Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN IRIGASI

Metode pelaksanaan adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Metode pelaksanaan mencakup pengelompokan kegiatan berdasarkan
aktivitas, alokasi waktu dan metode kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Dasar pertimbangan
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah terwujudnya bangunan sesuai
perencanaan dengan pertimbangan efektifitas waktu dan efisiensi biaya.
Metode pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian mengenai strategi dari Penyedia
mulai dari pra pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pasca pelaksanaan pekerjaan (masa
pemeliharaan) yang secara umum digunakan pada pekerjaan irigasi agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan desain, persyaratan dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak.
Adapun metode pelaksanaan yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan
adalah sesuai dengan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
Ketentuan-ketentuan bahan, alat dan pembuatan adukan/campuran yang digunakan
dalam metode pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat dalam Spesifikasi Teknis
pekerjaan.
Secara grafis, metode pelaksanaan pekerjaan irigasi dapat digambarkan seperti berikut:
KONTRAK
PRA PELAKSANAAN

PERSIAPAN LAPANGAN PERSIAPAN PENUNJANG


- Kelengkapan administrasi dan perizinan - Review desain
- Pengukuran lapangan bersama (uitzet) - Perhitungan Mutual Check 0% (MC 0%)
- Penentuan jalan masuk/akses - Pembuatan shop drawing
- Persiapan Fasilitas Lapangan - Dokumentasi pekerjaan
- Mobilisasi

PROGRAM K3

PEMBERSIHAN LOKASI (LAND CLEARING )

PENGERINGAN (DEWATERING)

KONSTRUKSI SAL. IRIGASI PASANGAN BATU KONSTRUKSI SAL. IRIGASI PIPA KONSTRUKSI BANGUNAN IRIGASI
- Pengukuran as dan pemasangan bowplank/profil - Pengukuran as dan pemasangan bowplank/profil - Pengukuran as dan pemasangan bowplank/profil
- Pekerjaan galian tanah dan pembongkaran - Pekerjaan galian tanah dan pembongkaran - Pekerjaan galian tanah dan pembongkaran
PELAKSANAAN

- Pekerjaan pembuangan bekas galian - Pekerjaan pembuangan bekas galian - Pekerjaan pembuangan bekas galian
- Pembuatan profil saluran - Pekerjaan konstruksi saluran pipa - Pembuatan profil bangunan
- Pekerjaan konstruksi saluran - Pipa Galvanis - Pekerjaan konstruksi bangunan
- Pekerjaan pasangan batu belah/kali - Pipa PVC - Pekerjaan pasangan batu belah/kali
- Pekerjaan pasangan batu muka - Pekerjaan pasangan batu muka
- Pekerjaan siaran - Pekerjaan siaran
- Pekerjaan plesteran - Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan acian - Pekerjaan acian
- Pekerjaan besi tulangan
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pintu

TIMBUNAN DAN PERAPIAN

PELAPORAN

PERHITUNGAN MUTUAL CHECK 100%


PASCA PELAKSANAAN

PEMBUATAN AS BUILT DRAWING

SERAH TERIMA PEKERJAAN I (PHO)

PEMELIHARAAN

SERAH TERIMA PEKERJAAN II (FHO)


A. TAHAP PERSIAPAN (PRA KONSTRUKSI)
Pekerjaan persiapan dilaksanakan baik fisik di lapangan maupun kegiatan-kegiatan
penunjang lainnya.
1. Persiapan Lapangan
Pekerjaan persiapan lapangan yang dilakukan antara lain:
- Kelengkapan administrasi dan perizinan
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyiapkan data dan laporan
yang terkait dengan pekerjaan serta mengajukan perizinan kepada pihak-pihak yang
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
Kelengkapan data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi
antara lain:
▪ Persyaratan kontrak
▪ Spesifikasi teknis
▪ Gambar rencana
- Pengukuran lapangan bersama (uitzet)
Setelah penandatangan Surat Perjanjian dan diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK), Penyedia segera mengajukan jadwal pemeriksaan lapangan (uitzet)
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pemeriksaan/pengukuran lapangan di awal pekerjaan dilakukan untuk memastikan
ada atau tidaknya perubahan yang terjadi dari perencanaan yang ada.
- Penentuan Jalan Masuk/akses
Penentuan jalan masuk/akses ke lokasi pekerjaan penting karena menentukan cepat
atau tidaknya mobilisasi peralatan dan bahan/material ke lokasi pekerjaan. Jalan
masuk harus dirawat dan diperbaiki selama masa pelaksanaan pekerjaan.
- Persiapan Fasilitas Lapangan:
▪ Kantor/Base Camp Penyedia
Penyedia yang menggunakan personil atau tenaga kerja dari luar daerah lokasi
pekerjaan perlu menyediakan base camp lapangan sebagai tempat tinggal
sementara personil dan tenaga kerja.
▪ Gudang
Penyedia harus menyediakan gudang untuk melindungi material/bahan seperti
semen atau bahan lain yang sensitif terhadap air dan sinar matahari. Gudang harus
cukup aman melindugi bahan dari hal-hal yang dapat merusak bahan yang akan
digunakan.
▪ Fasilitas lain jika diperlukan
- Mobilisasi
Bersamaan dengan penyiapan fasilitas lapangan, maka personil, alat, bahan/material,
dan fasilitas K3 harus mulai dimobilisasi ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi harus
dilaksanakan sesegera mungkin agar tidak menyebabkan keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
menjadi tanggung jawab Penyedia.
▪ Personil/Tenaga Kerja
- Dalam mobilisasi personil, penentuan ketersediaan tenaga kerja sangat
penting. Penyedia harus menugaskan personil atau tenaga kerja yang terampil
dengan jumlah yang mencukupi untuk menjamin selesainya pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak.
- Selain jumlah tenaga kerja yang mencukupi, untuk mempercepat pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia harus membagi tenaga kerja dalam kelompok-kelompok
kerja untuk masing-masing item pekerjaan. Misalnya, satu kelompok kerja
mengerjakan bangunan, kelompok kerja lainnya mengerjakan saluran atau
bangunan lainnya.
- Dalam menyediakan tenaga kerja, Penyedia mengutamakan tenaga kerja local
di sekitar lokasi pekerjaan.
▪ Alat
Penyedia me-mobilisasi ke lokasi pekerjaan peralatan minimum yang harus
disediakan sesuai yang tercantum di dalam kontrak/surat perjanjian. Tidak
menutup kemungkinan bagi Penyedia untuk menyediakan peralatan lebih untuk
mempercepat penyelesaian pekerjaan.
▪ Bahan/material
- Sebelum menghitung jumlah kebutuhan bahan, setelah mempelajari
spesifikasi teknis pekerjaan dan metode pelaksanaan yang dipakai, maka
Penyedia mengadakan survey bahan yang sesuai digunakan dalam pekerjaan.
- Juga yang sangat penting adalah waktu pengadaan bahan. Berdasarkan
pengalaman yang terjadi, meskipun bahan pada suatu wilayah volumenya
melimpah, akan tetapi karena banyaknya pekerjaan sejenis yang
membutuhkan bahan yang sama menyebabkan waktu pengadaan bahan
menjadi tersendat bahkan menghambat pelaksanaan pekerjaan. Untuk
kondisi seperti ini, Penyedia harus memiliki alternatif untuk menjamin
penyediaan bahan sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat.
- Dalam penyediaan bahan, Penyedia mengutamakan bahan yang berasal dari
lokasi setempat dengan ketentuan harus memenuhi spesifikasi teknis bahan
yang disyaratkan.
▪ Fasilitas K3
Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia memobilisasi dan memasang rambu/tanda
Keselamatan Kerja sesuai persyaratan yang ditentukan.
▪ Papan Nama Proyek
Papan nama proyek di mobilisasi dan dipasang di lokasi pekerjaan sebelum
pekerjaan mulai dilaksanakan.
2. Persiapan Penunjang
Pekerjaan persiapan penunjang yang dilakukan antara lain:
- Review Desain
Review desain dilakukan jika ditemukan ketidaksesuaian antara perencanaan
dengan kondisi lapangan. Jika terdapat ketidaksesuaian antara perencanaan dengan
kondisi lapangan, maka harus dibuat perubahan-perubahan desain yang disepakati
bersama.
- Perhitungan Mutual Check 0% (MC 0%)
Setelah disepakati desain yang akan dilaksanakan, Penyedia membuat MC 0% atau
perhitungan volume awal yang bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya untuk
masing-masing pekerjaan, jumlah tenaga kerja, serta alat-alat yang akan digunakan.
Sebagai dasar perhitungan MC 0% (Mutual Check 0%) adalah desain yang telah
disepakati.
- Pembuatan Shop Drawing
Dari perhitungan volume awal (MC 0%), selanjutnya Penyedia mewujudkannya
dalam bentuk gambar kerja (shop drawing) yang harus disetujui dan disahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Gambar kerja atau shop drawing tersebut harus secara lengkap
memuat:
▪ Bentuk konstruksi serta dimensinya
▪ Jenis konstruksi yang akan dipakai
▪ List komponen unit bangunan yang memuat :
- Dokumentasi pekerjaan
▪ Mulai dari pekerjaan persiapan sampai dengan akhir pekerjaan, semua kegiatan di
lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap yang secara jelas
menunjukkan kemajuan pekerjaan.
▪ Untuk setiap titik/lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan (foto 0 %), pada saat pelaksanaan (foto 50 %) dan setelah selesai
dilaksanakan (100 %), dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama.
Selain itu perlu diambil foto pendukung pekerjaan pada lokasi-lokasi tertentu atas
petunjuk Pengawas Pekerjaan.
▪ Jika memungkinkan maka pada latar belakang diberikan suatu tanda khusus untuk
memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi obyek yang
akan difoto, contoh: tulisan P.0, P.1, dan seterusnya atau bendung tampak hulu,
dan lain-lain.

B. TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Dalam pekerjaan irigasi umumnya terdiri dari dua bagian besar, yaitu Pekerjaan Saluran
Irigasi dan Pekerjaan Bangunan Irigasi.
Pekerjaan Saluran Irigasi adalah membuat seluruh jenis saluran irigasi baik saluran
induk/primer, sekunder, dan saluran pembuang (drainase) serta pembuatan tanggul saluran
irigasi.
Bangunan Irigasi sendiri terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Bangunan Utama
b. Bangunan Bagi/Sadap
c. Bangunan Pelengkap

B.1. PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


Program K3 harus dilaksanakan sejak awal pelaksanaan konstruksi sampai dengan akhir
pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:
a. Penyiapan RK3K.
b. Sosialisasi dan promosi K3.
c. Alat pelindung kerja.
d. Alat pelindung diri.
e. Asuransi dan perijinan.
f. Personil K3 (petugas).
g. Fasilitas sarana kesehatan.
h. Rambu-rambu.
i. Lain-lain terkait pengendalian resiko K3.

B.2. PEMBERSIHAN LOKASI (LAND CLEARING)


Penyedia harus memulai pembersihan lokasi sebelum pekerjaan konstruksi dimulai
dengan cara:
a. Memasang patok sebagai acuan pembersihan lahan.
b. Membersihkan kotoran seperti puing-puing, onggokan sampah, pohon-pohon dan
termasuk bangunan yang harus dibongkar.
c. Bahan-bahan hasil pembersihan/pembongkaran harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan
lain yang disetujui Direksi.
d. Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang
diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia harus diperbaiki
atau diganti oleh Penyedia.

B.3. PENGERINGAN (DEWATERING)


Pengeringan diperlukan pada pekerjaan-pekerjaan yang lokasinya tergenang air.
Pengeringan yang biasa digunakan ada beberapa sistem:
1. Sistem pompa biasa dengan kapasitas sesuai kebutuhan
- Lubang galian yang tergenang air siap dikeringkan
- Buat sumuran di pinggir galian yang posisinya lebih dalam dari elevasi galian yang ada
dan terletak di luar rencana bangunan.
- Penempatan pompa dibuat yang strategis agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan lain.
- Apabila lubang galian cukup dengan panjang selang air, maka pompa cukup diletakkan
di permukaan tanah.
- Pemompaan dimulai/diperhitungkan sebelum jam kerja sampai kering sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak kehilangan waktu.
2. Sistem penggalian/sudetan
Pengeringan ini berlaku jika elevasi galian di sekitar lebih rendah dan sulit untuk
dikeringkan dengan membuat saluran dengan panjang dan kedalaman yang cukup untuk
mengalirkan air.
3. Pengalihan Sementara Saluran Irigasi
Pada pelaksanaan pekerjaan saluran irigasi yang harus terus menerus dialiri air, Penyedia
tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada. Bila pengalihan sementara dari
saluran irigasi yang ada merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia
menyampaikan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.

B.4. KONSTRUKSI BANGUNAN DAN SALURAN IRIGASI


1. Konstruksi Bangunan Irigasi
Pada konstruksi bangunan irigasi, tahapan metode pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Pengukuran as dan pemasangan bowplank bangunan irigasi
b. Pekerjaan galian tanah
c. Pembuangan bekas galian
d. Pembuatan profil bangunan irigasi
e. Pelaksanaan konstruksi bangunan irigasi
Pada pelaksanaan konstruksi bangunan irigasi, umumnya terdiri atas item-item
pekerjaan berikut ini:
- Pekerjaan pasangan batu belah/kali
- Pekerjaan pasangan batu muka
- Pekerjaan siaran
- Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan acian
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pintu
2. Konstruksi Saluran Irigasi
Konstruski saluran irigasi bisa terdiri atas:
a. Saluran Irigasi Pasangan Batu
Pada konstruksi bangunan irigasi, tahapan metode pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Pengukuran as dan pemasangan bowplank saluran irigasi
b. Pekerjaan galian tanah
c. Pembuangan bekas galian
d. Pembuatan profil saluran irigasi
e. Pelaksanaan konstruksi saluran irigasi
Pada pelaksanaan konstruksi bangunan irigasi, umumnya terdiri atas item-item
pekerjaan berikut ini:
- Pekerjaan pasangan batu belah/kali
- Pekerjaan pasangan batu muka
- Pekerjaan siaran
- Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan acian
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pintu
b. Saluran Irigasi Pipa
Pada konstruksi saluran irigasi pipa, tahapan metode pelaksanaannya sebagai
berikut:
a. Pengukuran as/trase saluran irigasi
b. Pekerjaan galian tanah
c. Pembuangan bekas galian
d. Pelaksanaan pemasangan pipa
- Pekerjaan Pipa Galvanis (GI)
- Pekerjaan Pipa PVC
B.4.1. Pengukuran As dan Pemasangan Bowplank Bangunan Irigasi
Pengukuran as bangunan irigasi dimaksudkan untuk menentukan letak as bangunan, dan
ukuran lebar bangunan sesuai gambar rencana. Pemasangan bowplank dimaksudkan untuk
memberikan batas-batas galian tanah sesuai gambar rencana bangunan. Metode
pelaksanaannya sebagai berikut:
- Bersama-sama menentukan lokasi as bangunan.
- Memasang patok pada lokasi as bangunan (kiri, as, kanan)
- Membuat bowplank dari papan kayu yang lurus dan rata.
- Memasang bowplank untuk menandai batas-batas galian tanah bangunan (misal: mercu
bendung, dinding penahan tanah, penguras, pintu pengambilan, dan lain-lain).
B.4.2. Pengukuran As dan Pemasangan Bowplank Saluran Irigasi
Pengukuran as saluran dimaksudkan untuk menentukan jalur saluran, ukuran lebar dan
batas-batas galian tanah saluran sesuai gambar rencana saluran. Metode pelaksanaan
pengukuran as saluran sebagai berikut:
- Mengadakan rintisan jalur saluran
- Memasang patok profil pada tiap ruas tertentu
- Memberi nama patok profil
- Membuat bouwplank dari papan kayu yang lurus dan rata.
- Memasang bowplank untuk menandai batas-batas galian tanah saluran.
- Demikian seterusnya sesuai dengan jalur saluran sesuai gambar

