● Harga pokok barang yang dijual adalah nilai persediaan awal ditambah pembelian bersih,
dijual kembali. Pembelian dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit, dan sebagian
pembayaran.
● Akun Penjualan, terjadi karena perusahaan menjual barang-barang yang diperoleh dari
pemasok dengan tujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dilakukan dengan cara tunai,
kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur dengan syarat
pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya dengan faktur jika kredit dan
bukti penerimaan kas jika tunai.
● Akun Potongan Pembelian, terjadi karena penjual memberikan potongan kepada
pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Selama
masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi
dengan potongan yang diterima.
● Akun Potongan Penjualan, merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh
penjual, bertujuan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Jadi, jumlah yang diterima oleh
penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi potongan yang diberikan.
● Akun Retur Pembelian, terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang yang
telah dibeli karena rusak atau tidak sesuai pesanan. Jika dibeli secara tunai, maka penjual
akan mengembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Tetapi, bila secara kredit, maka
besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya.
● Akun Retur Penjualan, terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang
telah dijual karena mutunya tidak sesuai pesanan. Pengembalian ini akan mengurangi
tagihan kepada pembeli.
● Akun Biaya Angkut, terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang
dibeli sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian, harga perolehannya terdiri atas
harga beli barang ditambah beban angkutnya.
● Akun Biaya Pengiriman, terjadi karena penjual mengirim barang dari lokasi penjual
sampai ke tempat pembeli. Hal ini karena pada saat transaksi jual beli telah dicantumkan
dalam syarat penyerahan bahwa penjual menanggung ongkos kirim.
● Akun Persediaan, merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada
dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan.
● Akun Harga Pokok Penjualan (HPP), untuk menampung harga pokok/harga beli barang
3. Metode Average
Persediaan akhir = 300 X Rp1.040.000,-/1.000
= 300 X 1.040
Nilai Persediaan akhir = Rp312.000,-
HPP = BTUD - Persediaan Akhir
= Rp1.040.000,- - Rp312.000,-
= Rp728.000,-
A. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah bagian dari buku jurnal yang berfungsi sebagai buku harian
untuk mencatat transaksi keuangan berdasarkan tanggal ke dalam kelompok akun debet
dan kredit. Jurnal umum mencatat seluruh jenis transaksi keuangan tanpa terkecuali,
pemilihan perusahaan dalam menggunakan jurnal tergantung pada faktor efisiensi dan
efektifitas pada kinerja perusahaan tersebut. Secara umum, jurnal berfungsi untuk
melakukan identifikasi, penilaian dan pencatatan transaksi secara kronologis untuk
menentukan dampak ekonomi tiap transaksi kepada perusahaan. Penjurnalan adalah
tahapan kedua dari siklus akuntansi setelah dilakukan pencatatan teradap bukti
transaksi. Dengan menyusun jurnal umum maka diharapkan dapat diketahui beberapa
hal seperti :
1. Analisa terhadap pertambahan atau pengurangan sebuah perkiraan.
2. Referensi apakah sebuah akun dengan nominal tertentu telah diposting ke dalam
perkiraan yang sesuai dengan yang berada di buku besar.
B. Pencatatan dalam Jurnal Umum
Proses pencatatan atau penjurnalan haruslah berdasarkan lima langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi transaksi dari dokumen sumber seperti slip deposito bank, penerimaan
penjualan, cek dan sebagainya.
2. Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan melakukan
klasifikasi berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
3. Menetapkan apakah perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan
akibat transaksi.
4. Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
5. Memasukkan transaksi ke jurnal.
C. Format Penyusunan Jurnal Umum
Format dalam sebuah penyusunan jurnal umum harus memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
1. Tanggal, memberikan informasi kapan terjadinya transaksi.
2. Nomor bukti, mencatat nomor bukti transaksi.
3. Nama perkiraan akun atau rekening.
4. Referensi, mencatat nomor rekening jika telah dipindahkan ke dalam buku besar.
5. Kolom debet/kredit, memberi informasi jumlah nominal yang telah didebet atau
dikredit.
D. Fungsi Jurnal Umum
Jurnal umum bagi suatu perusahaan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Analisis, Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang
dikredit serta jumlahnya masing-masing.
2. Fungsi Pencatatan, Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan
kredit serta keterangan yang perlu.
3. Fungsi Historis, Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
4. Fungsi Instruktif, Yaitu sebagai instruksi dalam memposting ke dalam buku besar.
5. Fungsi Informatif, Yaitu untuk memberikan informasi dalam mencatat bukti transaksi.
Dalam penjurnalan dan pemasukannya ke buku besar akan dikenal mekanisme debet
kredit, oleh sebab itu memahami aturan debet-kredit menjadi nilai lebih untuk
memahami jurnal. Rumus persamaan dasar akuntansi yang menjadi acuan mengenai
konsep debet-kredit.
Penambahan nilai aktiva disisi debet sedangkan utang dan modal bertambah disisi kredit.
Rumus diatas dapat dikembangkan menjadi:
Pendapatan menambah nilai modal dan biaya mengurangi nilai modal maka sifat
penambahan rekening pendapatan sama seperti pada rekening modal sedang rekening
biaya mengurangi nilai rekening modal maka sifat penambahan biaya berbanding terbalik
dengan penambahan modal, jika modal bertambah dikredit maka biaya bertambah di
debet, sehingga rumus tersebut dapat dikembangkan menjadi :
Kesimpulan bahwa sifat penambahan rekening aktiva dan biaya ialah sama-sama
didebet sedang utang, modal dan pendapatan sama-sama dikredit. Berdasar rumus diatas
menimbulkan ketentuan sebagai berikut:
1 . Setiap transaksi mempunyai unsur debet dan unsur kredit secara bersamaan.
2 . Jumlah debet dan kredit haruslah sama.
3 . Tentukan rekening apa saja yang terlibat, bertambah atau berkurangkah rekening
tersebut dan kemudian dilihat aturan main debet dan kreditnya.
4 . Aturan debet dan kredit.
E. Bentuk-bentuk Jurnal Umum
Bentuk jurnal umum yang ditemui dalam siklus akuntansi perusahaan di Indonesia yaitu :
1 . Single Journal Entry (Jurnal Satu Lawan Satu)
Satu jurnal perkiraan didebet dan perkiraan lainnya dikredit. Contoh: Ibu Rossa
mendirikan sebuah perusahaan dengan setoran modal uang tunai sebesar Rp10.000.000,-
Maka jurnalnya ialah :
Kas Rp10.000.000,-
Modal Salmah Rp10.000.000,-
2 . Compound journal (Jurnal Gabungan)
Jurnal yang perkiraanya didebet atau dikreditnya lebih dari satu perkiraan atau perkiraan
didebet atau dikreditnya sama-sama lebih dari satu. Contoh : Perusahaan membeli
perlengkapan kantor seharga Rp2.000.000,- , perusahaan melakukan pembayaran tunai
sebesar Rp500.000,- dan sisanya dilakukan secara kredit. Maka jurnalnya ialah :
Perlengkapan kantor Rp2.000.000,-
Kas Rp500.000,-
Utang Usaha Rp1.500.000,-
A. Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan sebagai tempat pencatatan transaksi
keuangan berdasarkan kelompok transaksi yang sejenis. Penyusunan jurnal khusus
terjadi di perusahaan dagang dengan pertimbangan banyaknya transaksi yang terjadi
setiap hari sehingga memerlukan langkah pencatatan yang efisien selain menggunakan
jurnal umum. Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus antara lain transaksi pembelian,
penjualan, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Sementara untuk transaksi yang jarang
terjadi seperti pengembalian barang (retur) dan potongan tetap dicatat dalam jurnal
umum.
B. Transaksi dalam Jurnal Khusus
Jurnal khusus mencatat empat jenis transaksi dalam satu periode akuntansi, yaitu :
1. Jurnal Pembelian (purchase journal)
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan atau
aktiva lainnya secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian adalah
transaksi penjualan secara kredit baik pembelian barang dagangan maupun pembelian
perlengkapan, peralatan dan sebagainya.
Saat terjadi pembelian barang dagangan secara kredit maka terjadi penambahan saldo
akun atau rekening pembelian dan penambahan saldo akun atau rekening utang dagang,
pencatatan yang dilakukan akibat adanya penambahan pembelian adalah dengan
mendebet akun atau rekening pembelian senilai pembelian tersebut, sedangkan
pencatatan akibat adanya penambahan utang dagang adalah dengan mengkredit akun
atau rekening utang dagang senilai utang yang terjadi akibat pembelian barang dagangan
tersebut.
Bentuk jurnal pembelian adalah sebagai berikut :
2. Bentuk Skontro
Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro artinya sebelah
menyebelah (dibagi dua) yaitu sebelah debit dan sebelah kredit.
