Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN I

HUJAN ASAM (RAIN ACID)

Anggota kelompok:

Rizqi Satya Nugraha (17513127)


Fazhlin Nabilah S (17513066)
Sri Wahyuni Kasim (17513104)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI
Hujan asam adalah suatu peristiwa dimana air hujan bersifat asam karena pH
yang rendah. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith
ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Tetapi istilah hujan asam
tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam.

1.2 PENYEBAB

(Sumber : Slidesharecdn.com)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik
tenaga diesel dan batubara (fosil) yang utama adalah sulfur dioksida (SO2) dan
nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di udara
membentuk asam. Berikut Reaksinya :

Sulfur bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida.


S(s) + O2 (g) → SO2(g)

Sulfur dioksida bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida


2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

Sulfur trioksida bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat.


SO3(g) + H 2O(l) → H 2SO4(aq)

Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya
turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 KONDISI
 Hujan Asam di Indonesia
Di Kota Bandung telah terjadi hujan asam yang dapat menyebabkan pohon dan
bangunan menjadi lebih rapuh. Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Sains
Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN),
Thomas Djamaluddin, di Bandung, Rabu (22/10/2009), di wilayah Bandung dan
sekitarnya, indikasi timbulnya hujan asam bisa dilihat dari munculnya bekas sulfat
berwarna hijau pada patung tembaga di beberapa tempat
Foto pasca Hujan Asam di Bandung :

(Sumber : LAPAN Bandung)

Foto sekarang, beberapa tahun pasca Hujan Asam

2
 Kondisi wilayah pasca Hujan Asam di belahan Dunia

Kota Helyabinsk, Rusia (1882)


Di awal abad ke-20, penambang juga mulai menggali tembaga dari perut bumi.
Sayangnya, setelah beberapa dekade biji tembaga dikuras dan masyarakat
mendirikan pabrik peleburan logam, kota itu kemudian berubah menjadi Kawasan

Seperti dikutip dari EnglishRussia, setiap tahun, pabrik itu mengeluarkan 180 ton
gas yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam di kawasan
sekitarnya. Sebagai bukti parahnya polusi dan hujan asam itu, pegunungan di
sekitar Karabash kehilangan seluruh pohonnya.

Kota Helyabinsk, Rusia (Masa sekarang)

3
2.2 DAMPAK

1. Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan


pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-sama
dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dapat
merusak paru-paru.

Pada tahun 2012, kerugian pada masyarakat di Indonesia yang diakibatkan


oleh hujan asam diperkirakan mencapai Rp 697,9 milyar. Angka ini didapat dari
perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh penduduk Indonesia yang menderita
penyakit akibat hujan asam. Penyakit-penyakit tersebut adalah asma, infesi
saluran pernafasan atas (ISPA), pneunomia, broncopneunomia, dan penyempitan
saluran pernafasan (Penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan
Hidup dan UNEP (United Nations Environment Programme/Badan PBB untuk
Program Lingkungan)

2. Menyebabkan korosi dan merusak bangunan

4
(Sumber : Glencoe Science Level Green)

Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi


(perkaratan) dapat terjadi pada beberapa material dari logam.  Korosi adalah
peristiwa perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara logam
dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Reaksi
nya :
2Al + 3H2SO4 →Al2(SO4)3 + 3H2

(Sumber : Glencoe Science Level Green)

Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan
terutama bangunan yang terbuat dari batuan. Hal ini disebabkan karena hujan
asam akan melarutkan kalsium karbonat dalam batuan tersebut dan membuatnya
batuan menjadi mudah lapuk. Reaksi nya :

CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

3. Tumbuhan menjadi layu, kering dan mati

Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu
kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat mempergunakannya
untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti Sulfur dan Nox juga akan terlepas dan
bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan
menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, kemudian
tumbuhan akan terserang penyakit, kekeringan, dan mati.

5
(Sumber: National Geographic)

4. Merusak ekosistem perairan

Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau.
Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies biota air mati
karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun  ada beberapa
spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena rantai makanan terganggu maka
spesies tersebut dapat mengalami kematian pula.

(Sumber :blogs.unpad.ac.id)

2.3 SARAN

Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan upaya
pencegahan terbentuknya hujan asam. Saran untuk Masyarakat dan Pemerintah
adalah :

1. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah


2. Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di
Indonesia. Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi, untuk
mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas alam sebagai
sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar
non-belerang seperti methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan
bahan bakar non-belerang ini juga perlu diperhatikan karena akan
membawa dampak pula terhadap lingkungan.

6
3. Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsur belerang. Desulfurisasi
dapat dilakukan pada waktu sebelum pembakaran
4. Kandungan belerang dapat dikurangi saat proses produksi bahan bakar.  
Misalnya, batubara dapat dicuci untuk membersihkan batubara dari pasir,
tanah, dan kotoran lain serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit
sampai 50-90% selama pembakaran
5. Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan sengan
Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan
menginjeksikan kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu
pembakaran diturunkan dengan alat pembakaran khusus. Teknologi LIMB
ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 80% dan NOx 50% setelah
pembakaran
7. Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip
teknologi ini adalah mengikat SO2 dalam gas limbah di cerobong asap
dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat
diikat.
8. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

7
DAFTAR PUSTAKA

Hewitt, Paul G. 2003. Conseptual Integrated Science. San Fransisco: Pearson


Education, Inc

Bethy C. Matahelumual. 2010. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1


No. 2 Agustus 2010: 59 – 70. Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi

Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.

Wisnu Arya Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi).


Yogyakarta: Penerbit Andi

World Health Organization. 2005. Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan


Manusia dan Lingkungan. Diterjemahkan oleh Palupi Widyastuti. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai