Anemia Defisiensi
Anemia Defisiensi
Anemia Defisiensi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Ditetapkan oleh Kepala UPTD dr. H.Bonbon Sahroni
Puskesmas DTP Manonjaya NIP. 1981042 201001 1 016
1/2
Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan kegawatan (misal:
anemia gravis atau distres pernafasan), pasien segera dirujuk.
Pada anemia defisiensi besi:
a. Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari dengan besi elemental 50
– 65 mg
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi
elemental, 195; 39).
Penatalaksanaan
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
b. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual,
muntah, heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.
c. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut
maka dilakukan koreksi parenteral segera.
a. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).
Kriteria Rujukan
b. Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi
dokter layanan primer, dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Prinsip konseling pada anemia adalah memberikan pengertian kepada
Konseling dan Edukasi pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya,
sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta
meningkatkan kualitas hidup pasien.
2/2