Metodologi
Penelitian
Akuntansi
METODE PENGUMPULAN
DATA : INTERVIEW DAN
OBSERVASI
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
06
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi MK0161006 Dr. Veronica Christina,SE., MSi., Ak., CA
Abstract Kompetensi
Pertemuan ini menjelaskan Mahasiswa mampu menjelaskan
bagaimana cara/metode cara mengumpulkan data dengan
pengumpulkan data melalui interview dan observasi
interview dan observasi
PENGUMPULAN DATA
Data dalam penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting sekali, karena dari kualitas
data yang dikumpulkan akan menunjukkan hasil dari penelitian tersebut. Data menurut
kamus Bahasa Indonesia merupakan bahan atau keterangan nyata yang dapat digunakan
sebagai dasar suatu kajian. Bahan atau keterangan atau pernyataan ini bisa berupa angka,
kata-kata atau citra.Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari Bahasa
latin..
Data penelitian tidak boleh dikumpulkan secara sembarangan. Data yang
berkualitas (valid dan reliable) akan diperoleh jika dalam pengumpulan data tersebut
mengikuti langkah-langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang
seharusnya, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan
kebenarannya.
Jenis penelitian yang berbeda akan memiliki proses pengumpulan data yang
berbeda. Pengumpulan data kualitatif akan berbeda dengan pengumpulan data
kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga akan berbeda dibandingkan dengan
pengumpulan data analisis. Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel
yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan pada sampel yang telah
ditentukan sebelumnya.
Jenis Data
Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan
sebagai berikut:
Menurut sumbernya:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau
subjek penelitian. Data tersebut disediakan oleh orang lain yang bukan untuk tujuan
penelitian yang sedang dilakukan.
1. Data internal, yaitu data yang menggambarkan situasi atau kegiatan dalam sebuah
organisasi
2. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan suatu situasi atau kegiatan di luar
sebuah organisasi
Menurut Sifatnya
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data memerlukan alat
atau instrumen untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data atau instrumen dapat
berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, kamera untuk foto atau untuk merekam
gambar. Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun
dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.
Data primer yang bersumber dari individual dapat diperoleh dengan cara:
1. Interview/wawancara
2. Observasi
3. Kuesioner
1. Interview/wawancara
Wawancara merupakan bagian yang penting dari suatu survey, karena tanpa wawancara
peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh jika bertanya langsung
kepada responden. Wawancara merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi
dengan cara melakukan tanya jawab dengan bertatap muka, baik secara langsung maupun
secara daring, misalkan dengan menggunakan zoom, atau dengan menggunakan telepon.
Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi dengan narasumber bisa dengan
satu orang atau dengan sekelompok orang, nformasi yang diperoleh dari wawancara bisa
berupa data utama atau bisa juga hanya berupa data penunjang dalam penelitian. Hasil
wawancara ditetukan oleh faktor-faktor yang terlibat dalam interaksi tersebut yaitu:
pewawancara, responden, topik penelitian dan situasi saat wawancara tersebut
berlangsung.
Pewawancara diharapkan memenuhi persyaratan tertentu sehingga diperoleh data
yang berkuaitas. Syarat tersebut antara lain adalah: memiliki ketrampilan mewawancarai,
mempunyai motivasi yang tinggi, merasa aman dalam melakukan tanya jawab, mempunyai
pemahaman yang benar mengenai topik yang ditanyakan. Responden juga bisa
mempengaruhi hasil wawancara yaitu dengan memberi jawaban yang bermutu.
Wawancara sangat efektif untuk memperoleh data yang lengkap, walaupun demikian ada
juga kekurangannya, berikut adalah keuntungan dan kelemahan wawancara:
Kelebihan:
1. Dapat mengajukan banyak pertanyaan, sehingga dapat diperoleh pandangan yang
menyeluruh.
2. Pewawancara paham kompleksitas masalah serta menjelaskan tujuan penelitian
kepada responden
3. Tingkat partisipasi responden tinggi
Kekurangan:
1. Memerlukan sumber daya, waktu, tenaga dan biaya yang lebih besar
2. Tergantung kepada narasumber yang akan diwawancara
3. Diperlukan kemampuan berbahasa yang baik bagi pewawancara
4. Situasi wawancara mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat wawancara
5. Adanya subyektifitas saat wawancara dilakukan
latihan atau dijelaskan oleh peneliti. (“Never interpret the meaning of a question;
just repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in
training or by supervisors”).
• Jangan pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban, atau
membuat perubahan pada susunan kata-kata
Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik
yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut)
dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui
pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah
permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan
mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).
Kegunaan atau manfaat dilakukannya wawancara-mendalam adalah :
• Topik/pembahasan masalah yang ditanyakan bisa bersifat kompleks atau
sangat sensitif
• Dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap,
pengetahuan, pandangan responden mengenai masalah
• Responden tersebar à maksudnya bahwa siapa saja bisa mendapatkan
kesempatan untuk diwawancarai namun berdasarkan tujuan dan maksud
diadakan penelitian tersebut
• Responden dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa
adanya tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan
pendapatnya
• Alur pertanyaan dalam wawancara dapat menggunakan pedoman (guide) atau
tanpa menggunakan pedoman. Jika menggunakan pedoman (guide), alur
pertanyaan yang telah dibuat tidak bersifat baku tergantung kebutuhan
dilapangan
Babbie (1998: 230) membagi obsevasi berdasarkan model observasi, terdiri dari eksperimen,
penelitian survey, penelitian lapangan, observasi yang tidak merubah perilaku subjek
(unobtrusive), dan penelitian evaluatif. Menurut Babbie (1998: 230) masing-masing model
memiliki karakteristik berbeda. Peneliti atau pengamat perlu memperhatikan topik, situasi,
dan kondisi untuk menentukan model observasi yang tepat. Baskoro (2009) menyebutkan
Observasi natural, observasi yang dilakukan pada lingkungan alamiah subjek, tanpa adanya
upaya untuk melakukan kontrol atau direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek.
Karakter observasi natural observer mendapatkan data yang representatif dari perilaku yang
terjadi secara alamiah, sehingga validitas eksternalnya baik. Dikatakan baik karena perilaku
yang dimunculkan subyek tidak dibuat-buat atau terjadi secara alamiah; kurang dapat
menjelaskan tentang hubungan sebab akibat dari perilaku yang muncul, bahkan bersifat
spekulatif dari observer. Hal ini disebabkan munculnya perilaku hasil manipulasi atau kontrol
yang dilakukan peneliti. Observasi Partisipan. Orang yang mengadakan observasi turut ambil
bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Umumnya observasi partisipan
dilakukan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam
situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam masyarakat, dan lain-lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam observasi ini adalah materi observasi disesuaikan dengan tujuan
observasi; waktu dan bentuk pencatatan dilakukan segera setelah kejadian dengan kata kunci;
Hasyim Hasanah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Semarang
Email: hasyimhasanah_82@yahoo.co.id
file:///C:/Users/Intel/Downloads/1163-2443-1-SM.pdf
Manfaat Observasi
1. Peneliti Ketika melakukan observasi dilapangan akan memiliki kemampuan untuk
memahami data dalam kondisi yang menyeluruh, memiliki kesan-kesan pribadi dan
merasakan keadaan yang sesungguhnya.
2. Peneliti mengamati secara langsung kejadian-kejadian sehingga dapat
menggunakan metode induktif untuk memperoleh temuan-temuan
3. Peneliti dapat melihat kekurangan atau hal-hal yang tidak dianggap penting karena
dianggap sudah biasa oleh orang yang berada dilingkungan pengamatan.
4. Observer juga bisa menemukan hal-hal sensitive yang tidak akan diungkapkan jika
dilakukan wawancara
5. Observer juga bisa memperoleh hal-hal diluar persepsi orang yang diamati
a. Participant observation
Peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari organisasi atau situasi yang
diamati sebagai sumber data disebut sebagai participant observation. Peneliti memasuki
organisasi atau lingkungan penelitian dan menjadi bagian tim kerja. Peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan sumber data sambil melakukan pengamatan. Peneliti yang berperan
sebagai karyawan atau anggota tim dalam suatu lingkungan yang diamati dapat merasakan
apa yang dialami oleh obyek atau subyek yang diamati, hal tersebut memungkinkan peneliti
memperoleh informasi yang lebih akurat. Misalnya mengenai hubungan atasan dengan
bawahan, semangat kerja, atau pelaksanaan pengendalian internal di dalam perusahaan.
Observasi agar efektif pada saat mengamati sebaiknya dibuat catatan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Menggunakan kutipan atau istilah-istilah yang tepat
2. Menggunakan nama samaran agar dapat melindungi atau menjaga rahasia object
observasi
3. Menggambarkan pekerjaannya sesuai dengan urutan pekerjaan
4. Menggambarkan apa adanya hasil pengamatan dan tidak memberi kesimpulan
5. Memisahkan hasil pengamatan dari asumsinya sendiri
6. Memasukkan informasi-informasi yang relevan untuk mendukung hasil
pengamatan
Observasi bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-
terangan.
Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan teknik observasi terletak pada kemudahan
mengakses setting. Metode observasi tidak mencolok/ tersamar (unobtrusive), tidak
menuntut interaksi langsung dengan partisipan. Menurut Webb, dkk., (1996) observasi
dapat dilakukan secara tersamar, dengan banyak setting dan tipe perilaku. Kelebihan lain
terletak pada upaya meminimalisasi potensi dan pengaruh yang ditimbulkan oleh
pengamat. Kelebihan lain terletak dari keserentakannya (emergence) dengan metode lain
seperti wawancara. Pengamat memiliki kebebasan dalam menggali informasi
(permasalahan dan pertanyaan) dan pengetahuan dari subjek amatan. Metode observasi
lebih terstruktur, memiliki fleksibilitas dalam membingkai gagasan ke dalam realitas
baru, sekaligus menawarkan metode/ cara baru untuk mengkaji realitas lama (old
realities) (Kidder, 1981). Metode observasi dengan bukti setting dan subjeknya
menyajikan bukti yang lebih kuat, bernilai, dan berkualitas (biasanya diupayakan dengan
teknik triangulasi)14 (Douglas, 1976). Lofload (1967) menyebutkan bahwa observasi
sebagai sebuah metode memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lain mampu
memperoleh gambaran memahami tingkah laku yang komplek dan situasi rumit. Ada
studi-studi tententu (sosial dan psikologi) yang tidak memumngkinkan menggunakan