ARINA HIKMAH
NIM. 858663197
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka identifikasi
masalahnya adalah kurangnya keterlibatan siswa secara langsung dalam
pembelajaran sangat minim sehingga siswa tidak memahami materi yang
diajarkan. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tertarik pada materi
karena guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar
2. Analisis masalah
Identifikasi area dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran
IPA di kelas IV. Untuk fokus penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM 70.
2. Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa tidak
memahami materi yang diajarkan.
3. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa
sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.
4. Guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah:
1. Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA.
2. Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian
lebih lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru kelas.
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti
Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini:
1. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA
b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPA.
c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA tentang
Gaya.
d. Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
e. Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru
a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan
mempermbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian
siswa.
b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar.
c. Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang gaya.
3. Bagi Kepala Sekolah
a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
untuk meningkatkan mutu sekolah
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM.
4. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan
manfaat dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam
penelitiannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
2. Faktor Internal
3. Faktor Eksternal
2. Hasil Belajar
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang didapat dari
proses yang bersifat aktif dalam pembelajaran yang berupa pencapaian dari
kompetensi-kompetensi untuk memperoleh pengetahuan dan sebagai hasil
dari latihan.
b. Ranah afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni,
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
B. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan
pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran.
Hal ini dapat dilakukan baik oleh guru maupun orang luar yang
diundang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan diambil dari obyek
yang sebenarnya.
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan
atau prosedur yang dilakukan. Metode demonstrasi merupakan metode
mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan
secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat
mempelajarinya secara proses. Melalui metode demonstrasi guru
memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat
kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah di terima
begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik
dapat memecahkan suatu masalah.
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan
tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam
prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.
Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh
karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode
yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri
sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya
terbentuk kompetensi tertentu dari siswa.
Metode yang di maksud dalam penelitian ini adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi
mengatasi kekurangan- kekurangan guru, metode demonstrasi mampu
menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami siswa.Dengan
demikian penggunan metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan. Dari hal
tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa
akan meningkat.
Menurut Wina Sanjaya di buku Strategi Pembeljaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2010), , metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses,situasi atau
benda tertentu,baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai
metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran,
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
d. Gaya
1) PengertianGaya
Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita
menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan
gaya pada benda tersebut. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan
tenaga. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.
Gaya ada yang kuat dan ada yang lemah. Makin besar gaya
dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya
dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya
dinyatakan dalm Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan
bentuk benda.
2) Macam – macam Gaya
a) Gaya otot
Adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot. Misalnya, tangan
mengangkat buku, orang mendorong meja, dan kuda menarik
delman,
b) Gaya Magnet
Adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Benda magnet akan
menarik benda logam. Magnet berasal dari kata Magnesia yaitu
tempat orang Yunani menemukan sifat magnet yang terdapat dalam
batu-batuan yang dapat menarik logam, misalnya magnet yang
terdapat pada pintu kulkas, alat pengumpul sampah besi, dan
penutup tempat pensil.
c) Gaya Gesek
Adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Gaya
gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat
berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh
kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin
halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar
permukaan gaya gesek semakin besar Misalnya, karet rem yang
bergesekan dengan pelek seperti kayuh, amplas dengan kayu, dn
ban mobil dengan permukaan jalan.
d) Gaya Pegas
Adalah gaya yang dihasilkan oleh benda elastis atau lentur.
Misalnya, tali ketapel, tali busur panah, dan pegas.
e) Gaya Gravitasi
Adalah gaya tarik dari pusat bumi. Gaya Gravitasi adalah gaya
yang menarik semua benda baik benda hidup maupun benda tidak
hidup ke arah pusat bumi.Gaya gravitasi bumi menyebabkan semua
benda di Bumi mempunyai berat. Gaya gravitasi bumi disebut juga
gaya berat, yaitu gaya yang dimiliki suatu benda terhadap pusat
bumi. Contoh: daun berguguran dari pohon, buah yang telah masak
jatuh ke tanah, dan penerjun payung. Benda-benda yang mengalami
tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak jatuh ke tanah. Gerak
jatuh akan semakin cepat bila benda semakin dekat dengan tanah.
