Oleh :
MARSYAWATI
P00320015028
Nama : Marsyawati
Nim : P00320015028
Institusi Pendidikan : Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul Studi Kasus :PENERAPAN MANAJEMEN NUTRISI UNTUK
MENGONTROL GLUKOSA DARAH DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN
DIABETES MELITUS DI RSU BAHTERAMAS PROV.
SULTRA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
Marsyawati
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. NamaLengkap : Marsyawati
3. JenisKelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Man shabarazhafira
Siapa yang sabar pasti beruntung
-marsyawati
ABSTRAK
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
Prov. Sultra”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
5. Bapak H. Taamu, A Kep, Spd, M.Kes, Bapak Akhmad dan Bapak Syamsudin
selaku dosen penguji I, penguji II, dan penguji III yang telah membimbing saya
dan memberikan masukan-masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
6. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
7. Kepada Kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin
8. Direktur Rumah Sakit Umum Bahteramas Prov. Sultra yang telah memberikan
10. Kedua orang tuaku, Bapakku Safaruddin dan Ibuku Marma yang selalu menjadi
dan semangat.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik yang
telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2 .1 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan prediabetes
Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosa DM (mg/dl)
Tabel 2.4 Farmakokinetik Insulin Eksogen Berdasarkan Waktu Kerja (Time Course
of Action)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
insulin atau penurunan sensivitas insulin ataupun keduanya dan juga dapat
(Yulina elin,2009).
tahun 2014 pravelensi global diabetes dikalangan orang dewasa dengan usia
18 tahun keatas mengalami peningkatan dari 4,75% pada tahun 1980 menjadi
menjadi 422 juta dari tahun 1980 yang hanya berjumlah 108 juta menurut
Pada tahun 2015 diperkirakan 1,6 juta kematian yang disebabkan oleh
penyakit Diabetes Melitus ini .dan 2,2 juta kematian lainnya penyebabnya
adalah glukosa darah tinggi terjadi pada usia sebelum 70 tahun. WHO
Indonesia terjadi penigkatan yaitu dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9%
menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013 (kemenkes 2014). Dan
begitu pula menurut Provil Dinkes Prov. Sultra 2016 menunjukan bahwa
terbanyak yaitu tipe 2 jika dibanding Diabetes Melitus tipe 1. Dibetes Melitus
menjadi meningkat dari urutan ke-9 dengan jumlah kasus 2,768 pada tahun
2014, menjadi urutan ke-5 dengan jumlah kasus 3,206 pada tahun 2015,
kemudian kasus ini menjadi urutan ke-3 pada tahun 2016 dengan jumlah
2,983 kasus.
data instalasi rekam medik pasien rawat jalan pada tahun 2015 dari bulan
januari sampai desember berjumlah 281 kunjungan, pada tahun 2016 dari
bulan januari sampai desember sebanyak 223 kunjungan, dan pada tahun 2017
pasien rawat inap pada tahun 2015 dari bulan januari sampai desember
berjumlah 243 jiwa, pada tahun 2016 dari bulan januari sampai desember
berjumlah 190 jiwa dan pada tahun 2017 dari bulan januari sampai desember
dari tahun ketahun, juga merupakan kumpulan gejala yang timbul pada
insulin ataupun tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Hal ini
fungsi yang dapat menyebabkan kegagalan pada organ seperti mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembuluh darah. Gangguan fungsi ini terjadi karena
keduanya.
Lathifah, 2017)
Melitus kedalam empat jenis yaitu: (1) Diabetes Melitus tipe 1 Tipe ini
insulin absolut. (2) Diabetes Melitus tipe 2 Tipe ini disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin yang progresif karena resisten insulin. (3) Diabetes Melitus
tipe lain tipe ini disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti efek genetik pada
fungsi sel beta pankreas pada kerja insulin, penyakit prankreas eksokrin, atau
yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, aktivitas fisik dan terapi farmakologis.
terapi nutrisi medis sesuai dengan kebutuhan agar sasaran terapi dapat dicapai.
pengaturan pola makan berdasarkan status gizi, kebiasaan makan dan kondisi
tanto, 2014)
objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Dan pentingnya
asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus untuk menjaga kadar gula
darah pasien itu sendiri dalam kategori yang baik yang seimbang dalam artian
tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah gula darahnya. Dampaknya
Jika tidak segera ditangani maka akan menimbulkan komplikasi. Kadar gula
darah yang tinggi secara terus menerus selama bertahun-tahun pada akhirnya
mata, sistem saraf dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
dalam studi kasus ini adalah “bagaimana penerapan manajemen nutrisi untuk
1. Tujuan khusus
kebutuhan gizi
b. Tentukan apa yang menjadi prefensi makan bagi pasien (sesuai dengan
(misalnya menu makan utama dan selingan diantara dua waktu makan
2. Tujuan Umum
3. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes melitus
1. Definisi
timbul adalah akibat kurangnya sekresi insulin yang cukup, tetapi tidak
desidermopatik.
organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.
2. Etiologi
insulin
3. Patofisiologi
yang tidak cukup, misalnya yang terjadi pada IDDM (DM tipe1).
insulin dalam jumlah yang normal, tetapi insulinnnya tidak efektif. Hal ini
tampak pada NIDDM (DM Tipe 2), terdapat kekurangan insulin atau
resistensi insulin. Baik itu kekurangan insulin absolut maupun relatif yang
jaringan.
4. Manisfestasi klinis
1. Gejala klasik Diabetes Melitus + glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl
(11,1 mmol/L)
3. Gejala klasik Diabetes Melitus + glukosa plasma > 126 mg/dl (7,0
sedikitnya 8 jam
4. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
(GDPT)
Tabel 2.1 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan
prediabetes
HbA1c Glukosa darah Glukosa plasma
puasa (mg/dl) setelah TTGO
(mg/dl)
Diabetes ≤ 6,5 ≤ 126 mg/dl ≤ 200 mg/dl
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 < 100 < 140
(Sensus Perkeni, 2015)
kebiasaan sehari-hari.
diperbolehkan.
waktu 5 menit.
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk
glukosa.
5. Pemeriksaan penunjang
Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosa DM (mg/dl)
Bukan Belum DM
DM pasti DM
(mg/dl) Darah
kapiler
(mg/dl) Darah
kapiler
kali pemeriksaan:
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
c. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes
d. Tes saring
1. GDP, GDS
e. Tes diagnostik
1. Mikroalbuminuria :urin
penyulit mikroangiopati
DM.
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan.
1. Obat Antihiperglikemia Oral
5 golongan:
1. Sulfonilurea
2. Glinid
1. Metformin
2. Tiazolidindion (TZD)
suatu reseptor inti yang terdapat antara lain di sel otot, lemak,
faal hati, dan bila diberikan perlu pemantauan faal hati secara
berkala. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah
pioglitazone.
Utama
sensitifitas laktat
terhadap insulin
Glukosidase
terhadap insulin
menghambat
sekresi glukagon
ginjal
a. Insulin
4. Krisis hiperglikemia
stroke)
tabel 2.5
hipoglikemia
komplikasi akut DM
3. Efek samping yang lain berupa reaksi alergi terhadap insulin
beta pankreas. Efek samping yang timbul pada pemberian obat ini
antara lain rasa sebah dan muntah. Obat yang termasuk golongan
Dosis bisa dinaikan sampai dengan 1.8 mg. Dosis harian lebih dari
hipovolemia
melitus)
dehidrasi
h. Keletihan
8. Discharge planning
karbohidrat
berlemak lainnya
1. Pengkajian keperawatan
b. Kemampuan makan
nutrisi.
e. Tingkat aktivitas
f. Pengonsumsian obat
g. Penampilan fisik
faktor usia; daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak
berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan
pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun
berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi
tidak bengkak, tidah mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi
permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan tidak berwarna; kulit tubuh
halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi
muda.
h. Pengukuran antropometrik
dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu
untuk pria lebih dari berat badan seorang wanita walaupun tingginya
jaringan otot yang banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode
adalah area kulit yang berada diatas otot trisep. Pada umumnya,
wanita mempunyai lipatan subkutan pada wanita, sehingga membuat
i. Laboratorium
Ada dua jenis sampel yang di tes, pertama adalah glukosa darah, di
mana bisa dilakukan secara rutin pada penderita diabetes, atau pada
2. Daignosa Keperawatan
metabolik
a. batasan karakteristik:
1. Berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
2. Penyakit kronis
4. Faktor ekonomi
5. Intoleransi makanan
3. Perencanaan keperawatan
a. Tujuan/NOC
metabolik
2. Status gizi pengukuran biokimia: komponen dan kimia cairan
4. Status gizi: asupan gizi: keadekuatan pola asupan zat gizi yang
biasanya
b. Rencana tindakan/NIC
Manajemen Nutrisi
seimbang
Aktifitas-aktivitas:
pasien
dari 70)
6. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
menyengat)
sebelum makan
11. Pastikan pasien menggunanakan yang pas, dengan cara yang tepat.
13. Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di kursi, jika
memungkinkan.
14. Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada
yang sesuai.
18. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit
mencegah konstipasi.
badan
4. Evaluasi keperawatan
1. Definisi nutrisi
Saluran pencernaan di mulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan prankreas.
kimiawi.
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang
lain serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
1. Karbohidrat
lain.
d). Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi
Intake/ADL)
f). Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan
2. Lemak
3. Protein
4. Natrium
c). Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda,
5. Serat
tinggi serat
6. Pemanis Alternatif
a). Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi
dan fruktosa
dan xylitol.
makanan
Sayuran A 2
Minyak
2p
Tahu 1p 1 bh bs
b. Diet yang sudah ditentukan tidak sesuai selera dan bosan dengan menu
diet DM
berada bersama orang lain hanya karena ada beberapa pilihan makanan
saja yang tersedia dan tidak sesuai selera sehingga hal ini dirasakan
membosankan.
dan seimbang.
BAB III
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran tentang studi keadaan secara objektif dan menganalisis
Subjek dari penelitian studi kasus ini adalah pasien di ruangan Lambu
Barakati RSUD Bahteramas Prov. Sultra yang berjumlah satu orang. Dengan
kriteria inklusi:
1. Diabetes Melitus adalah peningkatan kadar gula dalam darah yang tinggi
2. Kebutuhan Nutrisi yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan untuk menjaga kadar gula darah pasien diabetes
melitus.
bagi pasien diabetes melitus dalam rangka mengontrol kadar glukosa darah.
kebutuhan gizi
3. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit (yaitu:
dan cairan)
4. Kadar glukosa darah adalah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu (GDS) dan
darah pasien diabetes melitus. Pemantauan glukosa darah yang dilakukan adalah
a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal peneliti yaitu Poltekkes
c. Peneliti meminta izin kepada Direktur rumah sakit RSUD Bahteramas Prov.
Sultra
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan Lambu Barakati RSUD Bahteramas Prov.
2. Waktu
H. Penyajian data
Data yang akan disajikan pada penelitian ini yakni secara tekstural atau narasi,
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dan respon dari subyek studi kasus yang
Penelitian ini telah diajukan kepada tim program karya tulis ilmiah Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan, adapun etika yaang harus di taati oleh
Sulawesi Tenggara)
1. Letak Geografis
pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya Kec.
Mandonga ke jalan Kapt. Pierre Tenden No. 40 Baruga, dan bernama Rumah
2. Lingkungan Fisik
RSUD Bahteramas berdiri di atas lahan dengan luas 17, 5 Ha. Luas seluruh
Sampai dengan akhir tahun 2015 fasilitas/ sarana pelayanan kesehatan yang
b. Akupuntur
c. Ruangan
1) Patalogi Klinik
2) Patalogi Anatomi
3) Radiologi
4) Farmasi
7) Gizi
8) Binatu
9) Pemulasaran Jenazah
1. Fisioterapi
2. Akupuntur
1. Sumber Daya Manusia
Tenggara
a. Visi
2013-2018”.
masyarakat mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Daerah dan Visi Pembangunan
a. Misi
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan tersebut, RSUD Provinsi Sulawesi
1. Pengkajian keperawatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama pasien yaitu klien mengeluh mual dan lemas sejak 7 hari yang
Saat dilakukan pengkajian pada Tn.L hari senin 1 Agustus 2018, keadaan pasien
Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga didapatkan data bahwa ada anggota
Pada pengkajian riwayat kesehatan masa lalu, pasien mengatakan pernah dirawat
d. Kebiasaan
1) Merokok:
2) Makanan
dikunsumsi pasien diatur oleh gizi dengan takaran yang telah ditentukan.
Pasien mengatakan tidak suka memakan makanan yang kurang manis dan
asin.
e. Pemeriksaan fisik
gula darah puasa setelah 8 jam puasa 168 mg/dl, tekanan darah 130/70 mmHg,
Pernapasan 22×/ menit,Suhu 36,7 ˚ C, Nadi 76×/ menit , TB 163 cm,BB 56 kg,
Lila 26 cm.
f. Pemeriksaan diagnostik
1) Laboratorium
Tanggal : 12/07/2018
Kimia darah
Total protein
Ureum 31
Creatinin 0,6
2) Terapi medis
tablet,furosemide 1×1 tablet, betahistine 3×1 tab, posafit 3×2 tablet, ondansetron 1
tablet, domperidon 3×1, CPG 1×1, curcuma 3×1,B6 3×1, nuvorapid 2×10 unit,susu
diabetasol 3×130 kkal. diet 1800 kkal, protein 45 gram, lemak 40 gram, karbohidrat
35 gram.
1. Variabel penelitian
pemeriksaan GDP, sebelumnya pasien disuruh untuk puasa 8-10 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan setelah itu pasien di instruksikan untuk makan makanan yang
sudah ditetapkan oleh ahli gizi yaitu mg/dl ekstrak putih telur tambah susu diabetasol
2 sendok teh dan dengan menu makan selingan snack, buah pisang rebus ½, bubur
lunak (energi: 1800 KKal, protein: 45 gram, lemak: 40 gram dan karbohidrat: 35
gram). Setelah itu dilakukan pemeriksaan GDS tanpa persiapan waktu tertentu. Hasil
pemeriksaan meliputi:
a. Pemeriksaan glukosa darah puasa
Dari hasil tabel diatas disimpulkan bahwa pada hari pertama, kedua sampai
hari ketiga hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa pasien masih dalam kategori
tinggi, pada hari keempat dan kelima hasil pemeriksaan menunjukkan kategori
normal
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa pasien masih dalam kategori tinggi dan
termasuk diabetes melitus, pada hari ketiga, keempat dan kelima hasil pemeriksaan
1. Pengkajian keperawatan
a. Keluhan utama
Jika insulin yang ada didalam tubuh tidak dapat bekerja dengan baik maka
nyata dan teori tentang penyakit diabetes melitus maupun tentang teori nutrisi,
dimana tanda dan gejala diabetes melitus pada teori yaitu kadar glukosa darah
melebihi batas normalnya sehingga kadang kala pasien akan merespon dengan
merasa tubuhnya lemas dan merasa mual. lemas terjadi karena ketika tubuh
gagal mengolah glukosa menjadi energi, maka pasien akan terasa lesu dan
yang menderita Diabetes Melitus, namun Hal ini sesuai dengan teori etiologi
diabetes melitus yaitu terdapat riwayat keluarga yang mederita penyakit yang
d. Pemeriksaan fisik
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg,
pernapasan 22×/ menit,Suhu 36,7 ˚C, Nadi 76×/ menit , TB 163 cm, BB 56
1. Variabel penelitian
darah selama 5 hari dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dan glukosa darah
sewaktu.
Pada hasil pemeriksaan hari pertama 168 mg/dl, kedua 166 mg/dl, hari ketiga
143 mg/dl dari hasil pemeriksaan ini, glukosa darah puasa pasien dinyatakan
masih dalam kategori tinggi dan termasuk dalam diabetes melitus , pada hari
keempat 97 mg/dl dan hari kelima 94 dari hasil pemeriksaan tersebut glukosa
darah puasa pasien sudah normal dan masuk dalam kategori prediabetes . Hal ini
ditunjang oleh teori yang menjelaskan bahwa nilai normal gula darah puasa yaitu
<100 mg/dl, prediabetes 100-126 mg/dl dan diabetes >126 mg/dl. (sudoyo aru, dkk
2009)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari pertama 245 mg/dl dan kedua
213 mg/dl hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu pasien masih dalam
kategori tinggi dan termasuk diabetes melitus, pada hari ketiga, keempat 180
mg/dl dan kelima 161 mg/dl hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan kategori
normal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pasien Diabetes Melitus dapat teratasi dengan terapi manajemen nutrisi/ diit
makan yaitu ekstrak putih telur tambah susu diabetasol 2 sendok teh dan
dengan menu makan selingan snack, buah pisang rebus ½, bubur lunak
gram). Gula darah pasien dapat teratasi dengan manajemn nutrisi yang
dilakukan selama 5 hari, dengan hasil akhir gulukosa darah puasa 94 mg/dl
B. Saran
Sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Peneliti berharap agar hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan
Peneliti berharap hasil penelitian ini menjadi bahan baca tentang penerapan
3. Bagi institusi
Peneliti berharap hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan
KMB.
salemba medika
Tumanggor
RSU Bahteramas Kota Kendari. (2018). Profil RSU Bahteramas Kota Kendari.
Tanto, chris, dkk. (2014). Kapita selekta kedokteran edisi II. Jakarta: media
aesculapius
2. Umur : 56 Tahun
A. Pengertian
hasil gula darah pasien setelah melakukan puasa minimal 8-10 jam.
Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dikatakan normal jika: 70-110
mg/dL
C. Indikasi
5. Alcohol swab
6. bengkok
5. Pasang perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk
6. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
10. Tekan daerah sekitar tusukkan dengan jari kita agar darah keluar,
11. Tempelkan ujung stick GDP pada mesin Gluco Test ke darah pasien.
13. Setelah cukup tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada
layar.
monitor
G. Pengertian
mengetahui hasil atau nilai gula darah pada pasien yang dilakukan sewaktu
Hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dikatakan normal bila: >110
mg/dL
I. Indikasi
13. bengkok
25. Pasang perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk
26. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan darah
pada layar.
27. Lakukan pemilihan jari untuk untuk pemeriksaan GDS yaitu: jari
28. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk.
30. Tekan daerah sekitar tusukkan dengan jari kita agar darah keluar,
31. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco Test ke darah pasien.
layar
35. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang tertera pada
monitor
A. Pengertian
B. Tujuan
Agar pelaksanaan terapi gizi pasien terencana dan tercapai dengan baik sesuai
C. Prosedur
1. Persiapan
c. Mengukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB), pada kondisi tinggi
pola makan, diet saat ini dan kebiasaan makan frekuensi penggunaan
gizi
2. Alat-alat:
g. Alat tulis
3. Pelaksanaan
a. Tetapkan tujuan terapi yang harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan
waktunya.
energi dan zat gizi individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat
c. Tentukan jenis diet sesuai dengan order diet awal dari dokter
makanan
e. Jadwalkan pemberian diet sesuai dengan pola makan