Pada setiap akhir periode akuntansi, saldo-saldo setiap akun buku besar
dipindahkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo (trial balance) adalah suatu daftar yang
berisi saldo-saldo dari setiap akun buku besar, dimana jumlah sisi debet dengan jumlah
sisi kredit harus seimbang. Neraca saldo disusun dengan cara mengurutkan nomor akun
terkecil sampai dengan nomor akun terbesar. Akun buku besar yang bersaldo debet,
dimasukkan pada sisi debet neraca saldo, sedangkan akun buku besar yang bersaldo
kredit dimasukkan pada sisi kredit neraca saldo. Bila jumlah saldo sisi debet tidak sama
dengan jumlah saldo sisi kredit dalam neraca saldo, berarti kita telah melakukan
kesalahan pada saat melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar. Kesalahan
tersebut dapat terjadi karena:
1. Salah menempatkan saldo akun buku besar dalam neraca saldo. Misalnya akun buku
besar yang bersaldo debet dimasukkan ke kolom kredit atau sebaliknya.
2. Belum semua saldo buku besar dipindahkan ke dalam neraca saldo.
3. Ada sebagian transaksi dari jurnal khusus yang belum diposting ke buku besar.
Neraca saldo ini juga biasa disebut sebagai neraca percobaan karena neraca ini masih
dalam tahap percobaan. Maksudnya bahwa neraca ini masih diuji kebenaran datanya
melalui buku besar. Cara memeriksanya dengan melihat kondisi jumlah bagian bawah.
Ketika jumlah debet dan kredit tidak seimbang maka akan dilakukan pengecekan, itulah
sebabnya neraca ini disebut juga neraca percobaan. Barulah pada saat pemeriksaan
selesai dan ternyata saldonya seimbang maka ditetapkanlah sebagai neraca saldo untuk
melanjutkan proses berikutnya.
Fungsi neraca saldo untuk membuktikan keseimbangan jumlah debet dan kredit serta
menguji kebenarannya. Selain itu, neraca saldo berguna untuk melihat posisi aktiva,
kewajiban, dan modal setelah posting ke buku besar dari setiap akun yang ada dalam
sebuah perusahaan. Namun kita harus memastikan juga bahwa saldo setiap akun dalam
neraca saldo ini adalah sesuai dengan saldo pada buku besar. Jadi intinya pembuatan
neraca saldo sangatlah mudah yaitu dengan membuat akun perkiraan berdasarkan buku
besar, atau dengan kata lain neraca saldo adalah rangkuman dari saldo setiap akun dalam
buku besar yang mana nominal penempatan debet-kredit sesuai posisi buku besar.
Neraca saldo berbeda dengan neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-
kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang
dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara
yang sistematis. Neraca lajur biasa disebut kertas kerja (work sheet).
Jurnal penyesuaian disusun di akhir periode untuk melakukan penyesuaian pada saldo–
saldo akun perkiraan agar menunjukkan keadaan yang sebenarnya sebelum dilakukan
penyusunan laporan keuangan. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian secara umum
adalah:
1. Agar pada akhir periode, akun riil (harta, kewajiban dan modal) menunjukkan keadaan
yang sebenarnya.
2. Akun-akun nominal (pendapatan dan beban) dapat diakui dalam satu periode dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tidak semua akun-akun memerlukan penyesuaian, transaksi yang membutuhkan ayat
jurnal penyesuaian antara lain:
1. Penyesuaian penyusutan aktiva tetap.
2. Penyesuaian dibayar di muka.
3. Penyesuaian pemakaian perlengkapan.
4. Penyesuaian pendapatan dibayar di muka.
5. Penyesuaian biaya yang masih harus dibayar.
6. Penyesuaian pendapatan yang akan diterima.
Metode-metode atau langkah-langkah dalam menyusun jurnal penyesuaian dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Garis Lurus
Sebuah perusahaan membeli mesin crushing seharga Rp400.000.000,- dengan taksiran
umur ekonomis selama 5 tahun dan taksiran nilai residu. Penyusutan ini dapat dihitung
sebagai berikut:
Jurnal Penutup
● Akun Beban
Menutup seluruh rekening akun beban dengan memindahkan rekening akun beban
keikhtisar laba-rugi.
● Ikhtisar Laba-Rugi
Menutup akun ikhtisar laba-rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar laba-rugi ke
akun modal. Ada dua kondisi yang dapat terjadi, yaitu laba (pendapatan lebih besar dari
beban) atau terjadi rugi (pendapatan lebih kecil dari beban). Apabila memperoleh laba,
akun ikhtisar laba-rugi didebitkan dan akun modal dikredit.
Apabila menderita rugi, akun modal didebit dan ikhtisar laba-rugi dikredit.
● Akun Prive
Menutup akun prive (penarikan modal oleh pemilik, biasanya hanya terjadi pada
perusahaan skala kecil), dengan cara memindahkan akun prive ke rekening akun modal.
Pembuatan Kertas Kerja
Kertas kerja atau disebut juga dengan neraca lajur (worksheet) adalah suatu daftar
yang terdiri dari lajur atau kolom-kolom neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian serta
laporan keuangan yang dibuat untuk menyajikan semua data akuntansi yang diperlukan
pada akhir periode akuntansi. Kertas kerja adalah alat bantu yang memudahkan
penyusunan laporan keuangan serta membantu proses penutupan buku besar. Dalam
siklus akuntansi perusahaan, pembuatan kertas kerja tidaklah suatu keharusan.
Dalam penyusunan kertas kerja, dapat disajikan dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10
kolom dan 12 kolom. Penyajian yang paling umum dilakukan adalah kertas kerja dengan
bentuk 10 kolom. Berikut adalah contoh format kertas kerja tersebut:
Penyusunan kertas kerja pada perusahaan dagang tidak memiliki perbedaan dengan
penyusunan kertas kerja pada perusahaan jasa. Secara umum, penyusunan kertas kerja
dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Kolom Nomor dan Nama Akun
Kolom untuk mencatat sesuai dengan nomor dan nama akun buku besar.
2.Kolom Neraca Saldo
Kolom untuk mencatat saldo-saldo sementara setiap akun buku besar yaitu saldo
debit dicatat di sisi debit dan saldo kredit dicatat di sisi kredit. Setelah itu lajur debit
dijumlahkan dan hasilnya harus sama dengan jumlah lajur kredit neraca saldo (biasanya
neraca saldo telah disiapkan sebelum menyusun kertas kerja).
3. Kolom Ayat Penyesuaian
Kolom untuk mencatat semua ayat penyesuaian pada akhir periode akuntansi yang
biasanya telah dibuat secara terpisah dalam bentuk jurnal umum. Ayat jurnal
penyesuaian sisi debit dipindahkan pada akun yang bersangkutan, lajur debit dan ayat
jurnal sisi kredit dipindahkan pada akun lajur kredit. Apabila akun dalam ayat
penyesuaian belum ada dalam daftar akun neraca saldo, maka dapat ditambahkan nama
akun baru di bawahnya.
4. Kolom Neraca Saldo Disesuaikan
Kolom ini merupakan perpaduan antara kolom neraca saldo dengan ayat penyesuaian.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Semua akun yang tidak mendapat penyesuaian maka saldo akun yang terdapat dalam
kolom neraca saldo langsung dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan (saldo debit
dipindah ke sisi debit dan saldo kredit dipindahkan ke sisi kredit).
b) Setiap saldo akun neraca saldo debit yang mengalami penyesuaian debit dijumlahkan,
angkanya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. Begitu juga dengan saldo akun
kredit mengalami penyesuaian kredit dijumlahkan. Angkanya dicatat di sisi kredit neraca
saldo disesuaikan.
c) Setiap saldo akun di neraca saldo kredit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian
debit , maka selisihnya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan.
d) Setiap saldo akun di neraca saldo debit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian
kredit, maka selisihnya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan.
e) Jumlah akun Ikhtisar laba rugi debit dan kredit kolom penyesuaian tidak diselisihkan,
melainkan langsung dipindahkan ke debit dan kredit kolom neraca saldo disesuaikan.
Apabila semua saldo akun sudah dicatat dan dipindahkan ke kolom neraca saldo
disesuaikan, berarti saldo akun telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan siap
untuk disajikan dalam laporan keuangan.
5. Kolom Laba-Rugi
Sebelum dilakukan pencatatan dalam kolom laba-rugi ini, maka terlebih dahulu data
akun yang ada dalam kolom neraca saldo disesuaikan yang terdiri dari golongan akun riil
dan golongan akun nominal. Setelah dipastikan golongan akunnya, baru dipindahkan
akun nominal ke kolom laba-rugi sisi debit maupun sisi kredit. Oleh karena jumlah debit
akun ikhtisar laba-rugi mempengaruhi perhitungan laba, maka jumlah debit dan kredit
akun tersebut langsung dipindahkan ke debit dan ke kredit kolom laba-rugi.
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG
Jadi, informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai
laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
C. Bentuk dan Metode Laporan Arus Kas
1. Metode Langsung
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung
dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada
penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari
kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas
masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional
ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi
dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar
serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
2. Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh
dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Jadi pada dasarnya metode
tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan
laporan laba/rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh
dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum
dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
D. Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut Smith dan Skousen, penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-
sumber data yang meliputi empat langkah pokok, yaitu:
1. Menentukan perubahan dalam kas.
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG