Anda di halaman 1dari 10

Jur. Ilm. Kel. & Kons., September 2014, p : 154-163 Vol. 7, No.

3
ISSN : 1907 - 6037

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN STRATEGI


PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK

Zervina Rubyn Devi Situmorang1*), Melly Latifah1)

1
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Bogor 16680, Indonesia

*)
E-mail: zervinaruby@gmail.com

Abstrak

Prestasi akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor internal maupun faktor eksternal. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik anak dan keluarga, dukungan sosial, konsep diri,
strategi pengaturan diri dalam belajar, dan prestasi akademik siswa; menganalisis pengaruh dukungan sosial dan
konsep diri terhadap strategi pengaturan diri dalam belajar; dan menganalisis pengaruh karakteristik anak dan
keluarga, dukungan sosial, konsep diri, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi akademik
siswa. Responden dalam penelitian ini berjumlah 150 siswa SMP di wilayah Bogor. Pemilihan lokasi
menggunakan cluster random sampling. Hasil analisis Partial Least Square menunjukan bahwa konsep diri
memiliki pengaruh terhadap strategi pengaturan diri dalam belajar namun dukungan sosial tidak berpengaruh.
Siswa yang berasal dari orang tua yang berpendidikan tinggi ditemukan memiliki prestasi akademik yang lebih
rendah. Dukungan sosial dan konsep diri ditemukan tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik. Sebaliknya,
semakin baik strategi pengaturan diri dalam belajar maka prestasi akademik yang dimiliki semakin baik.

Kata kunci: dukungan sosial, konsep diri, Partial Least Square (PLS), prestasi akademik, strategi pengaturan diri

The Effect of Social Support, Self-Concept, and Self-Regulated Learning Strategies on


Academic Achievement

Abstract

Academic achievement is influenced by many factor such as internal factor and external factor. The purpose
of this study was to analyze child and family characteristic, social support, self-concept, self-regulated learning
(SRL) strategies, and academic achievement; to examine the effect of social support and self-concept on self-
regulated learning strategies; and to examine the effect of social support, self-concept, and self-regulated learning
strategies on student’s academic achievements. Samples of 150 junior high school students in Bogor Region
were used in this study. Cluster random sampling was used in selection of those junior high schools. Partial Least
Square analysis showed that self-concept had a significant effect on SRL strategies but it was not significant on
social support. Parent's education were negatively affecting to academic achievement. Social support and self-
concept also had no effect on student’s academic achievement. However, the effect of SRL strategies on
student’s academic achievement were found to be positively significant.

Keywords: Partial Least Square (PLS), self-concept, self-regulated learning strategies, social support, student
academic achievement

PENDAHULUAN informasi dan pembentukan identitas diri.


Remaja pada tahap ini dituntut untuk berhasil
Masa remaja adalah masa dimana memiliki identitas diri (Spano, 2004). Identitas
seseorang mengalami perubahan yang drastis diri sangat diperlukan oleh remaja untuk
baik dari aspek fisiologis sampai dengan mengatasi permasalahan perilaku yang banyak
psikologis. Perubahan yang terjadi pada diri muncul pada masa-masa ini. Motivasi dan
seorang remaja membuat masa ini dikenal keterlibatan siswa adalah dua hal yang dapat
sebagai masa badai atau masa yang penuh ditingkatkan untuk mencapai prestasi akademik
dengan tekanan (Eccles et al., 1993). Fase yang optimal (Reeve, 2012). Akan tetapi,
remaja awal adalah fase kritis untuk banyak bukti yang memerlihatkan bahwa pada
perkembangan diri mereka. Pada tahap ini masa transisi ini terjadi penuruan motivasi
perkembangan kognitif remaja sudah mencapai remaja dalam bidang akademik. Penurunan
kemampuan untuk berfikir abstrak. Menurut motivasi dan perilaku belajar dikarenakan
tahapan perkembangan psikososial Erick lingkungan yang kurang memotivasi dan tidak
Erickson perkembangan remaja berfokus pada terpenuhinya kebutuhan psikologis remaja
Vol. 7, 2014 STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR 155

