Anda di halaman 1dari 2

Penyebab umum Hujan asam

■ Pada dasarnya Hujan asam ini disebabkan oleh dua polutan udara yakni, SO2 atau Sulfur
Dioksida dan NOx atau Nitrogen Okside yang keduanya diciptakan / dihasilkan melalui
pembakaran.

■ Akan tetapi sekitar 50% Sulfur Dioksida (SO2) yang beraada di atmosfer bumi tercipta secara
alami,  maksudnya, berasal dari kebakaran hutan atau letusan gunung berapi.

■ Sedangkan 50% lainnya adalah hasil dari kegiatan manusia, misalnya akibat peleburan logam,
pembakaran BBF, dan pembangkit listrik.

■ Minyak bumi secara umum mengadung batubara 0,4% sampai 5% dan belerang antara 0,1%
sampai 3%. Waktu BBF dibakar, belerang dengan konsentrasi 0,1% – 3% tersebut beroksidasi,
dan jadilah belerang dioksida / sulfur dioksida (SO2) dan lepas di udara.

■ Oksida sulfur / belerang itu kemudian berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992
seorang pakar ekologi Indonesia).

Material Gunung Berapi

■ Material Cair

1) Lava adalah magma yang meleleh keluar dari gunung api.

2) Lahar panas merupakan campuran magma dan air yang kemudian mengalir seperti lumpur panas.

3) Lahar dingin merupakan campuran material padat (Efflata) dan air hujan yang kemudian mengalir
menuruni lereng gunung.

b. Material Padat (Efflata)

1) Efflata allogen, yakni material padat yang berasal dari batu-batuan di sekitar kawah yang ikut
terlempar ketika terjadi letusan gunung api.

2) Efflata autogen (Pyroclastica), yaitu material yang terbentuk dari magma yang membeku akibat
pendinginan.

c. Material Gas (Ekshalasi)

1) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).


2) Solfatar, berbentuk gas belerang (H 2S).
3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Mofet merupakan gas beracun.

Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini  mengenai tanah, ia
dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan
kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau tanah  untuk menahan perubahan pH ), dan jenis
tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung
asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin
membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon (Laras, 2006).
 Kadar nutrisi tanah yang bertujuan untuk menyuburkan tanaman akan menurun karena
mengandung asam yang berlebih.
 Akan menurunnya produktifitas ikan di laut, danau maupun sungai yang disebabkan oleh
hilangnya sumber utama makanan bagi ikan yakni plankton. Sebab air dan plankton tidak
akan bisa hidup di dalam air yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi.
 Bagi tumbuhan akan terganggunya proses fotosintesis sehingga banyak pertumbuhan
tanaman terhambat dan bahkan
 Bagi hewan darat akan banyak yang terkena kanker dan bahkan mati. Sebab hewan darat
sumber utama minumannya ada di danau atau sungai. Apabila hal ini tercemar akan
merusak pertumbuhan hewan.
 Apabila air sudah terkontaminasi dengan larutan asam maka akan menyebankan sejumlah
penyakit seperti halnya iritasi pada kulit dan kanker.
 Hujan asam juga berdampak pada mengikisnya benda-benda logam semisal besi. Hal
inilah yang nantinya membuat besi menjadi karatan bahkan roboh.
 Apabila tumbuhan terkena hujan asam yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman
menjadi layu yang pada akhirnya mati.
 Ikan maupun hewan laut atau danau maupun sungai tidak akan bisa bertahan hidup lebih
lama apabila airnya sudah terkontaminasi hujan asam.
 Berdampak pada rusaknya berbagai insfrastruktur baik itu bangunan maupun lingkungan
sekitar.

Anda mungkin juga menyukai