Anda di halaman 1dari 3

Makanan sebagai komponen lingkungan merupakan factor ekologis yang memegang peranan

penting dalam pertumbuhan ikan. Untuk mendukung pertumbuhan yang optimal diperlukan
jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi perairan. Selain
utnuk pertumbuhan, makanan juga menentukan tingkat populasi atau densitas populasi,
reproduksi dan dinamika populasi karena adanya energy yang bersal dari makanan tersebut.
Dengan demikian makanan dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menduga
besarnya sumberdaya ikan di suatu perairan.

Makanan alami untuk kebutuhan ikan di dalam suatu perairan banyak sekali ragamnya baik
dari golongan hewan (zooplankton, invertebrate, dan vertebrata), tumbuhan (fitoplankton dan
tumbuhan air), dan organism mati (detritus). Ikan-ikan cenderung mencari makanan pada
daerah yang kaya akan sumberdaya makanan yang disukainya. Bila ikan-ikan pendatang
lebih dominan dibandingkan ikan-ikan yang telah lama hidup pada daerah tersebut maka akan
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup populasi ikan asli tersebut. Adanya
persaingan antara ikan-ikan pendatang dan ikan-ikan asli tersebut akan mempengaruhi
besarnya jumlah dan jenis persediaan makanan yang ada.

Urutan kebiasaan makanan ikan dibedakan dalam empat kategiro berdasarkan persentase
bagian terbesar yang terdiri dari:

1. Makanan utama, yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah yang besar.

2. Makanan sekunder, yaitu makanan yang sering ditemukan dalam saluran pencernaan ikan
dalam jumlah yang lebih sedikit.

(4)

4. Makanan pengganti, yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama tidak
tersedia.

Dengan mengetahui kebiasaan makanan setiap spesies ikan dapat dilihat hubungan ekologis
di antara individu pada perairan tersebut, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, persaingan
dan rantai makanan. Persaingan terhadap makanan merupakan hal yang perlu diketahui
berkaitan dengan kemampuan suatu organism dalam mempertahankan keberadaannya di
perairan tersebut. Persaingan ini sering terjadi baik antara individu dalam satu spesies atau
persaingan antra spesies serta antara satu spesies dengan spesies yang lain atau persaingan
inter spesies.

Tidak semua jenis makanan di perairan dimakan oleh ikan karena ada beberapa factor yang
menentukan dimakan atau tidaknya makanan tersbeut oleh ikan, yaitu ukuran makanan,
warna makanan, dan selera ikan terhadap makanan. Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh
suatu spesies ikan tergantung kepada kebiasaan makanan ikan, kelimpahan makanan, nilai
konversi makanan, suhu perairan dan kondisi umum ikan tersebut. Faktor ketersediaan
makanan sangat mempengaruhi komposisi jenis makanan ikan, sehingga perubahan
komposisi jasad makanan suatu ikan merupakan hal yang wajar terjadi. Ketersediaan
makanan di perairan, selain dipengaruhi oleh kondisi biotic, juga ditentukan oleh kondisi
abiotik dari lingkungan, antara lain suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.

Luas relung makanan menggambarkan sejumlah sumberdaya makanan yang berbeda yang
dimanfaatkan oleh suatu jenis organisme. Selanjutnya dinyatakan, bahwa dalam lingkungan
perairan dengan persediaan makanan yang berlimpah organism (ikan ) akan melakukan
seleksi terhadap makanan, sehingga akan mempersempit luas relungnya. Organisme yang
aktif mencari makan diduga luas relungnya cenderung meningkat walaupun sumber daya
yang tersedia menurun. Luas relung makanan yang besar menunjukkan bahwa ikan tersebut
mengkonsumsi jenis ikan yang beragam, sedangkan luas relung yang sempit
mengindikasikan bahwa ikan tersebut lebih selektif dalam memilih makanannya. Tumpang
tindih relung makanan akan terjadi jika terdapat dua organisme yang memanfaatkan
sumberdaya makanan yang sama atau dalam pengertian penggunaan secara bersama atas
sebuah atau lebih sumberdaya makanan oleh dua atau lebih organisme.

(5)

Mayangan. Ekosistem mangrove merupakan suatu ekosistem yang spesifik, hal ini
disebabkan adanya proses kehidupan biota (flora dan fauna) yang saling berkaitan baik yang
terdapat di daratan maupun di lautan. Secara biologis yang menyangkut rantai makanan,
ekosistem mangrove merupakan produsen primer energy hidup melalui serasah yang
dihasilkannya. Serasah hutan berupa bahan organic dirombak menjadi bahan anorganik dan
dimanfaatkan oleh berbagai jenis fitoplankton yang menjadi makanan bagi konsumer primer,
yaitu zooplankton dan ikan sampai akhirnya dimakan oleh manusia sebagai konsumer utama.

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Gambar 2. Ikan Peperek (Lelognathus equulus)

(6)

Setelah mengidentifikasi jenis makanannya, dilakukan analisis kebiasaan makanan ikan,


digunakan Index of Prepoderance (IP) yang merupakan gabungan dari metode frekuensi
kejadian dengan metode volumetric (kuantitatif).

Sebagai batasan untuk analisis kebiasaan makanan pada ikan, maka urutan makanan ikan
dibedakan dalam tiga kategori berdasarkan persentase IP, yaitu makanan utama bila nilai IP
lebih besar dari 40 %, makanan pelengkap bila nilai IP berkisar antara 4-40% dan makanan
tambahan bila nilai IP kurang dari 4%.

 Kebiasaan Makanan Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.)

Komposisi makanan (IP) ikan bandeng terdiri dari: Melosira (76,40%) yang berperan sebagai
makanan utama; Fragilaria (6,0%), Detonula (5,82% dan Skeletonema (4,40%) yang berperan
sebagai makanan pelengkap; Pleurosigma, Pelagothrix, Thallasiotrix, Bacteriastrum,
hemiaulus, navicula dan Lauderia yang mempunyai nilai IP masing-masing kurang dari 4%
digolongkan sebagai makanan tambahan. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa ikan bandeng
pada peraiaran mangrove Mayangan mengkonsumsi fotiplankton (diatoms) sebagai
makanannya dan ini berarti bahwa ikan bandeng dikategorikan sebagai herbivore.

 Kebiasaan Makanan Ikan Peperek (Lelognathus equulus Cuv.)

(7)
Hasil analisis makanan tersebut menunjukan bahwa ikan bandeng dengan ikan peperek
memiliki sumberdaya makanan yang sama, yaitu fitoplankton. Kedua ikan ini berada pada
tingkat tropic yang sama dan dikategorikan sebagai hewan herbivora. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya persaingan di antara kedua ikan ini dalam memanfaatkan
sumberdaya makanan yang terbatas.

Sumber

Rachmawati, Ayu. 2011. Makanan dan Hubungan Makanan.


http://nenkiuedubio.blogspot.com/2011/04/makanan-dan-hubungan-makan.html. Diakses
tanggal 20 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai