Anda di halaman 1dari 17

89

BAB 7

TEORI PERUSAHAAN DAN PRODUKSI

7.1. Pengertian Perusahaan


Adalah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menhghasilkan
barang/jasa dengan menggunakan sumber daya tertentu, kemudian dijual
kepada konsumen. Dari hasil penjualan tersebut, perusahaan memperoleh
penghasilan (revenue).
1. Tujuan Perusahaan :
Tujuan dari setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek, baik
perusahaan besar maupun kecil mempunyai tujuan yang sama, yaitu
untuk mencapai laba maksimum ( π Max ) . Yang dimaksud dengan laba
adalah selisih positif antara penghasilan dan biaya ( π = TR - TC) .
Selisih antara penghasilan dan biaya ini dapat dilihat secara total atau per
unit barang/jasa yang dihasilkan/rata-rata. Dalam jangka panjang, tujuan
perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan yang diperoleh
dengan cara mendiskontokan perolehan laba setiap tahun dengan faktor
n
πt
diskonto tertentu [ Maximum Value = ∑( t ]. Untuk dapat mencapai
t =1 1+r )
maksimum nilai perusahaan dapat dilakukan dengan cara antara lain,
memaksimalkan output (baik kuantitas maupun kualitas), memaksimalkan
kemampuan staff dan tenaga kerja, memaksimalkan layanan, serta
memaksimalkan fasilitas yang diperlukan.

2. Teori Produksi :
Teori produksi merupakan analisis mengenai bagaimana
seharusnya seorang pengusaha mengkombinasikan berbagai macam
faktor produksi pada tingkat teknologi tertentu untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu secara efisien.
a. Teori Produksi dengan Satu Input Variabel
Proses produksi pada umumnya membutuhkan berbagai macam faktor
produksi. Untuk memudahkan analisis, kita asumsikan bahwa dalam
suatu proses produksi tertentu diperlukan satu faktor produksi yang
bersifat variabel (variabel input), misalnya tenaga kerja langsung atau
bahan baku. Input variabel tersebut dikombinasikan dalam proporsi
yang berbeda-beda dengan satu faktor produksi yang bersifat tetap
(fixed input), misalnya tanah, guna menghasilkan output tertentu.
1). Input Tetap (Fixed Input) : adalah faktor produksi yang dalam
jangka pendek jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidak
dapat diubah, bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah
output. Contohnya : gedung; mesin-mesin; manajerial personel.
2). Input Variabel (Variable Input ): adalah faktor produksi dimana
jumlahnya dapat diubah-ubah dalam jangka pendek maupun dalam

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


90

jangka panjang, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.


Contoh variabel input : tenaga kerja langsung; bahan mentah.

b. Proses Produksi Jangka Pendek (short run ) :


Dalam jangka pendek, salah satu input yang digunakan bersifat tetap
(fixed input) sementara yang lainnya bersifat variabel. Jadi dalam
periode jangka pendek, output dapat diubah jumlahnya dengan cara
mengubah input variabelnya dan dengan peralatan mesin yang ada.
c. Proses Produksi Jangka Panjang (long run)
Dalam jangka panjang semua input bersifat variabel. Artinya dalam
jangka panjang bukan hanya seluruh input yang dapat diubah, tetapi
skala produksi dan teknologi juga dapat diubah.

3. Fungsi Produksi :
Adalah suatu skedul (tabel atau persamaan matematis) yang
menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu
set faktor produksi tertentu, pada tingkat teknologi tertentu pula.
a. Produksi Total (Total Product = TP atau Q) :
Yaitu jumlah output yang dihasilkan dari suatu set kombinasi faktor
produksi tertentu, pada tingkat teknologi tertentu.
b. Produksi Rata-Rata (Average Product = AP) :
Yaitu produksi rata-rata yang diperoleh dari Total produksi dibagi jumlah
input variabel yang digunakan misal, tenaga kerja (Labour = L). AP
=TP/L.
c. Marginal Product (MP) :
Yaitu besarnya perubahan output sebagai akibat perubahan satu unit
input variabel. (MP = TP/L)

Tabel 7.1 Produksi Dengan Satu Input Variabel


Petak Tenaga Kerja yang Produksi Produksi Produksi
Tanah digunakan (L) Total (TP) Rata-rata (AP) Marjinal (MP)
I 1 20 20 20
II 2 48 24 28
III 3 78 26 30
IV 4 104 26 26
V 5 122 24,4 18
VI 6 132 22 10
VII 7 132 18,86 0
VIII 8 128 16 -4
Catatan : setiap petak tanah luasnya sama yaitu 1 Ha.

Bila data dalam tabel kita lukiskan :

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


91

TP

66
60

40 TP

20

0 L
1 2 3 4 5 6 7 8 9

AP,MP

15

10
AP
5

MP
0 L
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 7.1 Kurva TP, AP, dan MP

7.2. Ciri-ciri khusus dari suatu proses produksi :


1. Kurva TP mula-mula naik secara lambat, lama kelamaan semakin cepat,
kemudian kecepatan kenaikkannya semakin berkurang sampai akhirnya
mencapai titik maksimum dan kemudian menurun.
Bentuk kurva TP seperti ini mencerminkan hukum pertambahan hasil
produksi yang semakin berkurang (the law of deminishing marginal
physical returns)
2. Kurva AP dan MP mula-mula naik, mencapai maksimum dan kemudian
menurun
3. Kurva MP > AP bila AP menaik , MP = AP bila AP mencapai maksimum
dan MP < AP bila AP menurun.
Secara matematis dapat diperlihatkan sebagai berikut :
Diketahui Q = f (K, L) persamaan fungsi produksi dimana L = input variabel
dan K = input tetap. Produksi rata-rata (AP) = Q/L = f(K,L)/L Produksi
Q f ( K, L) u
maksimum bila Q/L = 0, karena AP = L = L = v AP

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


92

' '
∂ AP u v - v u
= =0
mencapai maksimum bila : ∂L v2
, dimana u = f (K, L) v = L,
maka u’ = f‘ (K, L) dan v ‘ = 1. Maka AP maksimum bila tercapai
'
∂AP f (K,L) L - 1 . f ( K,L)
= =0
∂L L2 ⇒ f ’(K,L) L – 1 . f (K,L) = 0
'
Hal ini berarti f (K,L).L = f (K,L). Bila kedua ruas dibagi dengan L maka :
f ( K,L) f ( K,L)
'
f (K,L) = L '
karena f (K,L) = MP dan L = AP.
Maka saat AP mencapai maksimum MP = AP
Contoh : Diketahui fungsi produksi berbentuk TP = 15L + 6L2 – L3 dengan L
sebagai input variabel.
Buktikan ketika AP maksimum nilai AP = MP.
Jawab :
TP
=15 + 6 L - L 2
AP = L
∂ TP
=15+12 L - 3 L2
MP = ∂ L
∂AP
=0
APmax tercapai ketika ∂L atau MP = AP
15 + 12 L – 3 L2 = 15 + 6L – L2
-6L + 2L2 = 0
2 L2 = 6L
2L = 6 ⇒ L = 3
Pada L = 3, maka
AP = 15 + 6L – L2 = 15 + 6(3) – (3)2 = 24
MP = 15 + 12 L – 3 L2 = 15 + 12(3) – 3(3)2 = 24
Terbukti pada saat AP maksimum, nilai AP = MP = 24

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


93

7.3. Hubungan antara TP, AP, dan MP

 TP mula-mula bergerak naik


TP secara lambat, kemudian naik
semakin cepat. Kenaikan TP
II III tercepat terjadi pada titik 1 pada
saat TP mencapai titik 1,MP
I 3 mencapai, maksi-mum dititik 4.

TP  Bila dari titik 1, input variabel


2 terus ditambah, maka TP akan
terus naik dengan kecepatan
yang mulai menurun. Pada saat
TP mencapai titik 2, AP
1 mencapai maksimum dititik 5

 Dari titik 2, bila peng-gunaan


input variabel terus ditambah,
0 L maka TP akan terus naik
dengan tingkat kenaikan (MP)
AP, AM yang sema-kin menurun
demikian juga dengan AP dan
4 ini terjadi terus sampai titik 3
5  Pada saat TP mencapai titik
maksimum dititik 3, MP
mencapai nol dititik 6. Dari titik
AP 3 ini bila input variabel terus
ditambah penggunaan-nya,
0 L maka TP akan turun dan MP
6
menjadi negatif.
MP
Gambar 7.2 Tahap-tahap Produksi

1. Tahap-tahap Produksi
a. Tahap I  belum efisien, karena pada tahap ini total produksi (TP)
masih dapat ditingkatkan. Karena pada tahap ini AP dan MP menaik
dengan semakin ditambahnya input variabel.
b. Tahap II  merupakan tahap produksi yang paling efisien. Karena
pada tahap ini peningkatan produksi akan dapat mengurangi / menekan
biaya produksi per unit.
c. Tahap III  merupakan tahap produksi yang tidak efisien lagi. Karena
penambahan input variabel justru akan menyebabkan penurunan Total
Produksi.

2. Elastisitas Produksi :

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


94

Elastisitas produksi diartikan sebagai proporsi perubahan output


sebagai akibat proporsi perubahan input variable yang digunakan.
Secara formula dapat dituliskan sebagai berikut :
ΔQ ΔL ΔQ L
εQ = : = x ………………..........……….......…………….……
Q L ΔL Q
7.1

ΔQ Q L 1
karena =M P L dan =AP maka = maka rumus elastisitas
ΔL L Q A PL
produksi juga dapat dituliskan sebagai :
1 M PL
εQ = M PL x = ……………...............………………………..……
A PL A P L
7.1.a

Ada beberapa interpretasi dari nilai εQ tersebut :


a. Bila nilai εQ > 1 atau
MP L > AP L ⇒ Proses produksinya bersifat
Increasing Return to Scale (IRS), artinya bila input variable ditambah
10%, maka output akan bertambah > 10%. Ini terjadi antara titik 0
sampai menjelang titik 2 pada kurva TP.
b. Bila nilai εQ = 1 atau
MP L = AP L ⇒ Proses produksinya bersifat
Constant Return to Scale (CRS), artinya bila input variable ditambah
10%, maka output juga akan bertambah 10%. Ini terjadi tepat di titik 2
pada kurva TP.
c. Bila nilai εQ < 1 atau
MP L < AP L ⇒ Proses produksinya bersifat
Decreasing Return to Scale (DRS), artinya bila input variable ditambah
10%, maka output akan bertambah < 10%. Ini terjadi antara titik 2
sampai menjelang titik 3 pada kurva TP.
d. Bila nilai εQ = 0 atau
MP L = 0 ⇒ Proses produksinya bersifat Zerro
Return to Scale (ZRS), artinya bila input variable ditambah berapapun,
maka output tidak akan bertambah. Ini terjadi tepat pada titik 3 pada
kurva TP.
e. Bila nilai εQ < 0 atau
MP L sudah negatif ⇒ Proses produksinya
bersifat Negative Return to Scale (NRS), artinya bila input variable
ditambah, maka output justru akan berkurang/ menurun. Ini terjadi
setelah titik 3 pada kurva TP.

Contoh : Diketahui fungsi produksi berbentuk Q = 60X + 12X2 – X3 dengan


X sebagai input variabel.
Tentukan :
a. Besarnya X ketika εQ = 1
b. Buktikan pada saat εQ = 1 ; nilai AP = MP
c. Besarnya X pada tingkat Q maksimum
d. Besarnya Q pada tingkat X keseimbangan

Jawab :
a. TP = 60X + 12X2 – X3
AP = TP/X = 60 + 12X – X2

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


95

MP = dTP/dX = 60 + 24X – 3X2


Ketika εQ = 1 berarti MP/AP = 1
MP 60+24X−3 X 2
= =1
AP 60+12X−X 2

60 + 24X – 3X2 = 60 + 12X – X2


12X - 2X2 = 0
2X2 = 12X
2X = 12 ⇒ X = 6
b. Pada saat εQ = 1 atau X = 6, maka
AP = 60 + 12X – X2 = 60 + 12(6) – (6)2 = 96
MP = 60 + 24X – 3X2 = 60 + 24(6) – 3(6)2 = 96
Terbukti pada saat εQ = 1, AP = MP = 96
c. TPmax bila dTP/dX = 0
dTP/dX = 60 + 24X – 3X2 = 0, bila kedua ruas dibagi dengan -3
X2 – 8X – 20 = 0
(X + 2) (X – 10) = 0
X1 = -2 dan X2 = 10
Jadi TPmax tercapai pada saat X = 10
d. Pada X = 10, nilai
TP = 60X + 12X2 – X3 = 60(10) + 12(10)2 – (10)3 = 800

3. Aspek-aspek Produksi
Untuk lebih memahami bagaimana caranya menurunkan beberapa aspek
produksi dari sebuah fungsi produksi Cobb-Douglas, dapatlah digunakan
model bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas yang umum sebagai berikut :

α β
Q = A.L .K ……………………………………………..…....……
7.2
dimana :
Q = Output
L, K = Input, dengan asumsi L sebagai input variabel
A = Konstanta yang memperlihatkan tingkat perkembangan teknologi
;  = Masing-masing merupakan parameter L & K
Dari bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut diatas, dapatlah
diturunkan beberapa aspek produksi sebagai berikut :
a. Produksi batas (Marginal Product) dari faktor produksi
1). Produksi Batas dari faktor produksi L yaitu MPL

-1
β Q Q
MPL = Q/L =  A L K =  (A.L.K ) . L-1 =  L . Karena L =
APL maka MPL =  . APL.

2). Produksi Batas dari faktor produksi K yaitu MPK.

MPK = Q/K = .A.L.K -1


= (A.L.K)K-1 = β Q . Karena Q
K K = APK
maka MPK = . APK

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


96

b. Tingkat Batas penggantian secara teknis antara faktor produksi L


terhadap K (Marginal Rate of Technical Substitution, MRTSL for K)
∂ Q/∂ L α (Q / L) α K
MRTSL,K = = = .
∂Q /∂ K β (Q / K) β L

c. Intensitas penggunaan faktor produksi (factor intensity). Dalam model


fungsi produksi Cobb-Douglas, intensitas penggunaan faktor dapat di
lihat pada ratio parameternya. (/)
o Bila / > 1, berarti produksi lebih bersifat padat karya (Labour
intensive)
o Bila / < 1, berarti produksi lebih bersifat padat modal (Capital
Intensive)
d. Tingkat efisiensi proses produksi secara keseluruhan (Efficiency of
production). Dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas ini, efisiensi
organisasi proses produksi secara keseluruhan tercermin dari besar
kecilnya nilai A
 Bila nilai A semakin besar berarti semakin efisien
 Bila nilai A semakin kecil, berarti semakin inefisien
e. Derajat perubahan output, apabila semua inputnya diubah dengan
proporsi yang sama (return to scale)
 Bila (+) = 1, berarti fungsi produksinya berbentuk Homogenous
Linear berderajat satu (Constant Return to Scale). Artinya bila input
berubah 10% (ditambah atau dikurangi), maka output juga akan
berubah 10% (bertambah atau berkurang). Atau bila elastisitas
produksi Q = 1
 Bila ( + ) > 1, fungsi produksinya berbentuk Increasing Return to
Scale. Artinya bila input berubah 10%, maka Output akan berubah >
10%. Atau bila elastisitas produksi Q > 1
 Bila ( + ) < 1, fungsi produksinya berbentuk Decreasing Return to
Scale. Artinya bila input berubah 10%, maka output berubah <10% .
Atau bila elastisitas produksi Q < 1

7.4. Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel


Tabel 7.2 Produksi Dengan Dua Input Variabel
Luas Tanah
Output Dalam Kwintal
per petak
8 Ha 9 46 69 92 109 124 136,0 144,0
7 Ha 13 46 69 91 108 123 134,0 144,0
6 Ha 16 42 66 88 106 120 128,0 132,0
5 Ha 15 37 60 80 100 113 120,0 121,0
4 Ha 13 30 54 72 85 93 95,0 95,0
3 Ha 10 24 39 52 61 66 66,0 64,0
2 Ha 6 12 17 21 24 36 25,5 24,5
1 Ha 3 6 8 9 10 10 9,0 7,0
∑ ¿ ¿ TK/peta 1 2 3 4 5 6 7 8
k

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


97

Tabel di atas menunjukkan prinsip-prinsip dasar teori produksi, baik TK


dan Tanah sebagai faktor produksi variabel. Tabel ini juga menunjukkan
bahwa antara kedua faktor produksi tersebut ada hubungan secara fisik,
terbukti ada beberapa tingkat output yang dapat dihasilkan dengan
menggunakan berbagai kombinasi faktor yang berbeda.
Dalam contoh ini, minimal ada 2 macam kombinasi input yang dapat
digunakan untuk menghasilkan sejumlah output yang sama. Dengan kata
lain, satu jenis faktor produksi dapat digantikan peranannya oleh jenis faktor
produksi yang lain dalam menghasilkan sejumlah output tertentu.
Satu hal yang sangat penting bagi seorang produsen dalam hal ini
adalah memilih satu tingkat kombinasi faktor produksi tertentu yang dapat
meminimisir besarnya biaya produksi dalam menghasilkan sejumlah output
tertentu. Untuk memilih kombinasi faktor produksi yang memerlukan biaya
terkecil (the least cost input combination) diperlukan pengetahuan akan
kemungkinan saling mengganti diantara faktor-faktor produksi yang
digunakan dan juga harga relatif dari input-input tersebut.
1. Isoquant Produksi :
Isoquant adalah suatu kurva yang menunjukkan semua kombinasi faktor
produksi yang mungkin secara fisik dapat menghasilkan sejumlah output
tertentu

K
Kombinasi penggunaan input L
dan K dititik A (L1 dan K10)
maupun kombinasi penggunaan
K15 B
input dititik A' (L6 dan K3) akan
menghasilkan tingkat output
A yang sama yaitu sebesar IQ.
K10
IQ4 Demikian pula halnya untuk
C1 kombinasi penggu-naan input
K5 B 1
IQ3
IQ dititik B dan B' akan
K4 2
A1 menghasilkan output sebesar
K3 IQ1 IQ2
L
0 L1 L2 L6 L9 L12
Gambar 7.3 Isoquan Produksi

2. Fungsi Produksi Leontief (fixed proportions production function)


Fungsi produksi yang mempunyai proporsi tetap adalah untuk
menggambarkan bahwa hanya ada satu kombinasi faktor produksi yang
dapat menghasilkan sejumlah output tertentu.

K Input K dan L bersifat K Input K dan L bersifat


Komplemen Sempurna Subsitusi Sempurna
8

6 R

Yusman,
4 SE., MM. Pengantar Mikroekonomi

2
98

300
200
100

0 L 0 L
2 4 6 8 10 12
Gambar 7.4 Bentuk Lain Kurva Isoquan

3. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTSL.K)


MRTS mengukur berkurangnya salah satu jenis faktor produksi per
unit akibat kenaikan faktor produksi yang lain untuk mempertahankan
tingkat output yang sama.
MRTSL for K pada suatu titik dalam sebuah isoquant adalah sama dengan
minus nilai kemiringan IQ dititik tersebut.

M PL K
MTRSL, K =
M PK
Apabila terjadi pergeser-an
dari P ke R, berarti tingkat K2 P
output yang sama
K1 R
diproduksi dengan meng-
gunakan L lebih banyak dan
K lebih sedikit. IQ2
IQ1
0 L
L1 L2

MRTSL.K yang semakin berkurang :


Tingkat batas penggantian secara teknis adalah perbandingan antara MPL
dan MPK . Bila L digunakan sebagai ganti K, maka MPL turun dan MPK
naik. Dengan digunakannya L sebagai ganti K sepanjang IQ tertentu
(output tidak berubah), maka MRTSL.K semakin kecil.

Daerah Produksi yang Ekonomis :

K
RL
Daerah produksi yang ekonomis adalah
3 daerah IQ yang dibatasi oleh Garis
2 RL tembereng (Ridge Line = RL)
1
6
IQ3
5
4 IQ2
Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi
99

IQ1
0 L
Gambar 7.5 Daerah Produksi Yang Ekonomis

7.5. Kombinasi Faktor-faktor Produksi yang Optimal


Faktor produksi mempunyai tingkat harga pasar tertentu. Penentuan
faktor produksi mana yang akan digunakan, produsen harus
mempertimbangkan besarnya harga relatif dari faktor-faktor produksi
tersebut. Hal ini dilakukan bila produsen ingin meminimumkan biaya untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu, atau ingin memaksimumkan output
dengan sejumlah biaya tertentu.
Dengan asumsi produsen berada pada pasar persaingan sempurna
dan harga faktor produksi ditentukan oleh pasar, maka dianggap produksi
hanya memerlukan dua faktor input yaitu K dan L. Maka besarnya biaya
produksi (Isocost) dapat dinyatakan sebagai berikut
C = r K + w L …………………………………………………...........……… 7.3

Dimana :
C = besarnya biaya untuk menghasilkan sejumlah output
r = harga dari input K per unit
w = harga dari input L per unit
K.L = masing-masing input yang digunakan
Persamaan (7.3) juga dapat dituliskan sebagai berikut :
w
K = C/r - L ……………………………………………………….....….……
r
7.4

Dimana C/r adalah intercept garis biaya terhadap sumbu K sedangkan


- w/r adalah slope dari garis biaya. Tanda minus mempunyai arti bahwa
antara K dan L mempunyai hubungan yang negatif (terbalik) persamaan (7.4)
bila kita lukiskan

K
C
r
w
K = C/r - r
L

0 L
C
w

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


100

7.6. Memaksimisasi Output dengan sejumlah biaya tertentu.


Output maksimum yang bisa dihasilkan dengan sejumlah biaya tertentu
tercapai pada saat IQ produksi bersinggungan dengan garis biaya (Isocost)
pada suatu titik. Pada titik singgung tersebut,
slope IQ = slope isocost

⇓ ⇓
M PL
MRTSL.K = = w/r ………………………...……….....……...
M PK
7.5

Persamaan (7.5) merupakan syarat keseimbangan produsen (maksimisasi


output dengan sejumlah biaya tertentu)
K

- Pada titik P  MRTSL.K > w/r


P
- Pada titik R  MRTSL.K < w/r
S
- Pada titik E  MRTSL.K = w/r
E
IQ3
IQ2
IQ1
R
0 L

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


101

Soal Pilihan Ganda :

1. Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mencapai :


a. Produksi maks c. Biaya min
b. Kualitas maks d. Laba maks

2. Laba maksimum hanya dimungkin dalam jangka pendek, maka dalam jangka
panjang perusahaan mencoba mencapai
a. Output maks c. Kualitas maks
b. Nilai maks d. Minimum cost

3. Nilai maksimum perusahaan diperoleh dengan cara mendiskonotokan .......


setiap tahun pada tingkat bunga tertentu:
a. Laba c Produksi
b. Biaya d. Revenue

4. Untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka perusahaan harus


memaksimalkan hal-hal berikut, kecuali :
a. Output c. Staff
b.Services d. Price

5. Teori produksi adalah tindakan yang dilakukan pengusaha dengan jalan


mengkombinasikan berbagai input pada tingkat teknologi tertentu secara :
a. Akurat c. Efisien
b. Efektif d. Optimal

6. Dalam teori produksi jangka pandek dikenal adanya input yang tidak
dipengaruhi oleh besar-kecilnya produksi, disebut denganinput :
a. Antara c. Variabel
b. Tetap d. Konstan

7. Sementara bahan baku, tenaga kerja langsung disebut sebagai input :


a. Antara c. Variabel

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


102

b. Tetap d. Konstan

8. Dalam teori produksi jangka pendek dikenal berlakunya hukum pertambahan


hasil yang semakin berkurang (the law of deminishing marginal product).
Hukum ini mulai berlaku ketika :
a. MP maksimum c. AP maks
b. MP menurun d. MP = 0

9. Ketika AP menaik maka :


a. MP = AP c. MP > AP
b. MP < AP d. MP = 0

10. Sedangkan ketika AP maksimum, maka :


a. MP = AP c. MP > AP
b. MP < AP d. MP = 0

11. Ketika TP maksimum, maka :


a. MP = AP c. MP > AP
b. MP < AP d. MP = 0

12. Bila TP = 60 X + 12X2 – X3. Ketika TP maksimum, besarnya X adalah :


a. 2 c. 20
b. 10 d. 12

13. Besarnya TP pada tingkat X keseimbangan tersebut adalah :


a. 600 c. 800
b. 1.000 d. 1.200

14. Dan pada saat TP maksimum, nilai MP :


a. MP = 0 c. MP = 10
b. MP = 100 d. MP = 1.000

15. Bila dalam teori produksi jangka pendek terdapat input tetap dan input variabel,
maka dalam jangka panjang semua input bersifat :
a. Antara c. Variabel
b. Tetap d. Konstan

16. Dalam teori produksi produksi Cobb – Douglas dengan bentuk Q = A L α Kβ


produktivitas marginal tenaga kerja (MPL) ditulis sebagai :
a. α APK c. α APL
b. β APK d. β APL

17. Sementara produktivitas marginal kapital (MPK) ditulis sebagai :


a. α APK c. α APL
b. β APK d. β APL

18. Skala hasil yang bersifat IRS apabila :


a. α+β = 1 c. α+β > 1
b. α+β < 1 d. α+β < 0

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


103

19. Skala hasil yang bersifat DRS apabila :


a. α+β = 1 c. α+β > 1
b. α+β < 1 d. α+β < 0

20. Skala hasil yang bersifat CRS apabila :


a. α+β = 1 c. α+β > 1
b. α+β < 1 d. α+β < 0

21. Proses produksi yang bersifat padat karya jika:


a. α/β = 1 c. α/β > 1
b. α/β < 1 d. α/β < 0

22. Sedangkan proses produksi yang bersifat padat modal jika:


a. α/β = 1 c. α/β > 1
b. α/β < 1 d. α/β < 0

23. Suatu fungsi produksi Cobb – Douglas berbentuk Q = 50 K 0,6 L0,5, dengan
kendala 25K + 20L = 220. Maka produksi maksimal tercapai pada penggunaan
input K dan L masing-masing :
a. 5 dan 5,47 c. 5 dan 5,74
b. 5 dan 4,57 d. 5 dan 4,75

24. Besarnya Q pada tingkat K an L keseimbangan tersebut adalah :


a. 286,219 c. 268,219
b. 286,291 d. 268,291

25. Nilai MRTS pada titik keseimbangan adalah :


a. 0,8 c. 1,25
b. 0,125 d. 12,5

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


104

Jawablah Benar atau Salah (B/S) :

1. Bahan baku, tenaga kerja langsung adalah contoh dari input tetap.
2. Dalam teori produksi jangka pendek, ketika AP maksimum, nilai MP = AP.
3. Ketika TP maksimum, nilai MP < 0.
4. Dalam teori produksi jangka panjang, keseimbangan produksi tercapai ketika IQ
bersinggungan dengan isocost.
5. Ketika AP = MP, elastisitas produksinya > 1.
6. Daerah produksi yang ekonomis adalah bidang IQ yang dibatasi oleh ridge line.
Karena pada daerah itu berlaku MRTS yang menurun.
7. Jalur ekspansi produksi adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik
keseimbangan produksi pada berbagai kombinasi tingkat input.
8. Syarat keseimbang produksi (produksi yang maksimal) adalah MPL/MPK = r/w
9. Suatu fungsi produksi Cobb – Douglas berbentuk Q = 50 K0,6 L0,5, dengan
kendala 25K + 20L = 240. Maka produksi maksimal tercapai pada penggunaan
input K = 5,6 dan L = 5 :
10. Nilai MRTSXY pada titik keseimbangan soal nomor 9 adalah : 0,125

oooooOooooo

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi


105

Yusman, SE., MM. Pengantar Mikroekonomi

Anda mungkin juga menyukai