644 1323 1 PB
644 1323 1 PB
Abstrak
Uji kepekaan antimikroba dimulai ketika WHO memprakarsai pertemuan di Jenewa pada tahun 1977, perhatian yang lebih
luas mengenai resistensi antimikroba yang berhubungan dengan infeksi pada manusia atau hewan. Hal ini memicu program
pengawasan untuk memantau resistensi antimikroba menggunakan metode yang tepat. Sensitivitas tes antimikroba akan
membantu dokter untuk menentukan antimikroba yang tepat dalam mengobati infeksi. Untuk mendapatkan hasil yang
akurat, tes sensitivitas harus dilakukan dengan metode yang akurat dan tepat, yang merupakan metode langsung dapat
digunakan untuk mendukung upaya pengobatan. Kriteria penting dalam metode uji sensitivitas adalah untuk melakukan
dengan respon pasien terhadap terapi antimikroba. [JuKe Unila 2015; 5(9):119-123]
Korespondensi: dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes., alamat Jln. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng, HP
085269043993, e-mail dr.triumiana.unila@gmail.com
b. Dilusi agar
Pada teknik dilusi agar, antibiotik sesuai
dengan pengenceran akan ditambahkan ke
dalam agar, sehingga akan memerlukan
perbenihan agar sesuai jumlah pengenceran
ditambah satu perbenihan agar untuk kontrol
tanpa penambahan antibiotik, konsentrasi
terendah antibiotik yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri merupakan MIC
antibiotik yang diuji. Salah satu kelebihan
metode agar dilusi untuk penentuan MIC
Neisseria gonorrhoeae yang tidak dapat
tumbuh pada teknik dilusi perbenihan cair.8 10
Gambar 3. Penentuan MBC Antibiotik
konsentrasi dari antimikroba ditentukan oleh hambat, maka semakin kecil konsentrasi daya
difusi dari cakram dan pertumbuhan organisme hambat minimum MIC. Untuk derajat kategori
uji dihambat penyebarannya sepanjang difusi bakteri dibandingkan terhadap diameter zona
antimikroba (terbentuk zona jernih disekitar hambat yang berbeda-beda setiap
cakram), sehingga bakteri tersebut merupakan antimikroba, sehingga dapat ditentukan
bakteri yang sensitif terhadap antimikroba. Ada kategori resisten, intermediate atau sensitif
hubungan persamaan yang hampir linear terhadap antimikroba uji.8
(berbanding lurus) antara log MIC, seperti yang
diukur oleh metode dilusi dan diameter zona
daya hambat pada metode difusi.2,8
Hasil dari tes kepekaan, mikroorganisme
diklasifikasikan ke dalam dua atau lebih
kategori. Sistem yang sederhana menentukan
dua kategori, yaitu sensitif dan resisten.
Meskipun klasifikasi tersebut memberikan
banyak keuntungan untuk kepentingan statistik
dan epidemiologi, bagi klinisi merupakan
ukuran yang terlalu kasar untuk digunakan.
Dengan demikian hasil dengan tiga klasifikasi
yang biasa digunakan, (sensitif, intermediet,
dan resisten) seperti pada metode Kirby-
Bauer.2,8
Ukuran zona jernih tergantung kepada
kecepatan difusi antimikroba, derajat
sensitifitas mikroorganisme, dan kecepatan Gambar 4. Konsentrasi MIC (μg/ml) dan
pertumbuhan bakteri. Zona hambat cakram Kemungkinan Penggunaan Daya Hambat Hambat
antimikroba pada metode difusi berbanding Digunakan Sebagai Antimikroba
13
Tabel 1. Standar Diameter Zona Interpretasi dan Perkiraan Kaitannya MIC untuk Penentuan Kategori serta
4
Interpretasi Hasil
Antimikroba Diameter zona (millimeter terdekat) untuk Perkiraan kaitan dengan MIC
(jumlah tiap cakram) masing-masing kategori (mikro gm/ml) untuk masing-
dan organisme masing kategori
R I MS S R S
Ampisilin (10 µg)
Enterobacteriaceae <11 12-13 >14 >32 <8
Staphylococcus spp. <28 >29 beta-laktamase <0,25
Haemophilus spp. <19 >20 >4 <2
Enterococci <16 >17 >16
Other streptococci <21 22-29 >30 >4 <0.12
Kloramfenikol (30 µg) <12 13-17 >18 >25 <12.5
Eritromisin (15 µg) <13 14-17 >18 >8 <2
Asam nalikdisat (30 µg) <13 14-18 >19 >32 <12
Streptomisin (10µg) <11 12-14 >15
Tetrasiklin (30 µg) <14 15-18 >19 >16 <4
Trimetoprim (5 µg) <10 11-15 >16 >16 <4
berdasarkan pada metode difusi dan dilusi. 7. Al-ani I, Zimmerman S, Reichling J, Wink
Kedua metode ini digunakan untuk M. Pharmacological sinergism of bee and
mendapatkan MIC (minimum inhibition plant secondary metabolites against
concentration) suatu agen antimikroba. multi-drugs resistants microbial
Alasan dilakukannya uji kepekaan pathogens. International Journal of
antimikroba adalah untuk mendapatkan agen Phytotherapy and Phytopharmacology.
antimikroba yang tepat untuk pengobatan 2015; 22(2):245-55.
penyakit infeksi tertentu. Uji sensitifitas 8. Koneman EW. Koneman's color atlas and
antimikroba tidak dilakukan pada setiap textbook of diagnostic microbiology. Edisi
spesimen, melainkan hanya dilakukan pada ke-6. Philadephia: Lippincott Williams &
spesimen dengan jenis mikroba tertentu yang Wilkins; 2006.
belum diketahui secara umum sensitifitasnya 9. Minimum inhibitory concentration
terhadap jenis-jenis antimikroba yang umum [internet]. Jakarta: 2010; [diakses tanggal
digunakan. 5 Maret 2015]. Tersedia dari:
https://muhammadcank.wordpress.com/
Daftar Pustaka 2010/03/19/uji-micminimum-inhibitory-
1. Sennang N, Wildena, Benny R. Methicilin concentration.
resistent Staphylococcus aureus, 10. Minimum inhibitory concentration
antimicrobial susceptibility laboratory [internet]. [Diakses tanggal 6 Maret
test. Indonesian Journal of Clinical 2015]. Tersedia dari:
Pathology and Medical Laboratory. 2010; http://www.google.com/images?hnqmini
17(1):5-8. mum inhibitory concentration&um.
2. Jawetz, Melnick, Adelbergs. Mikrobiologi 11. MR Oggioni, JR Coelho, L Furi, DR Knigh, Viti
kedokteran. Jakarta: Salemba Medika; C, Orefici G, et al. Significant differences
2005. characterise the correlation coefficients
3. Syahrurahman A, Chatim A, Soebandrio between biocide and antibiotic
A, Santoso, Harun H, Bela B, et al. Buku susceptibility profiles in Staphylococcus
ajar mikrobiologi kedokteran. Fakultas aureus. Curr Pharm Des. 2015;
Kedokteran Universitas Indonesia: 21(16):2054-7.
Binarupa Aksara; 2010. 12. Altun HU, Yagci S, Bulut C, Sahin H, Kinikli
4. National Committee for Clinical S, Adiloglu AK, et al. Antimicrobial
Laboratory Standards. Performance susceptibilities of clinical Acinetobacter
standards for antimicrobial disk baumannii isolates with different
susceptibility testing. Penssylvania: genotypes. Jundishapur J Microbiol. 2014;
NCCLS. 2005. 7(12):e13347.
5. Endriani R, Supardi I, Sudigdoadi S, 13. Kuti JL, Florea NR, Nightingale CH, Nicolau
Wartadewi. Penentuan konsentrasi DP. Pharmacodynamics of Meropenem
hambat minimal (KHM), konsentrasi and Imipenem Against
bunuh minimal (KBM) dan waktu kontak Enterobacteriaceae, Acinetobacter
ekstrak bawang putih (A. sativum) baumannii, and Pseudomonas aeruginosa
dibandingkan dengan eugenol terhadap [internet]. New York: Medscape LLC.;
S. mutans secara in vitro. JIK. 2007; 2004 [diakses tanggal 15 Maret 2015].
1:30-5. Tersedia dari:
6. World Health Organization. Monitoring of http://www.medscape.com/viewarticle/4
antimicrobial resistance. India: WHO; 66843_2
2006.