Anda di halaman 1dari 5

Nama : Feby Aulia Marsida

NIM : 20/467957/PMU/10563
Ujian Tengah Semester

1. Jelaskan keterkaitan antara teori lempeng tektonik dan teori konveksi.


jawab :
Tuzo Wilson mencetuskan teori yang menggabungkan kedua teori Wegener dan Teori
Hess. Menurutnya, kulit bumi terpecah-pecah menjadi beberapa lempeng yang
berinteraksi satu sama lain, dengan tenaga yang menggerakkannya adalah arus
konveksi. Selain itu, ia juga menyebutkan tiga mekanisme pergerakan lempeng yaitu
konvergen, divergen, dan transform.

2. Gambarkan struktur internal Bumi:


a. Sebutkan masing-masing bagian dan jelaskan karakteristiknya
Jawab :
1. Kerak Samudera
- Umumnya memiliki ketebalan sekitar 7 km
- Seluruh kerak samudera terbentuk pada mid oceanic ridge
(punggungan tengah samudera)
- Mempunyai berat jenis sekitar 3,0 g/cm3, unsur penyusun
dominan adalah Si dan Mg (Si-Ma), sehingga mendekati jenis
batuan beku basalt dan gabbro (batuan beku basa).
- Pembentukan kerak samudera akan dibahas pada modul yang
akan datang (geologi dinamik).
- Umumnya sifat antar kerak samudera hampir sama di seluruh
muka bumi (homogen) karena bersumber pada asal yang sama
(magma) dengan komposisi yang hampir homogen pula.
2. Kerak Benua
- Memiliki sifat kimia yang berbeda-beda antar kerak benua
(heterogen).
- Memiliki ketebalan rata-rata sekitar 40 km, sedangkan yang paling
tebal adalah 70 km (pada lempeng yang mengandung
Pegunungan Himalaya dan lempeng dengan Pegunungan
Andes).
- Kecepatan seismik berubah-ubah di dalam kerak benua,
dipengaruhi oleh batuan yang menyusun kerak ini.
- Berat jenis rata-rata 2,7 g/cm3 lebih ringan daripada berat jenis
kerak samudera dan mantel, sehingga kerak benua seakan-akan
“mengapung” di atas mantel, dan tidak tenggelam ketika
bertabrakan dengan kerak samudera.
- Komposisi kimiaya tersusun dominan oleh unsur Si dan Al (Si-Al).
3. Mantel
Lebih dari 82% volume bumi tersusun atas mantel. Pada lapisan ini, baik
gelombang P (primer) mau S (sekunder) dapat menembus, sehingga
disimpulkan bahwa lapisan ini bersifat padat dengan komposisi mineral
silikat kayak Si dan Mg.
4. Inti luar
- Terjadi perubahan kecepatan rambat gelombang P dari mantel ke
inti, dari 13,7 menjadi 8,1 km/s, sementara gelombang S dari 7,3
km/s menjadi 0. Karena gelombang S tidak mampu menembus
cairan, maka diperkirakan inti luar bersifat cair.
- Komposisinya diketahui berdasarkan meteorit dan matahari, yakni
Fe, Ni, dan unsur yang lebih ringan: S, O, Si, H.
5. Inti dalam
- Pada pembentukan bumi tidak berbentuk padat, namun seiring
dengan pendinginan, Fe berubah menjadi kristal dan
terkonsentrasi pada bagian paling dalam.
- Inti dalam yang padat berotasi lebih cepat dibandingkan inti luar
yang cair, mantel, dan kerak.
- Ukuran inti dalam relatif kecil, sehigga sulit untuk dipelajari.

b. Jelaskan peran masing-masing bagian dalam kebencanaan


Jawab :
Peran struktur internal bumi:
- Sumber panas bumi
- Gerakan kerak bumi
- Dinamika kerak
- Sumber tektonik
- Sumber gempa
- Sumber aktivitas vulkanik
Semua peran tersebut menyebabkan terjadinya bencana alam

3. Geologi dan geomorfologi merupakan komponen penting dalam ilmu kebumian yang
terkait dengan kebencanaan:
a. Jelaskan aspek-aspek geologi yang berperan dalam kajian kebencanaan.
jawab :
Berdasarkan tenaga endogen, aspek geologi yang berperan dalam kajian
kebencanaan ialah :
- Batuan, yang terdiri dari 3 jenis di bumi yaitu Beku, Sedimen, dan
Metamorf.
- Struktur, yang terdiri dari kekar, Lipatan, Sesar, Dome, dan Basin
- Vulkanik, yaitu aktivitas gunung merapi
- Stratigrafi, yaitu studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi
- Ketidakselarasan, yaitu permukaan erosi atau non-deposisi yang
memisahkan lapisan yang lebih muda dari yang lebih tua dan
menggambarkan suatu rumpang waktu yang signifikan

Sedangkan berdasarkan tenaga eksogen, aspek geologi yanh berperan dalam


kajian kebencanaan ialah :
- Pelapukan, ialah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses
fisik, kimia dan biologi
- Erosi, ialah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-
bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami
- Gerakan massa, ialah gerakan ke arah bawah (gravitasi) material
pembentuk lereng, yang dapat berupa tanah, batu, timbunan buatan atau
campuran dari material lain
- Ablasi, ialah erosi yang disebabkan oleh tenaga air yang mengikis tanah,
batuan atau material diatasnya.
- Abrasi, ialah erosi yang disebabkan oleh gelombang air laut yang
mengikis bibir pantai.
- Jatuhan meteorit, ialah jatuhan benda langit berupa asteroid kecil yang
tertarik oleh gravitasi bumi ketika memasuki atmosfer bumi.

b. Jelaskan aspek-aspek geomorfologi yang berperan dalam kajian kebencanaan


Jawab :
- Geomorfologi statis yang lebih memusatkan pada bentuk-bentuk
permukaan bumi yang nyata. Bagi kajian kebencanaan, aspek ini dapat
digunakan untuk melihat hasil dari proses geomorfologi secara nyata.
- Geomorfologi dinamis yang lebih memusatkan pada gaya dan proses
yang menyebabkan bentuk permukaan itu terjadi. Dalam kajian
kebencanaan, aspek ini berguna untuk mengidentifikasi penyebab proses
geomorfologi terjadi sehingga menimbulkan suatu bahaya
- Geomorfologi genetis yang lebih memusatkan pada perkembangan relief
permukaan bumi. Dalam kajian bencana, aspek ini dapat digunakan
untuk melihat perkembangan jangka panjang pada relief permukaan bumi
- Geomorfologi kelingkungan mengkaji yang berhubungan dengan ekologi
bentang lahan dan keterkaitan antara geomorfologi dengan berbagai
disiplin ilmu yang berdekatan dengan unsur-unsur dari lahan. Dalam
kajian kebencanaan, aspek ini berguna untuk melihat bagaimana
hubungan lingkungan pada suatu daerah dengan proses gelmorfologi
yang dapat menimbulkan suatu bahaya

4. Jelaskan arti istilah/terminologi berikut dan jelaskan manfaatnya dalam kajian


kebencanaan:
a. subduksi (subduction)
Subduksi adalah proses geologi wilayah kerak bumi di mana terdapat pada batas
dua lempeng tektonik litosfer, lempeng deng kerak samudra yang lebih tipis
menunjam ke bawah lempeng yang dengan kerak benua yang lebih tebal secara
konvergen.
Dalam kajian bencana, subduksi adalah suatu proses terbentuknya jajaran
gunung api. Sehingga jika kita melihat gunung api, berarti disekitar tempat
tersebut ialah proses subduksi.
b. bentuklahan (landforms)
menurut Whitton (1984) bentuklahan merupakan sebuah morfologi permukaan
lahan beserta dengan karakteristik di dalamnya hasil interaksi antara proses fisik
dan aktivitas geologi di permukaan bumi.
Dalam kajian kebencanaan, bentuklahan
- Struktural Gempa bumi, tsunami, pengangkatan, amblesan longsor,
kekeringan, kebakaran
- Vulkanik Gempa, letusan, awan panas, lahar, hujan
piroklastika, tsunami, longsor, kekeringan, kebakaran
- Denudasional Longsor, kekeringan, kebakaran hutan
- Solusional Kekeringan, amblesan, banjir, gempa, kebakaran
hutan
4. Fluvial Banjir, banjir bandang, kekeringan,
6. Marin Tsunami, gempa, banjir,
7. Aeolian kekeringan
8. Glasial Longsor, gempa, banjir
c. ketidak selarasan (unconformity), yaitu permukaan erosi atau non-deposisi yang
memisahkan lapisan yang lebih muda dari yang lebih tua dan menggambarkan
suatu rumpang waktu yang signifikan.
Arti penting ketidakselarasan dalam kajian kebencanaan ialah sebagai Data
dasar untuk prediksi longsor dan erosi serta Perkiraan dampak gempa bumi
(likuifaksi)
d. sesar normal (normal fault), apabila Hanging Wall (atap sesar) bergerak relatif
turun terhadap foot wall.
Sesar memiliki peran penting dalam kajian kebencanaan. zona sesar aktif
merupakan zona yang rawan akan gempa bumi. Gempa Bumi sebabkan oleh
energi selama terjadinya pergeseran yang cepat sepanjang bidang sesar.
Apabila sesar terjadi di laut maka akan berpotensi terjadinya tsunami.

5. Dip dan strike lapisan batuan merupakan data penting dalam geologi. Berikut tersedia data
hasil survei geologi untuk mengetahui potensi batubara melalui pengeboran pada tiga titik
bor :A, B dan C.
a. Titik bor A terletak pada ketinggian 225 m dpl (di atas permukaan air laut ) dan
kedalaman pengeboran 75 m untuk mencapai lapisan batubara;
b. Titik bor B terletak 250 m dari titik A dengan arah N40 0E, ketinggian B 200 mdpl dan
kedalaman mencapai lapisan batubara 150 m;
c. Titik bor C terletak 150 m dari titk bor A dengan arah N1100E, ketinggihan C 150 m dpl
dan kedalaman bor hingga lapisan batubara 100 m.
Tentukan dip dan strike lapisan batubara tersebut

Anda mungkin juga menyukai