam 4C
UTS
1. Ekonomi islam/iqtishodiyah tergolong dalam urusan muamalah yang
aktivitasnya memiliki sifat berkembang dan dinamis.
a) Yaitu terdapat 3 masalah
Masalah Pokok Ekonomi Modern Mencakup Apa yang akan Diproduksi
(What)?
Maksudnya adalah ini masalah ekonomi modern terkait dengan pemborosan
sumber daya alam dan sumber daya manusia. sebagai mana contoh untuk
mencakup pruduksi manusia tentunya memilih hal-hal yang cepat dan praktis,
manusia juga memiliki sifat tidak pernah puas
Permasalahan Ekonomi Modern Tentang Bagaimana Cara Memproduksi
(How)?
Maksudnya adalah dalam permasalahaan ekonomi yang modern guna untuk cara
memproduksi yang adalah Untuk menentukan cara produksi mana yang sesuai,
produsen perlu mempertimbangkan aspek efisiensi atau penghematan.
Permasalahan Untuk Siapa Barang/Jasa Diproduksi (Whom)?
Maksudnya adalah Dengan kata lain siapa yang membutuhkan barang tersebut
dan siapa saja yang menikmati hasilnya.
b) Penjumlahan semua pemintaan individu akan menjadikan permintaan pasar.
Dengan asumsi homo islamicus, kurva permintaan pasar yang islami akan
berada lebih rendah dibanding kurva permintaan pasar konvensional.
Akibatnya harga pun akan lebih rendah dan produk yang dihasilkan lebih
sedikit. Produk yang lebih sedikit ini adalah cerminan dari perilaku yang
tidak boros. Kondisi seperti ini mendapatkan kritik dari ekonom
konvensional, dengan rendahnya konsumsi bagaimana akan terjadi
pertumbuhan ekonomi Sebenarnya hal ini tidak perlu dipertanyakan karena
sekalipun tingkat konsumsi lebih rendah namun secara keseluruhan terdapat
banyak aturan lain yang membuat pertumbuhan tetap berjalan. Konsumsi
secara agregat tidak akan menurun karena yang menjadi lebih rendah
hanyalah konsumsi individu, namun bagian yang tidak dikonsumsinya
diberikan pada konsumen lain yang menggunakannya untuk konsumsi pula.
Jadi jumlahnya tetap sama namun lebih merata. Dorongan untuk terjadinya
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dalam Islam adalah suruhan untuk
investasi pada sektor riil yang sangat kuat. Jika konsep ini dipraktikkan secara
luas maka tidak akan ada uang yang disimpan di bawah bantal atau dibawa
lari keluar negeri. Asumsi homo economicus yang selama ini mendasari
analisis dan prediksi ekonomi telah menghasilkan banyak keputusan yang
kurang tepat, karena bagaimanapun analisis ekonomi (yang dibangun
berdasarkan teori dan teori dibangun berdasarkan asum si tertentu) digunakan
untuk mem buat kebijakan ekonomi. Menggunakan model homo islamicus
memang tidak mudah karena para pengambil keputusan tidak berperilaku
sesuai dengan asumsi homo islamicus ini, sedangkan pelaku ekonomi juga
selalu menggunakan pola pikir homo econo micus.
c) Contoh dalam kehidupan sehari-hari
2. Maqashid asy-syariah
a) tingkatan maqashid asy-syariah
- Primer (Dharuriyat/Al-Dahrurat)
Maslahat yang bersifat primer, di mana kehidupan manusia sangat tergantung
padanya, baik aspek diniyah (agama) maupun aspek duniawi. Maka ini
merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan manusia. Jika
itu tidak ada, kehidupan manusia di dunia menjadi hancur dan kehidupan akhirat
menjadi rusak (mendapat siksa).
- Sekunder (Hajiat)
Maslahat yang bersifat sekunder, yang diperlukan oleh manusia untuk
mempermudah dalam kehidupan dan menghilangkan kesulitan maupun
kesempitan. Jika ia tidak ada, akan terjadi kesulitan dan kesempitan yang
implikasinya tidak sampai merusak kehidupan.
- Tersier (Tahsiniyat)
Maslahat yang merupakan tuntutan muru'ah (moral), dan itu dimaksudkan untuk
kebaikan dan kemuliaan. Jika ia tidak ada, maka tidak sampai merusak ataupun
menyulitkan kehidupan manusia.
b) Implementasi
Ketika kita dalam kondisi mempunyai uang yang pas hanya untuk memeli
kebutuhan pokok, maka seharusnya kita membelikan makanan/minuman untuk
kita. Dalam hal ini kita juga harus bisa mengontrol hawa nafsu kita untuk tidak
membeli makanan secara berlebihan dan juga ketika kita mempunyai keinginan
membeli barang yang hanya untuk memenuhi hasrat(Tersier) maka dahulukan apa
yang dibutuhkan (Primer) karena itu menyangkut kebutuhan kehidupan kita sehari
hari.
3. Ekonomi Konvensional
a) Sikap hidup dengan orientasi materialis akan mendorong seseorang
cenderung konsumtif demi mendapatkan kesenangan dan kepuasaan. perilaku
konsumtif yang cenderung hedonis sebagai dampak internalisasi nila-nilai
materialisme sehingga mengabaikan spirit sosial-keagamaan pada
masyarakat.
b) Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada
disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan
atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-
masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi
tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya. Karena kelemahannya atau
kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan
muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-
negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya
mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang
telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan
perekonomian di Zazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-
quran dan Hadist tersebut,saat inisedang dikembangkan Ekonomi Syariah dan
SistemEkonomi Syariah dibanyaknegara Islamtermasuk di Indonesia.