Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

HALAMAN COVER

PENILAIAN POSTUR KERJA DAN PENGUKURAN KELUHAN MSDS


MATA KULIAH ERGONOMI DAN FAAL KERJA

Oleh :
Daniel Bryca Pradinata
NIM. 192110101189
Kelas D

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1. PENILAIAN POSTUR KERJA
1.1 REBA (Rapid Entire Body Assessment)
1.1.1 Pendahuluan
a. Tujuan Praktikum:
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengevaluasi dan memberikan saran
perbaikan atau rekomendasi berdasarkan analisis pada postur kerja pegawai di
peternakan burung puyuh bagian pengambilan telur dengan menggunakan metode
REBA (Rapid Entire Body Assessment).
b. Deskripsi Objek Pengamatan
Objek pengamatan pada praktikum ini yaitu seorang laki-laki bernama Calvin
Aditya berusia 17 tahun yang bekerja sebagai pegawai di salah satu peternakan
burung puyuh. Calvin bekerja pada bagian pengambilan telur dengan waktu kerja
selama 3 jam setiap harinya.
c. (Waktu dan Tempat observasi, jenis pekerjaan yang diobservasi, deskripsi singkat
pekerjaan)
Waktu pelaksanaan observasi yaitu pada hari Sabtu, 10 April 2021 pukul
16.00 WIB di Jalan Diponegoro, RT/RW 002/006, Dusun Purwoharjo, Desa Sidorejo,
Kecamatan Pare. Kabupaten Kediri, Kode Pos 64229. Jenis pekerjaan yang
diobservasi yaitu peternak (bagian pengambilan telur burung puyuh). Pengambilan
telur biasanya dilakukan oleh pekerja pada pagi dan sore hari setiap harinya. Postur
tubuh pekerja bermacam-macam berdasarkan jangkauan tempat telur.
d. Alat dan Bahan Praktikum
A. Instrumen penilaian
B. Alat tulis
C. Alat dokumentasi (Kamera HP)
1.1.2 Analisis Data
a. Dokumentasi

Keterangan Gambar :

Foto tampak samping pekerja dengan besar sudut


30◦ untuk neck, 35◦ untuk trunk, 85◦ untuk upper
arm dan 105◦ untuk lower arm.

Foto pekerja dari samping


Keterangan Gambar :

Foto tampak belakang pekerja terlihat sedikit


menbungkuk dan kaki lurus sejajar

Foto pekerja dari belakang


b. Pengisian Instrumen Penilaian

2
3

2
1

4 5

0 1

4
6

6 1 7
1.1.3 Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan dokumentasi pada pekerja, langkah selanjutnya yaitu
menentukan sudut masing-masing bagian tubuh yang diperlukan pada instrumen penilaian
yang telah disediakan guna menentukan nilai pada tiap kotak nilai hingga akhirnya
didapatkan nilai REBA (Rapid Entire Body Assessment). Terdapat 13 langkah untuk
menentukan nilai REBA mulai dari penentuan nilai neck position, trunk position, legs position,
posture score in table A, penentuan nilai beban, upper arm position, lower arm position, wrist
position, posture score in table B hingga didapatkan nilai REBA.
Pertama, menentukan sudut pada neck position dan didapatkan sudut 30◦ sehingga
bernilai +2. Kedua, menentukan sudut pada trunk position dan didapatkan sudut 35◦ sehingga
bernilai +3. Ketiga, menentukan legs position yaitu lurus sehingga bernilai +1. Keempat,
berdasarkan langkah 1-3 dapat dicari posture score pada tabel A dengan menarik garis
berdasarkan nilai yang telah didapatkan sehingga didapatkan posture score in table A yaitu 4.
Kelima dan keenam, dikarenakan beban dari berat telur kurang dari 11 lbs sehingga
ditambah 0, didapatkan nilai A yaitu 4.
Ketujuh, menentukan sudut upper arm position dan didapatkan sudut 85◦ sehingga
bernilai +3. Kedelapan, menentukan sudut lower arm position dan didapatkan sudut sebesar
105◦ sehingga bernilai +2. Kesembilan, menentukan sudut wrist position dan didapatkan
sudut > 15◦ sehingga bernilai +2. Kesepuluh, berdasarkan langkah 7-9 dapat dicari posture
score pada tabel B dengan menarik garis berdasarkan nilai yang telah didapatkan sehingga
didapatkan posture score in table B yaitu 5. Kesebelas dikarenakan tidak ada pegangan tangan
namun tidak membahayakan bagian tubuh yang lain sehingga ditambah 1, didapatkan nilai
B yaitu 6.
Selanjutnya, mencari nilai tabel C dengan menggunakan nilai A dan B dengan menarik
nilai A (4) dan B (6) pada tabel C dan didapatkan nilai tabel C yaitu 6. Langkah terakhir untuk
menentukan nilai REBA yaitu dengan menambahkan 1 pada nilai C dikarenakan pada
pekerjaan ini bersifat static sehingga didapatkan nilai REBA yaitu 7.
1.1.4 Kesimpulan
Berdasarkan penilaian atau analisis postur kerja pada pegawai peternakan burung
puyuh bagian pengambilan telur dengan menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body
Assessment) dapat disimpulkan bahwa pekerja memiliki risiko sedang dengan nilai REBA 7.
Meskipun memiliki risiko sedang namun nilai 7 mendekati nilai risiko tingi sehingga harus
dilakukan investigasi lebih lanjut dan segera dilakukan perubahan lebih baik lagi pada postur
pada saat bekerja guna menghindari rasa sakit pada sistem musculoskeletal.
1.1.5 Saran Perbaikan
Saran perbaikan untuk pekerja alangkah baiknya melakukan peregangan atau
pemanasan kecil untuk menghindari keluhan MSDs dikarenakan nilai 7 pada REBA ini masing
tergolong aman pada tingkatan sedang.
1.2 RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
1.2.1 Pendahuluan
a. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengevaluasi dan memberikan saran
perbaikan atau rekomendasi berdasarkan analisis pada postur kerja pegawai di
peternakan burung puyuh bagian pengambilan telur dengan menggunakan metode
RULA (Rapid Upper Limb Assessment).
b. Deskripsi Objek Pengamatan
Objek pengamatan pada praktikum ini yaitu seorang laki-laki bernama Calvin
Aditya berusia 17 tahun yang bekerja sebagai pegawai di salah satu peternakan
burung puyuh. Calvin bekerja pada bagian pengambilan telur dengan waktu kerja
selama 3 jam setiap harinya.
c. (Waktu dan Tempat observasi, jenis pekerjaan yang diobservasi, deskripsi singkat
pekerjaan)
Waktu pelaksanaan observasi yaitu pada hari Sabtu, 10 April 2021 pukul
16.00 WIB di Jalan Diponegoro, RT/RW 002/006, Dusun Purwoharjo, Desa Sidorejo,
Kecamatan Pare. Kabupaten Kediri, Kode Pos 64229. Jenis pekerjaan yang
diobservasi yaitu peternak (bagian pengambilan telur burung puyuh). Pengambilan
telur biasanya dilakukan oleh pekerja pada pagi dan sore hari setiap harinya. Postur
tubuh pekerja bermacam-macam berdasarkan jangkauan tempat telur.
d. Alat dan Bahan Praktikum
A. Instrumen penilaian
B. Alat tulis
C. Alat dokumentasi (Kamera HP)
1.2.2 Analisis Data
a. Dokumentasi

Keterangan Gambar :

Postur pekerja tampak samping

Foto pekerja dari samping


Keterangan Gambar :

Postur pekerja tampak belakang

Foto pekerja dari belakang


b. Pengisian Instrumen Penilaian

2 1

1 4

5
5

1
1

1 1

7 7 7
1.2.3 Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan dokumentasi pada pekerja, langkah selanjutnya yaitu
menentukan sudut masing-masing bagian tubuh yang diperlukan pada instrumen penilaian
yang telah disediakan guna menentukan nilai pada tiap kotak nilai hingga akhirnya
didapatkan nilai RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Terdapat 15 langkah untuk
menentukan nilai RULA mulai dari penentuan nilai Upper Arm Position, Lower Arm Position,
Wrist Position, Wrist Twist, Posture Score in Table A, Muscle Use Score, Force/Load Score, Row,
Neck Position, Trunk Position, Legs, Posture in Table B, Table C hingga didapatkan nilai RULA
(Rapid Upper Limb Assessment).
Langkah pertama yaitu menentukan sudut pada upper arm position dan didapatkan
sudut sebesar 115◦ sehingga bernilai +4. Kedua, menentukan sudut pada lower arm position
dan didapatkan sudut sebesar 115◦ sehingga bernilai +2. Ketiga, menentukan sudut pada
wrist position dan didapatkan sudut > 15◦ ke arah bawah sehingga bernilai +3. Terdapat
pergerakan ke kiri dan kanan sehingga sudut wrist ditambahkan dengan 1 sehingga nilainya
menjadi 4. Pada langkah keempat wrist is twisted in mid-range sehingga bernilai 1.
Selanjutnya menentukan wrist dan arm score dengan cara menentukan posture score A yang
didapatkan berdasarkan penarikan nilai dari langkah 1-4 sehingga didapatkan nilai 5 pada
posture score A. Pekerjaan pengambilan telur dilakukan lebih dari 10 menit sehingga
diberikan nilai 1 dan beban pada pekerja yaitu 4,5 lbs sehingga bernilai 1. Untuk
mendapatkan nilai wrist and twist score jumlahkan posture score A, muscle use score and
force/load score sehingga didapatkan nilai 7 pada wrist and arm score.
Langkah kesembilan yaitu menentukan sudut pada neck position dan didapatkan
sudut sebesar 45◦ ke arah belakang sehingga bernilai +4. Langkah kesepuluh yaitu
menentukan sudut pada trunk position dan didapatkan sudut sebesar 0◦ dikarenakan posisi
tubuh tegak lurus sehingga bernilai +1. Langkah kesebelas yaitu menentukan nilai pada legs
yaitu bernilai 1 dikarenakan terdapat alat pendukung pada kaki untuk menggapai jangkauan.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan neck, trunk, and legs score dengan cara menentukan
posture score B yang didapatkan berdasarkan penarikan nilai dari langkah 9-11 sehingga
didapatkan nilai 5 pada posture score B. Pekerjaan pengambilan telur dilakukan lebih dari 10
menit sehingga diberikan nilai 1 dan beban pada pekerja yaitu 4,5 lbs sehingga bernilai 1.
Untuk mendapatkan nilai neck, trunk, and legs score jumlahkan posture score B, muscle use
score and force/load score sehingga didapatkan nilai 7 pada neck, trunk, and legs score.
Selanjutnya, mencari nilai tabel C dengan menggunakan nilai A dan B dengan menarik
nilai wrist and arm (7) dan nilai neck, trunk, and legs (7) pada tabel C dan didapatkan nilai
tabel C atau nilai RULA yaitu 7.
1.2.4 Kesimpulan
Berdasarkan penilaian atau analisis postur kerja pada pegawai peternakan burung
puyuh bagian pengambilan telur dengan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb
Assessment) dapat disimpulkan bahwa pekerja memiliki risiko yang berbahaya dengan nilai
RULA 7. Hal ini harus segera dilakukan investigasi atau penyelidikan pada postur kerja yang
kurang tepat dan harus segera dilakukan perubahan saat itu juga dan harus melakukan upaya
perbaikan pada postur kerja dengan mengunakan alat bantu daklam bekerja.
1.2.5 Saran Perbaikan
Nilai RULA 7 pada pekerja memiliki risiko tinggi pada tubuh pekerja dan
memungkinkan terjadi cedera pada bagian tubuh. Oleh sebab itu terdapat saran perbaikan
pada postur kerja dengan menerapkan metode engineering controls dengan mengunakan alat
bantu seperti tangga guna memudahkan untuk menjangkau objek kerja.
1.3 ROSA (Rapid Office Strain Assessment)
1.3.1 Pendahuluan
a. Tujuan Praktikum:
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengevaluasi dan memberikan saran
perbaikan atau rekomendasi berdasarkan analisis pada postur kerja pegawai PT.
DuPont yang bekerja dari rumah (WFH) dengan menggunakan metode ROSA (Rapid
Office Strain Assessment).
b. Deskripsi Objek Pengamatan
Objek pengamatan pada praktikum ini yaitu seorang laki-laki bernama
Thomas Ardiansah yang bekerja sebagai pegawai di salah satu perusahaan bernama
PT. DuPont. Pak Thomas bekerja pada bagian sales marketing dengan waktu kerja
selama 10 jam setiap harinya.
c. (Waktu dan Tempat observasi, jenis pekerjaan yang diobservasi, deskripsi singkat
pekerjaan)
Waktu pelaksanaan observasi yaitu pada hari Minggu, 11 April 2021 pukul
19.00 WIB di Jalan A. Yani, RT/RW 002/002, Dusun Purwoharjo, Desa Sidorejo,
Kecamatan Pare. Kabupaten Kediri, Kode Pos 64229. Jenis pekerjaan yang
diobservasi yaitu pegawai di salah satu perusahaan bernama PT. DuPont bagian sales
marketing. Waktu kerja dimulai pukul 07.00-17.00 WIB setiap harinya. Posisi duduk
yaitu menghadap laptop, bdan tegak lurus, dan tangan menopang pada meja.
d. Alat dan Bahan Praktikum
A. Instrumen penilaian
B. Alat tulis
C. Alat dokumentasi (Kamera HP)
1.3.2 Analisis Data
a. Dokumentasi

Keterangan Gambar :

Postur pekerja tampak samping dimana layar


monitor terlalu rendah tidak sejajar dengan mata
dan juga terlalunjauh

Foto pekerja dari samping


Keterangan Gambar :

Postur pekerja tampak belakang. Cenderung


sedikit menunduk karena layar monitor lebih
rendah dari mata.

Foto pekerja dari belakangis


b. Pengisian Instrumen Penilaian

3 2

1 1 1 1 1

2 1 3
0

1 1 1

1 0
-1
1

1 1

3 1 2
2

2 1 2

1 1 3
6+1=7 2 3

7
1.3.3 Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan dokumentasi pada pekerja, selanjutnya yaitu mencari nilai pada
setiap bagian yang ingin didapatkan nilainya. Disini terdapat 3 bagian yaitu section A, section
B, and section C. Pada section A terdapat kelompok chair yang terbagi lagi menjadi beberapa
bagian yaitu chair hight, pan depth, armrest, and back support. Pada bagian section B terbagi
menjadi 2 bagian yaitu monitor and telephone. Sedangkan pada bagian section C juga sam
dengan section B terdapat 2 bagian yaitu mouse and keyboard.
Selanjutnya tentukan nilai pada masing-masing bagian sesuai dengan analisis pada
gambar atau dolumentasi. Setelah dilakukan analisis pada section A bagian chair hight
didapatkan nilai +1 pada bagian knees at 90◦ dan insufficient space under desk-ability to cross
long legs yang bernilai +1 dan nilai +1 pada non-adjustable sehingga jika dijumlahkan
didapatkan nilai 3. Pada pan depth didapatkan nilai +1 pada approximately 3 inches of space
between knee and edge of seat dan non-adjustable sehingga jika dijumlahkan didapatkan nilai
2. Pada bagian armrest didapatkan nilai +1 dari non-adjustable. pada bagian back support
didapatkan nilai +2 dari no back support dan back rest non-adjustable bernilai +1 sehingga
jika dijumlahkan bernilai 3.
Selanjutnya menentukan nilai pada section B. Pada bagian monitor didapatkan nilai
+1 dari too far dan pada neck twist greaterbernilai +1 sehingga jika dijumlahkan bernilai 2.
Selanjutnya pada bagian telephone bernilai +1 dari non-adjustable dan bernilai 0. Setelah itu
menentukan nilai pada section C. Pada bagian mouse didapatkan nilai +1 dari pinch grip on
mouse ditambhakan 1 dari duration dimana lebih dari 4 jam secara berkelanjutan sehingga
bernilai 2. Lalu pada bagian keyboard didapatkan nilai +2 dari wrist extended ditambahkan 1
dari duration dimana lebih dari 4 jam secara berkelanjutan sehingga bernilai 3.
Setelah itu dilakukan penghitungan dengan tabel yang tersedia yang saling
berhubungan sesuai dengan nilai yang sudah didapatkan pada tabel section A, B, and C hingga
didapatkan nilai ROSA yaitu 7.
1.3.4 Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada tabel instrumen penilaian didapatkan nilai ROSA sebesar
7. Hal ini menandakan risiko pada pekerja tinggi sehingga perlu dilakukan investigasi
lanjutan dan upaya perubahan postur kerja sesegera mungkin. Hal tersebut harus dilakukan
guna menghindari gangguan pada sistem muskuloskeletal serta keluhan MSDs pada pekerja.
1.3.5 Saran Perbaikan
Perbaikan yang harus dilakukan yaitu dengan merubah kuris kerja karena
berdasarkan analisis pada bagian kursi memiliki nilai yang cukup besar sehingga perlu
dilakukan pergantian kursi kerja yang lebih ergonomis. Kedua, lebih memperhatikan posisi
monitor. Alangkah baiknya jika posisi monitor sejejar dengan mata tidak lebih rendah dari
mata.
1.4 OWAS (Ovako Working Posture Assessment System)
1.4.1 Pendahuluan
a. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengevaluasi dan memberikan saran
perbaikan atau rekomendasi berdasarkan analisis pada postur kerja pegawai di
peternakan sapi bagian pengangkatan pakan dengan menggunakan metode OWAS
(Ovako Working Posture Assessment System).
b. Deskripsi Objek Pengamatan
Objek pengamatan pada praktikum ini yaitu seorang laki-laki bernama Bentar
Wicaksana berusia 19 tahun yang bekerja sebagai pegawai di salah satu peternakan
sapi. Bentar bekerja pada bagian Pengangkatan pakan dengan waktu kerja selama 2
jam setiap harinya.
c. (Waktu dan Tempat observasi, jenis pekerjaan yang diobservasi, deskripsi singkat
pekerjaan)
Waktu pelaksanaan observasi yaitu pada hari Sabtu, 10 April 2021 pukul
16.00 WIB di Jalan Diponegoro, RT/RW 002/006, Dusun Purwoharjo, Desa Sidorejo,
Kecamatan Pare. Kabupaten Kediri, Kode Pos 64229. Jenis pekerjaan yang
diobservasi yaitu peternak (bagian pengangkatan pakan sapi). Pengangkatan pakan
biasanya dilakukan oleh pekerja pada pagi dan sore hari setiap harinya. Postur tubuh
pekerja biasanya tegak lurus dalam mengangkat dan diletakkan pada bagian lengan
atas.
d. Alat dan Bahan Praktikum
A. Instrumen penilaian
B. Alat tulis
C. Alat dokumentasi (Kamera HP)
1.4.2 Analisis Data
a. Dokumentasi

Keterangan Gambar :

Postur pekerja tampak samping dimana posisi


badan tegak lurus, kaki lurus, satu tangan untuk
mengangkat beban

Foto pekerja dari samping


Keterangan Gambar :

Postur pekerja tampak depan terlihat badan


sedikit miring ke kanan karena gangguan dari
beban yang diangkat

Foto pekerja dari depan


b. Pengisian Instrumen Penilaian
1.4.3 Hasil dan Pembahasan
Sebelum melakukan analisis postur kerja dan meberikan saran perbaikan, terlebih
dahulu melakukan observasi dan dokumentasi pada objek pengamatan yang diinginkan.
Objek pengamatan pada analisis postur kerja metode OWAS (Ovako Working Posture
Assessment System) ini yaitu seorang pegawai di salah satu peternakan sapi bagian
pengangkatan pakan yang bernama Bentar Wicaksana usia 19 Tahun. Pada metode OWAS
(Ovako Working Posture Assessment System) terdapat empat kelompok penilaian yaitu
punggung, lengan, kaki, dan beban kerja. Setelah melakukan dokumentasi pada pekerja,
selanjutnya mengisi instrumen penilaian berdasarkan nilai pada masing-masing kelompok
penilaian.
Langkah pertama yaitu menentukan nilai pada punggung. Pada kelompok punggung
terdapat 4 kategori yaitu upright, leaning forward, flexuous, leaning forward and flexuous.
Pada pekerja setelah dianalisis posisi punggung termasuk kedalam kategori 1 (upright)
sehingga nilai yang didapatkan pada kelompok punggung yaitu 1. Langkah kedua yaitu
menentukan nilai pada lengan. Berbeda dengan kelompok punggung, pada kelompok lengan
terdapat 3 kategori yaitu both below elbow joint, one above elbow joint, and both above elbow
joint. Pada pekerja setelah dilakukan analisis posisi lengan termasuk kedalam kategori 2 (one
above elbow joint) sehingga nilai yang didapatkan pada kelompok lengan yaitu 2. Selanjutnya
langkah yang ketiga yaitu menentukan nilai pada kaki. Pada kelompok kaki terdapat 7
kategori yaitu sitting position, standing with legs upright, standing with one leg upright,
standing with legs bent, standing with one leg bent, kneeling on one or both knees and walking.
Pada pekerja setelah dilakukan analisis posisi kaki termasuk kedalam kategori 2 (standing
with legs upright) sehingga nilai yang didapatkan pada kelompok kaki yaitu 2. Setelah itu,
menentukan nilai pada beban kerja. Pada kelompok beban kerja terdapat 3 kategori yaitu –
below 10 kg, -within the range 10-20 kg, and –above 20 kg. Setelah dilakukan analisis, beban
kerja pada pekerja termasuk kedalam kategori 1 (below 10 kg). Langkah terkahir yaitu
menentukan nilai OWAS (Ovako Working Posture Assessment System) dimana nilai akhir
terbagi menjadi 4 kategori dimana jika kategori 1 tidak perlu dilakukan perbaikan, jika
termasuk kategori 2 perlu dilakukan perbaikan, jika termasuk kategori 3 perbaikan perlu
dilakukan secepat dan/atau sesegara mungkin, dan jika termasuk kategori 4 perbaikan perlu
dilakukan sekarang juga. Berdasarkan nilai-niali yang telah didapatkan dapat ditentukan
nilai OWAS (Ovako Working Posture Assessment System) yaitu 1.
1.4.4 Kesimpulan
Berdasarkan penilaian atau analisis postur kerja pada pegawai peternakan sapi
bagian pengangkatan pakan dengan menggunakan metode OWAS (Ovako Working Posture
Assessment System) dapat disimpulkan bahwa pekerja termasuk kedalam kategori penilaian
1 sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan postur kerja.
1.4.5 Saran Perbaikan
Tidak terdapat perbaikan karena pekerja termasuk kedalam kategori penilaian 1
dimana tidak perlu dilakukan perbaikan.
2. PENGUKURAN KELUHAN MSDS
2.1 Pendahuluan
a. Tujuan Praktikum:
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menganalisis data hasil pengukuran
keluhan MSDs pada pegawai peternakan sapi serta mengetahui letak otot yang dirasa
nyeri atau paling tidak nyaman.
b. Identitas Pekerja:
1) Nama : Bentar Wicaksana
2) Usia : 19 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-Laki
4) Pekerjaan : Pegawai Peternakan
5) Lama Kerja : 2 jam/hari
6) Masa kerja : Tetap (satuan : bulan/tahun)
7) Deskripsi pekerjaan : Pegawai di peternakan sapi bagian pengangkatan pakan.
Bentar merupakan pegawai tetap dan bekerja pada pagi dan sore hari mengangkat
pakan dari mobil pick up ke tempat pakan yang tersedia. Lama kerja yaitu 2
jam/hari.
a. Analisis Data
b. Nordic Body Map

Bentar Wicaksana
19
Tetap

2
2
1
3
1
1
3
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Total : 37

c. VAS/NRS/VRS/FRS
Metode penilaian yang digunakan yaitu NRS (Numeric Pain Rating) dilakukan dengan
wawancara secara langsung. Pekerja merasakan bagian paling nyeri atau tidak nyaman pada
tubuh bagian bahu sebelah kanan dan lengan atas bagian kanan. Terdapat skala 0-10 dan
Pekerja memilih skala 6 untuk nyeri pada bagian tubuhnya.
2.2 Hasil dan Pembahasan
Terdapat tabel instrumen penilaian keluhan MSDs pada pekerja yang terdiri dari 27
poin nama bagian tubuh yang sering mengalami gangguan pada saat bekerja mulai dari leher,
bahu, lengan, punggung, pinggang, bokong, pantat, siku, pergelangan tangan, tangan, paha,
lutut, betis, pergelangan kaki dan kaki. Terdapat 4 kategori pada masing-masing poin yaitu
tidak sakit, agak sakit, sakit, dan sangat sakit. Disana juga terdapat kolom nama, usia, dan
masa kerja. Pada tabel juga dilengkapi gambar bagian tubuh guna mempermudah penilaian.
Selanjutnya melakukan penilaian dengan cara wawancara secara langsung pada
pekerja. Pertama yaitu pada leher bagian atas dan bawah, siku kanan, lengan bawah kanan,
dan pergelangan tangan kanan pekerja merasakan agak sakit sehingga didapatkan nilai 2
pada masing-masing poin. Pada bagian bahu kanan dan lengan atas kanan pekerja merasakan
sakit sehingga didapatkan nilai 3 pada masing-masing poin. Lalu sisanya seperti bahu kiri,
lengan atas kiri, punggung, pinggang, bokong, pantat, siku kiri, lengan bawah kiri,
pergelangan tangan kiri, tangan kiri, tangan kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kiri, lutut
kanan, betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan
kaki kanan didapatkan nilai 1 pada masing-masing poin.
Setelah selesai melakukan wawancara dan mendapatkan hasil analisis, selanjutnya
yaitu menghitung total niali yang telah didapatkan pada masing-masing poin. Terdapat 21
poin yang mendapatkan nilai 1 pada pengumpulan data sehingga jumlahnya yaitu 21. Lalu
terdapat 5 poin yang mendapatkan nilai 2 sehingga jika dijumlahkan yaitu 10. Setelah itu
untuk nilai 3 hanya terdapat 2 poin sehingga jika dijunlahkan yaitu 6. Setelah menentukan
jumlah pada masing-masing poin, lalu jumlahkan hasil pada masing-masing poin tersebut.
Hasilnya yaitu 21+10+6 didapatkan nilainya 37.
Bagian tubuh yang dirasakan paling nyeri dan dirasa paling kurang nyaman oleh
pekerja yaitu pada bagian bahu sebelah kanan dan lengan atas bagian kanan hal ini
dibuktikan dengan skala NRS (Numeric Pain Rating) yang dipilih oleh pekerja yaitu 6.
2.3 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang didapatkan terdapat bermacam-macam keluhan dari
pekerja salah satu keluhan yang dirasakan oleh pekerja yaitu rasa sakit pada bagian bahu
sebelah kanan dan lengan atas bagian kanan hal ini dibuktikan dengan skala NRS (Numeric
Pain Rating) yang dipilih oleh pekerja yaitu 6.
2.4 Saran
Untuk mencegah rasa sakit yang ditimbulkan terdapat metode sebelum melakukan
pengangkatan yaitu dengan melakukan pemansan kecil agar tubuh terasa rileks dan lakukan
istirahat secukupnya jika sudah merasakan capek atau sakit pada bagian tubuh tertentu.

Anda mungkin juga menyukai