Efek terapi : Fentanyl digunakan sebagai obat bius untuk pasien yang akan melalukan
operasi.
Cara kerja : Fentanil merupakan bentuk sintetis dari turunan phenylpiperidine yang
berinteraksi dengan reseptor μ-opioid serta beberapa dari reseptor δ dan κ-opioid yang
berlokasi di otak, spinal cord, dan jaringan lain.
Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki riwayat depresi
pernafasan, cedera kepala, dan asma akut. tidak boleh diberikan pada Ibu hamil dan
menyusui.
Dosis :
Anestesi
Dewasa : 50-100 mcg selama 30-60 menit sebelum operasi
Setelah operasi
50-100 mcg disuntikkan melalui otot, diulangi 1-2 jam bila perlu
2) Estradiol
Efek terapi : Estradiol adalah obat untuk meringankan gejala menopause, seperti vagina
kering dan iritasi vagina, yang timbul akibat menurunnya kadar hormon estrogen yang
diproduksi oleh indung telur. Estradiol merupakan estrogen sintetis yang berfungsi
menggantikan estrogen alami yang produksinya turun dalam tubuh.
Cara kerja : Estradiol dihasilkan dari sel pada testis dan oleh jenis tertentu, dan bukti
menunjukkan bahwa mungkin bertanggung jawab untuk mencegah kematian spontan sel
sperma. Peningkatan kadar dapat memiliki efek negatif, termasuk jumlah sperma rendah. Pria
dengan kondisi genetik yang melibatkan kromosom seks, seperti Sindrom Klinefelter, sering
memiliki tingkat yang lebih tinggi dari normal. Estradiol yang mengatur produksi protein
tertentu juga memiliki interaksi yang kompleks dengan hati, termasuk mereka yang
bertanggung jawab untuk pembekuan darah.
Efek samping : Gelisah dan gugup,Depresi, Perubahan berat badan, Hipertensi, Sakit kepala,
Pingsan, Amenorrhea, Payudara membesar dan sensitif terhadap sentuhan, Keputihan, Rasa
tidak nyaman pada vagina, Perut kembung, Kram perut, Mual, Muntah, Mulut
kering,Perdarahan, Ejakulasi tertunda, Influenza , Bengkak kedua tungkai, Ruam kulit,
Munculnya bintik bintik pada kulit, Iritasi kulit pada daerah yang dioleskan estradiol
Kontraindikasi : Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau
memiliki kemungkinan untuk hamil.Estradiol dapat diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Dosis : Estradiol tersedia dalam beberapa jenis sediaan dengan anjuran dosis yang
berbeda. Berikut anjuran dosis yang disarankan untuk setiap sediaan:
Sediaan tablet
1) Untuk mengobati kanker prostat, dosisnya 10 mg 3 kali sehari selama minimal 3 bulan.
2) Untuk mengatasi gejala menopause, dosisnya 1-2 mg/hari.
3) Sebagai pencegahan osteoporosis setelah menopause, dosisnya 0,5 mg/hari dalam
siklus regimen.
4) Untuk mengatasi hipogonadisme (kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh
kelenjar seksual berada di bawah jumlah normal, dosis dalam bentuk senyawa valerate
adalah 10-20 mg per 4 minggu.
Sediaan untuk vagina
1) Untuk mengobati atrofi (pengeringan dan penipisan jaringan) vagina dan vulvular
(vagina bagian luar), dosis dalam bentuk krim adalah 2-4 gr/hari selama 2 minggu. Dosis
pemeliharaan sekitr 1 gr 1-3 kali seminggu.
2) Untuk mengobati atrofi setelah menopause dan gejala urogenital, dosis per ring vagina
mengandung 2 mg. Masukkan ring dan biarkan selama 90 hari.
3) Untuk mengobati atrofi vaginitis (peradangan pada vagina yang dapat mengakibatkan
gatal, nyeri, dan keluarnya cairan dari vagina), dosis per tablet mengandung 20 mcg.
Sisipkan 1 tablet sekali sehari selama 2 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet 2 kali
seminggu. Coba untuk dihentikan atau diturunkan dosisnya dengan interval 3-6 bulan.
Sediaan transdermal (digunakan pada permukaan kulit)
1) Untuk mengatasi gejala menopause, dosis per patch (koyo) 0,025 mg/hari. Gunakan
sekali seminggu. Coba untuk dihentikan atau diturunkan penggunaannya dengan interval
waktu 3-6 bulan.
2) Sebagai pencegahan osteoporosis setelah menopause, dosis koyo mengandung 14
mcg/hari. Gunakan 1-2 kali/minggu.
Kadar obat:
Pada wanita pramenopause, kadar estradiol normal adalah 30-400 pg/ml
Pada wanita pascamenopause, kadar estradiol normal adalah 0-30 pg/ml
Pada pria, kadar estradiol normal adalah 10-50 pg/ml
3) LIDOCAINE
Indikasi : Untuk meringankan gatal-gatal, kulit terbakar atau rasa sakit karena radang kulit.
• Sediaan topikal sebaiknya tidak diberikan pada kulit yang inflamasi atau luka.
• Sindrom Adams-Stokes.
• Hipovolemia
1. Untuk terapi aritmia, dosisnya 1-1,5 mg/kg. Dapat diberikan ulang jika diperlukan.
Dosis maksimal adalah 3 mg/kg.
2. Untuk terapi aritmia pada pasien yang lebih stabil, dosisnya 50-100 mg. Ulangi
pemberian jika diperlukan dan dosis maksimal 200-300 mg dalam 1 jam (1-4 mg per
menit melalui infus kontinyu).Dosis anestesi lokal dalam larutam 0,5% tanpa
epinephrine adalah 50-300 mg. Maksimal pemberian 4 mg/kg.
3. Dosis intra muskular aritmia ventrikular darurat adalah 300 mg, dan dapat diulang
setelah 60-90 menit jika diperlukan.
4. Untuk blokir saraf simpatetik, diberikan dalam larutan 1% dengan dosis 50 mg untuk
serviks dan 50-100 mg untuk lumbar.
5. Untuk anestesi pada gigi, dosisnya 20-100 mg melalui injeksi dan 10-50 mg dalam
bentuk spray.
6. Untuk terapi rasa nyeri karena penyakit herpes (transdermal patch 5%), dilekatkan
pada kulit 1 kali sehari selama 12 jam. Maksimal menggunakan 3 patch dalam 1 kali
penggunaan.
7. Untuk anestesi laring, 160 mg dalam satu kali dosis (spray).
8. Untuk anestesi topikal, digunakan salep 5% dengan dosis maksimal 20 gram dalam 24
jam, sedangkan gel 2% dengan dosis 120-220 mg
Cara kerja : Lidocaine bekerja dengan cara memblokir perpindahan sinyal pada sistem saraf,
sehingga rangsangan sakit tidak akan diterima oleh otak.
Kadar : Dewasa: Gel 2% biasa digunakan sebelum pemasangan kateter urine. Untuk wanita,
60-100 mg. Untuk pria, 100-200 mg.
4) TULEBUTEROL
Efek samping : Anda mungkin merasa pusing, nyeri dada, perasaan berdebar-debar, dan
peningkatan denyut jantung. Juga bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, nyeri otot, masuk
angin, sakit tenggorokan, atau pilek.
Indikasi : asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran napas yang
reversibel.
Dosis :
Tablet
Dosis salbutamol dalam bentuk tablet untuk orang dewasa adalah 4 mg sebanyak 3-4
kali sehari. Dosis untuk orang lanjut usia atau pasien yang terkenal sensitif terhadap
produk ini: dimulai dengan 2 mg sebanyak 3-4 kali sehari.
Inhaler
Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa adalah 1-2 semprotan dalam 1 kali
pemakaian. Dalam rentang waktu 24 jam, Anda sebaiknya tidak memakai inhaler
lebih dari 4 kali.
Apabila Anda mengidap asma dan mengalami serangan asma mendadak, Anda dapat
menyemprotkan inhaler salbutamol hingga 10 kali. Beri jeda selama 30 detik di antara
setiap semprotan.
salbutamol untuk anak-anak:
Dosis salbutamol untuk anak 2-6 tahun: 1-2 mg tiga atau empat kali sehari
Dosis salbutamol untuk anak 6-12 tahun: 2 mg tiga atau empat kali sehari
Dosis salbutamol untuk anak di atas usia 12 tahun: 2-4 mg tiga sampai empat kali
sehari
Salbutamol sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah 2 tahun.
Dosis dan aturan pakai salbutamol dalam bentuk inhaler untuk anak-anak tidak
berbeda dengan orang dewasa.
Cara kerja : bekerja dengan melemaskan otot polos asma pada saluran udara yang spasme
akibat serangan asma. Sehingga membantu saluran udara terbuka. Albuterol mempengaruhi
seluruh saluran udara, dari trakea besar ke bronkiolus yang sangat kecil. Ia bekerja dalam
lima hingga delapan menit. Efeknya bertahan tiga hingga enam jam.
Kadar : 2,5 mg
5) Nikotine
Kontra indikasi : penyakit kardiovaskular berat, stroke (termasuk TIA), hamil, menyusui;
sediaan patches: penyakit kulit umum kronik; sediaan patch tidak untuk perokok yang hanya
kadang-kadang.
Efek Samping : mual, pusing, nyeri kepala, gejala mirip influenza, palpitasi, dispepsia,
insomnia, vivid dream, mialgia. Efek samping lain yang dilaporkan ialah: nyeri dada,
perubahan tekanan darah, cemas, mudah tersinggung, somnolen, gangguan konsentrasi,
dismenore; dengan sediaan patches: reaksi kulit. (hentikan bila berat).
Dosis :
Mekanisme Kerja : Nikotin bekerja sebagai sebuah ligan agonis pada pada sebuah reseptor
yang bernama reseptor asetikolin nikotinik (nAChR). Reseptor ini merupakan reseptor
pertama yang diteliti secara ekstensif terkait dengan perannya dalam menyababkan
ketergantungan terhadap nikotin. Peran dari nikotin asetikolin reseptor (nAChR) dalam
meregulasi aktivitas neuronal dan motivasi perilaku sangat kompleks dan bervariasi pada
region otak. Aktivitas neuronal dan pelepasan neurotransmiter pada berbagai region pada
otak diregulasi oleh aktivitas kolinergik endogen dan mungkin dipengaruhi oleh nikotin
asetikolin reseptor (nAChR) eksogen baik agonis maupun antagonis. nACHR terdiri dari
kombinasi 5 sub unit yaitu sub-unit α, β, γ, δ, dan ε. Dari penelitian diketahui bahwa sub unit
α memiliki peranan yang sangat penting dalam peran nikotin sebagai ligan agonis karena
berfungsi sebagai sisi aktif utama Kombinasi sub-unit yang memiliki keterikatan yang tinggi
terhadap nikotin salah satunya (α4)3(β2)2. Jika sisi aktif nACHR yang mengandung
kombinasi (α4)3(β2)2 berikatan dengan nikotin maka kanal ion akan terbuka dan terjadi
pertukaran antara ion Na+ dan Ca+ dengan ion K+ Peristiwa ini akan menyebabkan
terjadinya depolarisasi. neuronal serta peningkatan frekuensi potensial aksi lalu akan memicu
terjadinya aktivasi sistem dopamin mesolimbik pada VTA. Aktivasi dari sistem ini akan
disertai dengan peristiwa modifikasi eksitabilitas intraseluler yang berpengaruh pada
perubahan kerja otak dan berujung pada peristiwa pelepasan neurotransmiter, khususnya
dopamin.
6) TESTOSTERON
Indikasi : untuk penggantian hormon pada pria yang tidak mampu menghasilkan cukup
testosteron (misalnya, karena hipogonadisme).
1. Kontraindikasi Absolut
Kontraindikasi absolut pada penggunaan testosteron, yaitu:
pria dengan kanker payudara atau kanker prostat
Riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponennya
Eritrositosis
PSA > 4 ng/ml atau munculnya nodul atau indurasi pada pemeriksaan rektal digital
Ibu hamil dan menyusui
2. Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi relatif pada penggunaan testosteron, yaitu:
Hematokrit >50%
Obstructive sleep apnea
Gagal jantung kongestif (kelas III atau IV)
Gejala saluran kemih bawah berat
Wanita usia subur yang berencana hamil atau tidak menggunakan kontraseps
Efek samping : Gatal , iritasi, dan ketidaknyamanan di situs aplikasi dapat terjadi selama
beberapa hari pertama saat tubuh Anda menyesuaikan diri dengan tambalan. Efek samping
lain mungkin termasuk jerawat , sakit kepala , rambut rontok , kecemasan , dan perubahan
hasrat seksual.
dosis :
Cara kerja : Testosteron berikatan dengan reseptor androgen dalam bentuk testosteron dan
dihydrotestosterone (DHT). Selain berikatan dengan reseptor androgen, testosteron juga
dapat dikonversi menjadi estradiol dan mengaktivasi reseptor estrogen. Androgen endogen
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin laki-laki dan memelihara
karakteristik seks sekunder
7) Ethinylestradiol & Norelgestromin
Indikasi : kontrasepsi
Dosis :
Kontrasepsi Transdermal
Kadar : Patch Ortho Evra adalah perekat 20 cm 2 sekali seminggu yang mengandung 6,0
mg norelgestromin dan 0,75 mg etinil estradiol dan memberikan 150 µg / hari
norelgestromin dan 35 µg / hari etinil estradiol.
Cara kerja :
Farmakokinetik:
8) Clonidine
Indikasi : clonidine merupakan obat antihipertensi yang poten, baik yang diberikan tunggal
ataupun yang diberikan bersama dengan diuretika. Clonidine bekerja dengan cara
merangsang adrenoreseptor alfa-2 di otak yang mampu mereduksi respon saraf simpatik
dari sistem saraf pusat. Dengan masuk ke dalam aliran darah di otak obat ini dapat bekerja
di hipotalamus untuk menginduksi dan menurunkan tekanan darah, Penurunan rata-rata
tekanan darah sistolik 62, 50 mm Hg, sedang tekanan diastolik berkurang rata-rata 31 ,04 mm
Hg. menurunkan denyut jantung, menurunkan resistensi saraf perifer dan resistensi vaskular
ginjal.
efek samping : berupa mulut kering, kelemahan badan, konsdpasi, sedasi penurunan libido
Keluhan-keluhan tersebut pada umumnya menghilang setelah pengobatan berlangsung
beberapa minggu.
kontra indikasi :
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi
di bawah ini tidak boleh menggunakannya:
a) Diketahui memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini
b) Penderita bradikardia parah
c) Penderita sick sinus syndrom
indikasi : Clonidine adalah obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Tekanan
darah yang terkontrol dapat menurunkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung, atau
gangguan ginjal. Obat ini dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal atau dikombinasikan
dengan obat-obatan lain. Obat ini dapat digunakan untuk juga untuk Mengatasi hot flush atau
sensasi panas pada saat menopouse,Pencegahan sakit kepala vaskular sepeti
migrain,Mengurangi sakit parah yang diakibatkan kanker,Terapi meringankan dismenore
parah,Sebagai detoksifikasi pada pesien yang menjalani terapi pengurangan kecanduan
opioid, alkohol dan nikotin
Mekanisme kerja : antihipertensi clonidine ini diduga melalui dua jalan, efek sentral dan efek
perifer :
Efek Perifer bekerja di tunica media pembuluh darah, walaupun efek ini baru tampak
setelah beberapa hari pengobatan. menduga efeknya seperti preparat beta- blocker,
karena dapat menyebabkan bradikardia, di samping efek clonidine menjadi hilang
dengan pemberian alpha blocker, sedang (Nayler et al.1971) berpendapat bahwa
penurunan output jantung dan detak jantung juga merupakan manifestasi stimulasi
sentral dan bukan merupakan efek inotropik negatip. Penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik 62, 50 mm Hg, sedang tekanan diastolik berkurang rata-rata 31 ,04 mm
Hg.
Hipertensi
9) Nitroglycerine
Efek samping : Obat nitroglycerin dapat menyebabkan efek samping yang sering
terjadi jika dikonsumsi seperti: sakit kepala, pusing, kepala ringan, mual, muntah,
kelemahan, hipotensi ortostatik, edema perifer, bradikardia, takikardia,
pingsan/sinkop, sulit bernapas, rhinitis, faringitis, xerostomia,
parestesia/kesemutan, kelemahan otot.
kontra indikasi : Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis
seperti:Hipotensi, Sakit kepala berulang, Glaukoma
cara kerja : Nitrogliserin atau gliseril trinitrat merupakan obat golongan nitrat
yang digunakan untuk mengurangi nyeri dada pada angina pektoris, edema paru
akut, dan hipertensi pulmonal. Angina disebabkan karena otot jantung tidak
mendapatkan aliran darah yang kuat, sehingga nitrogliserin bermanfaat
meredakan angina melalui venodilatasi untuk meningkatkan aliran darah ke
miokard.
Dewasa: Awalnya, 5-15 mcg / menit dapat ditingkatkan menjadi 200 mcg /
menit.
Dewasa: 10-100 mcg / mnt, diawali dengan dosis rendah lalu ditingkatkan
sesuai dengan respon pasien
Tablet oral
10) Scopalamine
Efek terapi : Scopolamine adalah obat yang digunakan untuk mencegah mual dan muntah.
Obat ini bekerja dengan cara mengurangi sekresi organ-organ tertentu dalam tubuh seperti
lambung dan usus. Selain itu, obat ini juga bekerja mengurangi sinyal saraf yang memicu
perut untuk muntah. Obat ini juga bekerja dengan menurunkan kontraksi usus dengan
menghambat aktivitas saraf parasimpatis.
Efek samping : Obat scopolamine dapat menyebabkan efek samping berupa takikardia,
penglihatan kabur, pusing, mengantuk, sembelit, mulut kering, kelelahan, sembelit,
tenggorokan kering, hidung kering, gatal, kembung, ruam, serta sulit mentoleransi panas.
Indikasi :
1. Mual dan muntah yang berhubungan dengan mabuk perjalanan.
2. Mual dan muntah pasca operasi (PONV) terkait dengan pemulihan dari anestesi dan / atau
analgesia opiat dan pembedahan.
Cara kerja : Scopolamine bekerja pada sistem saraf pusat dengan memberikan rasa tenang
pada perut.
Dosis :
Scopolamine dalam sediaan oral :
1. Untuk mengatasi kram pada sistem berkemih, obat ini diberikan dalam bentuk
scopolamine butilbromida dosis 20 mg 4 kali sehari
2. Untuk mencegah babuk perjalanan, diberikan dalam bentuk scopolamine
hidrobromida dosis 300 mcg yang diminum 30 menit sebelum perjalanan lalu 300
mcg setiap 6 jam bila diperlukan. Dosis maksimal adalah 3 dosis dalam sehari.
Scopolamine yang diberikan melalyui intravena dan intramuskural:
1. Untuk mengatasi kram sistem berkemih, diberikan dalam bentuk scopolamine
butilbromida dengan dosis 20 mg, diulang 30 menit kemudian. Dosis maksimal
100 mg/hari
Scopolamine dalam sediaan subkutan
1. Untuk mencegah mual muntah diberikan scopolamine hidrobromida 0.3-0.6 mg
2. Pencegahan mual muntah sebelum operasi dibeirkan scooplamine hidrobrmoida
0.6 mg 3-4 kali sehari
Scopolamine dalam sediaan tetes mata
1. Untuk mengobati midriatik dan sikloplegik : 0.25% larutan scopolamine
hidrobromida 1-2 tetes 1 jam sebelum prosedur
2. Mengobati iridosiklitis yang diberikan dalam bentuk larutan scopolamine
hidrobromida 0.25% diberikan 1-2 tetes hingga 4 kali sehari
Scopolamine dalam sediaan transdermal
1. Untuk pencegahan mabuk perjalanan dosisnya 1 mg untuk 3 hari, tempelkan 4 jam
sebelum perjalanan.
Kadar : -