B.4.3. Galian Tanah


Dalam pekerjaan irigasi, hasil pekerjaan tanah dapat berupa tanah hasil galian dan hasil
sedimentasi. Bahan/material hasil galian tanah yang lama digunakan kembali sebagai
material urugan. Metode pelaksanaan galian tanah:
- Menyiapkan shop drawing agar pekerjaan di lapangan sesuai dengan desain yang telah
direncanakan.
- Pasang dan tarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui berapa lebar yang harus
digali sesuai dengan gambar.
- Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, kedalaman dan kemiringan
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
- Pekerjaan galian tanah menggunakan cangkul atau gancu, bila ada akar atau batu besar
harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
- Pekerjaan penggalian dilaksanakan secara bertahap per-ruas saluran sesuai dengan
ukuran dalam gambar dengan memeriksa ukuran galian tanah setiap panjang tertentu.
- Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari
Direksi.
- Pekerjaan galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur
tanah di bawah tanah yang digali.
- Periksa kesesuaian dimensi (lebar, kedalaman dan kemiringan) galian dengan gambar.
- Tanah hasil galian langsung diangkut sesuai dengan ketentuan pekerjaan Pembuangan
Bekas Galian.
B.4.4. Pembuangan Bekas Galian
Material bekas galian tanah dapat berupa bahan yang dapat digunakan sebagai urugan
kembali dan bahan yang tidak dapat digunakan sebagai urugan kembali. Metode
pelaksanaan pembuangan bekas galian:
- Bekas galian tanah yang ada di dalam atau di dekat lubang galian dikeluarkan dan
diangkut dari lubang galian.
- Bekas galian yang bisa digunakan sebagai bahan urugan kembali dapat ditempatkan di
sisi kiri dan kanan saluran dengan ketentuan tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan
lainnya.
- Bekas galian yang tidak bisa digunakan sebagai bahan urugan kembali, dibuang ke
tempat yang aman sesuai arahan Direksi Pekerjaan.
B.4.5. Pemasangan Profil Bangunan Irigasi
Agar pelaksanaan bangunan irigasi sesuai dengan desain, maka untuk memberikan acuan
pelaksanaan konstruksi, sebelumnya harus dibuat profil bangunan dengan tahapan sebagai
berikut:
- Membuat bahan profil dari kayu yang lurus dan rata.
- Pada bangunan yang permukaannya berbentuk lengkung, diperbolehkan menggunakan
bahan profil yang lentur sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Pemasangan profil bangunan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi rencana
bangunan, serta pemasangannya dapat dilaksanakan apabila dinyatakan telah selesai
dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Profil bangunan dipasang serapat mungkin atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
- Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur atau dengan metode lain yang
disetujui Direksi apakah telah sesuai gambar kerja.
B.4.6. Pemasangan Profil Saluran Irigasi
Agar pelaksanaan bangunan irigasi sesuai dengan desain, maka untuk memberikan acuan
pelaksanaan konstruksi, sebelumnya harus dibuat profil bangunan dengan tahapan sebagai
berikut:
- Membuat bahan profil dari kayu yang lurus dan rata.
- Pada belokan saluran yang berbentuk lengkung, diperbolehkan menggunakan bahan
profil yang lentur sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Pemasangan profil saluran harus sesuai dengan dimensi dan elevasi rencana saluran
serta pemasangannya dapat dilaksanakan apabila dinyatakan telah selesai dan benar
serta mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Profil saluran dipasang setiap jarak 10 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Periksa dimensi dan elevasi profil saluran dengan alat ukur atau dengan metode lain
yang disetujui Direksi apakah telah sesuai gambar kerja.
B.4.7. Konstruksi Bangunan/Saluran Irigasi Pasangan Batu
1. Pasangan Batu Kali/Belah
Cara pelaksanaan konstruksi pasangan batu:
- Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan bahan dan peralatan di
lokasi kerja, seperti alat pengaduk, kotak penampung adukan, penampung air,
plastik pelindung hujan, serta tenaga kerja.
- Ratakan lantai dasar saluran. Pastikan lubang galian bersih dari material seperti
sampah, potongan kayu, dan material lain yang dapat menghambat pelaksanaan
pekerjaan.
- Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi ±25 cm dari permukaan
dibawahnya.
- Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat
serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
- Pada pekerjaan saluran irigasi, pemasangan batu selalu dimulai dengan
mengerjakan bagian lantai atau pondasi saluran irigasi.
- Pemasangan lapis batu pertama (lantai/pondasi), diawali dengan menghamparkan
adukan setebal 2 sampai dengan 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan
dengan jarak 2-3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut
agar terikat kuat dengan adukan.
- Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan (cetok).
- Pasangan batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu dengan batu
terisi spesi secara homogen, sehingga batu-batu tersebut tidak saling
berhimpitan/bersentuhan.
- Naikkan benang pada ±25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan,
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak jika terjadi hujan.
- Pada pekerjaan saluran dengan perkerasan pasangan batu muka, maka pasangan
batu muka dikerjakan bersamaan dengan pelaksanaan pasangan batu kali/belah.
Sedangkan saluran dengan perkerasan plesteran, dikerjakan jika pekerjaan
pasangan batu selesai dikerjakan.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Muka
Metode pelaksanaan konstruksi pasangan batu muka:
- Setiap permukaan pasangan batu yang menggunakan pasangan batu muka, maka
pekerjaan pasangan batu muka dilaksanakan bersamaan dengan pasangan batu
kali/belah (mengikuti ketinggian benang pada sisi luar profil pasangan batu.
Pemasangan batu muka setelah pasangan batu selesai dikerjakan dapat
menyebabkan batu muka mudah terlepas.
- Sebelum pemasangan, batu muka harus di bersihkan dan di basahi sampai merata
dan dalam waktu yang cukup untuk hingga penyerapan air mendekati titik jenuh.
- Batu muka dipasang dengan susunan yang mempunyai jarak antar batu muka (lebar
naat) antara 3-4 cm dengan susunan yang cukup rapi.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan batu
muka yang masih baru tersebut tidak rusak jika terjadi hujan.
- Adukan di antara batu muka harus di kerok sebelum benar-benar mengeras.
3. Pekerjaan Siaran
Metode pelaksanaan siaran:
- Sebelum mengeras, maka adukan di antara batu muka (naat) harus dikerok sampai
kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu muka untuk jenis siar rata dan siar
timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam.
- Penentuan jenis siaran (siar rata, siar timbul atau siar tenggelam) pada bagian-
bagian permukaan pasangan batu adalah sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Sebelum di siar, bidang permukaan naat yang telah dikerok harus dibersihkan dan
dibasahi agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan batu muka dengan siaran.
- Adukan siaran diaplikasikan pada naat dengan menggunakan alat semacam sendok
kecil atau alat lain yang ukurannya dapat masuk ke dalam sela-sela batu muka
sampai diperoleh siaran yang cukup rapi.
- Tidak diperbolehkan merapikan siaran dengan menggunakan kuas.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pekerjaan siaran ditutup plastik agar siaran yang
masih baru tersebut tidak rusak jika terjadi hujan.
4. Pekerjaan Plesteran
Metode pelaksanaan plesteran:
- Bagian-bagian pasangan batu yang diplester harus sesuai dengan gambar desain.
- Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan batu dibersihkan dan dibasahi
terlebuh dahulu dengan air.
- Plesteran dikerjakan dengan ketebalan 1,5 cm dari permukaan pasangan batu.
- Plesteran harus benar-benar rata, halus dan pada pertemuan sudut harus bersisi
tajam kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
- Apabila hujan atau setelah selesai, plesteran ditutup plastik agar plesteran yang
masih baru tersebut tidak rusak jika terjadi hujan.
5. Pekerjaan Acian
Metode pelaksanaan acian:
- Semua bagian yang diplester, di aci atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Sebelum di aci, bidang permukaan plesteran dibasahi dan dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran.
- Apabila hujan atau setelah selesai, acian ditutup plastik agar plesteran yang masih
baru tersebut tidak rusak jika terjadi hujan.
6. Pekerjaan Besi Tulangan
Metode pelaksanaan besi tulangan:
- Sebelum dipasang, besi tulangan harus sesuai dimensinya, bersih dari karat, oli,
lemak, kotoran lain.
- Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang di tempat yang benar
sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
- Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum
penulangannya disetujui Direksi Pekerjaan.
7. Pekerjaan Beton
Metode pelaksanaan pekerjaan beton meliputi:

a. Cetakan (Bekisting)
- Beksiting haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Direksi Pekerjaan.
- Bekisting dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress
atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana
dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.
- Bekisting harus cukup kuat menahan beton termasuk selama berlangsungnya
pekerjaan pengecoran beton.
- Periksa dimensi beksiting sesuai dengan gambar.

b. Pengecoran
- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan bekisting, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang
menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
- Permukaan beton yang lebih dahulu dicor dan akan dilanjutkan dengan
pengecoran beton baru maka dibuat “construction joints” (sambungan
konstruksi). Permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika
ditutup dengan beton baru.
- Semua construction joints atau expansion joints harus dibersihkan seluruhnya
dari sisa-sisa beton atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui
Direksi Pekerjaan.
- Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
- Pengecoran beton dilaksanakan pada waktu Pengawas Pekerjaan serta
Pelaksana Penyedia berada di tempat kerja.
- Permukaan construction joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir
seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain.
- Adukan harus dihamparkan merata pada permukaan yang tidak beraturan. Beton
harus segera dicor saat adukan masih baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada
construction joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk
menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan
sambungan.
- Pencampuran kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras
dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang/dicor harus diusahakan
agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin. Sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan
cetakan dan material yang diletakkan. Pemadatan dapat dilakukan dengan mesin
penggetar (vibrator) atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.

c. Pembongkaran Bekisting
- Pembongkaran bekisting harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton.
- Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui Direksi Pekerjaan.
8. Pekerjaan Pintu
Metode pelaksanaan pekerjaan pintu:
- Sebelum dipasang, pintu harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Penyedia memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar kerja yang
disetujui atau atas petunjuk Pengawas Pekerjaan di tempat pekerjaan, termasuk
semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan
sebagainya.
- Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.
9. Pekerjaan Pipa Galvanis (Pipa GI)
a. Pemasangan Pipa Galvanis
▪ Pemeriksaan sebelum pemasangan
- Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada di atas bagian sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir.
- Setiap ujung pipa harus diperiksa secara khusus, karena bagian ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa (fitting) yang rusak
harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi yang menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolaknya.
- Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering
sampai bersih bebas dari minyak dan lemak sebelum dipasang.
▪ Perletakan Pipa
- Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke
dalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
- Selama berlangsungnya perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain
ataupun benda-benda lain yang ditempatkan dalam pipa.
- Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan penempatannya
dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian
yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
- Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
b. Pemotongan Pipa
- Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi
dan baik tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap
sumbu pipa.
- Pemotongan harus dijaga agar tidak sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun dalam pipa. Ujung potongan pipa tersebut harus dipotong serong
(beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam
spesifikasi.
c. Penyambungan Pipa Galvaniz
Penyambungan pipa dalam pekerjaan ini menggunakan 2 jenis penyambungan
sistem mekanikal, yaitu:
1. Penyambungan dengan sok (socket)
- Sebelum pipa di sambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
- Setelah pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukkan secara hati-
hati pada sok dan putar sampai kencang.
- Penyambungan pipa galvanis dengan sok digunakan pada pipa dengan
diameter 4” ke bawah.
2. Penyambungan flange
- Flange dipasang dengan di las pada ujung-ujung pipa yang akan disambung.
Tata cara pengelasan sesuai dengan spesifikasi teknis.
- Las sambungan pipa dengan flange harus dibersihkan sedemikian rupa.
- Pasang karet pada setiap permukaan flange yang akan disambungkan.
- Pasang baut dan kencangkan sambungan sehingga tidak dimungkinkan terjadi
kebocoran pada sambungan flange.
10. Pekerjaan Pipa PVC
a. Pemasangan Pipa
- Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke
dalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
- Selama berlangsungnya perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain
ataupun benda-benda lain yang ditempatkan dalam pipa.
- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan ke dalam parit galian harus langsung dipasang
dan distel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang
disetujui Direksi Pekerjaan serta dipadatkan dengan sempurna.
- Semua ujung pipa yang pada saat pemasangannya terhenti, harus ditutup
sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk ke dalam pipa. Cara-cara
penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Tikungan/belokan vertikal dan horisontal tanpa elbow/bend dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih
besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, atau sesuai
dengan petunjuk/persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan
penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee atau tee cross (sesuai dengan kebutuhannya).
- Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak
diperbolehkan baik secara mekanis maupun dengan cara pemanasan tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Pekerjaan.
- Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
- Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus kering,
tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor ke dalam pipa.
- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas
dari minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
b. Pemotongan Pipa
- Pemotongan pipa dapat dilakukan Penyedia dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan dan harus dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis
atau bahan pipa yang dipasang.
- Agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-
syarat teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.
- Ujung-ujung bekas pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai
misalnya gerinda.
c. Penyambungan Pipa
- Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan
pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.
- Penyedia tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaan sebelum alat-alat bantu
yang diperlukan sudah tersedia di lapangan. Pipa harus dipasangkan sesuai
gambar-gambar, kecuali bila Direksi Pekerjaan menunjukan lain.

B.5. TIMBUNAN DAN PERAPIAN


Cara pemadatan timbunan:
a. Bahan timbunan adalah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan.
b. Lokasi pondasi tanggul/saluran diratakan rata terlebih dahulu sesuai dengan gambar.
c. Jika ditemukan akar-akar pohon atau tempat yang lembek sewaktu penggalian,
diadakan pembersihan setempat. Baru dipadatkan hingga mendapatkan lokasi
pemadatan yang rata.
d. Bekas galian yang tidak dipergunakan disingkirkan supaya tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dan akan melemahkan saluran/tanggul.
e. Bahan tanah timbunan berupa tanah yang siap untuk dipadatkan tidak boleh berbentuk
bongkah-bongkah harus berbentuk butir-butir halus.
f. Bahan timbunan yang memenuhi syarat (disetujui Direksi) dihamparkan lapis demi
lapis, tebal serta jumlah lintasan pemadatan sesuai dengan arahan Direksi Pekerjaan.
Pada akhir pekerjaan, sebelum dilakukan serah terima hasil pekerjaan, maka seluruh hasil
pekerjaan dan lokasi pekerjaan harus dalam keadaan sudah dirapikan sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.

C. PELAPORAN
a. Sistem pelaporan
Sistem pelaporan harus praktis, cepat, tepat dan akurat dengan demikian tindakan yang
mendasari langkah-langkah selanjutnya dapat mencapai hasil pekerjaan yang sebaik-
baiknya.

b. Semua laporan harus bersih


Kesalahan laporan harus dicoret dan diparaf.

c. Laporan harian
Terdiri dari pencatatan rutin sehari-hari dan pencatatan permasalahan sehari-hari.
Laporan Harian ditanda tangani oleh Pengawas Lapangan dan Pelaksana Penyedia.

d. Laporan Kemajuan Pekerjaan Komulatif


Laporan ini merupakan rekapitulasi perhitungan volume yang dilampiri dengan
perhitungan volume pekerjaan terlaksana.
e. Check List
Check List ini harus diisi oleh Pelaksana dan mendapat ijin/persetujuan sebelum
memulai pekerjaan atau meneruskan pekerjaan berikutnya. emakaian check list ini
disesuaikan dengan adanya pekerjaan/bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan,
meliputi : Check List Staking Out (Uitzet), Check List Galian Tanah, Check List Timbunan
Tanah, Check List Gebalan rumput, Check List Bekisting, Check List Pekerjaan
Penulangan, Check List Pasangan Batu, Check List Siaran, Check List Plesteran, Check
List Pengecoran Beton, Check List Kisdam, Check List Pintu.
D. TAHAP PASCA KONSTRUKSI
1. Perhitungan Mutual Check 100% (MC 100%)
Perhitungan MC 100 dilakukan setelah pekerjaan dinyatakan selesai dilaksanakan
100%, yang diperkuat dengan hasil pengukuran MC 100.
Hasil pehitungan volume bersama dituangkan dalam Berita Acara MC 100 yang
ditandatangani bersama oleh Penyedia, Pengawas Lapangan, Tim Teknis/Ahli dan
Pejabat Pembuat Komitmen sebagai dasar pembayaran 100%.
2. Pembuatan Gambar Terbangun (As Built Drawing)
Setelah pekerjaan selesai dengan perhitungan MC-100, Penyedia membuat As Built
Drawing sesuai dimensi pekerjaan yang terlaksana untuk diserahkan kepada Pengguna.
3. Serah Terima Pekerjaan I (PHO/Previsional Hand Over)
Setelah pekerjaan selesai seluruhnya dan setelah dilakukan Mutual Check 100 %,
Penyedia dapat mengajukan permohonan tertulis untuk proses Serah Terima Pekerjaan
Pertama (P1) seperti yang telah diatur dalam dokumen kontrak. Pengawas Lapangan
bersama Direksi Pekerjaan memeriksa kesesuaian antara Mutual Check 100 %, dengan
pekerjaan terlaksana di lapangan. Jika tidak ditemukan kekurangan selama
pemeriksaan, maka dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan Pertama (P1).
4. Pemeliharaan Pekerjaan
Sesuai dengan ketentuan dalam kontrak, Penyedia harus memperbaiki segala kerusakan
yang terjadi selama masa pemeliharaan.
5. Serah Terima Pekerjaan II (FHO/Final Hand Over)
Setelah pekerjaan perbaikan diselesaikan dengan baik oleh Penyedia dan masa
pemeliharaan berakhir, maka dibuat Berita Acara Penyelesaian Akhir atau Serah Terima
Pekerjaan II (P2) berdasarkan surat permohonan dari Penyedia.

Anda mungkin juga menyukai