(Eccles et al., 1993). Permasalahan ini sering strategi pengaturan diri dalam belajar, dan
terjadi pada fase remaja awal atau awal prestasi akademik siswa, menganalisis
seseorang memasuki Sekolah Menengah pengaruh dukungan sosial dan konsep diri ter-
Pertama. hadap strategi pengaturan diri dalam belajar
siswa SMP, dan menganalisis pengaruh
Anak yang memiliki intelegensi tinggi dukungan sosial, konsep diri, dan strategi
belum tentu memiliki pencapaian akademik pengaturan diri dalam belajar terhadap pen-
yang optimal. Hal tersebut dikarenakan hal lain capaian akademik siswa SMP.
seperti kepribadian dan lingkungan rumah turut
memengaruhi pencapaian akademik METODE
seseorang. Prestasi akademik seseorang
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik Penelitian ini menggunakan desain cross
internal maupun eksternal. Hasil penelitian sectional yang dilakukan di dua SMP berbeda
Latifah dan Hernawati (2009) menemukan di Kabupaten dan Kota Bogor selama tiga
bahwa kecerdasan seorang anak ditentukan bulan. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini
dari karakteristik anak dan keluarganya. Anak dilakukan secara cluster random sampling
yang memiliki kemampuan untuk menggunakan berdasarkan data SMP Negeri yang didapatkan
strategi pengaturan diri dalam belajar terbukti dari Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota
akan memiliki performa yang baik di sekolah Bogor. Pemilihan kelas dilakukan secara
sehingga memiliki prestasi akademik yang lebih random berdasarkan data jumlah kelas VIII
tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak yang tersedia pada lokasi penelitian. Sampel
memiliki kemampuan tersebut (Shapiro, 2000). dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
Selain itu, konsep diri juga merupakan salah dengan total anak sebanyak 153, namun
satu konstruk yang dapat memengaruhi setelah melakukan cleaning data hanya 150
pencapaian akademik siswa. Hasil penelitian siswa yang menjadi responden pada penelitian
terdahulu menemukan bahwa terdapat ini.
pengaruh yang positif dari konsep diri terhadap
prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Huang
Data primer diperoleh melalui wawancara
(2011) mengenai konsep diri dan prestasi
dengan menggunakan alat bantu berupa
akademik menunjukkan bahwa seseorang yang
kuisioner yang berisi karakteristik anak (usia
memiliki konsep diri yang tinggi akan
dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (besar
berdampak pada pencapaian presatasinya.
keluarga, usia, pendidikan, dan pendapatan
Menurut Matovu (2012), konsep diri seseorang
dipengaruhi oleh jenis kelamin dan berbagai orang tua), dukungan sosial, konsep diri, serta
karakteristik internal responden. Hasil penelitian strategi pengaturan diri dalam belajar.
menunjukan bahwa terdapat hubungan dan Dukungan sosial diukur menggunakan
pengaruh langsung antara konsep diri dengan instrumen Multidimensional Scale of Perceived
pencapaian akademik seseorang. Selain Social Support (MSPSP) yang dikembangkan
memengaruhi prestasi akademik secara oleh Zimet, Dahlem dan Farley (1988) dengan
langsung, hasil penelitian memerlihatkan total jumlah pertanyaan sebanyak 12 butir
bahwa konsep diri juga berpengaruh terhadap (Cronbach’s alpha=0,753). Dukungan sosial
strategi pengaturan diri dalam belajar dibagi ke dalam tiga dimensi yaitu dukungan
(Ommundsen, Haugen, & Lund 2005). Salah dari keluarga, guru, maupun teman masing-
satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi masing sebanyak 4 butir pertanyaan. Salah
prestasi belajar seseorang adalah dukungan satu contoh butir pertanyaan dari instrumen
sosial yang diberikan oleh lingkungan dukungan sosial adalah “Pada saat saya
sekitarnya baik dari sekolah maupun orang tua. bahagia ataupun sedih, orang yang spesial bagi
Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga saya selalu ada disekitar saya”.
dan guru memiliki pengaruh terhadap prestasi
akademik seseorang (Rensi & Sugiarti, 2010). Variabel konsep diri diukur menggunakan
Apabila melihat pengaruh yang kuat dari Academic Self Concept Questionnaire
masing-masing variabel dan diteliti secara dikembangkan oleh Liu, Wang, & Parkins
parsial maka menarik untuk mengetahui model (2005) dalam Yorke (2013) dengan total
penelitian ini dapat memprediksi prestasi pertanyaan sebanyak 18 butir (Cronbach’s
akademik siswa secara lebih akurat. alpha=0,751). Konsep diri diukur menggunakan
pertanyaan seperti “Saya dapat mengikuti
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini pelajaran di sekolah dengan mudah“.
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik Selanjutnya, strategi pengaturan diri dalam
anak, keluarga, dukungan sosial, konsep diri, belajar diukur menggunakan Motivated
156 SITUMORANG & LATIFAH Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) Dukungan Sosial


dikembangkan oleh Pintrich et al., (1991)
dengan total 37 butir pertanyaan (Cronbach’s Dukungan sosial adalah persepsi
alpha=0,910). Pengukuuran strategi belajar seseorang tentang dukungan yang ia terima
diukur dengan pertanyaan seperti “Saya baik dari keluarga, teman, dan orang lain yang
membuat cacatan-catatan penting yang dapat memiliki pengaruh dalam kehidupannya.
memudahkan saya untuk memahami materi Dukungan sosial dalam hal akademik akan
pelajaran”. Keseluruhan kuesioner mengguna- berhubungan dengan penyesuaian siswa di
kan skala Likert sebagai jawaban, terdiri atas sekolah. Selain itu dukungan sosial juga dapat
sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga
tidak sesuai. Selain itu, data sekunder didapat berdampak pada prestasi akademiknya di
dari pihak sekolah berupa nilai rapor siswa sekolah. Pada remaja dukungan sosial dari
semester terakhir dan data SMP Negeri orang tua adalah hal yang terpenting
Kabupaten dan Kota Bogor. Data yang dibandingkan dengan dukungan sosial dari
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji teman dan guru (Vedder, Boekaerts & Seegers,
deskriptif dan inferensial. Uji inferensial yang 2005; Malecki & Demaray, 2006). Tabel 1
digunakan adalah uji korelasi pearson dan uji menunjukan bahwa dalam penelitian ini hampir
Partial Least Square. setengah dari total anak berada pada kategori
dukungan sosial sedang (49,3%), sedangkan
HASIL sisanya menyebar merata pada kategori tinggi
dan rendah.
Karakteristik Anak dan Keluarga
Dukungan sosial yang paling besar
dirasakan oleh anak adalah dukungan sosial
Penelitian ini adalah penelitian yang
dari teman (85,55%). Bentuk dukungan yang
dilakukan di dua wilayah Bogor yaitu kabupaten
paling banyak dirasakan oleh anak adalah
dan kota. Penelitian ini mengambil contoh
teman selalu mencoba membantu dan selalu
siswa kelas VIII SMP dengan jenis kelamin
ada pada saat terkena masalah. Selain itu
yang berbeda. Jumlah anak berjenis kelamin
teman selalu menemani pada saat bahagia dan
perempuan sekitar 59,3 persen dan sisanya
sedih, serta anak selalu dapat membicarakan
sebesar 40,7 berjenis kelamin laki-laki. Selain
permasalahan yang dihadapi kepada
itu, hasil penelitian menemukan bahwa rata-
temannya. Bentuk dukungan yang diberikan
rata pendapatan per kapita per bulan berada
oleh keluarga adalah bantuan dan dukungan
pada kisaran Rp869.632,00. Sebanyak 82
emosional serta membantu dalam pengambilan
persen dari total anak pada penelitian ini
keputusan. Selain itu, dukungan sosial anak
berasal dari keluarga tidak miskin yang memiliki
juga berasal dari keluarga (80,5%) dan guru
pendapatan per kapita per bulan di atas garis
(77,1%).
kemiskinan Kota dan Kabupaten Bogor.
Kategori kemiskinan kota diambil dari garis
Tabel 1 Sebaran, nilai minimum, nilai mak-
kemiskinan Kota Bogor tahun 2011 yaitu
simum, nilai rata-rata, dan standar
sebesar Rp305.870,00. Kategori kemiskinan
deviasi dukungan sosial dan konsep
kabupaten diambil dari garis kemiskinan diri
Kabupaten Bogor tahun 2011 yaitu sebesar
Kategori Jumlah Persentase
Rp235.682,00.
Dukungan sosial
Pada karakteristik keluarga anak, terlihat Rendah (<60%) 43 28,7
bahwa rata-rata usia ayah anak berada pada Sedang (60%-80%) 74 49,3
kisaran 46 tahun. Berbeda dengan rata-rata Tinggi (>80%) 33 22,0
usia ibu yang berada pada kisaran 42 tahun. Total 150 100,0
Menurut Santrock (2007), rata-rata usia orang Minimum-maksimum 36 – 97
tua anak berada pada kategori usia dewasa Rata-rata ± standar deviasi 67,6 ± 13,7
madya. Rata-rata lama pendidikan ayah adalah Konsep diri
12,62 tahun sedangkan rata-rata lama Rendah (< 60%) 104 69,3
pendidikan ibu adalah 11,8 tahun. Hal tersebut Sedang (60%-80%) 42 28,0
menggambarkan bahwa rata-rata orang tua Tinggi (>80%) 4 2,7
menempuh pendidikan sampai pada jenjang Total 150 100,0
Sekolah Menengah Atas (SMA). Minimum-maksimum 30 – 85
Rata-rata ± standar deviasi 55,4 ± 11,9
Vol. 7, 2014 STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR 157

Konsep Diri Strategi pengaturan diri dalam belajar


memiliki sembilan dimensi. Dimensi pertama
Konsep diri adalah cara seseorang adalah rehearsal atau strategi dasar dalam
memandang dirinya baik kekuatan maupun bentuk latihan yang melibatkan kegiatan
kelemahannya sehingga ia mampu mencapai membaca dan menamai butir pembelajaran.
kesuksesan dalam berbagai aspek ke- Dimensi kedua adalah elaborasi atau strategi
hidupannya. Dalam domain konsep diri terdapat yang dapat membantu anak untuk mengingat
sebuah konsep yang dinamakan konsep diri dalam jangka waktu yang lama. Elaborasi dapat
akademik (Damrongpanit, 2009). Konsep diri dilakukan salah satunya dengan cara
akademik seseorang dapat positif maupun mengaitkan informasi yang baru didapatkan
negatif. Individu yang memiliki rasa percaya diri dengan informasi yang sudah diketahui lalu
dapat dikatakan memiliki konsep diri yang disimpulkan kembali. Dimensi yang ketiga
positif. Individu yang memiliki konsep diri yang adalah organisasi atau memilih informasi yang
negatif atau rendah akan menampilkan pribadi dibutuhkan. Contohnya adalah mencari
yang tidak percaya diri dan tidak puas akan gagasan utama dari informasi yang didapatkan.
pencapaian dirinya sendiri (Bong & Skaalvik, Selanjutnya, dimensi berpikir kritis atau anak
2003). Tabel 1 menunjukan bahwa lebih dari memecahkan masalah maupun membuat
setengah anak (69,3%) memiliki konsep diri kesimpulan dari informasi yang telah dimiliki.
rendah. Hanya 2,7 persen dari total anak yang Dimensi kelima adalah metakognisi dalam
memiliki konsep diri tinggi. pengaturan diri. Dimensi ini adalah dimensi
yang memerlukan tiga aspek yaitu pe-
Strategi Pengaturan Diri dalam Belajar rencanaan, monitoring, dan juga regulasi atau
Self regulated learning terdiri atas dua pengaturan. Hanya 53,5 persen anak yang
dimensi yaitu dapat diklasifikasikan menjadi tiga menggunakan strategi ini.
komponen yaitu kognitif, motivasi, serta
Kemampuan anak untuk mengatur waktu
metakognitif. Ketiga komponen tersebut belajar dan juga lingkungan belajar adalah
memiliki peran masing-masing dan berinteraksi dimensi strategi belajar yang selanjutnya.
untuk menguasai suatu kegiatan pembelajaran.
Strategi yang paling sering digunakan oleh
Ketiga komponen di atas dipengaruhi oleh anak adalah effort regulation. Hampir seluruh
keyakinan seseorang tentang kemampuan dan anak (82,1%) menggunakan strategi effort
keberhasilannya dalam sebuah kegiatan regulation. Effort regulation merupakan ke-
pembelajaran. Apabila keyakinan seseorang mampuan anak untuk mengontrol usaha pada
akan kemampuan belajarnya tinggi, maka saat menghadapi tugas yang sulit ataupun yang
seseorang akan mengarahkan dirinya untuk
menarik. Selain itu, belajar dengan teman atau
tekun dan menggunakan strategi belajar
meminta bantuan apabila ada kesulitan dalam
tertentu untuk mengerjakan tugas-tugas
kegiatan belajar adalah strategi yang dapat
(Zimmerman, 2000). Strategi belajar terbukti
digunakan oleh anak dalam belajar (Tabel 2).
berkorelasi dengan prestasi akademik anak di
sekolah. Anak yang menggunakan strategi Prestasi Akademik
pengaturan diri dalam belajar maka akan
memiliki prestasi yang cemerlang di sekolahnya Pembelajaran di sekolah adalah sebuah
(Zimmerman, 1990). proses transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Pada proses pembelajaran, siswa
Tabel 2 Presentase anak dalam berbagai
diharapkan dapat memahami dan meng-
dimensi strategi pengaturan diri dalam
aplikasikan ilmu yang didapatkan dalam
belajar
kehidupan sehari-hari (Van Rossum & Hamer,
Dimensi Persentase 2010). Perubahan yang terjadi selama proses
Latihan (Rehearsal) 59,1 pembelajaran tidaklah mudah untuk diukur.
Elaborasi (Elaboration) 65,1 Perubahan atau prestasi akademik seringkali
Organisasi (Organization) 45,6 dikaitkan dengan performa siswa dalam area
Berpikir Kritis (Critical 55,0 pembelajaran yang diukur menggunakan tes
Thinking) terstruktur untuk mengetahui pencapaian
Metakognisi dalam 53,6 akademik siswa (Cunningham, 2012). Prestasi
Pengaturan Diri akademik seseorang dipengaruhi oleh banyak
Manajemen 62,1 hal baik dari dalam diri individu itu sendiri
Waktu/Lingkungan Belajar maupun lingkungan eksternalnya. Prestasi
Effort Regulation 82,1 akademik ditunjukan dengan pencapaian nilai
Peer Learning 67,5 hasil evaluasi belajar anak yang tertera dalam
Upaya Pencarian Bantuan 62,1 rapor.
158 SITUMORANG & LATIFAH Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 3 Sebaran anak berdasarkan kategori Strategi pengaturan diri dalam belajar anak
prestasi akademik memiliki hubungan dengan dukungan sosial
Prestasi Akademik Jumlah Persentase yang dirasakan anak (r=0,255: p<0,01) dan
Kurang 0 0,0 konsep diri anak (r=0,512; p<0,01). Dukungan
Cukup 7 4,7 sosial yang semakin tinggi meningkatkan
Baik 143 95,3
strategi pengaturan diri pada anak. Demikian
juga halnya dengan konsep diri, konsep diri
Sangat baik 0 0,0
yang semakin baik membuat strategi
Total 150 100,0
pengaturan diri semakin baik juga. Strategi
Minimum-maksimum 2,58 – 3,44 pengaturan diri dalam belajar juga memiliki
Rata-rata ± standar deviasi 3,15 ± 0,11 hubungan signifikan dengan prestasi akademik
Tabel 3 menyajikan sebaran anak ber- anak (r=0,228; p<0,01). Strategi pengaturan diri
dasarkan kategori prestasi akademik. Prestasi yang semakin baik membuat prestasi anak
akademik anak dikategorikan dalam 4 kategori menjadi semakin baik juga. Selain itu,
yaitu sangat baik (3,50-4,00), baik (3,00-3,49), dukungan sosial dan konsep diri tidak
cukup (2,50-2,99), dan kurang (≤ 2,49) berhubungan signifikan dengan prestasi
(Permendikbud No. 81A, 2013). Nilai minimal akademik (p>0,05).
anak berada pada angka 2.58 sedangkan nilai
maksimalnya berada pada angka 3,44. Rata- Pengaruh antarvariabel yang Diteliti
rata nilai anak sebesar 3,15. Hasil penelitian
yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan Faktor- faktor yang saling berpengaruh
bahwa hampir seluruh anak dalam penelitian ini dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
(95,3%) memiliki prestasi akademik baik. analisis Partial Least Square (PLS). Analisis
Sisanya memiliki prestasi akademik pada PLS dapat dilakukan apabila telah memenuhi
kategori cukup (4,7%). syarat- syarat inner dan outer model. Setelah
Hubungan antara Dukungan Sosial, Konsep melakukan pengujian inner dan outer model
Diri, Strategi Pengaturan Diri dalam Belajar, maka diketahui bahwa seluruh indikator dalam
dan Prestasi Akademik penelitian ini valid dan reliabel untuk dilakukan
analisis lanjutan. Model dalam penelitian ini
Hasil dari uji hubungan antara karakteristik
dapat menjelaskan variabel prestasi akademik
keluarga dan variabel independen penelitian ini
sebesar 11,0%, artinya variabel prestasi
menunjukan beberapa hasil penting. Pada
Tabel 4 terlihat bahwa tidak ada satupun akademik dapat dijelaskan oleh pendidikan
karakteristik keluarga yang memiliki hubungan orang tua, dukungan sosial, konsep diri, dan
signifikan dengan dimensi dukungan sosial dan strategi pengaturan diri dalam belajar. Strategi
konsep diri. Sementara itu, pada dimensi pengaturan diri sendiri dapat dijelaskan oleh
strategi pengaturan diri dalam belajar terlihat variabel pendidikan orang tua, dukungan sosial,
bahwa hanya pendidikan ayah (r=0,165; dan konsep diri sebesar 33,0%.
p<0,05) dan ibu (r=0,184; p<0,05) yang
memiliki hubungan signifikan. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel
Tabel 4 Koefisien korelasi antara karakterstik 5 menunjukkan bahwa lama pendidikan orang
keluarga dengan dukungan sosial, tua hanya memengaruhi strategi pengaturan
konsep diri, dan strategi pengaturan diri dalam belajar serta prestasi akademik anak
diri dalam belajar secara signifikan. Pendidikan orang tua
Strategi ditemukan memiliki pengaruh positif secara
Dukungan Konsep Pengaturan langsung sebesar 0,233 terhadap strategi
Variabel
Sosial Diri Diri dalam pengaturan diri dalam belajar anak. Artinya
Belajar semakin lama pendidikan orang tua maka
Usia ayah -0,118 -0,032 -0,086 strategi pengaturan diri dalam belajar yang
(tahun)
digunakan anak semakin baik. Hasil pengaruh
Usia ibu -0,110 -0,139 -0,130
(tahun)
tidak langsung menunjukan bahwa pendidikan
Pendidikan 0,125 -0,078 0,165*
orang tua juga ditemukan memiliki pengaruh
ayah (tahun) secara tidak langsung sebesar 0,041 terhadap
Pendidikan 0,067 -0,103 0,184* strategi pengaturan diri dalam belajar.
ibu (tahun) Pengaruh tidak langsung pendidikan orang tua
Pendapatan 0,115 -0,018 0,101 terhadap strategi pengaturan diri dalam belajar
per kapita melalui variabel mediator yaitu dukungan sosial
(Rp/kap/bul) dan konsep diri anak.
Keterangan: *Signifikan pada p<0,05
Vol. 7, 2014 STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR 159

Selanjutnya, karakteristik keluarga PEMBAHASAN


ditemukan memiliki pengaruh negatif secara
langsung sebesar 0,227 terhadap prestasi Pada penelitian ini karakteristik keluarga
akademik anak. Artinya semakin tinggi hanya dapat digambarkan oleh pendidikan
pendidikan orang tua maka prestasi akademik ayah dan ibu karena nilai outer loading yang
anak akan menurun. Orang tua yang didapatkan lebih dari 0,5. Hasil uji hubungan
berpendidikan lebih rendah ditemukan memiliki antara karakteristik keluarga dengan dukungan
anak yang memiliki prestasi akademik yang sosial, konsep diri, dan strategi pengaturan diri
lebih tinggi, pendidikan terendah orang tua dalam belajar ditemukan bahwa pendidikan
orang tua berhubungan dengan strategi
pada penelitian ini berada pada tingkat SMA.
pengaturan diri dalam belajar. Selain itu, hasil
Berdasarkan hal tersebut orang tua dianggap
uji PLS juga menunjukkan bahwa pendidikan
masih memiliki cukup pengetahuan untuk
orang tua memiliki pengaruh positif signifikan
melakukan pengasuhan yang baik. Selain itu,
terhadap penggunaan strategi pengaturan diri
karakteristik keluarga juga ditemukan dalam belajar. Kemampuan anak dalam
memengaruhi prestasi akademik anak melalui menggunakan strategi belajar yang baik erat
variabel mediator yaitu dukungan sosial, kaitannya dengan lingkungan rumah yang
konsep diri, dan strategi pengaturan diri dalam membantu anak mengembangkan kemampuan
belajar sebesar 0,074. belajarnya dengan lebih baik. Orang tua
Variabel strategi pengaturan diri dalam dengan pendidikan tinggi terbukti akan
belajar sendiri ditemukan dipengaruhi sebesar menyediakan lingkungan rumah yang dapat
mendorong kemampuan anak untuk belajar.
0.508 secara positif signifikan oleh konsep diri.
Berbeda dengan pengaruhnya terhadap
Di sisi lain, dukungan sosial ditemukan tidak
prestasi akademik anak, pendidikan orang tua
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ditemukan memiliki pengaruh negatif terhadap
strategi pengaturan diri dalam belajar anak. prestasi belajar anak. Hal tersebut dapat
Selanjutnya, ditemukan bahwa diantara faktor- dijelaskan karena orang tua khususnya ibu
faktor yang diduga memengaruhi prestasi yang lebih berpendidikan akan bekerja lebih
akademik anak hanya strategi pengaturan diri banyak pada sektor publik, sehingga waktu
dalam belajar yang memiliki pengaruh yang mereka habiskan untuk berinteraksi
signifikan terhadap prestasi akademik. Strategi dengan anak lebih sedikit (Ermisch & Pronzato,
pengaturan diri dalam belajar memengaruhi 2010). Hasil penelitian ini bertentangan dengan
prestasi akademik sebesar 0,311. hasil penelitian Davis-Kean (2005) yang
menemukan bahwa tingkat pendidikan orang
Dukungan sosial dan konsep diri
tua memiliki pengaruh positif terhadap prestasi
ditemukan tidak memiliki pengaruh yang
akademik anak.
signifikan terhadap prestasi akademik anak. Di
sisi lain, konsep diri yang ditemukan memiliki Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh tidak langsung terhadap prestasi pengaruh dari dukungan sosial, konsep diri,
akademik sebesar 0,159 melalui variabel dan strategi pengaturan diri dalam belajar
strategi pengaturan diri dalam belajar sebagai terhadap prestasi akademik siswa SMP
mediator. Hasil-hasil diatas menunjukkan Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata skor
bahwa diantara dukungan sosial, konsep diri, dukungan sosial anak berada dalam kategori
serta strategi pengaturan diri dalam belajar sedang. Dengan kata lain, anak merasakan
yang berpengaruh secara langsung terhadap bahwa dukungan sosial yang diterima dari
prestasi akademik adalah strategi pengaturan keluarga, teman, dan guru secara biasa saja.
diri dalam belajar. Selain itu dukungan sosial yang paling besar
dirasakan oleh anak adalah dukungan sosial
Tabel 5 Pengaruh antarvariabel yang diteliti dari teman. Hasil penelitian ini menemukan
Variabel DS KD SPD PA bahwa dukungan sosial tidak berpengaruh
POT 0,104 -0,102 0,233* - terhadap prestasi akademik siswa. Hal tersebut
0,227* sejalan dengan hasil penelitian Mackinnon
DS - - 0,101 0,065 (2012) yang menemukan bahwa dukungan
KD - 0,508* -0,080 sosial tidak berpengaruh terhadap prestasi
SPD - - - 0,311* akademik siswa. Berbeda dengan hasil
Keterangan: penelitian Ahmed et al. (2010) yang
DS=Dukungan sosial; KD=Konsep diri
SPD=Strategi pengaturan diri dalam belajar membuktikan bahwa dukungan sosial yang
PA=Prestasi akademik; POT=Pendidikan orang tua dirasakan berpengaruh dalam meningkatkan
*Signifikan pada t>1,96 prestasi akademik siswa. Pada penelitian ini
160 SITUMORANG & LATIFAH Jur. Ilm. Kel. & Kons.

hampir seluruh anak berasal dari keluarga yang diri terhadap strategi pengaturan diri dalam
tidak miskin. Menurut Malecki & Demaray belajar. Hasil yang sama juga ditemukan bahwa
(2006) dukungan sosial hanya berpengaruh konsep diri akademik seseorang merupakan
signifikan terhadap prestasi akademik apabila prediktor utama dari strategi pengaturan diri
siswa berasal dari keluarga ekonomi rendah. Di dalam belajar yang digunakan oleh para anak.
sisi lain, dukungan yang paling penting Apabila seseorang memiliki pengetahuan dan
dirasakan oleh remaja adalah dukungan sosial persepsi mengenai kemampuan diri mereka
dari keluarga dibandingkan guru dan teman. dalam mencapai sesuatu, maka mereka akan
Oleh karena itu, pada penelitian ini dukungan menggunakan strategi yang tepat untuk
sosial ditemukan tidak memiliki pengaruh mencapai tujuannya (Ommundsen, Haugen, &
terhadap prestasi akademik karena hampir Lund, 2005).
seluruh anak berasal dari keluarga tidak miskin.
Dukungan yang paling besar dirasakan oleh Berdasarkan hasil uji faktor-faktor yang
anak adalah dukungan sosial dari teman memengaruhi prestasi akademik, ditemukan
sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap bahwa strategi pengaturan diri dalam belajar
prestasi akademik anak. merupakan faktor yang paling berpengaruh
positif terhadap prestasi akademik anak. Hasil
Ditemukan tidak adanya pengaruh yang penelitian tersebut sejalan dengan hasil
signifikan antara dukungan sosial dan prestasi penelitian Pintrich & De Groot (1990); Marcela
akademik dapat disebabkan dukungan sosial (2015); Savoji, Niusha, & Boreiri (2013), yang
dapat memengaruhi prestasi akademik melalui menemukan bahwa strategi pengaturan diri
variabel mediator. Hasil ini sejalan dengan dalam belajar merupakan prediktor dari prestasi
penelitian yang dilakukan oleh Sivandani, akademik anak secara umum. Anak yang
Koohbanani, & Vahidi (2013) yang menunjuk- memiliki kategori strategi pengaturan diri dalam
kan bahwa dukungan sosial merupakan bukan belajar tinggi maka akan membawa seseorang
prediktor dari pencapaian prestasi akademik mencapai prestasi akademik yang tinggi.
seorang siswa. Contoh variabel mediator dari Demikian pula anak yang memiliki kategori
dukungan sosial seperti strategi pengaturan diri strategi pengaturan diri dalam belajar rendah
dalam belajar, motivasi, serta kepercayaan maka akan menyebabkan seseorang memiliki
akan kompetensi diri seseorang (Ahmed et al., prestasi yang tidak memuaskan (Valle et al.,
2010). Pada penelitian ini ditemukan hubungan 2008). Pada penelitian ini strategi yang paling
yang signifikan antara dukungan sosial dengan banyak digunakan oleh anak adalah effort
strategi pengaturan diri dalam belajar. regulation. Strategi ini merupakan strategi yang
Adicondro dan Purnamasari (2011) menyata-
paling diperlukan untuk mencapai kesuksesan
kan bahwa dukungan sosial merupakan salah
akademik. Penggunaan strategi effort
satu faktor yang berhubungan dengan strategi
regulation mencerminkan bahwa manajemen
pengaturan diri dalam belajar. Pada hasil uji
diri dan komitmen untuk mencapai tujuan
pengaruh penelitian ini terlihat bahwa dukungan
pembelajaran dapat dikatakan baik. Hal
sosial tidak berpengaruh terhadap strategi
tersebut dikarenakan pada saat seseorang
pengaturan diri dalam belajar.
mengalami kesulitan ia akan mengatur untuk
menggunakan strategi pembelajaran lain dalam
Selain dukungan sosial, terdapat variabel
mencapai tujuan akademiknya (Pintrich et al.,
lain yang diduga memengaruhi prestasi
akademik siswa yaitu konsep diri. Pada 1991).
penelitian ini rata-rata anak memiliki konsep diri
yang rendah. Artinya anak dalam penelitian ini Pada penelitian ini strategi pengaturan diri
tidak memiliki persepsi yang baik mengenai dalam belajar sendiri merupakan variabel
kemampuan akademik dirinya. Oleh karena itu, mediator dari konsep diri dan dipengaruhi oleh
dari hasil PLS terlihat tidak ada pengaruh yang variabel lain salah satunya pendidikan orang
signifikan antara konsep diri akademik anak tua. Pendidikan orang tua ditemukan
dengan prestasi akademiknya. Hasil penelitian memengaruhi strategi pengaturan diri dalam
ini didukung oleh hasil penelitian Yahaya dan belajar secara positif atau dengan kata lain
Ramli (2009) yang menemukan bahwa tidak semakin tinggi pendidikan orang tua maka
ada pengaruh antara konsep diri dan prestasi penggunaan strategi pengaturan diri dalam
akademik. Hal tersebut diduga karena konsep belajar pada anak semakin baik. Hal tersebut
diri memengaruhi prestasi akademik melalui dikarenakan kemampuan strategi pengaturan
variabel mediator yaitu strategi pengaturan diri diri dalam belajar yang baik berhubungan
dalam belajar. Hasil uji PLS menunjukkan dengan kemampuan seseorang untuk
terdapat pengaruh yang positif antara konsep meregulasi dirinya. Kemampuan regulasi diri
Vol. 7, 2014 STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR 161

yang baik dihasilkan dari pengasuhan yang pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
baik pula. Praktik pengasuhan orang tua yang akademik siswa SMP.
buruk dan cenderung menghukum sangat
dipengaruhi oleh pendidikan orang tua yang Melihat hasil penelitian yang menunjukan
rendah. Maka seseorang yang berasal dari pengaruh yang positif dari strategi pengaturan
keluarga dengan orang tua berpendidikan tinggi diri dalam belajar terhadap prestasi akademik
akan memiliki kemampuan strategi pengaturan siswa SMP, maka disarankan kepada pihak
diri dalam belajar yang baik (Colman et al., keluarga dan sekolah untuk meningkatkan
2006). Penelitian ini menemukan bahwa anak kesadaran dan pemahaman akan penggunaan
dari orang tua yang lama pendidikannya rendah strategi pengaturan diri dalam kegiatan belajar
memiliki prestasi akademik yang lebih baik siswa. Peningkatan penggunaan strategi
dibandingan dengan anak yang lama pengaturan diri dalam belajar dapat dilakukan
pendidikan orang tuanya tinggi. Hal tersebut dengan melakukan pelatihan setiap awal tahun
dapat dijelaskan oleh Kagitcibasi (2005) yang pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan
mengatakan keluarga yang berpendidikan pelatihan penggunaan strategi pengaturan diri
rendah akan menganut budaya heteronomy dalam belajar terbukti dapat meningkatkan
yang menyebabkan antaranggota memiliki kemampuan anak untuk mencapai prestasi
akademik yang lebih baik. Selain itu, para siswa
ketergantungan pada aspek ekonomi, fisik, dan
harus didorong untuk menumbuhkan konsep
psikologis. Anak dalam keluarga ini diharapkan
diri akademik yang positif dalam rangka
dapat bertanggungjawab pada kondisi
meningkatkan penggunaan strategi pengaturan
keluarganya sehingga mereka dituntut untuk
diri dalam belajar dan prestasi akademik di
memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan sekolah. Bagi para orang tua yang
kedua orang tuanya. Sebaliknya, orang tua berpendidikan tinggi juga diharapkan untuk
yang berpendidikan tinggi akan mendukung lebih memerhatikan prestasi akademik anak.
perkembangan anak dengan melihat kegiatan Hal tersebut dikarenakan pada penelitian ini
belajar sebagai sebuah proses tanpa melihat ditemukan bahwa semakin tinggi pendidikan
hasil akhirnya saja. orang tua maka prestasi akademik anak
semakin rendah. Sebaliknya bagi para orang
SIMPULAN DAN SARAN tua yang berpendidikan rendah diharapkan
lebih memerhatikan kepada proses belajar
Pada penelitian ini prestasi akademik anak bukan hanya kepada hasil akhirnya saja.
seorang remaja diduga dipengaruhi secara Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat
langsung dan tidak langsung oleh karakteristik menggunakan test psikologis lainnya untuk
keluarga, dukungan sosial, konsep diri, dan mengukur prestasi akademik siswa.
strategi pengaturan diri dalam belajar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi anak DAFTAR PUSTAKA
terhadap dukungan yang diterimanya dalam
kategori sedang. Hal berbeda ditemukan pada Adicondro, N., & Purnamasari, A. (2011).
variabel konsep diri yang berada pada kategori Efikasi diri, dukungan sosial keluarga, dan
rendah. Strategi pengaturan diri dalam belajar self regulated learning strategies pada
yang paling banyak digunakan adalah effort siswa kelas VIII. Humanitas, 8(1).
regulation. Prestasi akademik anak berada
pada kategori baik. Pada penelitian ini Ahmed, W., Minnaert, A., Van der Werf, G., &
ditemukan bahwa faktor yang paling Kuyper, H. (2010). Preceived social
berpengaruh terhadap strategi pengaturan diri support and early adolescents’
dalam belajar adalah pendidikan orang tua dan achievement: The mediational roles of
konsep diri. Model faktor-faktor yang diduga motivational beliefs and emotions. Journal
memengaruhi prestasi akademik dalam Youth Adolescence, 39, 36-46.
penelitian ini terbukti hanya mampu doi:10.1007/s10964-008-9367-7.
menjelaskan 11% pengaruhnya pada prestasi Akomolafe, M. J. et al. (2013). The role of
akademik, sisanya dipengaruhi oleh variabel academic self efficacy, academic
lainnya yang tidak diteliti. Dari hasil uji Partial motivation, and academic self concept in
Least Square didapatkan bahwa pendidikan predicting secondary school students’s
orang tua berpengaruh negatif signifikan academic performance. Journal of
terhadap prestasi akademik siswa SMP. Selain Educational and Social Research, 3(2).
itu strategi pengaturan diri dalam belajar
menjadi faktor yang memengaruhi prestasi Bong, M., & Skaalvik, E. M. (2003). Academic
akademik siswa SMP. Variabel lainnya seperti self-concept and self-efficacy: How
dukungan sosial dan konsep diri tidak memiliki different are they really?. Educational
Psychology Review, 15(1).
162 SITUMORANG & LATIFAH Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Colman, B., Hary, S. A., Albert, M., Raffaelli, 10.1007/s10964-011-9691-1.


M., & Crockett, L. (2006). Early predictors
Marcela, V. (2015). Learning strategy,
of self-regulation in middle childhood.
personality traits and academic
Infant and Child Development.
achievement of university students . Social
Cunningham, J. (2012). Student achievement. and Behavioral Sciences, 174, 3473-3478.
Washington DC, US: National Conference
Matovu, M. (2012). Academic self-concept and
of State Legislatures.
academic achievement among university
Damrongpanit, S. (2009). The study of growth students. International Online Journal of
between academic self-concept, Educational Sciences, 4(1).
nonacademic self-concept, and academic
Ommundsen, Y., Haugen, R., & Lund, T.
achievement of ninth-grade students: A
(2005). Academic self-concept, implicit
multiple group analysis. Research in
theories of ability and self-regulation
Higher Education Journal.
strategies. Scandinavian Journal of
Davis-Kean, P. E. (2005). The influence of Educational Research, 49(5), 461-474.
parent education and family income on
Pintrich, P. R., & De Groot, E. V. (1990).
child achievement: The indirect role of
Motivational and self regulated learning
parehntal expectations and the home
components of classroom academic
environment. Journal of Family
preformance. Journal of Educational
Psychology, 19(2).
Psychology, 82(1).
Eccles J. S., Midgley C., Wigfield A., Buchanan
____________, Smith, D. A., Gracia, T., &
C. M., Reuman D., Flanagan C., & Iver
McKeachie, W. J. (1991). A manual for the
D.M. (1993). The impact of stage-
use of Motivational Strategies for Learning
environment fit on young adolescents’
Questionnaire (MSLQ). Univ. of Michigan:
experiences in school and in families.
National Center for Research to Improve
American Psychologist, 48 (2): 90-101.
Postsecondary Teaching and Learning.
Ermisch, J., & Pronzato, C. (2010). Causal
Reeve J. 2012. A self-determination theory
effects of parents’ education on children’s
perspective on student engagement.
education. Economic and Social Research
Christenson et al, editor. Handbook of
Council.
Research on Student Engagement. Berlin,
Ferguson, R. F. (2003). Teachers’ perceptions DE: Springer Science Business Media.
and expectations and the black-white test
Santrock, J. W. (2007). Life-span development.
score gap. Urban Education, 48.
New York, US: McGraw-Hill
Huang, C. (2011). Self-concept and academic
Savoji, A. P., Niusha, B., & Boreiri, L. (2013).
achievement: A meta-analysis of
Relationship between epistemological
longitudinal relations. Journal of School
beliefs, self-regulated learning strategies
Psychology, 49, 505-528.
and academic achievement. Social and
Kagitcibasi, C. (2005). Autonomy and Behavioral Sciences, 84, 1160-1165.
relatedness in cultural context: Implications
Sivandani, A., Koohbanani, S.E., & Vahidi, T.
for self and family. Journal of Cross-
(2013). The Relation Between Social
Cultural Psychology, 36(4), 403-422.
Support and Self-efficacy with Academic
Latifah, M., & Hernawati, N. (2009). Dampak Achievement and School Satisfaction
pendidikan holistik pada pembentukan among Female Junior High School
karakter dan kecerdasan majemuk anak Students in Birjand. Social and Behavioral
usia prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Sciences, 84, 668-673.
Kosumen, 2(1), 32-40.
Spano S. (2004). Stage of adolescent
Liu, W., Wang, C. D. J., & Parkins, E. J. (2005). development. ACT for Youth Update
A longitudinal study of students' academic Center of Excellence.
self‐concept in a streamed setting: The
Valle, A. et al. (2008). Self-regulated profiles
Singapore context. British Journal of
and academic achievement. Psicothema,
Educational Psychology, 74(4).
20(4).
Mackinnon, S. P. (2012). Percieved sosial
Van Rossum, E. J., & Hamer, R. (2010). The
support and academic achievement:
meaning of learning and knowing.
Cross-lagged panel and bivariate growth
Netherlands, NL: Sense Publisher.
curve analyses. Journal Youth
Adolescence, 41, 474-485. doi:
Vol. 7, 2014 STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR 163

Vedder, S., Boekaerts, M., & Seegers, G. School Survey. Young Lives School
(2005). Perceived social support and well Survey.
being in school: The role of students’
Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S.G., &
ethnicity. Journal of Youth and
Farley, G.K. (1988). The multidimensional
Adolescence, 34 (3), 269-278.
scale of perceived social support. Journal
doi:10.1007/s10964-005-4313-4.
of Personality Assessment, 52, 30-41.
Yahaya, A., & Ramli, J. (2009). The relationship
Zimmerman, B. J. (1990). Self-regulated
between self-concept and communication
learning and academic achievement: An
skills toward academic achievement
overview. Educational Psychologist, 25(1),
among secondary school students in Johor
3-17.
Baru. International Journal of
Psychological Studies, 1(2). _________________. (2000). Attaining self
regulation: A social cognitive perspective.
Yorke, L. (2013). Validation of the academic
Handbook of self regulation. San Diego,
self conceot questionnaire in the Vietnam
US: Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai