Anda di halaman 1dari 66

Sejarah terbentuknya Kepulauan

Indonesia
Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai
terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada Periode
Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah
proses utama pembentukan kepulauan Indonesia.
sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau
Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan
Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.

Indonesia dengan luas wilayah 1.990.250 Km 2 yang secara


geografis terletak diantara dua benua (Benua Asia dan Benua
Australia) dan dua Samudra (samudra Hindia dan samudra
Pasifik).Indonesia juga merupakan Negara kepulauan yang
memiliki 13.478 buah pulau, jumlah tersebut adalah jumlah
yang didaftarkan ke PBB, yang diidentifikasi berdasarkan
metode dan definisi konvensi PBB.

Secara zoogeografi, Indonesia dipisahkan oleh garis Wallace,


garis ini memisahkan bagian barat (Oriental region; Indo-
malayan sub region) dan bagian timur (Australian region;
Austro-malayan subregion).

Garis ini terletak antara pulau Bali dan pulau Lombok di


selatan dan antara pulau Borneo dan pulau Sulawesi di Utara.
Bagian barat termasuk di; pulau Sumatra, pulau Jawa dan
pulau Borneo (wilayah Indonesia disebut Kalimantan) serta
pulau-pulau kecil di sekitarnya,
sedangkan pada bagian timur terdapat; pulau Sulawesi, Irian
Jaya, pulau Sumbawa, pulau Flores, pulau Sumba dan pulau-
pulau kecil yang terdapat di sekitarnya. Hal ini dikarenakan
fauna yang terdapat di Indonesia merupakan fauna yang sama
tipenya dengan fauna yang berasal dari benua Asia dan benua
Australia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah Ejaan


Bahasa Indonesia Dan Perkembangannya Lengkap

Sedangkan secara fitogeografi, Indonesia termasuk ke dalam


sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau
Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan
Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.

Indonesia dengan luas wilayah 1.990.250 Km 2 yang secara


geografis terletak diantara dua benua (Benua Asia dan Benua
Australia) dan dua Samudra (samudra Hindia dan samudra
Pasifik).Indonesia juga merupakan Negara kepulauan yang
memiliki 13.478 buah pulau, jumlah tersebut adalah jumlah
yang didaftarkan ke PBB, yang diidentifikasi berdasarkan
metode dan definisi konvensi PBB.
Secara zoogeografi, Indonesia dipisahkan oleh garis Wallace,
garis ini memisahkan bagian barat (Oriental region; Indo-
malayan sub region) dan bagian timur (Australian region;
Austro-malayan subregion).

Garis ini terletak antara pulau Bali dan pulau Lombok di


selatan dan antara pulau Borneo dan pulau Sulawesi di Utara.
Bagian barat termasuk di; pulau Sumatra, pulau Jawa dan
pulau Borneo (wilayah Indonesia disebut Kalimantan) serta
pulau-pulau kecil di sekitarnya,

sedangkan pada bagian timur terdapat; pulau Sulawesi, Irian


Jaya, pulau Sumbawa, pulau Flores, pulau Sumba dan pulau-
pulau kecil yang terdapat di sekitarnya. Hal ini dikarenakan
fauna yang terdapat di Indonesia merupakan fauna yang sama
tipenya dengan fauna yang berasal dari benua Asia dan benua
Australia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah Ejaan


Bahasa Indonesia Dan Perkembangannya Lengkap
Sedangkan secara fitogeografi, Indonesia termasuk ke dalam
Paleotropical kingdom; Indo-malaysian subkingdom;
Malaysian region (Lincoln et al, 1998).Perbedaan penyebaran
fauna dan flora secara geografis ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan masing-masing dalam melakukan pemencaran
dan barriernya.
Hewan senantiasa memiliki suatu luas jelajah tertentu dan
terutama hewan terrestrial, yang dibatasi oleh barrier-barrier
geografis. Sedangkan tumbuhan memiliki distribusi yang luas
dengan cara pemencaran yang beragam.

Paparan sunda  ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut,


mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan
permukaan air laut yang naik/turun karena dipengaruhi oleh
suhu Bumi dan Glacier,

beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah menjadi


beberapa pulau, kemudian menyatu kembali, dan terpisah
kembali secara berulang-ulang, sampai kita lihat pada saat
sekarang ini. Dengan demikian asal usul dari pulau-pulau
yang terdapat di Indonesia berbeda-beda.

Pulau Papua yang berasal dari craton Australia dahulunya,


dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum
terbentuknya pulau lain di Indonesia.

Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari


craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit
bumi membentuk daratan Asia, dan pada Periode Tertiary,
pulau Sumatra, Jawa dan Borneo terpisah. Berdasarkan
rekonstruksi ini, kita bisa melihat dari mana asal Fauna dan
Flora yang terdapat di Indonesia.

sehingga Fauna yang terdapat pad pulau Sumatra, Jawa dan


Borneo memiliki karakter yang sama dengan yang terdapat di
benua Asia, begitu juga denga pulau Papua yang berasal dari
craton Australia. Sedangkan pulau unik Sulawesi yang
terbentuk dari gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan
beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan pulau
ini memiliki fauna yang unik dan khas.

Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan


Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari
magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa
lava cair bersuhu sangat tinggi.

Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi. Pada


suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga
material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas.
Suhu tinggi ini terus menerus bergejolak mempertahankan
cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar,
cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.

Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih


dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal
sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku
membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua
(daratan) dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis
akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-
unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.

Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik


temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di
selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di
timur. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa
subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan
lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).
Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi
(tabrakan) lempeng-lempeng. Pergerakan mendatar berupa
pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih terus
berlangsung hingga sekarang.

Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan


dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah
menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis
merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan
gempa sepanjang waktu.

Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan


geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti
sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian
dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh
bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa
Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu
menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-
Australia, Eurasia dan Pasifik.

Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa laramy),


sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua
Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan
lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan
membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan
Kepulauan Banda.
Rodinia (1200 Mya)
Pada 1200 juta tahun lalu, seluruh daratan yang ada di bumi
tergabung menjadi super benua yang dinamakan dengan
Rodinia.Rodinia berada pada Era Neoproterozoic.

Berdasarkan rekonstruksi ulang yang dilakukan oleh beberapa


ahli, Rodinia tersusun dari beberapa Craton; Craton Amerika
utara (yang nantinya akan terpisah dan menjadi Laurasia),
Craton ini dikelilingi oleh craton lainnya, pada bagian
tenggara craton Eropa Timur, craton Amazonia dan craton
Afrika barat.

Pada bagian selatan, Rio plato dan San Fransisco, sedangkan


pada bagian barat daya; craton Kongo dan craton Kalahari.
Pada bagian timur laut; craton Australia, craton India dan
craton Antartica.Sedangkan untuk craton Siberia, craton china
utara dan selatan, para ahli memiliki perbedaan pendapat
untuk rekonstruksi craton ini.
Pada super benua Rodinia, kita melihat bahwa Australia pada
era ini, sudah mulai terpisah dari daratan lain, sehingga
dinamakan craton Australia.

Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi


pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan
terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan
kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan
tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian
perbukitan struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan
perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang
gugusan perbukitan itu.
Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa
Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-
Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh
Kepulauan Indonesia.

Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar


di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke
sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa
Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus
membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Utara.

Pembentukan daratan yang semakin luas itu


merupakan proses terbentuknya Kepulauan
Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini.
Hal itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal
Pleistosen (1,8 juta tahun lalu).
Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih
terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika
masih sering terjadi gempa, baik vulkanis maupun tektonis.

Gondwana dan Laurasia (650 Mya)

Karena pergerakan kerak bumi, Rodinia terpisah menjadi dua


super benua yaitu Gondwana dan laurasia. Bagian-bagian
yang akan membentuk Indonesia termasuk ke dalam super
benua Gondwana, juga Australia. Pada masa ini pulau Papua
sudah terpisah dari Australia.Sedangkan pulau-pulau lainnya
dari Indonesia masih tergabug dalam craton China Utara.

Pangea (306 Mya)


Juga merupakan super benua yang terbentuk dari bersatunya
Gondwana dan Laurasia.pada era Paleozoic, era setelah
Neoproteozoic. Saya ingin membahas dalam tulisan terpisah
mengenai perbedaan Rodinia dan Pangea.Sekitar tahun ini
beberapa pulau dari Indonesia sudah mulai terpisah dari
craton China Utara, para ahli menyebutnya dengan
Malaya.Pada era ini craton China Utara dan craton China
Selatan masih terpisah.

Periode Cretaceous (94 Mya)


Periode Cretaceous termasuk ke dalam Era Mesozoic, pada
periode ini China utara dan China selatan sedah menyatu dan
mulai membentuk Benua Asia.Begitu juga dengan Malaya,
juga bersatu ke dalam Benua ini.
Periode Tertiary (50 Mya)
Periode ini juga termasuk ke dalam Era Cenozoic, pada
periode ini Indonesia mulai terbentuk. Pulau Sumatra, Jawa
dan Borneo masih terpisah jauh dengan pulau Papua.
Bagaimana dengan Sulawesi, berdasarkan pendapat para ahli,
Pulau Sulawesi terbentuk dari pulau-pulau kecil bagian dari
daratan  Asia, daratan Australia dan pulau-pulau kecil yang
awalnya berada pada samudra Pasifik, yang disebabkan oleh
pergerakan kulit bumi, pulau-pulau ini kemudian membentuk
Sulawesi.
Jadi, pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai
terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada Periode
Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah
proses utama pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1
juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa,
Pulau Bali,

Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung Asia,


disebut dengan “Paparan Sunda”. Paparan sunda  ini terpisah
oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari 20,000 tahun
yang lalu sampai sekarang, dengan permukaan air laut yang
naik/turun karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier,

beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah menjadi


beberapa pulau, kemudian menyatu kembali, dan terpisah
kembali secara berulang-ulang, sampai kita lihat pada saat
sekarang ini.

Penjelasan ringkas ini, menggambarkan bahwa asal dari


pulau-pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-beda. Pulau
Papua yang berasal dari craton Australia dahulunya, dan telah
terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya
pulau lain di Indonesia.

Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari


craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit
bumi membentuk daratan Asia, dan pada Periode Tertiary,
pulau Sumatra, Jawa dan Borneo terpisah.
Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa melihat darimana asal
Fauna dan Flora yang terdapat di Indonesia.sehingga Fauna
yang terdapat pad pulau Sumatra, Jawa dan Borneo memiliki
karakter yang sama dengan yang terdapat di benua Asia,
begitu juga denga pulau Papua yang berasal dari craton
Australia.

Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan


beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari
Samudara Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna
yang unik dan khas.

Wallace menyatakan perbedaan antara bagian timur dan


Barat Indonesia dengan suatu garis, berdasarkan kepada hal
ini dan juga berdasarkan observasi dan penelitian-penelitian
yang dilakukannya.

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan


terbesar di dunia.2/3 wilayah negara ini adalah lautan,
berjajar di atasnya belasan ribu pulau yang sambung
menyambung dari Sabang sampai Merauke.

Terhampar garis pantai yang amat panjang, hutan tropis yang


senantiasa menghijau karena terguyur hujan sepanjang tahun
dengan berbagai satwa cantik di dalamnya dan puncak-
puncak vulkanik yang mengintip di berbagai penjuru.

Dalam berbagai literatur keilmuan, disebutkan bahwa jumlah


pulau yang dimiliki Indonesia sekitar 17.500 pulau. Dari
sekian banyak pulau itu, pernahkah anda berpikir untuk
mengetahui bagaimana proses pembentukannya?

Mengapa kita bisa memiliki penampang alam yang


sedemikian uniknya ini, yang jarang dimiliki oleh banyak
negara lain? Untuk itu kali ini saya akan mengajak anda
belajar bersama tentang proses terbentuknya “Zamrud
Khatulistiwa”.

Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses terbentuknya


daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat
proses pergerakan anak benua India ke utara yang
bertabrakan dengan lempeng bumi bagian utara. Pergerakan
lempeng bumi inilah yang kemudian melahirkan Gunung
Himalaya.

Konon proses yang terjadi pada 20-36 juta tahun yang silam
itu menyebabkan sebagian anak benua di selatan terendam air
laut, sehingga yang muncul di permukaan adalah gugusan-
gugusan pulau (nusantara) yang merupakan mata rantai
gunung berapi.

Lalu bagaimana menurut teori geologi modern?Menurut ilmu


kebumian yang lazim saat ini, pembentukan kepualuan
Indonesia terkait dengan teori tektonik lempeng.Teori
tektonik lempeng (tectonic plate) adalah teori yang
menjelaskan pergerakan di kulit bumi sehingga memunculkan
bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang kita diami.
Pergerakan diawali dengan menunjamnya lempeng dasar
samudera yang disebabkan oleh desakan lempeng benua yang
lebih tebal dan keras dan di tempat inilah terbentuk palung
laut (dasar laut yang dalam dan memanjang).

Dampak dari pergerakan lempeng terhadap wilayah Indonesia


membuat wilayah Indonesia rawan akan gempa bumi (namun
juga kaya sumber daya mineral). Padahal Indonesia terletak
pada pertemuan empat lempeng besar dunia (Lempeng
Eurasia, Indo-Australia, Filipina dan Pasifik).

Lempeng-lempeng itu selalu bergerak 5-9 cm per tahun dan


karena massa batuan yang bergerak besar maka energi yang
dihasilkan besar pula. Hal tersebut berdampak bukan hanya
pada banyaknya aktivitas vulkanis dan tektonis di Indonesia,
tapi juga tenaga besar yang terjadi pada fenomena-fenomena
tersebut.
Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng kemudian
menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit
samudera. Demikian pula subduksi antara lempeng Indo-
Australia dan lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya
deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di
Pulau Sumatera dan deretan gunung berapi di sepanjang
pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudera yang tak
lain adalah Parit Jawa (Sunda).

Lempeng tektonik terus bergerak hingga suatu saat


gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup
keras.Fenomena seperti inilah yang dapat menimbulkan
gempa, tsunami dan meningkatnya kenaikan magma ke
permukaan bumi.

Dari tiga tipe batas lempeng yang dikenal (konvergen,


divergen dan shear), terbentuknya kepulauan Indonesia dapat
dijelaskan sebagai batas lempeng konvergen dimana terjadi
tumbukan antara lempeng Indo-Australia dari selatan,
lempeng Pasifik dari timur dan lempeng Asia dari utara.

Setelah dijelaskan panjang lebar tentang dasar keilmuannya,


selanjutnya mari kita masuk ke pembahasan inti. Indonesia
terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.Rangkaian pulau-pulau ini menjadi
bagian utama dari kepulauan Nusantara.Di dalamnya terdapat
lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk
gunung berapi aktif.

Sebagian dari gunung berapi itu terletak di dasar laut dan


tidak terlihat dari permukaan laut (bahkan Indonesia
merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi
aktif/Ring of Fire, sehingga terdapat puluhan patahan aktif
yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia). Lalu bagaimana
proses pembentukan pulau-pulau utama ini?

Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga


kepulauan Nusa Tenggara:

Pulau-pulau tersebut terbentuk karena adanya aktivitas


vulkanisme di bawah permukaan bumi, hasil yang dapat
dirasakan di permukaan bumi adalah adanya lava (cairan
larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi).
Lama kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar
membentuk sebuah busur pulau. Proses seperti ini dikenal
sebagai Island Arc.

Pulau Sulawesi : 
Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina,
Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah
tersebut.

Pulau Papua dan Kalimantan :

Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya, mereka


terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya
permukaan bumi, sesuai teori Plate Tectonic yang
menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini
adalah satu daratan yang maha luas bernama Pangea lalu
terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan
Laurasia(di Utara).

Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut


terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua seperti
sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia, dulunya adalah
satu pualu besar.Kalimantan sendiri berada di atas lempeng
benua Asia dan Irian Jaya termasuk di dalam lempeng
Australia.

Keduanya terbentuk dari pecahan super benua pada awal


terbentuknya permukaan bumi.Teori tektonik lempeng
menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini
adalah satu daratan yang sangat luas bernama Pangea,
kemudian induk benua ini terpecah menjadi dua yaitu
Godwana (di Utara) dan Laurasia (di Selatan).Seiring
berjalannya waktu kedua lempeng besar tersebut terpecah-
pecah kembali menjadi benua-benua seperti sekarang.
Pulau-pulau kecil :
Proses terbentuknya pulau-pulau ini lebih sederhana
dibanding yang lain. Mereka berasal dari endapan pecahan
kerang, koral dan binatang laut lainnya.Semakin lama
semakin besar dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.

Demikianlah pembelajaran singkat kita mengenai proses


terbentuknya kepulauan Indonesia. Hal yang dapat dipetik
adalah bagaimana kita dapat menjaga keindahan alam yang
ada ini sebagai sebuah warisan agung proses pembentukan
muka bumi.

Kekayaan mineral yang ada di dalamnya bukanlah benda tak


berharga yang dapat digunakan tanpa pertimbangan
keseimbangan kehidupan. Selain itu semoga proses yang telah
dijelaskan di atas menyadarkan kita untuk senantiasa siap
menghadapi berbagai bencana alam yang memang menjadi
bagian tak terpisahkan dari kepulauan nusantara.
Proses Terbentuknya Kepulauan
Indonesia
Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai
terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada Periode
Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah
proses utama pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1
juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung
Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.

Paparan sunda  ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut,


mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan
permukaan air laut yang naik/turun karena dipengaruhi oleh
suhu Bumi dan Glacier, beberapa kali pulalah Paparan sunda
ini terpisah menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu
kembali, dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai
kita lihat pada saat sekarang ini.

Proses terbentuknya kepulauan di Indonesia, Berdasarkan


pulau-pulau besar di Indonesia
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di
provinsi NTT dan NTB : Pulau-pulau tersebut terbentuk.
Karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan
bumi, makahasil yang dapat dirasakan di permukaan Bumi
adalah adanya lava. Lama kelamaan lava tersebutmemadat
bertambah besar membentuk sebuah gunung deretan
pegunungan  busur pulau.

Proses seperti ini kita kenal sebagai Island Arc dalam


istilah geologi.

 Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat


pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
Oleh karenanya, pulau Sulawesi bentuknya
anehgitu.


 Pulau Irian Jaya dan
Kalimantan : Keduanya
memilki kesamaan proses
terbentuknya,
merekaterbentuk dari
pecahan super benua pada
awal terbentuknya
permukaan bumi,

sesuai teori Plate Tectonic yang menyebutkan bahwa


dahulu seluruh daratab di muka bumi ini adalah satu
daratan yang maha luas bernama Pangea lalu terpecah
menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan
Laurasia(diUtara).

Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut


terpecah-pecah kembali menjadipecahan benua-benua
seperti sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia,
dulunya adalah satupualu besar.

 Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses


terbentuknya pulau-pulau ini, sangatsederhana
dibanding yang lain. Mereka berasal dari endapan
pecahan kerang, koral dan binatang lautlainnya.
Semakin lama semakin besar, dan akhirnya terbentuklah
sebuah pulau baru.
Teori Terbentuknya Kepulauan
Indonesia
Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia Ada banyak teori
dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos
sampai kepada penjelasan agama dan ilmu pengetahuan.

Kali ini kamu belajar sejarah sebagai cabang keilmuan,


pembahasannya adalah pendekatan ilmu pengetahuan, yakni
asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya juga tidak perlu
bertentangan dengan ajaran agama.Salah satu di antara teori
ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah Teori “Dentuman
Besar” (Big Bang), seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan
dan yang mutakhir seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen
Hawking.

Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk


gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagad raya. Jika
digunakan teleskop besar Mount Wilson untuk mengamatinya
akan terlihat ruang jagad raya itu luasnya mencapai radius
500.000.000 tahun cahaya.

Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman


yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat di alam
semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu
dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa
energi berupa proton, neutron dan elektron, yang bertebaran
ke seluruh arah.
Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung
alam semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh
penjuru, sehingga membentuk galaksi-galaksi bintang-
bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit.

Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di antara tata
surya yang mengisi jagad semesta. Di samping itu banyak
planet lain termasuk bintang-bintang yang menghiasi langit
yang tak terhitung jumlahnya.

Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet


bumi.Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan,
meskipun antarbintang berjauhan letaknya di angkasa.Ada
juga ilmuwan astronomi yang mengibaratkan galaksi bintang-
bintang itu tak ubahnya seperti sekumpulan anak ayam, yang
tak mungkin dipisahkan dari induknya.Jadi di mana ada anak
ayam di situ pasti ada induknya.

Seperti halnya dengan anak-anak ayam, bintang-bintang di


angkasa tak mungkin gemerlap sendirian tanpa disandingi
dengan bintang lainnya.Sistem alam semesta dengan semua
benda langit sudah tersusun secara menakjubkan dan masing-
masing beredar secara teratur dan rapi pada sumbunya
masing-masing.

Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu memakan waktu


kosmologis yang sangat lama sampai berjuta tahun.
Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan
waktu yang sangat panjang.Ilmu Paleontologi membaginya
dalam enam tahap waktu geologis.

Masing-masing ditandai oleh peristiwa alam yang menonjol,


seperti munculnya gunung-gunung, benua dan makhluk hidup
yang paling sederhana. Proses evolusi bumi dibagi menjadi
beberapa periode sebagai berikut.

1. Azoicum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu


zaman sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini
bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif
tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.

2.
3. Palaezoicum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa
ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna.
Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.

4.
5. Mesozoicum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa
ini hewan mamalia (menyusui), hewan amfibi,
burung dan tumbuhan berbunga mulai ada.
Lamanya kira-kira 140.000.000 tahun.

6.
7. Neozoicum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai
sejak 60.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini dapat
dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan
Quarter), zaman es mulai menyusut dan makhluk-
makhluk tingkat tinggi dan manusia mulai hidup.

8.

Merujuk pada tarikh bumi di atas, sejarah di Kepulauan


Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang dan rumit.
Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan ini hanya diisi
tumbuhan flora dan fauna yang masih sangat kecil dan
sederhana.

Alam juga harus menjalani evolusi terusmenerus untuk


menemukan keseimbangan agar mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan kondisi alam dan iklim, sehingga makhluk
hidup dapat bertahan dan berkembang biak mengikuti seleksi
alam.
Gugusan kepulauan ataupun wilayah maritim seperti yang kita
temukan sekarang ini terletak di antara dua benua dan dua
samudra, antara Benua Asia di utara dan Australia di selatan,
antara Samudra Hindia di barat dan Samudra Pasifik di
belahan timur.

Faktor letak ini memainkan peran strategis sejak zaman kuno


sampai sekarang.Namun sebelum itu marilah kita sebentar
berkenalan dengan kondisi alamnya, terutama unsur-unsur
geologi atau unsurunsur geodinamika yang sangat berperan
dalam pembentukan Kepulauan Indonesia.

Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan


Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari
magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa
lava cair bersuhu sangat tinggi.Makin ke dalam tekanan dan
suhunya semakin tinggi.

Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh


sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk
cairan panas. Suhu tinggi ini terusmenerus bergejolak
mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu.Ketika ada
celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava
cair.

Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih


dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal
sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku
membentuk batuan beku atau kerak.
Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudra selalu
bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut
bumi.Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal
sebagai kegiatan tektonis.

Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik


temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di
selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di
timur. Pergerakan lempenglempeng tersebut dapat berupa
subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan
lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).

Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi


(tabrakan) lempenglempeng. Pergerakan mendatar berupa
pergeseran lempenglempeng tersebut masih terus
berlangsung hingga sekarang.

Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan


dampak yang berbeda-beda.Namun semuanya telah
menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis
merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan
gempa sepanjang waktu.

Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan


geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti
sekarang ini.Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian
dari samudra yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi.

Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum,


sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat
aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia
dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis
(orogenesa larami), sehingga menyebabkan daratan terpecah-
pecah.Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu
dengan lainnya.

Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-


pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau
di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama
juga terjadi pada Benua Australia. Sebagian pecahannya
bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan
Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara.

Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua


tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya
sangat labil.Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah
membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa
Tersier sekitar 65 juta tahun lalu.

Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah


tenggelam menjadi laut dangkal sebagai akibat terjadinya
proses kenaikan permukaan laut atau transgresi.Sulawesi
pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah
mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh
cekungan sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan
terbentuknya endapan batu gamping.

Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi


pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan
terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan
kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan
tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian
perbukitan struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan
perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang
gugusan perbukitan itu.

Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa


Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-
Pleistosen.Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh
Kepulauan Indonesia. Gunung api aktif dan rangkaian
perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat
Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah
timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan
Banda.

Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan


Utara.Pembentukan daratan yang semakin luas itu telah
membentuk Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-
pulau seperti sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala
Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun lalu). Jadi
pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus
bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih
sering terjadi gempa, baik vulkanis maupun tektonis.

Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung


api membuatnya menjadi daerah dengan tingkat
keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan
alam dan kondisi geografis ini telah mendorong lahirnya
penelitian dari bangsabangsa lain.

Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan fauna


tersebut yang paling terkenal di antaranya adalah peneliti
Alfred Russel Wallace yang membagi Indonesia dalam dua
wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus baik fauna
maupun floranya.

Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur,


Paparan Sunda di sebelah barat.Zona di antara paparan
tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah Wallacea yang
merupakan pembatas fauna yang membentang dari Selat
Lombok hingga Selat Makassar ke arah utara.Fauna-fauna
yang berada di sebelah barat garis pembatas itu disebut
dengan Indo-Malayan region.Disebelah timur disebut dengan
Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita
kenal dengan Garis Wallacea.

Geografis Kepulauan Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
Negara ini juga memiliki posisi geografis yang unik sekaligus
menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak
Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua
sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi
perdagangan internasional.

Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan laut dan darat


secara langsung dengan sepuluh negara di kawasan. Keadaan
ini menjadikan Indonesia rentan terhadap sengketa
perbatasan dan ancaman keamanan yang menyebabkan
instabilitas dalam negeri dan di kawasan.

Letak geografis merupakan salah satu determinan yang


menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukan
hubungan internasional. Meski untuk sementara waktu
sedang diacuhkan, kondisi geografis suatu negara akan
menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh
secara global.
Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara luas akan
menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa
lebih dari pada yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign
Policy, May/June, 09). Di masa yang akan datang, keberadaan
Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi dan letak
geografisnya. Maka tata kelola sumber daya alam, wilayah
perbatasan dan pertahanan yang mumpuni sangat diperlukan.

Dikarenakan letaknya yang strategis semenjak dulu Indonesia


telah menjadi arena  perebutan pengaruh oleh pihak asing.
Negara ini telah melalui beberapa periodisasi penguasaan dan
perebutan pengaruh, mulai dari Portugal, Belanda, hingga
Amerika Serikat dan Uni Soviet ketika Perang Dingin.

Di masa mendatang tidak menutup kemungkinan Indonesia


akan kembali menjadi wilayah perebutan pengaruh oleh
negara-negara besar. Hal ini bisa dilihat dengan kemunculan
China sebagai hegemon baru di kawasan yang telah
menggeser perimbangan kekuasaan sekaligus mengikis
pengaruh Amerika di kawasan.

Selain itu Indonesia dan kawasan sekitarnya dapat menjadi


daerah rawan sengketa. Sengketa ini bisa terjadi mengingat
Indonesia masih belum menyelesaikan masalah-masalah
semisal batas laut dengan negara-negara seperti, Australia,
Filipina, Palau, Papua Nugini dan Timor Leste.

Proses perundingan perbatasan membutuhkan waktu yang


lama, sementara itu hal ini akan menjadikan Indonesia rentan
terhadap pengaruh asing akibat kontrol di perbatasan yang
lemah. Mulai dari kejahatan transnasional hingga terorisme
sangat mungkin dilakukan di Indonesia yang sangat luas
dengan kondisi geografisnya dan pengawasan yang terbatas.

Secara ringkas, hubungan antara posisi geografis yang


strategis dan keberadaan negara Indonesia di masa
mendatang akan ditentukan oleh dua hal. Pertama, seberapa
baik negara ini menyelesaikan proses perundingan
perbatasan.

Hasil dari perundingan perbatasan dengan negara lain akan


menentukan strategi pengelolaan perbatasan dan pertahanan.
Kedua, strategi yang akan dilakukan Indonesia dalam
mengantisipasi pengaruh China dan negara besar lainnya di
kawasan Asia Timur.

Penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa


letak dan kondisi geografis negara ini sangat mempengaruhi
keberadaanya di masa depan. Masyarakat juga perlu untuk
menyadari bahwa menyandarkan pemerintah seorang diri
untuk mengahadapi tantangan atas fakta geografis dari negara
ini adalah hal yang keliru.

Pemerintah memiliki keterbatasan untuk mengatasi dan


menginisiasi tantangan di masa depan seorang diri. Kita juga
perlu untuk mendukung pemerintah dikarenakan masa depan
masyarakat Indonesia dipertaruhkan di sini. Sudah saatnya
masyarakat melihat kembali atlas wilayah Indonesia untuk
setidaknya mengetahui dimana letak Palau berada dan pulau-
pulau terluar negara ini.
Masa depan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari letak dan
kondisi geografisnya. Patut diingat, masyarakat banyak yang
kecewa ketika Pulau Sipadan-Ligitan lepas dari wilayah
Indonesia meski awalnya mereka tidak tahu atau bahkan
peduli dengan keberadaan pulau tersebut. Ketidak-pedulian
dan ketidak-tahuan kita terhadap wilayah dan geografi
Indonesia akan berujung bencana bagi diri sendiri.

Geografi akan menjadi determinan yang menentukan masa


depan Indonesia adalah hal yang tidak dapat dipungkiri lagi.
Namun perlu untuk digaris bawahi bahwa keberadaan
Indonesia di masa mendatang terletak pada seberapa jauh
masyarakat mengenali dan memahami wilayah yang kita
tinggali saat ini.Terakhir, ada baiknya wawasan nusantara
tidak lagi dilihat sebagai hafalan ketika ujian
kewarganegaraan

Apakah wawasan Nusantara itu? Secara konsepsional


wawasan nusantara (Wasantara) merupakan wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional
bangsa Indonesia yang selanjtnya disebut Wawasan
Nusantara itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia.

Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka


wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, laut dan udara
diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang
satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangunatas pandangan
geopolitik bangsa.
Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada konstelasi
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilakan konsepsi
wawasan Nusantara. Jadi wawasan nusantara merupakan
penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan


Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa)
yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang,
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang, cara melihat.

Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya


pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan
letak anatara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia
dan Australia dan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan
Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara”
digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia


mengenai diri dan lingkungannya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam. Atau cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia menganai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayahh dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa.


Visi adalah keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan
yang dinginkan. Wawasan nasional merupakan visi bangsa
yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa
Indonesia sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh
pula.

Faktor Latar Belakang Kepulauan


Indonesia
Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi
wawasan nusanatara adalah sebagai berikut :

Aspek Historis

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan


menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh
adalah karena dua hal yaitu :

1. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang


terjajah dan terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah
adalah penederitaaan, kesengsaraan, kemiskinan dan
kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri
bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya
politik ini orang-orang Indonesia justru melawan bangsanya
sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu ada
pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.

2. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara


historis wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan
Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini masih terpisah0pisah
berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut territorial
Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya
ordonansi tersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil
tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional.

Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas


merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan
tersebut tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa
yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari
keadaan tersebut kita membutuhkan semangat kebangsaan
yang melahirkan visi bangsa yang bersatu.

Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah


yang utuh tidak lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian
setelah Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri
Djuanda mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya disebut
sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok
dari deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial
Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil
dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939.

Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun


1960 tenatang perairan Indonesia yang berisi :

1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta


perairan pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis dasar.
Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan
Nusantara dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi
sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia

Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum


internasional. Melalui perjuangan panjanag akhirnya
Konferensi PBB tanggal 30 April menerima “ The United
Nation Convention On The Law Of the Sea”(UNCLOS) .
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia
diakui sebagai negara dengan asas Negara Kepulauan
(Archipelago State).

Geografis dan Sosial Budaya


Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan
negara bangsa dengan wialayah dan posisi yang unik serta
bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan dan
heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui
visi menjadi bangsa yang satu dan utuh .

Aspek Sosial Budaya kepulauan Indonesia


Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai
berikut :

1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritim


2. Indonesia terletak anata dua benua dan dua
sameudera(posisi silang)
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan
yaitu sirkumpasifik dan Mediterania
6. Wilayah subur dan dapat dihuni
7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki
kebudayaan yang beragam
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar,
sebanyak 218.868 juta jiwa

Aspek Geografis dan Kepentingan Nasional


Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memanndang
wikayahnya sebagai ruang hidupnya namun bangsa Indonesia
tidak ada semangat untuk memperluas wilayah sebagai ruang
hidup (lebensraum). Salah satu kepentingan nasional
Indonesia adalah bangaimanan menjadikan bangsa dan
wilayah negara Indonesia senantiasa satu dan utuh.
Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-
cita nasional, tujuan nasional maupun visi nasional

Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep


kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah
negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan
oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan
pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa.

Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa


Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut
dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak
terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh
menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional
yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan
yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa
Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap. MPR
No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir
perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah
diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember
1957.

Hakekat dan tujuan wawasan nusantara adalah kesatuan dan


persatuan dalam kebinekaan yang mengandung arti :

 Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan


dengan kondisi posisi, dan potensi georafi, serta
kebinekaan budaya
 Pedoman pola tindak dan pola pikir kebijakasanaan
nasional
 Hakikat wawasan nusantara : persatuan dan
nkesatuan dalam kebinekaan.
Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa Indonesia


merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara
di dunia, yang bila dilihat dari segi geografis, memiliki
kesamaan dengan Indonesia.

Negara-negara kepulauan di dunia, seperti Jepang dan


Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan negara
kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu negara, yang
terletak di sebelah tenggara benua Asia, membentang
sepanjang 3,5 juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan
panjang keliling Bumi, serta memiliki tak kurang dari 13.662
pulau.

Jika dilihat sekilas, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan


dan kekayaan, yang tidak ada tandingannya lagi di dunia ini.
Tapi bila dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu
kerugian tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia.
Indonesia terlihat seperti pecahan-pecahan yang berserakan.
Dan sebagai 13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta
mil, Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah negara yang
amat sulit untuk dapat dipersatukan.

Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan


sebuah konsep Geopolitik yang benar-benar cocok digunakan
oleh negara. Sebelum menuju pembahasan tentang konsep
geopolitik Indonesia, kita akan membahas terlebih dahulu
tentang kondisi serta keadaan Indonesia ditinjau dari segi
geografisnya.

Ada beberapa jenis kondisi geografis bangsa Indonesia. Yaitu


kondisi fisis, serta kondisi Indonesia ditinjau dari lokasinya.

Kondisi Fisik Indonesia


1. Letak geografis;
Kondisi geografis pulau Jawa berdasarkan peta
1. Luas : 127.000 km2
2. Batas
a. Laut:
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah selatan : Samudra Hindia
Sebelah barat : Selat Sunda
Sebelah timur : Selat Bali

b. Daratan:
– Sebelah utara : Laut Jawa dan Pulau Kalimantan
– Sebelah selatan : Samudera Hindia
– Sebelah barat : Selat Sunda dan Pulau Sumatera
– Sebelah timur : Selat Bali dan Pulau Bali

3. Keadaan alam
a. Nama pantai yang ada di pulau Jawa :
Pantai Pangandaran (Jawa Barat)
Pantai Carita (Banten)
Pantai Siung (Yogyakarta)
Pantai Menganti (Jawa Tengah)
Pantai Ombak Mati (Jawa Tengah)
Pantai Karang Agung (Jawa Timur)
Pantai Tanjung Lesung (Banten)
Pantai Klayar (Jawa Timur)
Pantai Anyer (Banten)
Pantai Parangkritis

b. Nama Dataran rendah yang ada di Pulau Jawa :


a.Dataran rendah Surakarta
b.Dataran rendah Semarang
c.Dataran rendah Madiun

c. Nama Gunung yang ada di pulau Jawa


Gunung Ciremai, Jawa Barat.
Gunung Ijen, Jawa Timur.
Gunung Papandayan, Jawa Barat.
Gunung Argopuro, Jawa Timur.
Gunung Salak, Jawa Barat.
Gunung Semeru, Jawa Timur.
Gunung Tangkupan Perahu, Jawa Barat.
Gunung Sindoro, Jawa Tengah.
Gunung Sumbing, Jawa Tengah.
Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
Gunung Merapi, Jawa Tengah.
Gunung Prau, Jawa Tengah.
Gunung Lawu, Jawa Timur.

Kondisi geografis pulau Sumatra


berdasarkan peta
1. Luas : 473.481 km²
2. Batas
a. BATAS LAUT
Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia
Sebelah timur berbatasan dengan selat Malaka
Sebelah utara berbatasan dengan teluk Benggala
Sebelah selatan berbatasan dengan selat Sunda

b. BATAS DARAT
– Sebelah barat dibatasi oleh negara India
– Sebelah timur dibatasi oleh pulau Kalimantan
– Sebelah utara dibatasi oleh negara Malaysia dan Singapura
– Sebelah selatan dibatasi oleh kepuluan Mentawai

3. Keadaan Alam :
a. Nama – nama pantai dan laut :
– Pantai : Iboih, Sorake, Carocok, Pulau Jemur, Pasir Panjang,
Nongsa, Tanjung Tinggi, Pasir Putih, Trikora, Parai Tenggiri
– Laut : Laut Indonesia
b. Dataran rendah Sumatera :
dataran rendah di Sumatera Utara yaitu Melaboh dan
Singkel/Singkil

c. Nama – nama gunung :


Gunung di Sumatera
Gunung Bandahara, Aceh(3.030 m)
Gunung Burni Telong, Aceh (2.600 m)
Gunung Geureudong, Aceh (2.885 m)
Gunung Kembar, Aceh (….. m)
Gunung Leuser, Aceh (3.404 m)
Gunung Perkison, Aceh (2.828 m)
Gunung Seulawah Agam, Aceh (1.726 m)
Gunung Sibayak, Sumatera Utara(2.212 m) –
Gunung Sibuaten, Sumatera Utara (2.457 m)
Gunung Sihapuabu, Sumatera Utara (….. m)
Gunung Sinabung, Sumatera Utara (2.475 m)

Gunung Sorik Marapi, Sumatera Utara (2.145 m)


Gunung Djadi, Riau (1.100 m)
Gunung Ambun, Sumatera Barat(2.060 m)
Gunung Cermin, Sumatera Barat (….. m)
Gunung Kelabu, Sumatera Barat (2.179 m)
Gunung Kerinci, Sumatera Barat dan Jambi (3.805 m)
(tertinggi di Sumatera, kedua di Indonesia dan gunung berapi
tertinggi di Indonesia)
Gunung Mande Rabiah, Sumatera Barat (2.430 m)
Gunung Marapi, Sumatera Barat (2.891 m)
Gunung Pasaman, Sumatera Barat (2.190 m)
Gunung Rasan, Sumatera Barat (2.039 m)
Gunung Sago, Sumatera Barat (2.261 m)
Gunung Singgalang, Sumatera Barat (2.877 m)
Gunung Talamau, Sumatera Barat (2.913 m)
Gunung Talang, Sumatera Barat (2.572 m)
Gunung Tambin, umatera Barat (2.271 m)
Gunung Tandikat, Sumatera Barat (2.438 m)
Gunung Dempo, Sumatera Selatan(3.159 m)
Gunung Seblat, Bengkulu (2.383 m)
Gunung Daik, Kepulauan Riau(1.165 m)
Gunung Jantan, Kepulauan Riau (700 m)
Gunung Ranai, Kepulauan Riau (1.035 m)
Gunung Betung, Lampung (….. m)
Gunung Krakatau, Lampung (0.813 m)
Gunung Pesagi, Lampung (2.262 m)
Gunung Pesawaran, Lampung (….. m)
Gunung Rajabasa, Lampung (1.281 m)
Gunung Seminung, Lampung (1.881 m)
Gunung Tanggamus, Lampung (2.102 m)

Kondisi geografis pulau Kalimantan berdasarkan peta


1. Luas : 743.330 km²
2. Batas
a.Batas Laut
Sebelah utara : Laut Cina Selatan
Sebelah barat : Selat Karimata
Sebelah timur : Selat Makassar, laut Sulawesi
Sebelah selatan : Laut Jawa

b. Batas daratan
Sebelah utara : Malaysia (Sabah dan Serawak)
Sebelah barat : Selat Karimata
Sebelah timur : Selat Makassar dan Laut Sulawesi
Sebelah selatan : Laut Jawa

3. keadaan alam
a. Nama-Nama Pantai di Kalimantan :
– Pantai Kakaban
– Pantai Sinka Islan Park
– Pantai Samber Gelap
– Pantai Maratua
– Pantai Sangalaki

Nama-Nama Laut di Kalimantan :


– Laut Jawa
– Laut Sulawesi
– Laut Natuna

b. Nama-Nama Dataran rendah di Kalimantan :


-Ketapang
-Telukmelano
-Pangkalanbun
-Kulau Pembuang
-Kulau Kapuas
-Redeb
-Selor

c. Gunung di kalimantan
* Gunung Palung
* Gunung Bukit Raya
* Gunung Liangpran
* Gunung Halau-halau

Kondisi geografis pulau Sulawesi


berdasarkan peta
1. luas : 174.600 km²
2.a. Batas Laut :
Timur = Laut Banda
Barat = Selat Makasar
Utara = Laut Sulawesi
Selatan = Laut Flores

b. Batas daratan :
Timur = Kepulauan Maluku
Barat = Pulau Kalimantan
Utara = Negara Filiphina
Selatan = Pulau NTT dan NTB

3. Keadaan alam
a. Nama Pantai :
– Pantai Likupang
– Pantai Malalayang
– Pantai Lakeba
– Pantai Talise
– Pantai Dato Majene
– Pantai Manakarra
– Pantai Lombang – lombang
– Pantai Palippis
– Pantai Gong
– Pantai Pall
– Pantai Pulisan
– Pantai Pasir Putih Lembeh
– Pantai Lakban
– Pantai Kema
– Pantai Temboko Lehi
– Pantai Nirwana
– Pantai Kamali
– Pantai Walengkabola
Nama Laut :
– Laut Sulawesi
– Laut Bunaken
– Laut Wakatobi
– Laut Sangihe

b. Dataran rendah :
– Jeneponto
– Bulukumba
– Bantaeng
– Takalar
– Gowa
– Selayar
– Majene
– Mamuju
– Ujungpandang
– Pangkep
– Baruu
– Pinrang
– Polewali Mamasa

c. Nama gunung :
– Gunung Mahawu
– Gunung Bawakaraeng
– Gunung Latimojong
– Gunung Karangetang
– Gunung Gandang Dewata
– Gunung Awu
– Gunung Lokon
– Gunung Klabat
– Gunung Mekongga
– Gunung Soputan

KONDISI GEOGRAFIS MALUKU


1. Luas Maluku adalah 712.479,69 km²
2. a) Batas Laut
Utara : Laut Sulawesi
Barat : Laut Arafuru dan Laut Banda
Timur : Laut halmahera
Selatan : Laut Banda
b) Batas daratan Pulau Papua
Utara : Laut Seram
Barat : Pulau Sulawesi
Timur : Papua
Selatan : Timur Leste dan Laut Arafuru
3. Keadaan Alam
a) Nama Pantai :
– Pantai Pintu Kota
– Pantai Liang/Hunimua
– Pantai Pasir Panjang/Ngurbloat
– Pantai Natsepa
– Pantai Jikumerasa
– Pantai Santai
– Pantai Nanseri
– Pantai Sopapei
– Pantai Desa Hukurila
– Pantai Namalatu

Nama Laut :
– Laut Banda
– Laut Maluku
– Laut Halmahera
– Laut Seram

b) Dataran rendah di Maluku yaitu :


c) Nama Gunung
– Gunung Binaia
– Gunung Gamsunoro
– Gunung Kapalamadan
– Gunung Sahuwai
– Gunung Waloolon
– Gunung Api
– Gunung Batusibela
– Gunung Dukono
– Gunung Gamalama
– Gunung Gamkonora
– Gunung Hiri
– Gunung Ibu
– Gunung Tigalalu
– Gunung Todoko-Ranu

KONDISI GEOGRAFIS PULAU PAPUA


1. Luas = 410.660 km²
2. Batas Laut
Utara : Laut Filipina
Barat : Laut Arafuru dan Laut Banda
Timur : Samudera Pasifik
Selatan : Laut Arafuru

b) Batas daratan Pulau Papua


Utara : Samudera pasifik
Barat : Laut Arafuru
Timur : Papua Nugini
Selatan : Laut Arafuru dan Australia

3. a) Nama Pantai
– Pantai Teluk Triton di Kaimana
– Pantai Pulau Venue
– pantai Yen Beba
– Patai Bakaro
– Pantai Kaironi
– Pantai Pulau Um
– Pantai Bosnik
– Pantai Tanjung Kasuari
– Pantai Harlem
– Pantai Raja Ampat
Nama Laut

– Laut Arafuru

b) Dataran rendah yang ada di pulau Papua yaitu :


⇒ Dataran rendah Pesisir bagian selatan Papua
⇒ Dataran rendah Pesisir Arafura
⇒ Dataran rendah Pesisir Trans-Fly
⇒ Dataran rendah Pesisir Teluk Papua
⇒ Dataran rendah Pesisir barat laut Papua

c) Nama gunung
Gunung Waspada (1.070 m)
Puncak Jaya (5.030 m)
Gunung Trikora (4.750 m)
Gunung Yamin (4.350 m)
Gunung Mandala (4.700 m)
Gunung Dom (1332 m)

Kondisi geografis Bali


1. Luas : 5.636,66 km2
2. batas
Batas Daratan:
– Sebelah utara berbatasan dengan pulau Kalimantan dan
Sulawesi
– Sebelah selatan tidak ada berbatasan dengan pulau
– Sebelah timur berbatasan dengan negara Timor Leste
– Sebelah barat berbatasan dengan Jawa timur

Batas Lautan:
– Sebelah utara berbatasan dengan laut bali dan laut Flores
– Sebelah selatan berbatasan dengan samudera Hindia
– Sebelah timur berbatasan dengan Laut Sawu
– Sebelah barat berbatasan dengan Selat Bali

3. keadaan alam
a. nama pantai
Pantai Jimbaran
Pantai Nusa Dua
Pantai Kuta
Pantai Pandawa
Pantai Sanur
Pantai Karma Kandara
Pantai Tanah Lot
Pantai Virgin Karangasem (Perasi)
Pantai Dreamland
Pantai Menjangan
Pantai Tanjung Benoa
Pantai Padang atau Labuang Sait
Pantai Lovina
Pantai Seminyak

Nama laut
Laut bali
b. Nama dataran rendah di pulau Bali :
– Kabupaten Badung
– Tabanan
– Gianyar
– Buleleng
– Batur
– Buyan

c.nama gunung
1. Gunung Agung, (3.142 meterdpl) – Gunung ini merupakan
gunung yang masih aktif dan bahkan belum lama di 2018,
gunung ini sempat erupsi dan mengancam aktivitas di pulau
Bali
2, Gunung Batur ( 2.098 meterdpl ) – Gunung ini merupakan
destinasi wisata karena terkenal keindahan nya dan berdiri
Pura di sana.
3. Gunung Abang ( 2.152 meterdpl ) – Gunung ini juga
merupakan destinasi wisata dan berada di kawsan Kintamani
4. Gunng Silang Jana ( 1.903 meterdpl )
5. Gunung Lesung ( 1.860 meterdpl )
6. Gunung Prapat Agung ( 322 meterdpl )
7. Gunung Musi ( 1.215 meterdpl)
8. Gunung Lempuyang ( 1.058 meter dpl )
9. Gunung Pohen ( 2.089 meter dpl )
10. Gununf Batu Karu (2.276 meter dp)l
Kondisi geografis nusa tenggara
1. Luas : 67503,05 km²
2. batas
Batas Daratan:
– Sebelah utara berbatasan dengan pulau Kalimantan dan
Sulawesi
– Sebelah selatan tidak ada berbatasan dengan pulau
– Sebelah timur berbatasan dengan negara Timor Leste
– Sebelah barat berbatasan dengan Jawa timur
Batas Lautan:
– Sebelah utara berbatasan dengan laut bali dan laut Flores
– Sebelah selatan berbatasan dengan samudera Hindia
– Sebelah timur berbatasan dengan Laut Sawu
– Sebelah barat berbatasan dengan Selat Bali
3. keadaan alam
a. Nama pantai :
– Pantai Selong Belanak
– Pantai Seger
– Pantai Gili Meno
– Pantai Senggigi
– Pantai Pulau Kenawa
– Pantai Pulau Moyo
– Pantai Koka
– Pink Beach aka Pantai Merah
– Pantai Nihiwatu
– Pantai Mandorak
– Pantai Ratenggaro
– Pantai Tablolong
– Pantai Lasiana
Nama Laut :
– Laut Sawu
– Laut Timor
b. Nama dataran rendah di Nusa Tenggara :
– Lombok
– Sumbawa
– Flores
c. nama gunung
1. Gunung Tambora
2. Gunung Egon
3. Gunung Rinjani
4. Gunung Kelimutu
5. Gunung Rokatenda / Paluweh

Iklim Indonesia
LETAK DAN BATAS NEGARA
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan,
memanjang dari Barat ke Timur, berada di wilayah Asia
Tenggara, yang terletak di antara 6 o8’Lintang Utara sampai
11o15′ Lintang Selatan dan antara 94o45′ sampai 141o5′ Bujur
Timur. Negara Republik Indonesia berbatasan dengan:

 Singapura , Malaysia, Filipina, Laut Cina Selatan dan


Samudera Pasifik (di sebelah utara)
 Samudera Hindia (di sebelah barat)
 Australia, Samudera Hindia ( di sebelah selatan)
 Papua Nugini (di sebelah timur)

Sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua benua


dan dua samudera, maka wilayah Indonesia dapat dikatakan
merupakan kelanjutan dari benua Asia dan Australia dengan
celah yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik pada cekungan tengahnya.

PEMBAGIAN WILAYAH
Berdasarkan perbedaan waktu maka Indonesia dibagi menjadi
3 (tiga) wilayah waktu yang masing-masing berselisih satu
jam, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), yang meliputi :
Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan Barat; Waktu
Indonesia Tengah (WITA), meliputi wilayah : Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Timur-Timur; dan Waktu
Indonesia Timur (WIT),

yang meliputi wilayah : Maluku dan Irian Jaya. Sebagai


contoh, jika di Jakarta pukul 07.00, maka di Ujung Pandang
pukul 08.00, dan di Jayapura pukul 09.00. Jika dibagi
menurut pembagian daerah administrasi maka Negara
Republik Indonesia dibagi menjadi:

• 27 Propinsi
• 243 Kabupaten
• 60 Kotamadya
• 3.839 Kecamatan
• 65.198 Desa

Iklim dan Musim


Indonesia beriklim laut tropis karena letaknya di daerah tropis
dan diapit oleh dua Samudera yaitu Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Indonesia memiliki dua Musim yaitu
musim hujan (Oktober – April), dan musim kemarau (Mei –
September).

Namun karena wilayahnya yang luas, keadaan geografisnya


yang berbeda- beda serta daerahnya yang dibelah oleh garis
khatulistiwa maka sering terjadi perbedaan atau
penyimpangan musim.
Suhu dan Kelembaban Udara Suhu udara berkisar antara 20
oC sampai 30 oC. Semakin tinggi suatu tempat, semakin
rendah pula suhunya. Misalnya, di berbagai dataran tinggi
atau di daerah – daerah yang dikelilingi pegunungan, suhu
malam hari pada musim kemarau terkadang dapat menjadi
sangat rendah.

Secara umum dapat digambarkan bahwa pada daerah yang


berada sampai 700 meter di atas permukaan laut merupakan
daerah panas dengan suhu 22oC keatas. Daerah dengan
ketinggian antara 700 – 1500 meter merupakan daerah
sedang dan suhunya berkisar antara 15oC sampai 22oC.
Daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500 meter
termasuk daerah sejuk dengan suhu antara 11oC sampai 15oC
dan daerah dengan ketinggian antara 2500 – 4000 meter,
yaitu daerah dingin, suhunya berkisar 11o kebawah.

Curah Hujan dan Keadaan Angin


Jumlah curah hujan bervariasi menurut bulan dan menurut
letak stasiun pengamat. Pada umumnya curah hujan di
Indonesia Bagian Timur lebih sedikit dari pada di Indonesia
Bagian Barat.

Namun demikian ada daerah di Indonesia Bagian Timur yang


mendapat curah hujan yang cukup banyak yaitu : Maluku dan
Irian Jaya. Kecuali di beberapa tempat tertentu, curah hujan
di Indonesia rata-rata 2.000 – 3.000 milimeter setahun.
Selama tahun 1993, curah hujan tertinggi terdapat di kota
Kupang yaitu 34.3 milimeter (Januari),

sedangkan curah hujan terendah ada di Sulawesi Tenggara


yaitu 0. 02 milimeter (Juli). Keadaan angin pada musim hujan
biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari Barat dan Barat
Laut.

Oleh karena itu musim tersebut dikenal sebagai Musim Barat.


Pada musim kemarau angin timur cukup kencang bertiup dari
benua Australia. Kecepatan angin hampir di seluruh propinsi
di Indonesia yang dipantau pada tahun 1993 umumnya
merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran 0 hingga 30 knot,
kecuali di propinsi Bengkulu dan Sulawesi Utara.
Angin kencang yang biasa terjadi di laut mempunyai
kecepatan antara 30 – 60 knot. Pada masa peralihan (April –
Mei dan Oktober-Nopember) arah angin tidak beraturan.

POLA CURAH HUJAN DI INDONESIA


Pola umum curah hujan dikepulauan Indonesia dapat
dikatakan sebagai berikut:

1. Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah


hujan selalu lebih banyak dari pantai timur.

2.
3. Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan
barisan pulau-pulau yang panjang dan berderet
dari barat ketimur. Pulau-pulau ini hanya diselingi
oleh selat-selat yang sempit, sehingga untuk
kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan-
akan satu pulau, sehingga berlaku juga dalil, bahwa
disebelah timur curah hujan lebih kecil, kalau
dibandingkan dengan sebelah barat. Sebelah barat
dari jejeran pulau ini adalah pantai Barat Jawa
Barat.

4.
5. Selain bertambahnya jumlah dari timur ke barat,
hujan juga bertambah jumlahnya dari dataran
rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar
pada ketinggian 600 – 900 m.

6.
7. Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan
jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga
halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.

8.
9. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak daerah
konvergensi antartropik.

10.
11. Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari barat
ke timur. Pantai Barat Pulau Sumatera sampai
Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan
November; Lampung – Bangka, yang letaknya
sedikit ke Timur, pada bulan Desember. Sedangkan
Jawa (utara), Bali, NTB, NTT pada bulan Januari –
Februari, yang letaknya lebih ketimur lagi.

12.
13. Sulawesi selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara,
Maluku Tengah mempunyai musim hujan yang berbeda,
yaitu Mei – Juni. Justru pada waktu bagian lain dari
kepulauan Indonesia ada pada musim kering. Batas
rezim hujan Indosesia Barat dan rezim hujan Indonesia
Timur klira-kira terdapat pada 1200 bujur timur.

Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari


2000 mm/tahun. Akan tetapi seperti telah disebutkan dimuka
bahwa antara tempat yang satu dengan tempat yang lain curah
hujannya tidak sama.
Daerah yang paling besar curah hujannya adalah daerah
Baturaden di Lereng Gunung Slamet, dengan curah hujan
sekitar 7069 mm/tahun. Sedangkan kota Palu di Sulawesi
Tengah, merupakan daerah yang paling kering, dengan curah
hujan sekitar 547 mm/tahun.

3. Posisi Silang;
4. Sumber-Sumber Daya Alam;
5. Faktor-Faktor Sosial Politik

Lokasi Fisikal Indonesia; Keberadaan pada lokasi ini adalah


faktor geopolitik utama yang mempengaruhi perpolitikan di
Indonesia. Berdasarkan kondisi fisikal, negara Indonesia
berada pada dua benua yang dihuni oleh berbagai bangsa yang
memiliki karakteristik masing-masing, yaitu benua Asia dan
Australia. Selain itu, Indonesia pun berada di antara dua
samudera yang menjadi jalur perhubungan berbagai bangsa,
yaitu Samudera Pasifik dan Hindia.

Sebutan Indonesia di Luar Negeri


Berikut adalah julukan-julukan negara kita tercinta yang di
berikan oleh luar negeri. Betapa bangganya kita sehingga
orang luar sangat kagum dengan Negara Indonesia.

1. Jamrud Khatulistiwa.

Julukan ini diberikan dunia kepada Indonesia karena letak


geografis Indonesia yang dilintasi oleh garis khatulistiwa
dengan penampakan alam yang sangat hijau seperti jamrud.
1. Nusantara.

Ini adalah julukan yang di sematkan oleh kerajaan majapahit


terhadap wilayah Indonesia dari Sumatra sampai Papua
dalam literature bahasa Jawa. Selain itu, Thailand juga
menyebut Indonesia dengan julukan Nusantara merunut pada
sejarah kerajaan Majapahit dulu.

1. Negara Agraris.

Julukan ini mengacu pada kenyataan bahwa lahan pertanian


Indonesia sangat luas dengan sebagian besar mata
pencaharian penduduk kita sebagai petani Negara Maritim
Julukan ini mengacu pada kenyataan perairan Indonesia yang
luas.

1. Negara Nyiur.

Julukan ini disematkan karena Indonesia adalah Negara


maritim yang otomatis ditumbuhi oleh pohon-pohon kelapa.

1. Negara Seribu Candi.

Julukan negeri seribu candi diberikan dunia kepada Indonesia


berawal dari dipilihnya candi Borobudur sebagai salah satu
dari 7 keajaiban dunia.

1. Negara Seribu Pulau.


Julukan ini diberikan melihat Indonesia terdiri dari ribuan
pulau sekaligus menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara
kepulauan dengan jumlah pulau terbanyak di dunia.

1. Negara Megabiodiversitas.

Julukan ini diberikan kepada Indonesia karena para peneliti


dunia kagum akan keanekaragaman flora dan fauna yang
ada termasuk spesies purba dan spesies langka di indonesia
seperti komodo, anggrek hitam dan raflessia arnoldi.

1. Garuda.

Julukan ini mengacu pada symbol Negara indonesia.

1. Heaven Earth.

Julukan ini diberikan kepada Indonesia karena banyak Negara


dunia iri dengan kekayaan alam Indonesia yang subur dengan
hasil bumi yang melimpah dan pemandangan yang
memanjakan mata.

1. Paru-Paru Dunia.

Julukan ini beberapa kali di sematkan oleh AS dan Singapura


melihat pulau Kalimantan sebagai hutan yang harus
dilindungi karena berfungsi sebagai penopang paru-paru
dunia

1. The Big Mouslem Population.


Ini julukan yang diberikan orang musim dunia kepada
Indonesia atas kekaguman mereka terhadap kuantitas
pemeluk agama islam di indonesia.

1. Our Large Neighbour to North and Our Nearest


Asian Neighbour.

Ini julukan yang diberikan pemerintah Australia melihat


Indonesia adalah Negara asia tetangga terbesar dan terdekat
secara letak geografis dengan Australia.

1. Balinesia.

Julukan Ini diberikan oleh para tourist yang mengagumi


penampakan alam saat berkunjung ke bali. Dengan
catatan sebenarnya para tourist itu tidak tahu jika bali adalah
bagian dari indonesia

1. Macan Asia yang Tertidur.

Julukan aslinya adalah Macan Asia. tapi julukan ini berubah


menjadi Macan Asia yang tertidur pada era modern. Ini
julukan yang diberikan oleh Negara-negara asia terhadap
Indonesia karena Indonesia diakui memiliki potensi menjadi
sebuah negeri adidaya.

1. Mafia Asia.

Julukan ini diberikan karena indonesia menjadi penggerak


pembahasan masalah-masalah di Asia.

Anda mungkin juga menyukai