Setelah benda mencapai tanah, gaya gravitasi tetap bekerja
sehingga benda tetap berada pada tempatnya.Akibat tidak adanya
gaya gravitasi semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup akan
melayang-layang di angkasa.
3) Pengaruh Gaya terhadap Gerak dan Bentuk Benda
Gaya dapat menyebabkan benda bergerak, gaya dapat menambah
kecepatan benda, dan gaya dapat mengurangi kecepatan benda. Gaya
dapatmenyebabkan kedudukan benda berubah atau gaya dapat
menyebabkan benda yang tadinya diam menjadi bergerak.
a. Gaya Menggerakkan Benda Diam
Di dalam air terdapat suatu gaya yng disebut gaya tekan ke atas.
Gaya ini menyebabkan benda bisa mengapung di permukaan.
Benda yang masuk ke dalam air akan dikenai gaya tekan ke atas,
sehingga benda muncul kembali ke permukaan. Itulah sebabnya,
ketika berenang kita tidak akan ke dasar kolam, melainkan berada
di permukaan air. Namun gaya tekan ke atas dipengaruhi oleh luas
permukaan benda. Benda yang permukaannya lebar mendapat
banyak gaya tekan ke atas. Akibatnya benda itu akan tenggelam.
Inilah penyebab batu tenggelam ketika dilempar ke dalam air. Hal
ini karena batu memiliki luas permukaan yang kecil. Keadaan
benda di dalam air di pengaruhi oleh gaya tekan ke atas dan berat
benda.
a. Jika gaya tekan ke atas lebih besar dari berat benda, maka
benda akan terapung.
b. Jika gaya tekan ke atas sama dengan berat benda, maka benda
akan melayang.
c. Jika gaya tekan ke atas lebih kecil dari berat benda, maka
benda akan tenggelam.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh
kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas IV MI Al
Basyariyah Ngumpul Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo lebih banyak
berpusat kepada guru, guru lebih banyak berceramah. Siswa hanya sebagai
pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan
belajar IPA. Dengan kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan
melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan
metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA.
Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi
akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV MI Al Basyariyah Ngumpul
Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dapat meningkat. Melalui metode
demonstrasi, diharapkan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA,
sehingga hasil belajarnya diduga akan meningkat.
BAB III
1. Lokasi
Lokasi penelitian yang saya lakukan yaitu di Madrasah Ibtidaiyah
Al Basyariyah yang beralamat di jl Serut sewu 02 dusun Wotan desa
Ngumpul kecamatan Balong kabupaten Ponorogo. Pemilihan tempat ini
didasarkan pada observasi awal. Di MI Al Basyariyah terdapat sejumlah
data yang dapat digunakan sebagai sumber data dalam melakukan penelitian
dan mendukung tercapainya tujuan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, dimulai pada bulan
April 2020 sampai dengan Mei 2020. Langkah – langkah yang dilakukan
peneliti dalam rentang waktu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan judul penelitian dilaksanakan tanggal 14 April 2020
b. Penulisan studi pustaka dilaksanakan mulai tanggal 19 April 2020
2020
d. Kegiatan penelitian dilakukan di lakukan di lapangan ( MI Al Basyariyah
Ngumpul ), dilaksanakan mulai tanggal 22 April sampai dengan 31 Mei
2020
e. Analisis data dilaksanakan mulai 4 Mei 2020 sampai dengan 14 Mei 2020
f. Dalam penulisan laporang dan kesimpulan dilaksanakan 20 Mei 2019
3. Pelajaran / Tema
Pelajaran yang akan peneliti ambil adalah pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas IV dengan materi Gaya dengan menggunakan
metode Demontrasi dalam pemaparannya
4. Kelompok dan Karakter Siswa
Siswa kelas IVB MI Al Basyariyah terdiri dari 20 siswa dengan
15 laki-laki dan 5 perempuan. Siswa yang laki-laki sebagian besar mereka
sangat aktif kalau di kelas dan jika memakai ceramah saja dalam proses
pembelajaran mereka terkesan enggan dan kurang tertarik. Tetapi jika
pelajaran yang sifatnya mengajarkan ketrampilan psikomotorik atau
jasmani mereka sangat antusias. Untuk yang murid perempuan lebih
pendiam apalagi didukung jumlahnya yang sedikit di banding laki-laki.
Tetapi mereka adalah pendengar yang baik dan disiplin dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para Guru.
Siklus 1
b. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dan dilaksanakan diakhir kegiatan belajar mengajar
pada siklus tersebut. Tes dilaksanakan untuk mengukur hasil belajar
siswa. Dalam penelitian ini digunakan tes formatif. Bentuk soal tes
berupa tes individu.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan rinci tentang keadaan
selama proses pembelajaran berlangsungnya penelitian. Catatan
diperoleh dari apa yang dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan
dalam penelitian. Semua hal yang terjadi pada saat pembelajaran
ditulis di catatan lapangan, baik terkait aktivitas siswa, perilaku
siswa, keaktifan siswa, dan proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru.
3) Intrumen
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data tentang hasil
belajar IPA siswa, dianalisis dengan teknik analisis yang digunakan adalah
statistic deskriptif. Analisis data yang dilakukan secara deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan data tentang aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran, dan data ketercapaian KKM pada materi pokok tentang
pengaruh gaya terhadap benda.
1. Analisis Aktivitas Guru dan Siswa Aktifitas guru dan siswa dianalisis
melalui lembar pengamatan. Aktifitas guru dan siswa dapat diperoleh dari
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan melihat
kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan
tindakan dikatakan sesuai jika kegiatan telah menerapkan langkah-langkah
Pembelajarandengan metode demontrasi.
Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai Kurang Cukup
Baik
baik baik
1 Mengajukan pertanyaan tentang materi
sebelumnya
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran
3 Memotivasi siswa agar aktif dalam belajar
Menyampaikan materi dengan
4 menerapkan model pembelajaran
kontekstual
5 Mendemontrasikan gambar terkait materi
6 Mengajukan pertanyaan ke seluruh siswa
Membantu dalam kesuliatan berdiskusi /
7
memecahkan maslah
8 Menyimpulkan materi
9 Mengadakan evaluasi
SP
K= 100 %
SM
BAB IV
A. Pelaksanaan Siklus
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah mengidentifikasi
masalah yang muncul dalam pembelajaran materi Gaya, dimana terlihat
bahwa hasil belajar siswa masih rendah, dengan nilai rata – rata 60,08
dengan tuntas klasikal hanya 43,47 % ( hanya 8 siswa yang tuntas dari
jumlah 20 siswa).
Melihat kondisi demikian guru berpikir bagaimana tindakan untuk
mengatasi masalah dalam pembelajarannya. Guru mulai membuat
membuat skenario pelaksanaan tindakan yaitu terdiri dari 2 siklus, setiap
satu siklus terdiri dari 1 pertemuan. Guru menyiapkan skenario
pelaksanaan tindakan yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk pelaksanaan pembelajaran materi Gaya. Pelaksanaan siklus
pertama ini guru membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang memuat satu kali pertemuan. Guru menyiapkan instrumen
pelaksanaan tindakan serta menyusun kelengkapan alat tes untuk
mengukur hasil belajar siswa antara lain soal tes, kunci jawaban, kriteria
penilaian dan lembar pengamatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan pada
siklus I adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Guru masuk ke dalam kelas, dan mengucapkan salam.Selanjutnya
guru melakukan presensi, tepuk kompak dan menyanyikan lagu
“Indonesia Pusaka” untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme anak.
Setelah itu guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dalam pertemuan ini bahwasannya pelajaran hari ini
akan membahas tentang Gaya serta pengaruh gaya terhadap benda
b) Kegiatan Inti
Guru menceritakan bahwa gaya bisa mempengaruhi benda, baik
bentuk, posisi, kedudukan ataupun arah benda. Dalam kehidupan sehari-
hari pengaruh gaya ini sanagt bisa kita lihat dan bahkan alami, disini guru
mencoba bertanya kepada siswa untuk memancing dan menggugah
pemikiran mereka tentang pengaruh gaya ini terhadap bentuk benda
dengan menggeeser meja guru yang ada didepan kelas. Bagaimana posisi
meja sebelum dan sesudah bergeser, dan penyebab meja tersebu bergeser.
Selain itu guru juga menanyakan kepada siswa tentang penyebab
bentuk karet gelang yang awalnya bulat ketika dimainkan dengan jari-jari
bentuknya menjadi tidak bulat lagi. Ini karena ada gaya ketika
memainkan karet tersebut di jari-jari kita.
Siswa mulai berfikir dan menjawab pertanyaan pancingan dari
guru tersebut dan mulai memahami sedikit tentang pengaruh gaya ini
terhadap benda. Dan supaya siswa lebih jauh memahami pengaruh gaya
ini terhadap benda, guru meminta siswa untuk melakukan percobaan dan
diskusi kelompok. Bahan dan alat sudah dibawa oleh masing-masing
kelompok.
Guru membagi kelas menjadi lima kelompok tiap kelompok
terdiri dari empat orang. Guru menyampaikan penjelasan tentang
petunjuk kegiatan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran tersebut.
Guru membagi kelas menjadi lima kelompok tiap kelompok terdiri dari
lima orang. Guru memberikan LKS dan siswa mengecek kembali alat-
alat percobaan yang telah dibawa. Siswa melakukan percobaan secara
kelompok, mengerjakan tugas LKS, dan dengan bimbingan dari guru,
untuk membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda. Guru
dan observer melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam
kerja kelompok. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok/LKS di depan kelas sedangkan kelompok lain
menanggapinya. Siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang materi
yang sedang dibahas.
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan atau membuat rangkuman
materi yang sudah dipelajari. Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan siswa yang sudah dilaksanakan yaitu dengan
memberikan tes tertulis yang berbentuk PG sebanyak 15 soal dan isian ,
sebanyak lima soal. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Guru memberikan tindak lanjut berupa penugasan
yang harus dikerjakan diluar jam sekolah. Guru menyampaikan topik
pembelajaran yang akan dismpaikan pada pertemuan berikutnya, dan
menutup pelajaran dengan mengajak siswa mengucapkan hamdalah.
a. Observasi / Pengamatan
Hasil Observasi 27 Pada pelaksanaan proses pembelajaran
berlangsung secara bersamaan juga dilakukan observasi guru dan siswa.
Observasi tersebut dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
b. Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I
Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru Siklus I
Penilaian
No Aspek yang diamati Kurang Cukup Baik
baik baik
1 Mengajukan pertanyaan tentang √
materi sebelumnya
2 Menyampaikan tujuan √
pembelajaran
3 Memotivasi siswa agar aktif √
dalam belajar
4 Menyampaikan materi dengan √
menerapkan model
pembelajaran kontekstual
5 Mendemontrasikan gambar √
terkait materi
6 Mengajukan pertanyaan ke √
seluruh siswa
7 Membantu dalam kesuliatan √
berdiskusi / memecahkan
maslah
8 Menyimpulkan materi √
9 Mengadakan evaluasi √
Berdasarkan tabel di atas aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siklus I
tergolong baik.
c. Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Kegiatan pengamatan keaktifan siswa dilakukan dengan mengambil
subyek siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut. Berikut ini hasil observasi
aktivitas siswa :
Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Penilaian
No Aspek yang diamati Prosentase
1 2 3 4
Keterangan :
1 = Kurang, prosentasenya 1 – 25 %
2 = Cukup, prosentasenya 26 – 50 %
3 = Baik, prosentasenya 51 – 75 %
4 = Sangat Baik, prosentasenya 76 – 100 %
Berdasarkan tabel di atas aktivitas siswa kelas IV MI Al Basyariyah
Ngumpul dalam kegiatan pembelajaran siklus I tergolong baik dengan
prosentase 60 %.
d. Hasil Tes
Untuk hasil belajar, berdasarkanproses evaluasi siklus 1 diperoleh data
Nilai Tes seperti terlihat pada tabel4.2. Nilai tes diperoleh dari tes tertulis
dengan jumlah soal 15 nomor bentuk soal pilihan ganda 10 dan 5 soal isian.
Data hasil belajar siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Dafid F. 50 Belum Tuntas
2 Ahmad Khoirul H. 60 Belum Tuntas
3 Ahmad Zainal Afrozi 60 Belum Tuntas
4 Alfin Syafarudin 70 Belum Tuntas
5 Angki Kanzanal H. 60 Belum Tuntas
6 Cika Anjelia 70 Tuntas
7 Daffa Firdaus F. 90 Tuntas
8 Endah Kusuma W. 60 Belum Tuntas
9 Febriana Laili N. 60 Belum Tuntas
10 Fino Agustian P. 80 Tuntas
11 Galuh Kahfiana N. 80 Tuntas
12 M. Iqbal Rifai ID 80 Tuntas
13 M gumelar Samudra 60 Belum Tuntas
14 M. Zulfikar Arroyan 70 Tuntas
15 M. Nuril Azka 80 Tuntas
16 Nicholas Putra M. 80 Tuntas
17 Onsa Rangganata F. 80 Tuntas
18 Riski Dwi Saputra 50 Belum Tuntas
19 Syahril Setiawan 90 Tuntas
20 Velandry Afrezza AN 60 Belum Tuntas
21 Yogi Waskita D. 70 Tuntas
Jumlah Nilai 1460
Nilai Rata – rata 69,52
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90
Tabel 4.4 Rekap Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
1. ≤ 40 0 0%
2. 41 – 50 2 8,69 %
3. 51 – 60 7 43,78 %
4. 61 – 70 4 17,39 %
5. 71 – 80 6 30,43 %
6. 81 – 90 2 8,69 %
7. 91 – 100 0 0%
Siswa tuntas (12 anak) 47,82 %
Siswa belum tuntas (9 anak) 52,17 %
Perolehan hasil belajar siswa pada kondisi siklus I dapat digambarkan
dalam diagram batang berikut ini :
Gambar 4.1 Histogram Ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi
Siklus I
52%
51%
50%
49%
48%
47%
Belum
46% tuntas
45%
44% Tuntas
Tuntas Belum tuntas
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah
guru menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
dimana pelaksanaan pembelajaran tersebut nantinya untuk memperbaikai
hasil belajar IPA tentang Gaya yang telah dilaksanakan siswa pada
siklus I.
Siklus I materi tentang Gaya dapat merubah bentuk benda siswa
melakukan demontrasi serta percobaan dan diskusi dalam bentuk
kelompok sesuai nomor urut absen, maka pada kegiatan siklus II ini
materi Gaya dapat merubah arah dan gerak benda dilaksanakan dengan
membentuk kelompok secara heterogen.
Guru menyiapkan instrumen pelaksanaan tindakan serta menyusun
kelengkapan alat tes untuk mengukur hasil prestasi belajar siswa antara
lain soal tes, kunci jawaban, kriteria penilaian dan lembar pengamatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Guru menyiapkan instrumen pelaksanaan tindakan serta menyusun
kelengkapan alat tes untuk mengukur motivasi dan prestasi belajar siswa
antara lain soal tes, kunci jawaban, kriteria penilaian dan lembar
pengamatan pembelajaran.
a) Kegiatan Awal
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah guru
menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimana
pelaksanaan pembelajaran tersebut nantinya untuk memperbaikai hasil
belajar IPA materi Gaya dapat merubah bentuk benda yang telah dilaksanakan
siswa pada siklus I.
Siklus I materi Gaya dapat merubah bentuk benda dalam bentuk
kelompok sesuai nomor urut absen, maka pada kegiatan siklus II ini
materi tentang Gaya dapat merubah gerak benda dilaksanakan dengan
membentuk kelompok secara heterogen.
Guru menyiapkan instrumen pelaksanaan tindakan serta menyusun
kelengkapan alat tes untuk mengukur motivasi dan prestasi belajar
siswa antara lain soal tes, kunci jawaban, kriteria penilaian dan lembar
pengamatan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan pengetahuan tentang gaya dapat
merubah gerak benda dengan mendorong dan menarik meja serta
menjatuhkan pensil. Para siswa mengamati demontrasi yang dilakukan
oleh guru tentang gaya menimbulkan gerak benda tersebut. Kemudian
guru menyuruh masing- masing siswa untuk melakukan demonstrasi di
depan kelas yang sudah disediakan. Siswa secara individu melakukan
demonstrasi dan menjelaskan jika ada yang bertanya.
Guru memberikan pemahaman tentang materi gaya dapat
menimbulkan gerak benda dan memberikan umpan balik. Siswa
kemudian mendiskusikan gaya apa yang terjadi. Pada kegiatan
selanjutnya siswa melakukan percobaan dengan menggunakan lembar
kerja tentang pengaruh gaya terhadap perubahan gerak, menyusun
laporan dan menanggapinya.
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan atau membuat
rangkuman materi yang sudah dipelajari. Guru melakukan penilaian
atau refleksi terhadap kegiatan siswa yang sudah dilaksanakan yaitu
dengan memberikan tes tertulis yang berbentuk essay, sebanyak lima
soal. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran. Guru memberikan tindak lanjut berupa penugasan yang
harus dikerjakan diluar jam sekolah.
Di akhir waktu, guru menyampaikan topik pembelajaran yang
akan dismpaikan pada pertemuan berikutnya dan menutup pelajaran
dengan mengajak siswa mengucapkan hamdalah.
d) Observasi / Pengamatan
Pada tahap observasi / pengamatan ini, pelaksanaannya sama
dengan pelaksanaan pengamatan sebelumnya , hal – hal yang akan
diamati ditekankan pada kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mengukur
sejauh mana motivasi mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
pada waktu diskusi kelompok, siswa sebagian besar bersikap percaya
diri , siswa juga tertarik pada materi yang diajarkan, dalam berdiskusi
kelompok siswa tidak cepat bosan, ketika baru disusun kelompok baru,
siswa sangat antusias ingin segera bergabungke kelompok barunya,
dalam menyampaikan materi, siswa cenderung ngotot dalam
berpendapat, berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I, pelaksanaan
pada siklus II anak – anak sudah menunjukkan sikap yang berbeda,
mereka cenderung sudah faham dengan tugas masing – masing, rasa
percaya diri pada anak sudah mulai muncul. Rasa antusias untuk
berkelompok juga sudah tinggi.
a. Hasil Observasi
Hasil pengamatan pada siklus II tentang keaktifan guru dan siswa
menunjukkan hasil yang memuaskan dibandingkan pada siklus I. Untuk
mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:
b. Observasi Aktifitas Guru Pada Siklus II
Hasil observasi pada Siklus II diperoleh hasil yang sangat memuaskan
tentang aktifitas guru yang tergolong baik. Hasil observasi guru dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
4.5 Hasil Observasi Guru Siklus II
Penilaian
No Aspek yang diamati Kurang Cukup Baik
baik baik
1 Mengajukan pertanyaan tentang √
materi sebelumnya
2 Menyampaikan tujuan √
pembelajaran
3 Memotivasi siswa agar aktif √
dalam belajar
4 Menyampaikan materi dengan √
menerapkan model pembelajaran
kontekstual
5 Mendemontrasikan gambar terkait √
materi
6 Mengajukan pertanyaan ke √
seluruh siswa
7 Membantu dalam kesuliatan √
berdiskusi / memecahkan maslah
8 Menyimpulkan materi √
9 Mengadakan evaluasi √
Berdasarkan tabel di atas aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran
siklus II tergolong baik.
c. Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Kegiatan pengamatan keaktifan siswa dilakukan dengan mengambil
subyek siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut. Berikut ini hasil
observasi aktivitas siswa :
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
Penilaian Prosentase
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
Keterangan :
1 = Kurang, prosentasenya 1 – 25 %
2 = Cukup, prosentasenya 26 – 50 %
3 = Baik, prosentasenya 51 – 75 %
4 = Sangat Baik, prosentasenya 76 – 100 %
Berdasarkan tabel di atas aktivitas siswa kelas IV MI Al Basyariyah
dalam kegiatan pembelajaran siklus II tergolong sangat baik dengan prosentase
85%
d. Hasil Tes
Pada siklus II ini hasil tes mengalami peningkatan lagi yang
mengakibatkan siswa yang tuntas menjadi lebih banyak dibandingkan
pada siklus I dan siklus II. Untuk lebih jelas dapat lihat pada Tabel
berikut:
Tabel 4. 7 Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus 11
No
Skala Nilai Jumlah Siswa Persentase
.
1. ≤ 40 0 0%
2. 41 – 50 0 0%
3. 51 – 60 4 17,39 %
4. 61 – 70 7 30,43 %
5. 71 – 80 6 30,43 %
6. 81 – 90 4 17,39 %
7. 91 – 100 1 4,34 %
Siswa tuntas (18 anak) 82,60 %
Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi siklus II
Banyak siswa
8
7
6
5
4
Banyak siswa
3
2
1
0
<40 50 60 70 80 90 100
c. Refleksi
Guru bersama kolaborator membahas hasil analisis ketika
pengamatan dan analisis hasil tes untuk merefleksi motivasi dan hasil
belajar materi Gaya pada siswa kls IV dari akhir siklus I sampai akhir
siklus II.
Hasilnya siswa sudah ada yang berani menanggapi hasil
presentasi kelompok lain. Siswa sudah berani mengeluarkan pendapat
atau berani bertanya. Siswa sudah memahami tentang pengaruh gaya
terhadap benda , sehingga suasana kelas menjadi kondusif. Pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan karena diselingi lagu-lagu dan tepuk tangan
. Siswa tampak aktif dalam pembelajaran. Pada akhir pembelajaran siswa
secara individu dan mandiri mengerjakan evaluasi dan hasil evaluasi
pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata 75,65 Ketuntasan klasikalnya
82,60 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini sudah berhasil.
Guru memberitahukan kepada siswa bahwa kegiatan ini akan diakhiri
yang selanjutnya siklus dihentikan.
2. Keaktifan Siswa
Adapun hasil keaktifan belajar siswa dari siklus I dan siklus II
disajikan dalam Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10 Prosentase Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II
Prosentase
No Aspek yang diamati
Siklus I Siklus II
1 Mendiskusikan materi 75% 100%
Nilai
No Nama Siswa KKM
Siklus I Siklus II
1 Ahmad Dafid F. 70 50 60
2 70 60 60
Ahmad Khoirul H.
3 70 60 70
Ahmad Zainal Afrozi
4 70 70 70
Alfin Syafarudin
5 70 60 70
Angki Kanzanal H.
6 70 70 80
Cika Anjelia
7 70 90 100
Daffa Firdaus F.
8 70 60 60
Endah Kusuma W.
9 70 60 70
Febriana Laili N.
10 70 80 80
Fino Agustian P.
11 70 80 80
Galuh Kahfiana N.
12 70 80 80
M. Iqbal Rifai ID
13 70 60 70
M gumelar Samudra
14 70 70 80
M. Zulfikar Arroyan
15 70 80 80
M. Nuril Azka
16 70 80 90
Nicholas Putra M.
17 70 80 90
Onsa Rangganata F.
18 70 50 60
Riski Dwi Saputra
19 70 90 90
Syahril Setiawan
20 70 60 70
Velandry Afrezza AN
21 70 70 80
Yogi Waskita D.
Jumlah Nilai 1460 1760
Nilai Rata – rata 69,52 75,65
Nilai Terendah 50 60
Nilai Tertinggi 90 100
Dari Tabel 4.11 dan gambar 4.3 dapat diketahui siswa yang tuntas di
kelas IV pada siklus I sebanyak 12 siswa dengan prosentase 52,17 % dan siklus II
di kelas IV sebanyak 18 siswa dengan prosentase 82.60 %, sedangkan siswa yang
tidak tuntas mengalami penurunan dari siklus I sebanyak 9 siswa dengan
prosentase 47,82 % dan siklus II turun lagi menjadi 3 siswa dengan prosentase
17.39 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
demontrasi pada pokok gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI
Al Basyariyah Ngumpul
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah serta hasil dari pembahasan penelitian
pada bab IV, maka peneliti dapat memberi kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang diterapkan di kelas IV SDN 1 Wringinanom pada
pokok bahasan gaya melalui metode pembelajaran demontrasi dalam
penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dari hasil belajar siswa sebelum penerapanmetode pembelajaran demontrasi,
siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar pada siklus I
hanya 52,17 % % dengan jumlah 12 siswa yang tuntas dan mencapai KKM
dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II mencapai 82,60 % dengan
jumlah 19 siswa yang tuntas dan mencapai KKM dalam pembelajaran.
Sehingga siswa mengalami peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Al
Basyariyah Ngumpul.
B. Saran Tindak
Lanjut
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa