Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Metodologi
Penelitian
Akuntansi
METODE PENGUMPULAN
DATA : INTERVIEW DAN
OBSERVASI
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi MK0161006 Dr. Veronica Christina,SE., MSi., Ak., CA

Abstract Kompetensi
Pertemuan ini menjelaskan Mahasiswa mampu menjelaskan
bagaimana cara/metode cara mengumpulkan data dengan
pengumpulkan data melalui interview dan observasi
interview dan observasi
PENGUMPULAN DATA

Data dalam penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting sekali, karena dari kualitas
data yang dikumpulkan akan menunjukkan hasil dari penelitian tersebut. Data menurut
kamus Bahasa Indonesia merupakan bahan atau keterangan nyata yang dapat digunakan
sebagai dasar suatu kajian. Bahan atau keterangan atau pernyataan ini bisa berupa angka,
kata-kata atau citra.Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari Bahasa
latin..
Data penelitian tidak boleh dikumpulkan secara sembarangan. Data yang
berkualitas (valid dan reliable) akan diperoleh jika dalam pengumpulan data tersebut
mengikuti langkah-langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang
seharusnya, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan
kebenarannya.
Jenis penelitian yang berbeda akan memiliki proses pengumpulan data yang
berbeda. Pengumpulan data kualitatif akan berbeda dengan pengumpulan data
kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga akan berbeda dibandingkan dengan
pengumpulan data analisis. Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel
yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan pada sampel yang telah
ditentukan sebelumnya.

Jenis Data

Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan
sebagai berikut:

Menurut sumbernya:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau
subjek penelitian. Data tersebut disediakan oleh orang lain yang bukan untuk tujuan
penelitian yang sedang dilakukan.

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Menurut Tempatnya

1. Data internal, yaitu data yang menggambarkan situasi atau kegiatan dalam sebuah
organisasi

2. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan suatu situasi atau kegiatan di luar
sebuah organisasi

Menurut Sifatnya

1. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka


2. Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka

Menurut Waktu Pengumpulannya


1. Cross section/one shoot, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu
tertentu.
2. Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/
kegiatan.

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data memerlukan alat
atau instrumen untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data atau instrumen dapat
berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, kamera untuk foto atau untuk merekam
gambar. Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun
dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.


‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Metode Pengumpulan Data Primer
Sumber data yang berasal dari tangan pertama dapat diperoleh dari berbagai sumber
misalnya:
1. Individual
2. Focus group
3. Panel dan
4. Unobtrusive

Data primer yang bersumber dari individual dapat diperoleh dengan cara:
1. Interview/wawancara
2. Observasi
3. Kuesioner

1. Interview/wawancara
Wawancara merupakan bagian yang penting dari suatu survey, karena tanpa wawancara
peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh jika bertanya langsung
kepada responden. Wawancara merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi
dengan cara melakukan tanya jawab dengan bertatap muka, baik secara langsung maupun
secara daring, misalkan dengan menggunakan zoom, atau dengan menggunakan telepon.
Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi dengan narasumber bisa dengan
satu orang atau dengan sekelompok orang, nformasi yang diperoleh dari wawancara bisa
berupa data utama atau bisa juga hanya berupa data penunjang dalam penelitian. Hasil
wawancara ditetukan oleh faktor-faktor yang terlibat dalam interaksi tersebut yaitu:
pewawancara, responden, topik penelitian dan situasi saat wawancara tersebut
berlangsung.
Pewawancara diharapkan memenuhi persyaratan tertentu sehingga diperoleh data
yang berkuaitas. Syarat tersebut antara lain adalah: memiliki ketrampilan mewawancarai,
mempunyai motivasi yang tinggi, merasa aman dalam melakukan tanya jawab, mempunyai
pemahaman yang benar mengenai topik yang ditanyakan. Responden juga bisa
mempengaruhi hasil wawancara yaitu dengan memberi jawaban yang bermutu.

Fungsi Wawancara Dalam Mengumpulkan Data Penelitian


1. Menghindari kesalahan informasi
2. Informasi hasil interview adalah pelengkap informasi awal
3. Mendapat informasi yang akurat, jujur, komprehensif dan mendalam
4. Mencari kemungkinan adanya perspektif baru tentang suatu masalah.

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Jenis-jenis Wawancara sebagi metode untuk mengumpulkan data
1. Wawancara terstruktur, adalah interview yang dilakukan berdasarkan daftar
pertanyaan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, wawancara ini biasanya
dilakukan jika peneliti atau pewawancara sudah tahu informasi apa yang akan
dikumpulkan.
2. Wawancara tidak tertsruktur, adalah wawancara yang dilakukan tidak berdasarkan
daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Biasanya wawancara tidak tersetruktur
dilakukan untuk menggali informasi yang belum diketahui tujuannya.

Wawancara sangat efektif untuk memperoleh data yang lengkap, walaupun demikian ada
juga kekurangannya, berikut adalah keuntungan dan kelemahan wawancara:
Kelebihan:
1. Dapat mengajukan banyak pertanyaan, sehingga dapat diperoleh pandangan yang
menyeluruh.
2. Pewawancara paham kompleksitas masalah serta menjelaskan tujuan penelitian
kepada responden
3. Tingkat partisipasi responden tinggi
Kekurangan:
1. Memerlukan sumber daya, waktu, tenaga dan biaya yang lebih besar
2. Tergantung kepada narasumber yang akan diwawancara
3. Diperlukan kemampuan berbahasa yang baik bagi pewawancara
4. Situasi wawancara mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat wawancara
5. Adanya subyektifitas saat wawancara dilakukan

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pewawancara (interviewers)


Saat pelaksanaan wawancara di lapangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Jangan pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan
penjelasan standar yang diberikan peneliti. (“Never get involved in long explanations
of the study; use standard explanation provided by supervisor”).
• Jangan pernah menyimpang dari pengantar studi yang sudah disampaikan, baik
urutan pertanyaan atau rumusan pertanyaan. (“Never deviate from the study
introduction, sequence of questions, or question wording”).
• Jangan pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara,
membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran, atau
pandangannya pada pertanyaan itu. (“Never let another person interupt the

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
interview; do not let another person answer for the respondent or offer his or her
opinions on the questions”).
• Jangan pernah mengarahkan suatu jawaban dan setuju atau tidak setuju dengan
jawaban uang akan diberikan. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari
pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. (“Never suggest an
answer or agree or disagree with an answer. Do not give the repondent any idea of
your personal views on the topic of questions or survey”).
• Jangan pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi
pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam

latihan atau dijelaskan oleh peneliti. (“Never interpret the meaning of a question;

just repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in
training or by supervisors”).
• Jangan pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban, atau
membuat perubahan pada susunan kata-kata
Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik
yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut)
dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui
pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah
permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan
mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).
Kegunaan atau manfaat dilakukannya wawancara-mendalam adalah :
• Topik/pembahasan masalah yang ditanyakan bisa bersifat kompleks atau
sangat sensitif
• Dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap,
pengetahuan, pandangan responden mengenai masalah
• Responden tersebar à maksudnya bahwa siapa saja bisa mendapatkan
kesempatan untuk diwawancarai namun berdasarkan tujuan dan maksud
diadakan penelitian tersebut
• Responden dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa
adanya tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan
pendapatnya
• Alur pertanyaan dalam wawancara dapat menggunakan pedoman (guide) atau
tanpa menggunakan pedoman. Jika menggunakan pedoman (guide), alur
pertanyaan yang telah dibuat tidak bersifat baku tergantung kebutuhan
dilapangan

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

2. Observasi
Observasi merupakan teknik untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati
langsung pada obyeknya, melakukan pencatatan atau perekaman perilaku subyek (orang)
atau objek (benda), kejadian yang sistematik tanpa melakukukan komunikasi dengan
individu yang diteliti. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.
Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar.
Observasi dapat dikategorikan sebagai pengamatan ilmiah apabila sasarannya
adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian, direncanakan dan dijalankan secara
sistematis dilengkapi dengan pengendalian yang relevan serta bukti-bukti yang valid
(pencatatan, rekaman) mengenai apa yang diamati. Observasi ini merupakan dasar yang
sangat penting dari metode-metode pengumpulan data lainnya. Data yang diperoleh dengan
melakukan observasi bisa menjadi data utama atau data pendukung pada suatu penelitian.
Observasi sangat diperlukan untuk menjajagi suatu permasalahan atau informasi-
informasi baru yang ingin ditelitinya, jadi observasi ini biasanya bersifat eksplorasi. Dalam
observasi, peneliti hendaknya mengamati keadaan yang natural dan sesungguhnya, tanpa
bermaksud mempengaruhinya, mengatur apalagi memanipulasinya. Dengan demikian akan
diperoleh data yang sebenarnya. Semakin banyak seorang observer menggunakan alat
indranya, semakin baik pula hasilnya.
Seorang peneliti harus berlatih untuk melakukan pengamatan, sehingga dia dapat
mengumpulkan data sebanyak-banyakanya dari obyek atau subyek yang diamatinya.
Seringkali terjadi, beberapa orang yang disuruh mengamati satu benda yang sama dalam
waktu yang sama, akan tetapi hasil pengumpulan datanya jauh berbeda. Orang yang
terbiasa melakukan pengamatan dapat mengumpulkan data lebih banyak dari orang yang
tidak terbiasa melakukan pengamatan. Oleh karena itu apabila observasi dilakukan sebagai
instrumen pengumpul data, maka instrumen tersebut hendaknya jelas dan mencakup
seluruh data yang diperlukan oleh peneliti. Dengan demikian observasi dan pencatatannya
akan dapat dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan dapat
dikerjakan oleh siapa pun.

Babbie (1998: 230) membagi obsevasi berdasarkan model observasi, terdiri dari eksperimen,
penelitian survey, penelitian lapangan, observasi yang tidak merubah perilaku subjek
(unobtrusive), dan penelitian evaluatif. Menurut Babbie (1998: 230) masing-masing model
memiliki karakteristik berbeda. Peneliti atau pengamat perlu memperhatikan topik, situasi,
dan kondisi untuk menentukan model observasi yang tepat. Baskoro (2009) menyebutkan

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
bahwa observasi secara umum terdiri dari beberapa bentuk, yaitu observasi systematic,
unsystematic, observasi eksperimental, observasi natural, observasi partisipan, non partisipan,
observasi unobtrusive, obtrusive, observasi formal, dan informal. Observasi systematic biasa
disebut juga observasi terstruktur yaitu observasi yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri
khusus dari setiap faktor yang diamati. Menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu
tertentu (misalnya setiap 10 menit). Observasi sistematik, isi dan luasnya observasi lebih
terbatas, disesuaikan dengan tujuan observasi, biasanya telah dirumuskan pada awal
penyusunan rancangan observasi, respon dan peristiwa yang diamati dapat dicatat secara
lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan. Observasi unsystematic dilakukan tanpa adanya
persiapan yang sistematisa tau terencana tentang apa yang akan diobservasi, karena peneliti
tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Pada observasi ini, observer membuat
rancangan observasi namun tidak digunakan secara baku seperti dalam observasi sistematik,
artinya observer dapat mengubah subjek observasi berdasarkan situasi lapangan. Observasi
eksperimental. Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan cara
mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa, untuk mengetahui
apakah perilaku yang muncul benar-benar disebabkan oleh faktor yang telah dikendalikan
sebelumnya. Karakter dari observasi eksperimental adalah subjek (observee) dihadapkan
pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda. Situasi dibuat sedemikian rupa
untuk memunculkan variasi perilaku; Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak
mengetahui maksud observasi.

Observasi natural, observasi yang dilakukan pada lingkungan alamiah subjek, tanpa adanya
upaya untuk melakukan kontrol atau direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek.
Karakter observasi natural observer mendapatkan data yang representatif dari perilaku yang
terjadi secara alamiah, sehingga validitas eksternalnya baik. Dikatakan baik karena perilaku
yang dimunculkan subyek tidak dibuat-buat atau terjadi secara alamiah; kurang dapat
menjelaskan tentang hubungan sebab akibat dari perilaku yang muncul, bahkan bersifat
spekulatif dari observer. Hal ini disebabkan munculnya perilaku hasil manipulasi atau kontrol
yang dilakukan peneliti. Observasi Partisipan. Orang yang mengadakan observasi turut ambil
bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Umumnya observasi partisipan
dilakukan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam
situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam masyarakat, dan lain-lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam observasi ini adalah materi observasi disesuaikan dengan tujuan
observasi; waktu dan bentuk pencatatan dilakukan segera setelah kejadian dengan kata kunci;

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
urutan secara kronologis secara sistematis; membina hubungan untuk mencegah kecurigaan,
menggunakan pendekatan yang baik, dan menjaga situasi tetap wajar; kedalaman partisipasi
tergantung pada tujuan dan situasi. Berdasarkan tingkat partisipasinya, kegiatan observasi
dilakukan melalui partisipasi lengkap (penuh), anggota penuh, partisipasi fungsional,
aktivitas tertentu bergabung, dan partisipasi sebagai pengamat. Sedangkan observasi non
partisipan adalah metode observasi dimana observer tidak ambil bagian dalam peri kehidupan
observee. Observasi unobtrusive biasa disebut sebagai unobtrusive measures-unobtrusive
methods non reactive methods merupakan observasi yang tidak mengubah perilaku natural
subjek. Observasi jenis ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ataupun
menyembunyikan identitas sebagai observer. Contoh observasi unobtrusive methods adalah
observasi yang dilakukan pada naskah, teks, tulisan, dan rekaman audio visual, materi budaya
(objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di museum, isi dari
bukubuku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques; kamera, video, dll,
rekaman politik, dan demografi (Babbie, 1998: 308).

Hasyim Hasanah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Semarang
Email: hasyimhasanah_82@yahoo.co.id
file:///C:/Users/Intel/Downloads/1163-2443-1-SM.pdf

Manfaat Observasi
1. Peneliti Ketika melakukan observasi dilapangan akan memiliki kemampuan untuk
memahami data dalam kondisi yang menyeluruh, memiliki kesan-kesan pribadi dan
merasakan keadaan yang sesungguhnya.
2. Peneliti mengamati secara langsung kejadian-kejadian sehingga dapat
menggunakan metode induktif untuk memperoleh temuan-temuan
3. Peneliti dapat melihat kekurangan atau hal-hal yang tidak dianggap penting karena
dianggap sudah biasa oleh orang yang berada dilingkungan pengamatan.
4. Observer juga bisa menemukan hal-hal sensitive yang tidak akan diungkapkan jika
dilakukan wawancara
5. Observer juga bisa memperoleh hal-hal diluar persepsi orang yang diamati

Dimensi Kunci yang Membedakan Jenis-jenis Observasi:

1. Observasi terkendali dan observasi tidak terkendali

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Observasi yang tidak terkendali atau dikenal dengan obsevasi alamiah, yaitu
pengamatan yang dilakukan dalam kondisi apa adanya tanpa campur tangan dari
observer. Sedangkan observasi terkendali merupakan pengamatan buatan atau artifisial
misalnya penelitian eksperimen mengamati suatu obyek yang mungkin tempat
penelitiannya di seting atau observer ikut campur tangan pada obyek yang diteliti

2. Observasi Partisipan dan Observasi Bukan Partisipan

a. Participant observation

Peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari organisasi atau situasi yang
diamati sebagai sumber data disebut sebagai participant observation. Peneliti memasuki
organisasi atau lingkungan penelitian dan menjadi bagian tim kerja. Peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan sumber data sambil melakukan pengamatan. Peneliti yang berperan
sebagai karyawan atau anggota tim dalam suatu lingkungan yang diamati dapat merasakan
apa yang dialami oleh obyek atau subyek yang diamati, hal tersebut memungkinkan peneliti
memperoleh informasi yang lebih akurat. Misalnya mengenai hubungan atasan dengan
bawahan, semangat kerja, atau pelaksanaan pengendalian internal di dalam perusahaan.

b. Non participant observation

Berlawanan dengan participant observation, non-participant observation merupakan


observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
sedang diamati. Peneliti mengumpulkan data yang diperlukan tanpa menjadi bagian dari
system dalam organisasi tersebut, misalnya duduk di sudut sebuah kantor mengamati dan
mencatat selama beberapa hari untuk membuat suatu generalisasi mengenai hal yang
diamati tersebut. Misalnya apakah setiap aktivitas yang dilakukan disertai dengan dokumen.
Non partisipan observation ini memerlikan kehadiran peneliti secara phisik, memerlukan
waktu yang lama dan data yang diperoleh kurang mendalam dan tidak sampai pada tingkat
makna, artinya melihat nilai dibalik perilaku yang tampak atau sesuatu yang diucapkan atau
sesuatu yang tertulis.

3. Observasi Terstruktur dan Observasi Tidak Terstruktur


Observasi terstruktur merupakan aktivitas pengamatan yang sudah dirancang secara
sistematis mengenai hal-hal yang mau diamati, kapan akan dilakukan dan dimana
tempatnya. Format untuk mencatat atau merekam pengamatan dapat dirancang secara
khusus agar sesuai dengan tujuan penelitian

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Observasi tidak terstruktur adalah pengamatan yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diamati. Peneliti dalam melakukan pengamatan tidak
mempersiapkan instrument yang sudah baku tetapi hanya sekedar mempersiapkan kisi-
kisinya saja.

Observasi agar efektif pada saat mengamati sebaiknya dibuat catatan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Menggunakan kutipan atau istilah-istilah yang tepat
2. Menggunakan nama samaran agar dapat melindungi atau menjaga rahasia object
observasi
3. Menggambarkan pekerjaannya sesuai dengan urutan pekerjaan
4. Menggambarkan apa adanya hasil pengamatan dan tidak memberi kesimpulan
5. Memisahkan hasil pengamatan dari asumsinya sendiri
6. Memasukkan informasi-informasi yang relevan untuk mendukung hasil
pengamatan
Observasi bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-
terangan.

Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan teknik observasi terletak pada kemudahan
mengakses setting. Metode observasi tidak mencolok/ tersamar (unobtrusive), tidak
menuntut interaksi langsung dengan partisipan. Menurut Webb, dkk., (1996) observasi
dapat dilakukan secara tersamar, dengan banyak setting dan tipe perilaku. Kelebihan lain
terletak pada upaya meminimalisasi potensi dan pengaruh yang ditimbulkan oleh
pengamat. Kelebihan lain terletak dari keserentakannya (emergence) dengan metode lain
seperti wawancara. Pengamat memiliki kebebasan dalam menggali informasi
(permasalahan dan pertanyaan) dan pengetahuan dari subjek amatan. Metode observasi
lebih terstruktur, memiliki fleksibilitas dalam membingkai gagasan ke dalam realitas
baru, sekaligus menawarkan metode/ cara baru untuk mengkaji realitas lama (old
realities) (Kidder, 1981). Metode observasi dengan bukti setting dan subjeknya
menyajikan bukti yang lebih kuat, bernilai, dan berkualitas (biasanya diupayakan dengan
teknik triangulasi)14 (Douglas, 1976). Lofload (1967) menyebutkan bahwa observasi
sebagai sebuah metode memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lain mampu
memperoleh gambaran memahami tingkah laku yang komplek dan situasi rumit. Ada
studi-studi tententu (sosial dan psikologi) yang tidak memumngkinkan menggunakan

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
metode lain. Jadi metode observasi merupakan satu-satunya metode yang dilakukan.
Contohnya meneliti tingkah laku hewan, anak, bayi, orang yang terganggu jiwanya, orang
cacat mental (Lofload, 1967; Indrawati, d
Kelemahan metode observasi lebih mengarah pada persoalan validitasnya (Selltiz,
et.al, 1964: 200). Karena bisa jadi peneliti ketika melakukan observasi hanya
mendasarkan pada persepsi atau kesan sendiri. Kondisi ini cenderung melahirkan bias
pengamat dan sumber kesalahan, dibandingkan dengan interpretasi subjektif tanpa
dilengkapi dengan kutipan sumber. Kedua, berkaitan dengan tingkat reliabilitas atau
keandalan data dan informasi dari subjek amatan. Ketiga, masalah subjektivitas dan
terlalu bersandar pada artikulasi perorangan. Keempat, apabila observasi dilakukan pada
bidang cakupan yang luas, mengakibatkan generalisasi menjadi tidak tepat dan objektif.

Daftar Referensi
Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler, 2008, Business Research Methods,
International ed., New York: McGraw-Hill/Irwin
Ghozali, I. (ghozali_imam@yahoo.com), 4 November 2010, E-mail kepada
statistikindonesia@ yahoogroups.com
Kerlinger, Fred N., 1986, Foundations of Behavioral Research, 3rd ed. Orlando: Harcourt
Brace Jovanovich College Publisher.
Neuman, W. Lawrence, 2000, Social Research methods Qualitative and Quantitative
Approach, 4th. Ed.,USA: Allyn & Bacon
Sekaran, Uma, dan Rogers Bougie, 2016, Research Method for Business A Skill
Building Approach, 6th ed., West Sussex U.K.: John Wiley & Sons Ltd.
Zikmund, William G., 2003, Business Research Methods, 7th ed. Mason Ohio: South-
Western Thomson Learning.

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai